Anda di halaman 1dari 8

PAPER BIOKIMIA TANAMAN

MEKANISME REAKSI

Dosen pengampu: Prof. Dr. Ir. Moch. Dawam Maghfoer, SU

Disusun oleh

Kelompok 5

1. ANNISA ROSA FEBRIANA (225040201113021)


2. YESSA DIYU LAURITA (225040201113023)
3. GHIFARI ALMAHMUDSYAH (225040201113025)
4. RIZKA WULANDARI (225040201113027)
5. TOMMY WAHID HASIBUAN (225040207113001)
6. DARA TARI HULMUNA (225040207113003)
7. FATTAN YANUARTA (225040207113005)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KEDIRI

2023
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Fotosistesis
Fotosintesis adalah penambatan zat karbon dari udara untuk diubah
menjadi senyawa organik dan menghasilkan suatu energi yang digunakan
tumbuhan hijau untuk pertumbuhan. Proses fotosintesis dapat berlangsung karena
adanya organ pada tumbuhan yang disebut klorofil. Di dalam klorofil terdapat
organel yang disebut kloroplas. Klorofil sangat berperan bagi kelangsungan
proses fotosintesis karena klorofil mampu menangkap cahaya matahari yang
merupakan radiasi elektromaknetik pada spektrum kasat mata. Proses fotosintesis
dapat berlangsung secara cepat maupun lambat. Proses fotosintesis yang
berlangsung dengan cepat dapat menghasilkan energi yang besar hingga tidak
keseluruhan dari energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis terpakai
semuanya. Sebagian dari energi yang dihasilkan disimpan dalam bentuk cadangan
makanan (Handoko & Fajariyanti, 2013).
Fotosintesis merupakan suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk
membentuk karbohidrat yang menggunakan CO2 dari udara bebas dan air dari
dalam tanah dengan bantuan cahaya dan klorofil. Fotosintesis dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik meliputi
perbedaan antara spesies, pengaruh umur daun, dan pengaruh laju translokasi
fotosintat. Faktor lingkungan meliputi ketersediaan air, ketersediaan CO2,
pengaruh cahaya, serta pengaruh suhu. Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor genetik tanaman, intensitas cahaya, oksigen,
karbohidrat, unsur hara, air, dan temperatur (Setyanti et al., 2013).
Rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan
cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana
(granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang,
terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen
(O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk
gula dari bahan dasar CO2. Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini
diperoleh dari reaksi terang. Pada reaksi terang menghasilkan ATP dan reduksi
NADPH2, reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya Matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Reaksi gelap
pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dan
jalur Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa
ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP, senyawa dengan lima atom C) dan molekul karbon
dioksida menjadi dua senyawa 3-fosfogliserat (PGA), karena PGA memiliki tiga
atom karbon tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini
dinamakan tumbuhan C3. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-
Slack disebut tumbuhan C4 karena senyawa pertama yang terbentuk setelah
penambatan CO2adalah asam oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon.
Enzim yang berperan adalah fosfoenolpiruvat karboksilase (Suyatman, 2020).
1.2 Fungsi Karbohidrat
Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah
a. Sumber energi. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Karbohidrat di
dalam tubuh sebagian berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera, dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai
cadangan energi dalam jaringan lemak. Sistem saraf sentral dan otak sama sekali
tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya.
b. Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa
manis yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis.
c. Penghemat protein. Protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika
kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai zat
pembangun akan terkalahkan.
d. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak
yang tidak sempurna.
e. Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan
cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dan serat
makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu
menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa
makanan yang akan dikeluarkan. Serat makanan mencegah kegemukan,
konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar,
penyakit diabetes mellitus dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar
kolesterol.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Definisi karbohidrat atau Hidrat arang adalah senyawa organik yang
mengandung unsur atom Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O), dan pada
umumnya unsur Hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O.
Hidrat arang atau karbohidrat disebut juga zat pati atau zat tepung atau zat gula.
Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian dari gliserol lemak. Di dalam tubuh hidrat arang akan dibakar untuk
menghasilkan tenaga atau panas. Satu gram hidrat arang dapat menghasilkan
empat kalori. Menurut besarnya molekul unsur karbon hidrat arang dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu: monosakarida, disakarida, dan polisakarida (Rizqie
Aulia, 2001: 6).
2.2 Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat
dalam alam. Glukosa memiliki rumus C6H12O6 (CH20)6 oleh karena itu
senyawa ini disangka sebagai “hidrat karbon”. Pada tahun 2880-an berubah
bahwa karbohidrat bukanlah itu tetapi karbohidrat merupakan polihidroksi
aldehida dan keton atau turunan mereka. Karbohidrat diklasifikasikan sebagai
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
Karbohidrat dalam makanan merupakan zat gizi yang cepat mensuplai
energi sebagai bahan bakar untuk tubuh, terutama jika tubuh dalam keadaan lapar.
Makanan yang merupakan sumber karbohidrat di antaranya adalah serealia, umbi-
umbian, sayuran dan buah-buahan.
2.2.1 Monosakarida
Monosakarida (C6H12O6), merupakan gula yang paling sederhana dan
terdiri dari molekul tunggal. Monosakarida tidak dapat dihidrolisis menjadi
bentuk yang lebih sederhana. Tata nama monosakarida tergantung dari gugus
Glukosa. Disebut juga sebagai “dekstrosa atau gula anggur”, banyak terdapat
dalam buah-buahan, jagung manis, sirup jagung, dan madu.
Glukosa merupakan produk utama dari hidrolisis karbohidrat kompleks
dalam sistem pencernaan, dan merupakan bentuk gula yang biasanya ada dalam
peredaran darah. Dalam sel, glukosa dioksidasi untuk menghasilkan energi.
Glukosa dalam makanan merupakan bentuk gula yang paling mudah
dimanfaatkan tubuh karena tidak memerlukan perombakan.
Fruktosa. Disebut juga dengan levulosa atau gula buah. Fruktosa banyak
ditemukan pada makanan yang juga merupakan sumber glukosa dan sukrosa, yaitu
madu dan buah buahan. Fruktosa merupakan gula yang paling manis
dibandingkan dengan jenis-jenis gula sederhana lainnya. Galaktosa. Galaktosa
merupakan gula yang tidak ditemukan dalam bentuk bebas di alam, tetapi harus
dihidrolisis terlebih dahulu dari disakarida laktosa (gula dalam susu).
2.2.2 Oligosakarida
Oligosakarida alginat (OSA) adalah produk hasil depolimerisasi polimer
alginat yang biasanya terdiri dari 2-25 monomer. Produksi OSA dapat dilakukan
melalui proses enzimatis, fisik maupun kimiawi.Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui karakteristik dan bioaktivitas OSA sebagai antioksidan dan inhibitor
α-glukosidase
2.2.3 Polisakarida
Polisakarida adalah jenis senyawa karbohidrat yang terdiri dari molekul-
molekul gula yang disusun secara berulang dalam jumlah yang banyak.
Polisakarida terdiri dari lebih dari 10 molekul gula, dan memiliki struktur yang
kompleks. Contoh polisakarida yang umum ditemukan di alam termasuk selulosa,
amilum, glikogen, dan kitin. Selulosa adalah polisakarida yang membentuk
dinding sel tumbuhan, sedangkan amilum dan glikogen merupakan sumber utama
karbohidrat pada manusia dan hewan. Kitin adalah polisakarida yang terdapat
pada kulit serangga dan eksoskeleton krustasea.
Polisakarida berperan penting dalam menyediakan energi untuk tubuh dan
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Selain itu, polisakarida juga memiliki
fungsi struktural dalam membentuk dinding sel dan eksoskeleton hewan.
Beberapa polisakarida juga dapat digunakan dalam industri makanan dan farmasi,
seperti amilum yang digunakan sebagai pengental dan pengikat pada berbagai
produk makanan.
2.3 Pembentukan Glikosida
Glikosida adalah senyawa alami termasuk karbohidrat dan juga tanpa karbohidrat.
Bagian tidak karbohidrat yang paling melimpah adalah triterpen, steroid dan
flavonoid, sedangkan molekul karbohidrat yang paling banyak ditemukan adalah
glukosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa. Pembentukan ikatan kimia Glikosida
mirip dengan eter kimia dalam proses produksi selalu melepaskan air atau H2O.

Senyawa glikosida sangat kutub begitu sederhana dalam teori teradsorpsi


ke sel yang mendominasi menurut sistem kutub karena persentase jumlah air yang
berlaku. Namun sistem enzim yang bertanggung jawab menghalangi atau
membantu perjalanan Xenobiotik dalam sel, senyawa glikosida mengalami
berbeda hambatan melalui sistem Metabolisme. Senyawa glikosida merupakan
senyawa alami jumlah enzim yang bekerja katabolik atau anabolik atau hanya
untuk membantu dalam perjalanan xenobiotik. Namun, penyerapan zat xenobiotik
terutama secara verbal sistem pencernaan dengan enzim spesifik misalnya spesifik
katabolik protein, karbohidrat dan lemak dan di luar ketiga kelompok ikatan
tersebut termasuk xenobiotik. dengan ikatan kimia faktanya, glikosida dibentuk
oleh ikatan glikosida (-O-), jadi secara teori memang begitu, ada enzim yang
memecahnya senyawa glikosidik seperti itu, khususnya dalam sistem pencernaan
karbohidrat. Namun, terikat secara kimia suatu ikatan kelompok lain terpengaruh
termasuk ikatan kimia yang baik sterik dan induksi. Karena senyawa glikosida
menurut sifat fisika polaritas sangat memungkinkan sebuah perjalanan dalam
sistem metabolisme menjadi lebih mudah (Rijai, 2016)

2.4 Polimetri
Polarimetri adalah suatu cara analisa yang didasarkan pada pengukuran
sudut putaran (optical rotation) cahaya terpolarisir oleh senyawa yang transparan
dan optis aktif apabila senyawa tersebut dilewati sinar monokromatis yang
terpolarisir tersebut.
Senyawa optis aktif adalah senyawa yang dapat memutar bidang getar
sinar terpolarisir. Zat yang optis ditandai dengan adanya atom karbon asimetris
atau atom C kiral dalam senyawa organik, contoh : kuarsa ( SiO2 ), fruktosa.
Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang
banyak sekali. Bila dikhayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada
bidang datar. Bidang getar yang banyak sekali ini secara mekanik dapat
dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus. Yang dimaksud
dengan cahaya terpolarisasi adalah senyawa yang mempunyai satu arah getar dan
arah getar tersebut tegak lurus terhadap arah rambatnya.
Prinsip dasar polarimetris ini adalah pengukuran daya putar optis suatu zat
yang menimbulkan terjadinya putaran bidang getar sinar terpolarisir. Pemutaran
bidang getar sinar terpolarisir oleh senyawa optis aktif ada 2 macam, yaitu :
1. Dexro rotary (+), jika arah putarnya ke kanan atau sesuai putaran jarum jam.
2. Levo rotary (-), jika arah putarnya ke kiri atau berlawanan dengan putaran
jarum jam.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karbohidrat merupakan kelompok senyawa organik yang terdiri dari
karbon, hidrogen, dan oksigen dalam rasio 1:2:1. Karbohidrat memiliki beberapa
fungsi biologis, salah satunya adalah sebagai sumber energi untuk tubuh.
Karbohidrat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana dan
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri dari satu atau dua molekul gula
sederhana, sedangkan karbohidrat kompleks terdiri dari tiga atau lebih molekul
gula sederhana. Proses metabolisme karbohidrat dimulai dengan pencernaan
karbohidrat oleh enzim-enzim pencernaan di mulut dan usus kecil. Setelah itu,
glukosa yang dihasilkan dari karbohidrat diserap oleh sel-sel tubuh dan diubah
menjadi energi melalui proses glikolisis dan respirasi seluler.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga memiliki fungsi penting
dalam proses seluler lainnya, seperti sebagai bahan pembangun sel-sel tubuh,
sinyal seluler, dan pengaturan metabolisme. Dalam biokimia, karbohidrat juga
berperan dalam proses kimia yang kompleks, seperti glikosilasi protein dan
pembentukan glikoprotein.
3.2 Saran
Semoga paper ini dapat memberikan informasi dan memperluas wawasan
pengetahuan dalam ilmu biokimia tanaman mengenai enzim. Kami menyadari
dalam pembuatan paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan masukan agar paper ini menjadi jauh lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arrahman, H. (2018). Uji Kandungan Karbohidrat pada Nasi putih dari Beras
Cianjur dan Garut yang Dimasak dan Disimpan Menggunakan Magic Jar
(Doctoral dissertation, FKIP UNPAS).
Handoko, P., & Fajariyanti, Y. (2013). Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak
Terhadap Laju Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla verticillata. Prosiding
Seminar Biologi, 10(2), 1–9.
Setyanti, Y. H., Anwar, S., & Slamet, W. (2013). Karakteristik Fotosintetik Dan
Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) Pada Tinggi
Pemotongan Dan Pemupukan Nitrogen Yang Berbeda. Animal Agriculture
Journal, 2(1), 86–96.
Suyatman, S. (2020). Menyelidiki Energi Pada Fotosintesis Tumbuhan. INKUIRI:
Jurnal Pendidikan IPA, 9(2), 125–131.
Kurniadi, A. Y. (2020). KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LIPID (Vol. 1). Agi
Yusup Kurniadi.
Nugraheni, M. (2015). Makanan dan kesehatan. Yogyakarta.

Rijai, L. (2016). Senyawa Glikosida Sebagai Bahan Farmasi Potensial Secara


Kinetik. Jurnal Trop Pharm Chem, 3 (3), 213-218.

Anda mungkin juga menyukai