Anda di halaman 1dari 130

MAKALAH BIOKIMIA

NAMA : NOVA INDAH SARI

NIM : 06111409012

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN : PENDIDIKAN MIPA

DOSEN PENGASUH :1. Prof.Dr.H.Fuad Abd.Rachman,MPd.

2. Diah Kartikasari,SPd.,Msi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Tahun Akademik 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya lah
makalah biokimia ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Serta para
pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Adapun tujuan
dalam penyusunan makalah ini agar dapat menjadi rujukan untuk
mempelajari tentang karbohidrat. Dalam penulisan
makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam
penyusunannya. Namun tidak ada gading yang tak retak, begitupun
dengan makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca guna memperbaiki makalah sederhana ini.
Semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan,wawasan mengenai materi biokimia.

Palembang, 23 Desember 2012

Penulis

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
2

Daftar Gambar

Daftar Tabel 4

BAB I. 5

PENDAHULUAN.. 5

1.1. Latar Belakang. 5

1.2. Tujuan. 5

1.3. Manfaat 5

BAB II. 6

PEMBAHASAN.. 6

2.1. Definisi Biokimia. 6

2.2. Unsur Pembangun Kehidupan Makhluk Hidup pada Tumbuhan. 6

2.3. Perkembangan Biokimia. 7

2.4. Hubungan antara Biokimia dan ilmu lainnya. 8

2.5. Contoh Biokimia. 8

a. Karbohidrat 8

b. Protein. 8

c. Lemak. 9

d. Asam Nukleat 9

e. Enzim.. 9

f. Warna pada bunga: 10

g. Beberapa racun alami yang terkandung dalam tumbuhan: 10

2.6. Reaksi Biokimia. 10

a. First order Reaction. 10


b. Second order Reaction. 11

c. Reaksi enzimatik. 11

2.7. Metabolisme. 11

a. Anabolisme. 11

b. Katabolisme. 11

2.8. Contoh Biodiesel 12

BAB III. 14

PENUTUP. 14

3.1 Kesimpulan. 14

DAFTAR PUSTAKA.. 15
Biokimia

Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimiawan


mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang
berlangsung dalam semua organisme.
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan
fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam
nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara
khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.Saat
ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain
dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein,
angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.

Perkembangan biokimia

Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama


molekul enzim, diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen.
Tahun 1828, Friedrich Whler menerbitkan sebuah buku tentang
sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat dibuat
secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman
umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik hanya
bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan
pada tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak
saat itu, biokimia semakin berkembang, terutama sejak
pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya teknik-teknik baru
seperti kromatografi, difraksi sinar X, elektroforesis, RMI (nuclear
magnetic resonance, NMR),pelabelan radioisotop, mikroskop elektron,
dan simulasi dinamika molekular. Teknik-teknik ini memungkinkan
penemuan dan analisis yang lebih mendalam berbagai molekul
dan jalur metaboliksel, seperti glikolisis dan siklus Krebs.
Perkembangan ilmu baru seperti bioinformatika juga banyak
membantu dalam peramalan dan pemodelan struktur molekul raksasa.
Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan
di berbagai bidang, mulai dari genetika hingga biologi molekular dan
dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama
kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir,
sekitar 5000 tahun yang lalu. Penemuan penting lain di
bidang biokimia adalah penemuan gen dan perannya dalam
mentransfer informasi di dalam sel. Bagian biokimia ini terkadang juga
disebut dengan biologi molekuler. Pada tahun 1950-an, James D.
Watson, Francis Crick, Rosalind Franklin, dan Maurice
Wilkins menemukan bagaimana struktur DNA dan mencoba mencari
hubungannya dengan transfer informasi genetik. Pada tahun
1958, George Beadle dan Edward Tatum berhasil
memenangkan Hadiah Nobel akibat penelitian mereka mengenai jamur
yang menunjukkan bahwa satu gen memproduksi satu enzim. Pada
tahun 1988, Colin Pitchfork adalah orang pertama yang terbukti
melakukan tindak kriminal melalui bukti DNA. Belum lama ini, Andrew
Z. Fire dan Craig C. Mellomemenangkan Hadiah Nobel pada tahun 2006
atas penemuan fungsi dari RNA interferensi (RNAi).

KARBOHIDRAT

Definisi Karbohidrat

Perkataan karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat


(H2O).Rumus umumnya dikenal sebagai Cx(H2O)n.Karbohidrat meliputi
zat-zat yang terdapat di alam dan sebagian besar berasal dari
tumbuhan diman merupakan sumber makanan yang maha penting
bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Karbohidrat (macam-macam gula atau
sakarida), adalah turunan dari alcohol bermartabat banyak alifatis
yang mempunyai gugus aldehida atau keton yang merupakan hasil
oksidasi dari alkoholbermartabat banyak.Melihat rumusnya,maka
karbohidrat bestruktur C6H12O6, C6(H2O)6, Cx(H2O)n. Sifat-sifat
penting dari karbohidrat adalah dapat
beroksidasi,bereduksi,berkondensasi dan berpolimerisasi serta dapat
membentuk glikosida. Karbohidrat
(hidrat dari karbon, hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani
, skcharon, berarti gula) adalah segolongan besar
senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki
berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan
bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada
tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun
(misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada
proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon
dioksidamenjadikarbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-
senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi
karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa
yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n
atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun
demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus
demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau
sulfur. Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan
aktivitas, baik yang telah merupakan kebiasaan misalnya berdiri,
berjalan, madi, makan dan sebagainya atau yang hanya kadang-
kadang saja kita lakukan.Untuk melakukan aktivitas itu kita
memerlukan energy.Energi yang kita perlukan ini kita peroleh dari
bahan makanan yang kita makan.Pada umumnya bahan makanan itu
mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia, yaitu karbohidrat,
protein dan lemak atau lipid. Di Indonesia bahan makanan
pokok yang biasa kita makan ialah beras, jagung, sagu dan kadang-
kadang juga singkong atau ubi.Bahan makanan tersebut berasal dari
tumbuhan dan senyawa yang terkandung di dalamnya sebagian besar
adalah karbohidrat, yang terdapat sebagai amilum atau
pati.Karbohidrat ini tidak hanya terdapat sebagai pati saja, tetapi
terdapat pula sebagai pati saja, tetapi terdapat pula sebagai gula
misalnya dalam buah-buahan, dalam madu lebh dan lain-
lainnya.Protein dan lemak relative tidak begitu banyak terdapat dalam
makanan kita bila dibandingkan dengan karbohidrat.
Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energy bagi
tubuh kita, tetapi karena sebagian besar makanan terdiri atas
karbohidrat, maka karbohidratlah yang terutama merupakan sumber
energy bagi tubuh.Di samping karbohidrat yang merupakan bahan
makanan bagi kita, ada pula karbohidrat yang tidak dapat kita makan
atau tidak berfungsi sebagai makanan, misalnya kayu, serat kapas dan
tumbuhan lain.Pada tumbuhan tersebut karbohidrat terdapat sebagai
selulosa, yaitu senyawa yang membentuk dinding sel
tumbuhan.Seratkapas dapat dikatakan seluruhnya terdiri atas
selulosa.Batang tebu terdiri juga atas selulosa, seangkan cairan yang
terasa manis yang terkandung pada batang tebu itu ialah gula atau
sukrosa. Karbohidrat yang berasal dari
makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme.Hasil
metabolism karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam
darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam
hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber
energy.Jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk dalam
golongan karbohidrat ini.Dari contoh-contoh tadi dapat diketahui
bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan
glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting
dalam kehidupan manusia. Energi yang terkandung
dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energy
matahari.Karbohidrat,dalam hal ini adalah glukosa, dibentuk dari
karbondioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil
pada daun.Selanjutnya glukosa yang terjadi diubah menjadi amilum
dan disimpan pada bagian lain, mislnya pada buah atau umbi.

1.2 Fungsi Karbohidrat

a.) Sebagai Energi

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.


Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di
seluruh dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif
murah. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian
karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera; sebagian disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi
lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam
jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah
berlebihan akan menjadi gemuk.

b.) Pemberi Rasa Manis Pada Makanan

Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan


disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa
adalag gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi
nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;
maltosa 0,4; laktosa 0,2.

c.) Penghemat Protein

Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan


digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat
makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun

d.) Pengatur Metabolisme Lemak


Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna,
sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat,
aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk
menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan
menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat
merugikan tubuh.

e.) Membantu Pengeluaran Feses

Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur


peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat
makanan mengatur peristaltik usus.Serat makanan mencegah
kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis,
kanker usus besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner
yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.Laktosa dalam
susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama tinggal dalam
saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri yang
menguntung

KLASIFIKASI KARBOHIDRAT

2.1 Monosakarida

Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana , dalam arti


molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak
dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam keadaan lunak menjadi
karbohidrat lain.Beberapa monosakarida yang penting,yaitu :

a.) Glukosa,adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa


karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kea rah
kanan.

b.) Fruktosa, suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar


cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa.

c.) Galaktosa, merupakan monosakarida yang jarang terdapat di alam


yang berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa.

d.) Pentosa, merupakan aldopentosa dan tidak terdapat dalam keadaan


bebas di alam.

2.2 Disakarida, Trisakarida, Tetrasakarida

a.) Disakarida, merupakan suatu molekul yang dibentuk oleh dua


molekul monosakarida yang berikatan satu sama lain.Disakarida
merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia di
dalam kehidupan sehari-hari.Setiap molekul disakarida akan terbentuk
dari gabungan 2 molekul monosakarida.Contoh disakarida yang umum
digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk
yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan fruktosa dan juga
laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan
galaktosa.Di dalam produk pangan sukrosa merupakan pembentuk
hampir 99% dari gula pasir atau gula meja ( table sugar ) yang biasa
digunakan dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa merupakan
karbohidrat yang banyak terdapat pada susu sapi dengan konsentrasi
6.8 gr / 100 ml.

b.) Trisakarida, merupakan oligosakarida yang terdiri atas tiga molekul


monosakarida.Contoh dari trisakarida adalah rafinosa. Rafinos adalah
suatu trisakarida yang penting,terdiri atas 3 molekul monosakarida
yang berikatan,yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada
galtosa berikatan dengan atom karbon 6 pada glukosa, selanjutnya
aom karbon 1 pada glukosa berikatan dengan atom karbon 2pada
fluktosa.

c.) Tetrasakarida, merupakan oligosakarida yang terbentuk dari empat


molekul monosakarida.Stakiosa adalah suatu tetra sakarida. Dengan
jalan hidrolisis sempurna, stakiosa menghasilkan 2 molekul galaktosa,
1 molekul glukosa dan 1 molekul fruktosa.Pada hidrolisis parsial dapat
dihasilkan fruktosa dan monotriosa suatu trisakarida.Stakiosa tidak
mempunyai sifat mereduksi.

2.3 Polisakarida

Polisakarida mempunyai bentuk glikosidis dari monosakarida.Yang


merupakan molekul polisakarida yang terkecil adalah zat yang terdiri
atas 30 90 monosakarida.Sedangkan lainya terdiri atas ratusan
bahkan ribuan monosakarida.Fungsi polisakarida bermacam-
macam.Ada tumbuhan selain berfungsi sebagai penegak,missal
selulosa, juga sebagai tempat penampungan malam pada biji dan umbi
( amilum ).Pada hewan berfungsi juga sebagai penegak, missal kitin
pada insekta udang dan kepiting.Sebagai selulosa juga pada tunikata
dan sebagai glikogen merupakan zat cadangan hewan.Beberapa
sakarida ,yaitu :

a.) Selulosa,strukturnya terdiri atas selubiosa diikat dalam bentuk -


glukosidis dengan sudut 107 yang berselang-seling (zig zag).Tiap
molekul berdiameter 0,5 nm.Jumlah seluruhnya telah diketemukan
sebanyak 8000 molekul,jadi panjangnya 4.Sebelumnya dikira antara
1000 dan 2000 molekul.Fungsinya telah diketahui sebagai penunjang,
pemberi bentuk pada tumbuhan.
b.) Amilum, strukturnya merupakan lingkaran-lingkaran dan tiap
lingkaran terdiri atas 6 molekul heksosa dalam ikatan 1 4, secara -
glukosidis.Untuk beberapa zat diketemukan 250-300 molekul sisa
glukosa.Fungsinya sebagai zat cadangan.

c.) Amilopektin, tidak berbentuk sebagai penegak melainkan hanya


sebagai zat cadangan dan mempunyai ikatan 1-4 glukosidis.

d.) Glikogen, dalam bentuknya seperti amilopektin dan lebih banyak


bercabang. Terdapat dalam hewan , berfungsi sebagai zat cadangan.
Pada perototan berat molekulnya kurang lebih 1.000.000 dan pada hati
5.000.000, yaitu kurang lebih 30.000 molekul glukosa . Glikogen
dibandingkan dengan polisakarida lainnya lebih mudah larut dalam air.
Bentuk agak tidak teratur , mengingat banyaknya cabang pada
strukturnya .

e.) Inulin, Juga bentuknya seperti amilopektin , hanya terdiri atas


molekul-molekul fruktosa , yang berjumlah kurang-lebih 100 molekul .
Terdapat dalam tumbuhan seperti umbi dahlia ( cadangan ).

f.) Pektin, Terdiri atas 20-100 molekul asam galakturonat. Ikatannya


sepirtinya jaringan yang dihubungkan dengan ion-ion Cad an Mg dan
mudah melepaskan diri, sehingga dayanya elastis dan mudah merubah
bentuk. Mudah larut dalam campuran kalium klorat dan asam nitrat
(Schulz).

g.) Hemiselulosa, Molekulnya terdiri atas xilosa dan manosa.


Bentuknya seperti pectin dan fungsinya sebagai zat cadangan selulosa
dan sebagai perekat (lem) tumbuhan. Terdapat juga gula yang terdiri
atas 5 atau 6 atom-C , yaitu sebagai pentose dan heksosana.

h.) Kitin, Dinding sel dari jamur biasanya terdiri atas kitin. Merupakan
sebuah makromolekul yang terdiri atas asetil-glukosamin dan terikat
secara -glukosidin. Betuknya seperti selulosa. Fungsinya sebagai
substansi penunjang pada insekta dan crustacae (kepiting). Dalam hal
ini merupakkan sebuah polisakarida yang mengandung setelah
diuraikan, sebagian sebagai kitobiosa yang terdiri atas kitosamin
(aminomanosa) dan sebagian lagi sebagai asam asetas.

i.) Agar-agar, Merupakan sebuah polisakarida yang terdiri atas


galaktosa dan asam sulfat. Fungsinya sebagai dasar makan dalam
pembiakan bakteri (voedinginsboden).Agar-agar dapat membentuk
suatu sel yang kaku dan sebagai bahan bakunya terdapat dalam
ganggang laut (Algae). Komponen karbohidratnya tergolong D- dan L-
galaktosa dalam ikatan C1-C3. Sepintas lalu agar-agar kelihatannya
seperi protein . Bentukya panjang .putih dan agak mengkilat ,
disamping berbentuk bubuk tepung.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S..2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia

Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Universitas


Indonesia

Schumm,Dorothy E..1993.Intisari Biokimia.Jakarta : Binarupa Aksara


LIPID

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan


penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah
satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun
konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya
kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen
lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik
keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu
sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi rendah lemak (low
fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik fisik
menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang
menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi
berbahaya. Lipid mengacu pada
golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena
nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut
dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi
biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai
komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari
proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid
bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur
seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah.
Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis
subsatuan atau blok bangunan biokimia: gugus ketoasil dan
gugus isoprena.[4] Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat
dibagi ke dalam delapan kategori:[5] asil
lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid,
danpoliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta
lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan
isoprena).

Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim


dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam
lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-,
dan monogliserida dan fosfolipid, jugametabolit yang
mengandung sterol, seperti kolesterol.[6] Meskipun manusia dan
mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid,
beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus
diperoleh melalui makanan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana karakteristik Lipid ?

Apa saja fungsi dari Lipid ?

Bagaimana proses metabolism Lipid ?

1.3 Tujuan

Setelah mempelajari materi mengenai Lipid, diharapkan mahasiswa


dapat:

Mengetahui macam-macam karakteristik dari Lipid.

Memahami berbagai fungsi dari Lipid.

Menjelaskan proses metabolism yang tejadi pada Lipid.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Lipid

Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat
dengan rumus kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh yang cukup
sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format, H3C-
COOH yang adalahasam asetat, H5C2-COOH yang adalah asam
propionat, H7C3-COOH yang adalah asam butirat dan seterusnya
mengikuti gugus alkil yang mempunyai ikatan valensi tunggal,
sehingga membentuk rumus bangun alkana.

Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan


menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak
jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-
atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki
paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon
penyusunnya.

Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi


sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27
Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah
membeku dan juga semakin sukar larut.

Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada
asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh
mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu,
dikenal istilahbilangan oksidasi bagi asam lemak.

Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya


memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami
hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan Z, singkatan
dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty
acid, dilambangkan dengan E, singkatan dari bahasa
Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau
dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam
lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena
atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat
dan rantainya tetap relatif lurus.

Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu


ruang dirombak
akibat hidrolisis atauoksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton,
serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap
muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.

A. Karakteristik Fisik

Istilah lipid mencakup lemak, minyak, dan senyawa-senyawa terkait


yang tidak larut dalam air dan berminyak ketika disentuh. Beberapa
lipid makanan mentega, margarin, atau minyak goreng dapat
dikenai dengan mudah sebagai lemak. Makanan-makanan lain yang
mungkin tampak terdiri dari sebagian besar karbohidrat (jenis-jenis
roti) atau protein (pastel sapi) sering mengandung banyak lemak. Kita
menyebut ini sebagai lemak terpendam.
B. Karakteristik Kimia

Nama kimiawi untuk lemak dan senyawa-senyawa terkait lemak adalah


lipid. Lipid adalah senyawa-senyawa organik yang terdiri dari sebuah
rantai karbon sebagai kerangka dasar, dengan atom hidrogen dan
oksigen dan radikal lain atau gugus-gugus unsur lain yang tertikat.
Asam-asam lemak dan senyawa-senyawanya yang terkait adalah lipid-
lipid yang penting dalam gizi manusia. Lipid memiliki kesamaan umum
dengan karbohidrat. Elemen-elemen kimia serupa yang membentuk
karbohidrat karbon, hidrogen, dan oksigen juga membentuk asam-
asam lemak. Akan tetapi, karbohidrat dan lipid memiliki dua perbedaan
penting sebagai berikut:
1.) Lipid lebih kompleks strukturnya, dengan lebih banyak atom karbon
(C) dan hidrogen (H) dan lebih sedikit atom oksigen (O).
2.) Unit-unit struktural yang umum dari lipid adalah asam-asam lemak,
sedangkan unit-unit struktural dari karbohidrat adalah gula-gula
sederhana.

2.2 Fungsi Lipid

Adapun fungsi lemak sebagai berikut :

a.) Penyimpanan Energi

Meskipun tubuh manusia lebih mudah dan efisien berasal energi dari
karbohidrat, lemak menyediakan energi lebih potensial per gram,
memungkinkan untuk kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Lipid
disimpan dalam jaringan adiposa, yang manusia ingin sebut sebagai
gemuk. Jaringan adiposa juga berfungsi sebagai bantalan pelindung
untuk organ, dan sebuah lapisan isolasi terhadap kehilangan
panas.Ketika lipid yang tertelan, mereka dimetabolisme dalam usus ke
dalam kilomikron. Ini protein-lipid molekul diangkut ke dalam sel oleh
lipoprotein lain untuk pemanfaatan atau penyimpanan, tergantung
pada kebutuhan tubuh. Hati mengatur konsentrasi lipid dalam darah,
dengan tingkat kelebihan mengakibatkan deposisi dalam jaringan
adiposa. Lipid disimpan sebagai trigliserida, yang secara kimiawi terdiri
dari tiga rantai asam lemak.

b.) Transportasi
Lipid yang terlibat dalam transportasi lipid lain lipoprotein, paling
dikenal sebagai LDL, HDL, dan VLDL. Ini lipid molekul protein
mengandung kolesterol, yang mungkin paling terkenal dikenal dalam
hubungannya dengan tingkat LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida
dalam darah sebagai faktor risiko untuk penyakit jantung. Para
lipoprotein dinamai berdasarkan seberapa kompak mereka densitas
rendah (LDL), kepadatan tinggi (HDL), dan kepadatan yang sangat
rendah (VLDL). Untuk mengatasi akumulasi dari lipoprotein lainnya,
HDL bertindak seperti spons, menyerap kelebihan lipid dan kolesterol
dari proses fisiologis.

c.) Struktur sel


Fosfolipid bilayer membentuk membran sel, membuat mereka penting
untuk kehidupan manusia, mamalia, dan bahkan eukariotik. Ini tutorial
dari Davidson College menunjukkan struktur dari membran plasma
secara rinci. Karakteristik kimia dari fosfolipid memungkinkan mereka
untuk menciptakan sebuah membran semipermeabel yang
memungkinkan molekul hanya tertentu melalui ke bagian dalam sel.
Peraturan ini berlaku bahkan untuk air, memungkinkan untuk
kompartementalisasi dari sel-sel dan kontrol transportasi melintasi
membran mereka.Penelitian bahkan telah menemukan bahwa lipid
dalam membran sel melayani fungsi penting dalam pensinyalan sel
dan aktivitas enzim dalam proses seluler. Sebuah jalan baru
penyelidikan yang rakit lipid lipid daerah terkonsentrasi membran
yang tampaknya memainkan peran penting dalam regulasi gen dan sel
lain sinyal peristiwa.

d.) Hormon seks dan vitamin


Kolesterol adalah steroid dan berfungsi sebagai prekursor untuk
androgen lebih dikenal sebagai hormon seks, serta Vitamin D dan
kortisol, hormon stres. Menurut University of California, hanya sekitar
15 persen dari kolesterol dalam tubuh manusia adalah tertelan.
Rensselaer Polytechnic menawarkan visual dari jalur kimia penuh untuk
sintesis kolesterol.

e.) Lipid di dalam otak


Membran otak dan jaringan sistem saraf yang terbuat dari lipid.
Meskipun otak tidak memiliki trigliserida, lipid memainkan peran
penting dalam transduksi sinyal dan penahan protein, seperti yang
dibahas dalam neurokimia Dasar. Karena prevalensi membran dalam
sistem saraf, konsentrasi tinggi lipid ditemukan dalam sistem itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah menemukan bahwa
gangguan neurologis banyak sebenarnya mungkin memiliki beberapa
dasar dalam ketidakseimbangan lipid. Sebagai pemahaman proses
fisiologis yang melibatkan meningkatkan lipid, pentingnya mereka
lebih jelas dalam tubuh manusia menjadi.

2.3 Proses Metabolisme Lipid


Sintesis Lipid

Pada hewan, bila ada kelebihan pasokan karbohidrat makanan,


kelebihan karbohidrat diubah menjadi triacylglycerol. Hal ini
melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan esterifikasi asam
lemak dalam produksi triacylglycerol, proses yang disebut lipogenesis.
Asam lemak yang dibuat oleh synthases asam lemak yang
mempolimerisasi dan kemudian mengurangi asetil-KoA unit. Rantai asil
dalam asam lemak diperluas oleh siklus reaksi yang menambahkan
gugus asetil, mereduksinya menjadi alkohol, dehidrasi untuk kelompok
alkena dan kemudian mengurangi lagi untuk kelompok alkana. Enzim-
enzim biosintesis asam lemak dibagi menjadi dua kelompok, pada
hewan dan jamur semua reaksi asam lemak sintase dilakukan oleh
protein tunggal multifungsi, sementara di plastida tanaman dan bakteri
enzim yang terpisah melakukan setiap langkah dalam jalur tersebut.
Asam lemak dapat selanjutnya dikonversi ke triacylglycerols yang
dikemas dalam lipoprotein dan disekresi dari hati.

Sintesis asam lemak tak jenuh melibatkan reaksi desaturation, dimana


ikatan ganda diperkenalkan ke dalam rantai asil lemak. Sebagai
contoh, pada manusia, desaturasi asam stearat oleh stearoil-CoA
desaturase-1 menghasilkan asam oleat. Asam tak jenuh ganda-asam
linoleat lemak serta asam linolenat triply-tak jenuh tidak dapat
disintesis dalam jaringan mamalia, dan oleh karena itu asam lemak
esensial dan harus diperoleh dari makanan.

Sintesis Triacylglycerol terjadi dalam retikulum endoplasma oleh jalur


metabolik di mana gugus asil lemak asil-di COA akan ditransfer ke
gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan diasilgliserol.

Terpene dan isoprenoidnya, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan


dan modifikasi unit isoprena disumbangkan dari prekursor isopentenil
pirofosfat reaktif dan pirofosfat dimethylallyl. Prekursor ini dapat dibuat
dalam cara yang berbeda. Pada hewan dan archaea, jalur mevalonate
menghasilkan senyawa ini dari asetil-KoA, sedangkan pada tumbuhan
dan bakteri non-jalur mevalonate menggunakan piruvat dan
gliseraldehida 3-fosfat sebagai substrat. Salah satu reaksi penting yang
menggunakan donor isoprena ini diaktifkan biosintesis steroid. Di sini,
unit isoprena bergabung bersama untuk membuat squalene dan
kemudian dilipat dan dibentuk menjadi satu set cincin untuk membuat
lanosterol. Lanosterol kemudian dapat diubah menjadi steroid lain
seperti kolesterol dan ergosterol.

Oksidasi Lipid
Oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah
dalam mitokondria dan / atau dalam peroksisom untuk menghasilkan
asetil-KoA. Untuk sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu
mekanisme yang mirip dengan, tapi tidak identik dengan, pembalikan
dari proses sintesis asam lemak. Artinya, dua-karbon serpihan
dikeluarkan secara berurutan dari ujung karboksil asam setelah
langkah-langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk
membentuk asam beta-keto, yang terbelah oleh thiolysis. The-asetil
KoA kemudian akhirnya diubah menjadi ATP, CO 2, dan H 2 O
menggunakan siklus asam sitrat dan rantai transpor elektron.
Menghasilkan energi dari oksidasi lengkap dari asam lemak palmitat
adalah 106 ATP. Asam lemak tak jenuh dan aneh-rantai membutuhkan
langkah-langkah enzimatik tambahan untuk degradasi.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan


penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah
satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Asam
lemak disebut juga asam alkanoat atau asam karboksilat yang memiliki
rumus kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh dari lipid yang sederhana
adalah asam format, asam asetat, asam propionat, dan asam butirat.

Lipid berfungsi sebagai penyimpan energi, transportasi, struktur sel,


hormone seks dan vitamin serta lipid dalam otak. Metabolisme pada
lipid (asam lemak) meliputi oksidasi asam lemak, biosintesis asam
lemak jenuh, metabolisme asam lemak tidak jenuh, dan asam lemak
esensial.

Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi


sebagian. Semakin panjang rantai C penyusun asam lemak, semakin
mudah membeku dan juga semakin sukar larut. Asam lemak jenuh
bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak
jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi
dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah
bilangan oksidasi bagi asam lemak.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya


dan bagi pembaca pada umumnya. Saran yang bersifat membangun
sangat penyusun harapkan agar dalam penyelesaian makalah
selanjutnya bisa lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Martin, David W. Jr.1987.Harpers of Biochemistry.Los Altos


California.Lange Medical Publications

Martoharsono, Suharsono.1988.Biokimia.Yogyakarta.Gadjah Mada


University Press

Montgomedy,Rex,et al.1993. biochemistry: A Case-Oriented Approach.


Yogyakarta. Gadjah Mada University
Poedjiadi,anna.1994.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:Universitas
Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam tubuh mahluk hidup pasti dijumpai asam amino,asam-asam


amino terdiri atas pertama, produksi asam amino dari pembongkaran
protein tubuh, digesti protein diet serta sintesis asam amino di hati.
Kedua, pengambilan nitrogen dari asam amino. Sedangkan ketiga
adalah katabolisme asam amino menjadi energi melalui siklus asam
serta siklus urea sebagai proses pengolahan hasil sampingan
pemecahan asam amino. Keempat adalah sintesis protein dari asam-
asam amino. Asam amino juga mengalami katabolisme,yang terjadi
dalam 2 tahapan yaitu : Transaminasi dan Pelepasan amin dari
glutamat menghasilkan ion ammonium.Semua jaringan memiliki
kemampuan untuk men-sintesis asam amino non esensial, melakukan
remodeling asam amino, serta mengubah rangka karbon non asam
amino menjadi asam amino dan turunan lain yang mengandung
nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik potensial dari
asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi dan
pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi
karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak
melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam
amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:

Asam Amino Esensial

Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita
sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan.

Asam Amino Non-Esensial

Merupakan asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain.

Setiap jenis asam amino tersebut dapat mengalami


biosintesis.Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang
macam-macam dan biosintesis pada asam amino.
Rumusan masalah

Apa saja macam-macam dari asam amino?

Bagaimana saja biosintesis yang terjadi pada asam amino?

Tujuan

Untuk mengetahui macam-macam asam amino

Untuk mengetahui biosintesis yang terjadi pad asam amino

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asam Amino dan Macam-Macam Asam Amino

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yng memiliki


gugus fungsional karboksilat(-COOH)dan amina(biasanya NH2).Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit :keduanya terikat pada
satu atom karbon (C)yang sama (disebut atom C alfa).Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena
salah satu fungsinya adalah sebagai penyusun protein yang sangat
penting dalam organisme.Struktur asam amino adalah sebagai berikut:

H H O

N C C

H R OH

Jalur metabolik utama dari asam-asam amino terdiri atas pertama,


produksi asam amino dari pembongkaran protein tubuh, digesti protein
diet serta sintesis asam amino di hati. Kedua, pengambilan nitrogen
dari asam amino. Sedangkan ketiga adalah katabolisme asam amino
menjadi energi melalui siklus asam serta siklus urea sebagai proses
pengolahan hasil sampingan pemecahan asam amino. Keempat adalah
sintesis protein dari asam-asam amino.

Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan


gugus amin dari asam amino, yaitu:

Transaminasi

Katabolisme asam amino terjadi melalui reaksi transaminasi yang


melibatkan pemindahan gugus amino secara enzimatik dari satu asam
amino ke asam amino lainnya. Enzim yang terlibat dalam reaksi ini
adalah transaminase atau amino transaminase. Enzim ini spesifik bagi
ketoglutarat sebagai penerima gugus amino namun tidak spesifik bagi
asam amino sebagai pemberi gugus amino.

Transaminase mempunyai gugus prostetik, piridoksal fosfat, pada sisi


aktifnya yang berfungsi sebagai senyawa antara pembawa gugus
amino menuju ketoglutarat. Molekul ini mengalami perubahan dapat
balik di antara bentuk aldehidanya (piridoksal fosfat), yang dapat
menerima gugus amino, dan bentuk teraminasinya (piridoksamin
fosfat).

Ada sekitar 12 asam amino protein yang mengalami reaksi


transaminasi dalam proses degradasinya. Beberapa asam amino lain
mengalami proses deaminasi dan dekarboksilasi.

Enzim aminotransferase memindahkan amin kepada -ketoglutarat


menghasilkan glutamat atau kepada oksaloasetat menghasilkan
aspartat
Contoh reaksi transaminasi. Perhatikan alanin mengalami transaminasi
menjadi glutamat. Pada reaksi ini dibutuhkan enzim alanin
aminotransferase.

Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion ammonium

Glutamat juga dapat memindahkan amin ke rantai karbon lainnya,


menghasilkan asam amino baru.

Contoh reaksi deaminasi oksidatif. Perhatikan glutamat mengalami


deaminasi menghasilkan amonium (NH4+). Selanjutnya ion amonium
masuk ke dalam siklus urea.
Ringkasan skematik mengenai reaksi transaminasi dan deaminasi
oksidatif

Setelah mengalami pelepasan gugus amin, asam-asam amino dapat


memasuki siklus asam sitrat melalui jalur yang beraneka ragam.

Tempat-tempat masuknya asam amino ke dalam sikulus asam sitrat


untuk produksi energi

Gugus-gugus amin dilepaskan menjadi ion amonium (NH4+) yang


selanjutnya masuk ke dalam siklus urea di hati. Dalam siklus ini
dihasilkan urea yang selanjutnya dibuang melalui ginjal berupa urin.
Proses yang terjadi di dalam siklus urea digambarkan terdiri atas
beberapa tahap yaitu:
Dengan peran enzim karbamoil fosfat sintase I, ion amonium bereaksi
dengan CO2 menghasilkan karbamoil fosfat. Dalam raksi ini diperlukan
energi dari ATP

Dengan peran enzim ornitin transkarbamoilase, karbamoil fosfat


bereaksi dengan L-ornitin menghasilkan L-sitrulin dan gugus fosfat
dilepaskan

Dengan peran enzim argininosuksinat sintase, L-sitrulin bereaksi


dengan L-aspartat menghasilkan L-argininosuksinat. Reaksi ini
membutuhkan energi dari ATP

Dengan peran enzim argininosuksinat liase, L-argininosuksinat dipecah


menjadi fumarat dan L-arginin

Dengan peran enzim arginase, penambahan H2O terhadap L-arginin


akan menghasilkan L-ornitin dan urea.

Tahapan-tahapan proses yang terjadi di dalam siklus urea

Semua jaringan memiliki kemampuan untuk men-sintesis asam amino


non esensial, melakukan remodeling asam amino, serta mengubah
rangka karbon non asam amino menjadi asam amino dan turunan lain
yang mengandung nitrogen. Dalam kondisi surplus diet, nitrogen toksik
potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi, deaminasi
dan pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi
karbohidrat melalui jalur glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak
melalui jalur sintesis asam lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam
amino dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:

Asam Amino Esensial

Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita
sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan.

Macam-macam asam amino esensial:


Alanine,Asparagine,Aspartate,Cysteine,Glutamat,Glutamine,Glycyne,Pr
oline,Syerine,Tyrosyne.

Asam Amino Non-Esensial

Merupakan asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain.
Auksin diproduksi dari asam amino tryptophan terutama oleh daun
muda dan biji yang sedang berkecambah. Auksin terdiri dari: Indole-3-
acetic acic (IAA), Indole-3-butyric acid (IBA), dan -naphthalene acitic
acid (NAA).

Efek auksin pada tanaman:


- Meningkatkan pembelahan dan diferensiasi sel pada jaringan
meristem.
- Meningkatkan perkembangan jaringan vaskuler (xylem dan phloem).
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan sistem akar.
- Meningkatkan pembentukan dan perkembangan bunga dan buah.

Aplikasi auksin pada pertanian:


- Mempercepat pembentukan akar pada stek batang.
- Merangsang pembentukan bunga pada tanaman yang sulit berbunga.
- Meningkatkan pembentukan buah pada tanaman yang sedikit
berbuah.
- Mencegah kerontokan daun, bunga, dan buah.

Macam-macam asam amino non-esensial:Arginine, Histidine,


Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine,
Tyrptophan, Valine

2.2 Biosintesis Asam Amino

Biosintesis yang terjadi pada asam amino adalah sebagai


berikut:
Biosintesis glutamat dan aspartat

Glutamat dan aspartat disintesis dari asam -keto dengan reaksi


tranaminasi sederhana. Katalisator reaksi ini adalah enzim glutamat
dehidrogenase dan selanjutnya oleh aspartat aminotransferase, AST.

Reaksi biosintesis glutamat

Aspartat juga diturunkan dari asparagin dengan bantuan asparaginase.


Peran penting glutamat adalah sebagai donor amino intraseluler utama
untuk reaksi transaminasi. Sedangkan aspartat adalah sebagai
prekursor ornitin untuk siklus urea.

Biosintesis alanin

Alanin dipindahkan ke sirkulasi oleh berbagai jaringan, tetapi umumnya


oleh otot. Alanin dibentuk dari piruvat. Hati mengakumulasi alanin
plasma, kebalikan transaminasi yang terjadi di otot dan secara
proporsional meningkatkan produksi urea. Alanin dipindahkan dari otot
ke hati bersamaan dengan transportasi glukosa dari hati kembali ke
otot. Proses ini dinamakan siklus glukosa-alanin. Fitur kunci dari siklus
ini adalah bahwa dalam 1 molekul, alanin, jaringan perifer mengekspor
piruvat dan amonia ke hati, di mana rangka karbon didaur ulang dan
mayoritas nitrogen dieliminir.

Ada 2 jalur utama untuk memproduksi alanin otot yaitu:

Secara langsung melalui degradasi protein

Melalui transaminasi piruvat dengan bantuan enzim alanin


transaminase, ALT (juga dikenal sebagai serum glutamat-piruvat
transaminase, SGPT).

Glutamat + piruvat -ketoglutarat + alanin


Siklus glukosa-alanin

Biosintesis sistein

Sulfur untuk sintesis sistein berasal dari metionin. Kondensasi dari ATP
dan metionin dikatalisis oleh enzim metionin adenosiltransfrease
menghasilkan S-adenosilmetionin (SAM).

Biosintesis S-adenosilmetionin (SAM)

SAM merupakan precursor untuk sejumlah reaksi transfer metil


(misalnya konversi norepinefrin menjadi epinefrin). Akibat dari tranfer
metil adalah perubahan SAM menjadi S-adenosilhomosistein. S-
adenosilhomosistein selanjutnya berubah menjadi homosistein dan
adenosin dengan bantuan enzim adenosilhomosisteinase. Homosistein
dapat diubah kembali menjadi metionin oleh metionin sintase.

Reaksi transmetilasi melibatkan SAM sangatlah penting, tetapi dalam


kasus ini peran S-adenosilmetionin dalam transmetilasi adalah
sekunder untuk produksi homosistein (secara esensial oleh produk dari
aktivitas transmetilase). Dalam produksi SAM, semua fosfat dari ATP
hilang: 1 sebagai Pi dan 2 sebagai Ppi. Adenosin diubah menjadi
metionin bukan AMP.

Dalam sintesis sistein, homosistein berkondensasi dengan serin


menghasilkan sistationin dengan bantuan enzim sistationase.
Selanjutnya dengan bantuan enzim sistationin liase sistationin diubah
menjadi sistein dan -ketobutirat. Gabungan dari 2 reaksi terakhir ini
dikenal sebagai trans-sulfurasi.

Peran metionin dalam sintesis sistein

Biosintesis tirosin

Tirosin diproduksi di dalam sel dengan hidroksilasi fenilalanin.


Setengah dari fenilalanin dibutuhkan untuk memproduksi tirosin. Jika
diet kita kaya tirosin, hal ini akan mengurangi kebutuhan fenilalanin
sampai dengan 50%.

Fenilalanin hidroksilase adalah campuran fungsi oksigenase: 1 atom


oksigen digabungkan ke air dan lainnya ke gugus hidroksil dari tirosin.
Reduktan yang dihasilkan adalah tetrahidrofolat kofaktor
tetrahidrobiopterin, yang dipertahankan dalam status tereduksi oleh
NADH-dependent enzyme dihydropteridine reductase (DHPR).
Biosintesis tirosin dari fenilalanin

Biosintesis ornitin dan prolin

Glutamat adalah prekursor ornitin dan prolin. Dengan glutamat


semialdehid menjadi intermediat titik cabang menjadi satu dari 2
produk atau lainnya. Ornitin bukan salah satu dari 20 asam amino yang
digunakan untuk sintesis protein. Ornitin memainkan peran signifikan
sebagai akseptor karbamoil fosfat dalam siklus urea. Ornitin memiliki
peran penting tambahan sebagai prekursor untuk sintesis poliamin.
Produksi ornitin dari glutamat penting ketika diet arginin sebagai
sumber lain untuk ornitin terbatas.

Penggunaan glutamat semialdehid tergantung kepada kondisi seluler.


Produksi ornitin dari semialdehid melalui reaksi glutamat-dependen
transaminasi. ketika konsentrasi arginin meningkat, ornitin didapatkan
dari siklus urea ditambah dari glutamat semialdehid yang
menghambat reaksi aminotransferase. Hasilnya adalah akumulasi
semialdehid. Semialdehid didaur secara spontan menjadi 1pyrroline-
5-carboxylate yang kemudian direduksi menjadi prolin oleh NADPH-
dependent reductase.

Biosintesis serin

Jalur utama untuk serin dimulai dari intermediat glikolitik 3-


fosfogliserat. NADH-linked dehidrogenase mengubah 3-fosfogliserat
menjadi sebuah asam keto yaitu 3-fosfopiruvat, sesuai untuk
transaminasi subsekuen. Aktivitas aminotransferase dengan glutamat
sebagai donor menghasilkan 3-fosfoserin, yang diubah menjadi serin
oleh fosfoserin fosfatase.

Biosintesis glisin

Jalur utama untuk glisin adalah 1 tahap reaksi yang dikatalisis oleh
serin hidroksimetiltransferase. Reaksi ini melibatkan transfer gugus
hidroksimetil dari serin untuk kofaktor tetrahidrofolat (THF),
menghasilkan glisin dan N5, N10-metilen-THF.

Biosintesis aspartat, asparagin, glutamat dan glutamin

Glutamat disintesis dengan aminasi reduktif -ketoglutarat yang


dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase yang merupakan reaksi
nitrogen-fixing. Glutamat juga dihasilkan oleh reaksi aminotranferase,
yang dalam hal ini nitrogen amino diberikan oleh sejumlah asam amino
lain. Sehingga, glutamat merupakan kolektor umum nitrogen amino.

Asam amino aspartat sebagai produk yang disekresikan, NH4+ yang


terbentuk dikeluarkan dari bakterioid ke sitosol sel-sel yang
mengandung bakterioid ( ke luar membran bakterioid) dan diubah
menjadi asam glutamat, senyawa amida seperti glutamin atau
asparagin, atau senyawa yang kaya akan nitrogen yang disebut ureida,
seperti alantoin dan asam alantoat (suatu ureida). Sel-sel akar diluar
struktur bintil membantu mentranspor amida atau ureida ini ke xilem,
yang selanjutnya akan ditranspor ke pucuk.

Aspartat dibentuk dalam reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh


aspartat transaminase, AST. Reaksi ini menggunakan analog asam -
keto aspartat, oksaloasetat, dan glutamat sebagai donor amino.
Aspartat juga dapat dibentuk dengan deaminasi asparagin yang
dikatalisis oleh asparaginase.

Asparagin sintetase dan glutamin sintetase mengkatalisis produksi


asparagin dan glutamin dari asam -amino yang sesuai. Glutamin
dihasilkan dari glutamat dengan inkorporasi langsung amonia dan ini
merupakan reaksi fixing nitrogen lain. Tetapi asparagin terbentuk oleh
reaksi amidotransferas.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yng memiliki


gugus fungsional karboksilat(-COOH)dan amina(biasanya NH2).Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit :keduanya terikat pada
satu atom karbon (C)yang sama (disebut atom C alfa).Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena
salah satu fungsinya adalah sebagai penyusun protein yang sangat
penting dalam organisme.Semua jaringan memiliki kemampuan untuk
men-sintesis asam amino non esensial, melakukan remodeling asam
amino, serta mengubah rangka karbon non asam amino menjadi asam
amino dan turunan lain yang mengandung nitrogen. Dalam kondisi
surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan
melalui transaminasi, deaminasi dan pembentukan urea. Rangka
karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat melalui jalur
glukoneogenesis, atau menjadi asam lemak melalui jalur sintesis asam
lemak. Berkaitan dengan hal ini, asam amino dikelompokkan menjadi 2
kategori yaitu:

Asam Amino Esensial

Merupakan asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh kita
sehingga harus ada di dalam makanan yang kita makan.

Macam-macam asam amino esensial:


Alanine,Asparagine,Aspartate,Cysteine,Glutamat,Glutamine,Glycyne,Pr
oline,Syerine,Tyrosyne.

Asam Amino Non-Esensial

Merupakan asam amino yang dapat disintesis dari asam amino lain.

Macam-macam asam amino non-esensial: Arginine, Histidine,


Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalanine, Threonine,
Tyrptophan, Valine

Dalam tubuh mahluk hidup,masing-masing asam amino mengalami


biosintesis,dengan proses yang berbeda-beda,tergantung pada jenis
asam aminonya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2012. http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Metabolisma-asam-


amino.pdf diakses pada tanggal 15 Mei 2012

Anonymous, 2012. http://www.scribd.com/doc/19875984/XIIIXIV-Asam


amino diakses pada tanggal 15 Mei 2012

Anonymous, 2012. http://books.google.co.id/books?biosintesis asam


amino.html diakses pada tanggal 15 Mei 2012

D.W.Martin,Jr. and P.A.Mayes and V.W.Rodwell.BIOKIMIA (Review of


Biochemistry).Terjemahan Penerbit Buku Kedokteran E.G.

Harold Hart, Organic Chemistry a Short Course, Sixth Edition,


Michigan State University, 1983, Houghton Mifflin Co.

Ralp J. Fessenden and Joan S. Fessenden, Organic Chemistry, Third


Edition, University Of Montana, 1986, Wadsworth, Inc, Belmont,
Califfornia 94002, Massachuset, USA.

Suharsono.1988,Biokimia Jilid 1.UGM PRESS.Jogjakarta

Suyitno,2009. METABOLISME NITROGEN. Materi disampaikan pada


pendampingan Tim Olimpiade Biologi SMAN 7 Purworejo,
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Suatu organisme hidup adalah rakitan menakjubkan dari reaksi kimia.


Masing-masing reaksi seolah berjalan sendiri tapi memberi sumbangan
untuk kehidupann organisme sebagai suatu kesatuan. Sel dalam tubuh
tumbuhan mampu mengatur lintasan lintasan metabolik yang
dikendalikannnya agar terjadi dan dapat mengatur kecepatan reaksi
tersebut dengan cara memproduksi suatu katalisator dalam jumlah
yang sesuai dan tepat pada saat dibutuhkan. Katalisator inilah yang
disebut dengan enzim.

Peran enzim sebagai biokatalisator sangat berpengaruh terhadap


peristiwa-peristiwa dalam tubuh. Hal ini karena enzim sebagai
determinan yang menentukan kecepatan berlangsungnya suatu
peristiwa fisiologik, yang memainkan peranan sentral dalam masalah
kesehatan dan penyakit. Sehingga, dalam keadaan-keadaan tertentu
kerja enzim akan mengalami perubahan. Dalam keadaan tubuh yang
kurang seimbang, atau tubuh yang kurang sehat, reaksi-reaksi yang
terjadi di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Hal ini disebabkan
kerja enzim tidak terkoordinasi dengan cermat. Sementara dalam
keadaan sehat , semua proses fisiologis akan berlangsung dengan baik
serta teratur.

Rumusan Masalah

Bagaimana pengertian enzim?

Bagaimana tata cara penamaan enzim?

Bagaimana klasifikasi atau penggolongan enzim?

Bagaimanan spesifikasi enzim?

Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu:


Mengetahui dan memahami pengertian enzim serta istilah-istilah di
dalamnya.

Mengetahui dan memahami tata cara penamaan enzim.

Mengetahui dan memahami klasifikasi enzim.

Mengetahui dan memahami spesifikasi enzim.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Enzim

Enzim ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi


namun tidak ikut bereaksi.
Enzim merupakan reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan
baik dalam tubuh makhluk hidup karena adanya katalis yang mampu
mempercepat reaksi. Koenzim mudah dipisahkan dengan proses
dialisis.

Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi


mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik
sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan
produk sampingan yang beracun. Enzim sangat penting dalam
kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika
tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi
metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga
terganggu.

Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh


makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke
dalam sel, memperoleh energi kimia yang digunakan untuk biosintesis,
perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain.

Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah


bagian enzim yang tersusun atas protein, dan merupakan bagian yang
paling utama dari enzim. Sedangkan gugus prostetik adalah bagian
enzim yang tidak tersusun atas protein dan bersifat aktif. Gugus
prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun
dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).
Gabungan antara apoenzim dengan kofaktor disebut holoenzim.
Karakteristik sisi aktif enzim :
Bagian yang relatif kecil dibanding ukuran total enzim

Struktur 3 dimensi dibentuk oleh gugus dari residu yang berlainan,


berjauhan

Berupa cekungan, daerah terbuka yang dangkal

Spesifikasi ikatan tergantung pada pengaturan secara tepat sisi aktif


enzim

B. Tata Nama Enzim

Biasanya enzim mempunyai akhiran ase. Di depan ase digunakan


nama substrat di mana enzim itu bekerja., atau nama reaksi yang
dikatalisis. Misal : selulase, dehidrogenase, urease, dan lain-lain. Tetapi
pedoman pemberian nama tersebut diatas tidak selalu digunakann. Hal
ini disebabkan nama tersebut digunakan sebelum pedoman pemberian
nama diterima dan nama tersebut sudah umum digunakan. Misalnya
pepsin, tripsin, dan lain-lain. Dalam Daftar Istilah Kimia Organik (1978),
akhiran ase tersebut diganti dengan asa.

Satu abad lalu, baru ada beberapa enzim yang dikenal dan kebanyakan
di antaranya mengatalisis reaksi hidrolisis ikatan kovalen. Semua
enzim ini diidentifikasi dengan penambahan akhiran ase pada nama
substansi atau substrat yang dihidrolisisnya. Jadi, lipase menghidrolisis
lemak (Yunani lipos), amilase menghidrolisis pati (Yunani amylon), dan
protease menghidrolisis protein. Meskipun banyak sisa peristilahan ini
masih tetap bertahan sampai sekarang, pemakaiannya sudah terbukti
tidak memadai ketika ditemukan berbagai enzim yang mengatalisis
reaksi yang berbeda terhadap substrat yang sama, misal, oksidasi atau
reduksi terhadap fungsi alcohol suatu gula. Sementara akhiran -ase
tetap digunakan, nama enzim yang ada sekarang ini lebih menekankan
pada tipe reaksi yang dikatalisisnya. Sebagai contoh, enzim
dehidrogenase mengatalisis pengeluaran hidrogen, sementara enzim
transferase mengatalisis reaksi pemindahan gugus. Dengan semakin
banyaknya enzim yang ditemukan, ketidakjelasan juga semakin tak
terelakkan, dan kerap kali tidak jelas enzim mana yang tengah
dibicarakan oleh seorang penyelidik. Untuk mengatasi permasalahan
ini, International Union of Biochemistry (IUB) telah mengadopsi sebuah
sistem yang kompleks tetapi tidak meragukan bagi peristilahan enzim
yang didasarkan pada mekanisme reaksi. Meskipun kejelasan dan
pengurangan keraguan tersebut membuat sistem nomenklatur IUB
dipakai untuk ujian riset, nama yang lebih pendek tetapi kurang begitu
jelas tetap digunakan dalam buku ajar dan laboratorium klinik. Karena
alasan tersebut, sistem IUB hanya disampaikan secara sepintas.
Reksi dan enzim yang mengatalisis reaksi tersebut membentuk enem
kelas, masing-masing mempunyai 4-13 subkelas.

Nama enzim terdiri atas 2 bagian. Nama pertama menunjukkan


substrat. Nama kedua, yang berakhir dengan akhiran ase,
menyatakan tipe reaksi yang dikatalisis.

Informasi tambahan, bila diperlukan untuk menjelaskan reaksi, dapat


dituliskan dalam tanda kurung pada bagian akhir; misal, enzim yang
mengatalisis reaksi L-malat + NAD+ piruvat + CO2 + NADH + H +
diberi nama 1.1.1.37 L-malat: NAD+ oksidoreduktase (dekarboksilasi).

Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC/Enzyme Comission) yang


mencirikan tipe reaksi ke dalam kelas (digit pertama), subkelas (digit
kedua), dan subsubkelas (digit ketiga). Digit keempat adalah untuk
enzim spesifik. Jadi, EC 2.7.1.1 menyatakan kelas 2 (transferase),
subkelas 7 (transfer fosfat), subsubkelas 1 (alcohol merupakan aseptor
fosfat). Digit terakhir menyatakan heksokinase atau ATP: D-heksosa 6-
fosfotrasferase, sebuah enzim yang mengatalisis pemindahan fosfat
dari ATP ke gugus hidroksil pada atom karbon keenam molekul glukosa.

Contoh:

1.Oksidoreduktase

1. Bekerja pada gugus CH-OH

1.Dengan NAD atau NADP sebagai akseptor

27. L-Laktat: NAD Oksidoreduktase

EC 1.1.1.27 (laktat dehidrogenase )

2.Transferase

7. Memindahakan gugus yang mengandung fosfor

1. Fosfotransferase dengan suatu ugus alkohol sebaga akseptor

2. ATP : D-glukosa 6-fosfotransferase

EC 2.7.1.2 (glukokinase)

3.Hidrolase
4. Bekerja pada ikatan peptida

21.Protease serin

4. Takk punya nama sistematik

EC 3.4.21.4 (tripsin)

4.Liase

2.Liase karbon-oksigen

1. Hidroliase

13. L-serin hidro-liase (melaksanakan deamilasi)

EC 4.2.1.13 (serin dehidratase)

5.Isomerase

1. Rasemase dan epimerase

3. Bekerja pada karbohidrat dan turunannya

1. D-Ribulosa 5-fosfat 3-epimerase

EC 5.1.3.1 (ribulosa fosfat)

6.Ligase

8. Membebtuk ikatan C-S

1. Asam tiol ligase

3. Asam Ko-A ( membentuk AMP)

EC 6.8.1.3 (asil KoA sintetase)

Penggolongan (Klasifikasi) enzim

Oksidoreduktase
Enzim yang melaksanakan katalis dengan melibatkan reaksi oksidasi
suatu senyawa ataupun reduksi dengan senyawa lain

Transferase

Enzim melaksanakan katalis reaksi yang mengalihkan suatu gugus


yang mengandung C, P, N, S suatu senyawa ke senyawa lain

Hidrolase

Enzim yang melaksanakan katalis pemecah hidroik atau sebaliknya

Lyase

Enzim yang melaksanakan katalis pemusatan ikatan C-C, C-O, C-N dsb,
tanpa melibatkan hidrolisis atau oksidasi reduksi

Isomerase

Enzim yang melaksanakan katalis reaksi isomerisasi yang merupakan


penataan kembali atom yang membentuk suatu molekul

Ligase

Enzim yang melaksanakan katalis reaksi-reaksi pembentukan ikatan


antara dua moekul substrat yang terkait dengan pemusatan ikatan
pirofosfat dalam ATP atau senyawa energgi tinggi lainnya

Enzim juga dapat dibedakan menjadi eksoenzim dan endoenzim


berdasarkan tempat kerjanya, ditinjau dari sel yang membentuknya.
Eksoenzim ialah enzim yang aktivitasnya diluar sel. Endoenzim ialah
enzim yang aktivitasnya didalam sel.

Selain eksoenzim dan endoenzim, dikenal juga enzim konstitutif dan


enzim induktif. Enzim konstitutif ialah enzim yang dibentuk terus-
menerus oleh sel tanpa peduli apakah substratnya ada atau tidak.
Enzim induktif (enzim adaptif) ialah enzim yang dibentuk karena
adanya rangsangan substrat atau senyawa tertentu yang lain.
Misalnya pembentukan enzim beta-galaktosida pada escherichia coli
yang diinduksi oleh laktosa sebagai substratnya. Tetapi ada senyawa
lain juga yang dapat menginduksi enzim tersebut walaupun tidak
merupakan substarnya, yaitu melibiosa. Tanpa adanya laktosa atau
melibiosa, maka enzim beta-galaktosidasa tidak disintesis, tetapi
sintesisnya akan dimulai bila ditambahkan laktosa atau melibiosa.

Spesifikasi enzim
Tempat katalitik dari suatu enzim adalah bagian dari tempat
pengikatan . Enzim, seperti antibodi sering bersifat sangat khusus
dalam mengikat senyawa tertentu, karena gugusan asam amino pada
tempat pengikatan hanya cocok untuk senyawa tertentu saja. Dengan
istilah teknis dapat dikatakan bahwa suatu enzim dapat menunjukkan
kekhususan yang tinggi terhadap substratnya. Dengan kata lain,
konsep kekhususan mengandung makna bahwa satu enzim hanya
dapat mengkatalis reaksi dari substrat tertentu saja.

Kekhususan tiap enzim merupakan segi penting dari


pengendalian biolgis karena perubahan dalam aktivitas enzim tertentu
hanya mempengaruhi senyawa tertentu, tanpa memberi akibat apapun
terhadap senyawa yang lain. Ada segi kekhususan terhadap
kemampuan katalitik itu sendiri. Kemampuan enzim untuk hanya
menggunakan beberapa senyawa sebagai substrat (kekhususan yang
tinggi), mengandung arti bahwa tempat pengikatan dapat membentuk
tatanan geometrik tertentu , sehingga jumlah rantai samping dalam
molekul enzim dapat mennimbulkan gaya yang jauh lebih kuat pada
substrat yang cocok bila dibanding dengan gaya yang dapat
ditimbulkan pada senyawa lain. Keberadaan gaya yang kuat ini adalah
faktor yang sangat penting untuk mempermudah perubahan bentuk
substrat sehingga ikatan molekul pada satu substrat dapat terputus
dan kemudian membentuk ikatan baru. Enzim berbeda dengan
antibodi karena ikatan yang erat dapat mengubah senyawa yang
terikat.
BAB III

PENUTUP

Enzim ialah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi


dan tanpa ikut bereaksi didalamnya. Enzim berperan secara lebih
spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu
dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi
dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan
yang beracun. Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik.

Penamaan enzim berdasarkan system IUB yaitu 1) Reksi dan


enzim yang mengatalisis reaksi tersebut membentuk enem kelas,
masing-masing mempunyai 4-13 subkelas. 2) Nama enzim terdiri atas
2 bagian. Nama pertama menunjukkan substrat. Nama kedua, yang
berakhir dengan akhiran ase, menyatakan tipe reaksi yang dikatalisis.
3) Informasi tambahan, bila diperlukan untuk menjelaskan reaksi,
dapat dituliskan dalam tanda kurung pada bagian akhir; misal, enzim
yang mengatalisis reaksi L-malat + NAD+ piruvat + CO2 + NADH +
H + diberi nama 1.1.1.37 L-malat: NAD+ oksidoreduktase
(dekarboksilasi).

4) Setiap enzim mempunyai nomor kode (EC) yang mencirikan tipe


reaksi ke dalam kelas (digit pertama), subkelas (digit kedua), dan
subsubkelas (digit ketiga). Digit keempat adalah untuk enzim spesifik.
Jadi, EC 2.7.1.1 menyatakan kelas 2 (transferase), subkelas 7 (transfer
fosfat), subsubkelas 1 (alcohol merupakan aseptor fosfat). Digit
terakhir menyatakan heksokinase atau ATP: D-heksosa 6-
fosfotrasferase, sebuah enzim yang mengatalisis pemindahan fosfat
dari ATP ke gugus hidroksil pada atom karbon keenam molekul glukosa.

Kasifikasifikasi enzim yaitu 1) Oksidoreduktase. 2) Transferase . 3)


Hidrolase. 4) Liase. 5) Isomerase. 6) Ligase.

Spesifikasi enzim yaitu bahwa enzim memiliki kemampuan untuk


hanya menggunakan beberapa substrat saja. Jadi, tidak semua
senyawa bisa dikatalitik oleh enzim tersebut. Tempat pengikatan
dapat membentuk tatanan geometrik tertentu , sehingga jumlah rantai
samping dalam molekul enzim dapat menimbulkan gaya yang jauh
lebih kuat pada substrat yang cocock bila dibanding dengan gaya yang
dapat ditimbulkan pada senyawa lain. Keberadaan gaya yang kuat ini
adalah faktor yang sangat penting untuk mempermudah perubahan
bentuk substrat sehingga ikatan molekul pada satu substrat dapat
terputus dan kemudian membnetuk ikatan baru.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2003.Kamus Biologi.Balai Pustaka.Jakarta

Kimbal, John W.1994.Biology.Jilid 1, 2 dan 3. Edisi kelima.


Erlangga.Jakarta

Murray, Robert K, 1996, Harpers, Biochemistry

Mc. Gilvery, Robert W, And Gerald W, 1983

Pearce, Evelyne.1997.Anatomi dan Fisiologi untk Paramedis.Gramedia


Pustaka Utama.Jakarta.

Robert W. McGilvery dan Gerald W. Goldstein.1983.Biochemistry A


Function Approach. Saunders Company.Virginia.

Tim Kashiko.2002.Kamus Lengkap Biologi.Kashiko Press.Surabaya.

Triman Jr, 2007 Materi Biokimia, Surabaya

makalah asam nukleat

Posted by Febrina Dwi P

Jun 8

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Asam laktat atau yang sering disebut dengan 2-hydroxypropanoic
acid,CH3CH(OH)COOH merupakan asam hidroksi organik yang paling
sederhana dengan atom karbon tidak simetris yang tersebar secara
luas di alam yang mana memiliki sifat multifungsi dan potensial
diproduksi dalam jumlah besar. Senyawa ini termasuk asam lemah
dengan daya penguapan yang rendah. Asam lakat digunakan sebagai
bahan baku produksi oleh banyak industri di dunia seperti industri
makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan lain-lain. Berdasarkan
kenyataan bahwa penggunaan asam laktat yang luas dalam dunia
industri, maka kebutuhan pemenuhan bagi asam laktat masih sangat
besar.
Asam laktat diperoleh dari hasil fermentasi gula (glukosa) oleh bakteri
asam laktat. Bakteri asam laktat itu sendiri merupakan bakteri gram-
positif yang tidak membentuk spora dan dapat memfermentasikan
karbohidrat menjadi asam laktat contohnya bakteri lactobacillus.
Karena memiliki banyak fungsi maka kebutuhan akan asam laktat ini
sangatlah tinggi. Asam laktat itu sendiri telah diproduksi secara
komersial baik melalui sintesa kimia maupun fermentasi bakterial.
Produksi asam laktat ini perlu ditingkatkan karena kebutuhan dunia
industri akan asam laktat sangatlah besar. Terutama yang paling
menjajikan dari asam laktat ini adalh dapat digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan PLA (poly lactic acid) yang bersifan
biodegredeble dan biocompatible sebagai bahan pengganti plastik.

1.2 Rumusan Masalah


Apa sifat dan fungsi yang dimiliki oleh asam laktat.
Reaksi kimia yang terjadi pada fermentasi asam laktat.
Bagaimana struktur kimia dari asam laktat.

1.3 Tujuan
Mengetahui sifat dan fungsi yang dimiliki oleh asam laktat.
Mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada asam laktat.
Mengetahui struktur kimia dari asm laktat.

BAB II
BIOKIMIA TENTANG ASAM LAKTAT

2.1 Sifat dan Fungsi Asam Laktat


Asam laktat merupakan salah satu asam organik yang penting di dunia
industri, terutama di industri makanan. Disamping itu, penggunaanya
lebih luas karena bisa dipakai sebagai bahan baku pembuatan
polylactic acid.
Asam laktat dapat diproduksi dengan dua cara yaitu secara sintesa
kimia dan fermentasi karbohidrat. Proses secara kimia menggunakan
bahan baku lactonitrile dari hasil reaksi hydrogen cyanide. Proses
sintesa secara kimia akan menghasilkan campuran dua isomer asam
laktat. Asam laktat dihasilkan pula dari proses fermentasi dengan
bahan baku gula atau amilum. Secara umum fermentasi menggunakan
mikroorganisme sebagai agen yang mampu menghasilkan asam laktat
dengan perolehan tinggi, pada kondisi pH yang rendah dan tempertaur
yang tinggi.
Asam laktat yang dihasilkan dari fermentasi cenderung berwarna
kuning dan biasanya mengandung residu dari gula dan sumber
nitrogen. Sifat korosif dari asam laktat dapat diatasi dengan
mengkonfersi asam laktat kedalam bentuk garamnya seperti calcium
lactat. Dari perbedaan proses fermentasi asam laktat yang dilakukan
dengan berbagai cara dan juga bahan baku fermentasi menimbulkan
sifat fisik dan juga kimia pada asam laktat.Sifat fisik dan kimia yang
dimiliki asam laktat adalah sebagai berikut:

Sifat fisika
Asam laktat memiliki berat molekul 90,08 dan Specific gravity 1,249.
Titik didihnya 125-1400C pada 27 kPa sedangkan titik lelehnya adalah
52,7-52,80C. Asam laktat itu sendiri memiliki bentuk liquid dan asam
laktat tidak memiliki warna dan juga aroma. Kelarutan dari asam laktat
yakni larut dalam air, etanol, dietil eter, dan pelarut organik lainya
yang dapat larut dengan air. Akan tetapi asam laktat tidak larut dalam
benzene dan kloroform.
Sifat Kimia
Asam laktat merupakan asam karboksilat dengan rumus molekul
C3H6O3(CH3.CHOH.COOH). Asam laktat memiliki gugus hidroksil
berdekatan dengan gugus asam karboksilat,sehingga membentuk
sebuah alpha hydroxyl acid(AHA).Asam laktat dalam larutan dapat
melepaskan sebuah proton dari gugus asam yang menghasilkan ion
lactate CH3(OH)COO dan memiliki dua isomer optikal yaitu L(+)-lactic
acid dan D(-)_lactic acid.

Fungsi atau Kegunaan Asam Laktat


Selain memiliki sifat fisika dan kimiawi di atas asam laktat juga
mempunyai banyak sekali fungsi dan kegunaan diantaranya garam
kalsium dari asam laktat di produksi dalam bentuk granular atau
serbuk. Digunakan sebagai sumber kalsium diet dan zat pembeku
darah dan juga sebagai bahan penolong industri antibiotik dan
berfungsi buffer pada sediaan farmasi.Asam laktat dalam bentuk ester
digunakan sebagai bahan pengemulsi makanan yang dipanggang pada
industri roti, biskuit, dan juga sebagai bahan perasa asam makanan.
Dalam dunia pertanian juga memiliki banyak fungsi misalnya dipakai
pada industri pestisida, herbisida dan fungisida.
2.2 Struktur Kimia Asam Laktat
Asam laktat merupakan asam yang pada proses fermentasinya
terdapat dua diagram tahapan yaitu diagram homofermentatif dan
diagram heterofermentatif seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini :
Diagaram homofermentatif. Diagaram heterofermentatif.

Asam laktat memiliki nama lain yaitu Asam 2-hydroksipropanoic, yang


mana kata hydroksi dari nama diatas menunjukkan adanya unsur OH
pada asam laktat sehingga struktur kimianya menjadi seperti dibawah
ini :
(+)-asam laktat (-)-lactic acid
Gambar diatas merupakan Stereoisomer asam laktat dan kedua isomer
atau antipoda dari masing-masing saling berhubungan layaknya
tangan kanan dan tangan kiri. Pada atom karbon pusat di asam laktat,
empat atom atau gugus yang berbeda akan saling terikat sehingga
disebut dengan atom karbon asimetrik (n), yang mana pada umumnya
jumlah stereoisomer akan sebanyak 2n. Akan tetapi cara penulisan
struktur kimia asam laktat itu bermacam-macam sesuai dengan proses
fermentasi atau bahan baku asam laktat.
2.3 Reaksi Kimia Asam Laktat
Asam laktat merupakan hasil fermentasi dari berbagai bahan baku
seperti gula(glukosa), alkohol, dan juga karbohidrat. Asam laktat
tersebut terbentuk dari perubahan glukosa-fosfat pada jalur
pemecahan glikosa. Pada proses fermentasi asam laktat terdapat
serangkaian reaksi-reaksi kimia. Fermentasi asam laktat yaitu
fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Reaksi ini dapat
terjadi dalam keadaan atau kondisi anaerob. Fermentasi pada dasarnya
dibutuhkan untuk meregenerasi NAD+(yang sudah direduksi menjadi
NADH pada proses glikolisis) dan ATP yang dihasilkan selama
fermentasi laktat hanya berasal dari glikolisis(2ATP). Fermentasi asam
laktat terjadi sebagai berikut :
Pada proses yang pertama glukosa(6C) akan diubah menjadi 2
molekul piruvat(3C) oleh glikolisis yang mana akan menghasilkan 2 ATP
dan
2 NADH.
Pada kondisi aerob maka piruvat akan masuk kedalam siklus Krebs
dan ETS untuk membuat ATP melalui fosforilasi tingkat subtract(Krebs)
dan (ETS). ETS ini akan mentransfer H dari NADH ke O menjadi H2O
dan secara otomatis akan meregenerasi NAD+ yang dibutuhkan agar
glikolisis bekerja. Glikolisi tidak akan dapat berjalan tanpa adanya
NAD+ dan jika tidak ada oksigen molekuler (anaerob), sel akan
meregenerasi NAD+ melalui proses fermentasi.
Dalam kondisi anaerob tersubut, H dari NADH akan mengalami
proses pelepasan sehingga terjadilah regenerasi NAD+. Sebagai hasil
sampingnya dari proses tersebut akan terbentuk asam laktat
(enzimnya Lactate Dehydrogenase atau LDH).
Pada initinya reaksi yang terjadi selama proses fermentasi asam laktat
berlangsung adalah seperti dibawah ini :
2 C2H5OCOOH + EnergiReaksinya adalah C6H12O6-
enzim
Reaksi tersebut terbentuk dari berbagai rangkaian proses fermentasi
diantaranya :
asam piruvat (proses Glikolisis).Glukosa-
enzim
2 C2H3OCOOH + EnergiC6H12O6

Dari proses dehidrogenasi maka asam piruvat akan terbentuk atau


akan di ubah menjadi asam laktat.
2 C2H5OCOOH + 2 NAD2 C2H3OCOOH + 2 NADH2
Piruvat dehidrogenasa

Energi yang terbentuk mulai dari proses glikolisis sampai terbentuk


asam laktat adalah sebagai berikut :
8 ATP 2 NADH2 = 8-2 (3 ATP) = 2 ATP.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat di simpulakan bahwa asam laktat
termasuk asam organik yang mana proses pembuatanya atau
fermentasinya dapat menggunakan berbagai macam bahan baku.
Sehingga hal ini menyebabkan asam laktat yang dihasilkan akan
memiliki sifat fisik dan kimiawi dan juga penulisan strukturnya juga
bermacam-macam. Asam laktat ini sangat perlu dproduksi dalam
jumlah besar secara kontinyu dikarenakan kebutuhan dunia akan asam
laktat sangatlah besar. Asam laktat memiliki banyak sekali manfaat
dan kegunaanya terutama dalam dunia industri makanan, bahan
pengawet, agent buffer, bahkan asam laktat digunakan dalam dunia
pertanian dalam proses produksi pestisida, herbisida dan juga
fungisida.
Salah satu terapan atau kegunaan daripada asam laktat yang paling
menjanjikan adalah dalam hal sebagai bahan baku pembuatan PLA
(poly lactic acid) yang mempunyai sifat biodegredeble dan
biocompatible sebagai altrnatif pengganti plastik non-biodegredeble
yang dihasilkan dari minyak bumi, batu bara, dan juga gas alam.Asam
laktat di dapat dari proses perubahan glukosa dan juga piruvat yang
saling bereaksi.

DAFTAR PUSTAKA

MAKALAH PROTEIN
05JUN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel


hewan ataumanusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh
kita, maka protein yangterdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita memperoleh
protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.

Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida.


Dalam proses tersebut melibatkan
DNA(TiminT,AdenineA,SitosinC,GuaninG)danRNA (Ur asi
l U,AdeninA,SitosinC,GuaninG ). DNA berfungsi sebagai
bahan geneticuntuk sel baik prokariot maupun eukariot, karena
prokariot tidak memiliki system internal,DNA tidak terpisahkan dari inti
sel lainnya. Pada Eukariot DNA terletak di inti dipisahkandari
sitoplasma oleh selubung inti. Proses sintesis protein terbagi atas
transkripsi dantranslasi. Seperti kita ketahui DNA sebagai media untuk
proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh
protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya
didahului signal dari luar akan kebutuhan suatu protein atau
molekullain yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan,
perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun
jaringan .

Kandungan informasi DNA, materi genetik, terdapat dalam bentuk


urutan nukleotida yang spesifik di sepanjang untai DNA. Tetapi
bagaimana informasi tersebut dihubungkan dengan sifat-sifat yang
diwarisi suatu organisme? Atau dengan kata lain, apa yang sebenarnya
diutarakan oleh gen? Dan bagaimana pesan tersebut diterjemahkan
oleh sel ke dalam sifat yang spesifik, seperti rambut coklat atau tipe
golongan darah A? Ingat kembali kacang ercis Mendel. Salah satu
karakter yang dipelajari pada kacang ercis adalah panjang batang.

Variasi dalam satu gen tunggal menentukan perbedaan antara varietas


(tanaman) kacang ercis yang tinggi dan yang kerdil. Mendel tidak
mengetahui dasar fisiologis dari perbedaan fenotipik tersebut, namun
para ahli tumbuhan menjelaskan sebagai berikut: Kacang yang kerdil
kekurangan hormon pertumbuhan yang disebut geberrelin, yang
merangsanga pertumbuhan normal pada batang. Kacang yang kerdil
jika diberi hormone giberelin akakn menunjukkan perumbuhan yang
normal. Apa yang menyebabkan kacang yang kerdil tidak dapat
mensintesis hormon giberelin sendiri? Tanaman tersebut ternyata tidak
mempunyai suatu protein penting, yaitu suatu enzim yang diperlukan
untuk sintesis hormon giberelin.Contoh di atas menggambarkan
bahasan utama dari sintesis protein. Oleh karena pentingnya sintesis
protein bagi fungsi dan fisiologi tubuh, maka disusunlah makalah
sederhana ini untuk membantu memberikan informasi mengenai
sintesis protein.

1.2 Rumusan masalah

Apakah yang dimaksud dengan sintesa atau sintesis protein

Bagaimanakah proses dari replikasi DNA

Bagaimanakah proses dari Transkripsi dan Translasi DNA

Bagaimanakah proses dari siklus urea

1.3 Tujuan

Dapat mengetahui apakah yang dimaksud sintesa atau sintesis protein

Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari replikasi DNA

Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari Transkripsi Translasi DNA

Dapat mengetahui bagaimanakah proses dari siklus urea


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Protein

Protein adalah senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi,


protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Protein
mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (wikipedia). fungsi utama
protein Sebagai enzim, Alat pengangkut dan penyimpan Misalnya
hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit sedangkan mioglobin
mengangkut
oksigen dalam otot,penunjang mekanis, Media perambatan impuls
syaraf misalnya berbentuk reseptor, dan Pengendalian pertumbuhan.

Secara singkat penjelasan tentang protein sebagai berikut :

Protein yaitu Polimerisasi asam amino

Fungsi protein secara singkat yaitu sebagai : katalitik (enzim),


kontraksi, pengatur gena, pencegahan, hormon, struktural, transport.

Asam amino merupakan: bagian-bagian dari protein. atau kata lain


asam amino akan membentuk protein.

ikatan-ikatan kuat pada protein : peptida, disulfide dan ikatan lemah :


hidrogen, ionik (garam), van der waals (hidrofobik).

Sifat-sifat umum dari protein yaitu :

REAKSI WARNA :

Asam amino : Ninhidrin

Protein : Biuret

DENATURASI protein :

Perubahan sifat protein sehingga tidak alamiah lagi /kerusakan protein.


sebab sebab denaturasi protein yaitu :

secara fisis : dikocok, sinar, dingin, panas

secara kimiawi : + asam, basa, organik

Pada denaturasi : ikatan lemah hilang ikatan kuat masih

Klasifikasi protein berdasar sifat protein :

1. Kelarutan : albumin, globulin, fibrinogen

2. Bentuk : globuler, fibrosa


3. Sifatnya dengan elektroforesis

4. Sedimentasi : VLDL, IDL, LDL, HDL.

5. Imunologis : Ig A, D, E, G, M.

6. Struktur tiga dimensi : primer, sekunder, tertier, kuarterner

7. Fungsi biologis : struktural, enzim

Untuk mengetahui kecukupan protein yaitu dengan mengukur


keseimbangan nitrogen.

Keseimbangan nitrogen : perbedaan antara N yang masuk : keluar

Positif : Masuk > keluar contoh anak sedang tumbuh, ibu hamil

Negatif : Masuk < keluar contohnya pasien setelah operasi, kanker


lanjut, kwashirkor, marasmus, makan protein.

ASAM AMINO

asam amino akan membentuk protein melalui proses tranlasi di dalam


sel. atau asam amino adalah bagian penyusun dari protein.

- Asam amino esensiil yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh manusia. tetapi didapatkan dari makanan (tumbuhan dan
hewan)

- Sifat : Asam amino di alam 300 macam yang menyusun protein


(manusia, hewan, tumbuhan) = 20 macam asam amino esensial

- Rumus asam amino : Dua gugus dapat mengalami ionisasi : COOH


(asam) dan -NH2 basa.

2.2 Struktur Protein


Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur
primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan
kuartener (tingkat empat):

struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun


protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Frederick
Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode
penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan
beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino
tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan
lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino
menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon
Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah
fungsi protein, dan lebih lanjut memicumutasi genetik.

struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari


berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan
oleh ikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah
sebagai berikut:

alpha helix (-helix, puntiran-alfa), berupa pilinan rantai asam-asam


amino berbentuk seperti spiral;

beta-sheet (-sheet, lempeng-beta), berupa lembaran-lembaran


lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling
terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);

beta-turn, (-turn, lekukan-beta); dan

gamma-turn, (-turn, lekukan-gamma).

struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari


struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan.
Beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau
kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.

contoh struktur kuartener yang terkenal


adalah enzim Rubisco dan insulin.

Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1)


hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N HCl) dan kemudian
komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid
analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan
degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan
spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular
dengan spektrometri massa.

Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan


spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra
Red (FTIR) Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua absorbans
negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta menunjukkan satu
puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari komposisi struktur
sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum CD. Pada spektrum
FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda dibandingkan dengan pita
amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi struktur sekunder dari
protein juga bisa diestimasi dari spektrum inframerah.

Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain. Struktur ini
terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana umumnya hanya
memiliki satu domain. Pada protein yang lebih kompleks, ada
beberapa domainyang terlibat di dalamnya. Hubungan rantai
polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan sebuah
fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila
struktur domain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi
biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang.
Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener.
Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah,
protein tersebut tidak fungsional.

2.3 Fungsi protein

Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel mkahluk
hidup dan virus. Protein memiliki berbagai fungsi seperti :

Protein merupakan enzim atau subunit enzim , missal ribonuklease ,


tripsin.

Protein berperan dalam fungsi structural atau mekanis , missal protein


yang membentuk batang dan sendi ketoskerlileton.

Protein juga terlibat dalam system kekebalan (imun) sebagai antibody


missal Trombin.

Protein sebagai system pengendali dalam bentuk hormone , missal


insulin,hormone tumbuh atau auksin

Protein sebagai komponen penyimpan atau nutrient,missal


kasein(susu),ovalgumin(telur),gliadin(gandum) dan transportasi hara
tumbuhan.
Protein sebagai salah satu sumber gizi dan berperan sebagai sumber
asam amino bagi organism yang tidak dapat membentuk asam amino
sendiri .

Pada organisme lain protein memiliki fungsi lain seperti monelin , pada
suatu tanaman yang memiliki rasa manis.

Ciri-ciri tumbuhan yang kekurangan protein yaitu :

Tanaman tumbuh kerdil

Daun menguning karena kekurangan klorofil,lebih lanjut mongering


dan rontok

Tulang-tulang dibawah permukaan daun tampak pucat

Pertumbuhan tanaman lambat kerdil dan lemah

Produksi bunga dan biji rendah

Jaringan tanaman mengering dan mati.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Sintesis protein.

Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan


fungsional dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa
komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti kutikula,serabut
dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon) mengawasi
hamper semua kegiatan metabolisme , biosintesis, pertumbuhan,
pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah
sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu
yang bersel banyak. Sintesis protein adalah proses pembentukan
protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode
genetik. Sintesis protein dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan
ribosom.

Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.


Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai
polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan
dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.
Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk
menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik.
Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia
makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul
yaitu : Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat,
dan Basa nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin
{sitosin (S) dan timin (T)} dan purin {adenine (A) dan guanine (G)}.

Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik


suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan
genetik dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal
dengan dogma genetik. Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai
proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua dogma genetik
adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNA
menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan
secara skematis sebagai berikut.

DNA transkripsi RNA translasi Protein

3.2 Proses Replikasi DNA

Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat. genom manusia


pada satu sel terdiri sekitar 3 milyar dan pada saat replikasi harus
diduplikasi secara akurat (persis tidak boleh ada yang salah). Replikasi
adalah transmisi vertical (dari sel induk ke sel anak supaya informasi
genetik yang diturunkan sama dengan sel induk). Replikasi hanya
terjadi pada fase S (pada mamalia), Replikasi terjadi sebelum sel
membelah dan selesai sebelum fase M.

Salah satu sumber kesalahan DNA adalah pada kesalahan replikasi


yang dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya karena kondisi
lingkungan dan kesalahan replikasi sendiri sehingga menyebabkan
terjadinya mutasi. Supaya replikasi sel dari generasi ke generasi tidak
terjadi kesalahan maka perlu ada repair DNA. Selain karena kesalahan
replikasi, DNA juga sangat rentan terhadap bahan kimia, radiasi
maupun panas (hal yang dapat menyebabkan mutasi pada DNA pada
saat replikasi).

Replikasi terjadi dengan proses semikonservatif karena semua DNA


double helix. Hasil replikasi DNA double strand. Kedua DNA parental
strand bisa menjadi template yang berfungsi sebagai cetakan untuk
proses replikasi: Semikonservaative process. Primer strand : Pada 3 dia
akan melepaskan 2P dipakai sebagai energy untuk menempelkan,
tetapi pada 5 P tidak bisa dilepas karena ketiga P dibutuhkan sehigga
tidak ada energy sehingga tidak pernah terjadi sintesis dari 3-5, tetapi
dari 5-3, jadi yang menambah selalu ujung 3 .

Perbedaan Replikasi DNA dan Trankripsi DNA yaitu :

Enzim yang berperan dalam proses transkripsi dan replikasi berbeda


Pada proses transkripsi, enzim yang berperan RNA polymerase.
transkripsi DNA : terjadi pada saat akan terjadi sintesis protein
(ekspresi gen); yang dipakai cetakan hanya salah satu untai DNA(3-5)

replikasi DNA : sebelum fase mitosis (fase S) dalam siklus sel; kedua
untai induk dipakai sebagai cetakan untuk di replikasi.

DNA polymerase

Pada proses replikasi DNA terdapat enzim sentral, yaitu DNA


polymerase. Pada proses replikasi, DNA polymerase hanya bisa
menempel pada gugus OH (hidroksil) dimana gugus OH hanya ada
pada ujung 3 sedangkan ujung 5 adalah ujung fosfat. (ciri utama DNA
polymerase). Ciri kedua: DNA polymerase tidak bisa mensintesis/
menempelkan DNA ke pasangan-nya kalau tidak ada primer
(lokomotif). Sifat dari DNA polymerase dia hanya bisa mensintesis DNA
dari arah 5-3 sehingga pertumbuhan dari 5-3 karena penambahan
pada ujung 3, dimana pada ujung 3 ada ujung hidroksil.

Ciri lain DNA polymerase: membutuhkan primer, tidak bisa mensintesis


DNA tanpa adanya primer, primer yang dipakai adalah RNA (sekitar 4-5
basa dan dilanjutkan DNA). DNA yang dibutuhkan adalah DNA primase
untuk meletakkan RNA pada tempatnya. DNA primase untuk
mensintesis RNA sebagai lokomotif (4-5 basa). Bila lokomotif sudah jadi
maka akan di-take over oleh DNA polymerase, dan yang ditambahkan
adalah DNA.
Pada Proses replikasi di butuhkan titik awal (replication origin) biasa di
singkat ORI. Contoh pada plasmid (prokariot), terdapat proses replikasi
yang dimulai pada replication origin dan mengembang sampai
dihasilkan 2 plasmid yang sama persis. Tetapi pada eukariot (mamalia)
lebih kompleks tetapi tetap membutuhkan replication origin.

Pada mamalia ada beberapa replication origin (replication bubble) yang


akan bergabung satu sama lain. DNA harus terbuka dahulu baru bisa
digandakan. Origin replication disebut sebagai unique sequence yang
merupakan pertanda sebagai tempat proses/titik mulai terjadinya
replikasi, dimana ada protein tertentu yang akan mengenali sequence.
Pada bakteri (prokariot) hanya butuh satu titik ORI (origin of
replication) sedangkan pada mamalia (eukariot) butuh beberapa ORI
karena kalau hanya 1 ORI akan butuh waktu 3 minggu untuk
mereplikasi 3 milyard DNA. Sehingga pada mamalia ada 30.000 titik
ORI yang bekerja secara bersamaan sehingga fase S untuk replikasi
hanya butuh beberapa jam saja.

Untuk replikasi perlu sequence tertentu yaitu yang disingkat (ACS)


merupakan urutan basa yang sangat terjaga karena urutan basa
tersebut dikenali oleh protein Origin Recognition Complex (ORC)
sehingga bila ORC mengenali sequence maka replikasi dapat dimulai.
ORI lebih global sedangkan ACS sudah pada sequence (pada urutan
basa tertentu). Replikasi terjadi pada fase S sedangkan transkripsi bisa
terjadi pada fase S atau G1 dimana terjadi sintesis protein maka bisa
terjadi transkripsi.

Saat awal akan di mulainya repliaksi, pada G1 akhir ORC mengenali


sequence ACS, kemudian ada molekul lain, juga helikase yang
membentuk pre-replicative complex (pre-RC). selanjutnya pada fase S
degradasi fosporilasi ORC, degradasi fosforilasi Cdc6 maka terbentuk
bubble replication. Helikase membuka pilinan, topoisomerase yang
memotong pada titik tertentu.

secara singkat dalam siklus sel : Pada fase G2/M sudah ada 2 copy.
Pada fase G1 persiapan,

S proses replikasi, G2/M sudah selesai

Proses replikasi DNA


Pertama adanya replication origin, kemudian pembukaan local DNA
helix dan adanya RNA primer synthesis. Replikasi:> ORC menempel
pada ACS (ORI) :> sehingga pilinan membuka dengan bantuan
helikase. Helikase akan menempel untuk membuka pilinan (helix). DNA
double helix (bentuk terpilin). Untuk mereplikasi bila bentuknya terpilin
tidak akan pernah bisa sehingga perlu dibuka pilinannya. Bila
membuka pilinan pada salah satu ujung maka ujung yang lain akan
semakin kuat pilinannya sehingga perlu daerah tertentu yang dipotong
untuk membuka pilinan tesebut yang dilakukan oleh helikase. Perlu
DNA primase untuk membuat RNA primer sintesis, karena DNA
polymerase tidak bisa mensintesis tanpa ada primer.

Kemudian terjadi proses replikasi. Karena arah DNA anti parallel maka
perlu Leading-strand dan lagging strand. Dari ORI didapatkan 2
replication fork.Ada ORI dan helikase yang membuka pilinan terus
sampai terbentuk replication bubble.

Proses replikasi yang di perlukan utama:

1. ORI

2. Helikase

3. Replication bubble

Selanjutnya perlu primase untuk membuka primary. Merah RNA, Biru


DNA. Bubble semakin besar, replikasi berlanjut dan 1 ORI akan
membentuk 2 replication fork.

Replication fork pada plasmid

Terdapat 2 parental strand (run occusite direction) yang bersifat


antiparalel: 5-3 dan 3-5. DNA polymerase hanya
mensintesis/mempolimerasi dari arah 5-3. Satu strain bisa secara
kontinyu disintesis yaitu yang 5-3 (leading strain). Sementara yang 3-
5 tidak bisa dibentuk, tetapi tetap harus dibentuk dengan 5-3,
sehingga perlu satu strain yang terbentuk dari small discontinue
peaces yang disebut sebagai lagging strain. Small peaces disebut
okazaki fragmen.
Pada leading strand karena arahnya sudah dari 5-3 maka tinggal
menambah saja. Sedangkan pasangannya (lagging strain) karena
arahnya 3-5 maka hanya diam, tetapi pada titik tertentu akan
ditambahkan primase lagi dan akan mensintesis lagi dari arah 5-3
(okazaki fragmen: fragmen2 potongan kecil yang terjadi pada saat
replikasi pada lagging strain)-> Pada lagging strand arahnya dari 3-5.

Okazaki fragment: fragment potongan kecil pada saat replikasi yang


terjadi pada lagging strand template. Yang terjadi pd Okazaki fragment
(OF): kita punya RNA primer sehingga di OF ada RNA-DNA hybrid.
Tetapi RNA harus dibuang oleh RNase H. Setelah itu untuk
menggantikan RNA dibutuhkan polymerase delta (delta) yang bisa
bersifat exonuclease tetapi juga bisa bersifat endonuclease, yaitu
mereplace atau menempatkan dNTP. Pada saat RNA dibuang maka
akan digantikan dengan DNA polymerase delta yang baru sampai
hilang sama sekali. Tetapi masih belum lengkap karena masih ada
celah sehingga perlu DNA ligase untuk menempelkan. Akhirnya
diperoleh 2 strain yang sama persis.

Protein yang dibutuhkan dalam replication fork yaitu:

- Helicase: fungsinya untuk membuka (unwinding) parental DNA

- Single-stranded DNA-binding protein: untuk menstabilisasi unwinding,


untuk mencegah DNA yang single-stranded agar tetap stabil (tidak
double straded lagi).

- Topoisomerase: untuk memotong (breakage) pada tempat-tempat


tertentu.

DNA Polimerase yang memiliki DNA single-strand binding protein


monomer yang bertugas untuk mencegah supaya DNA tidak hanya
menempel dengan lawannya tetapi juga bisa membentuk hairpins.

Karena sudah terbuka sehingga ada basa-basa tertentu yang saling


berpasangan sehingga terbentuk hairpins. Supaya tidak terbentuk
hairpins maka didatangkan single strand binding protein supaya tetap
lurus dan tidak berbelok-belok.Topoisomerase, cirinya memotong DNA
pada tempat tertentu sehingga mudah untuk memutar karena sudah
dipotong. Tugasnya adalah memasangkan kembali DNA yang
terpotong.
Protein aksesori:

Brace protein, : Replication factor C (RFC), supaya DNA polimerasenya


menempelnya stabil (tidak mudah terlepas dari DNA template).

Sliding-clamps protein, supaya kedudukannya stabil dan tidak


goyang2.

Proses pada leading dan lagging strand berlangsung secara


bersamaan, tetapi proses pada lagging bertahap. Ada DNA polimerase
dan sliding clamps. Sintesis terjadi pada leading strand terlebih dahulu.
Pada tahap tertentu DNA primase akan ditambahkan sehingga clamps-
nya datang lagi. Setelah proses replikasi selesai maka RNA akan segera
dibuang digantikan dengan DNA yang baru.

Perangkat untuk replikasi: DNA polimerasi, brace, clamp, DNA helicase,


single-strand binding protein, primase, topoisomerase.Setelah
direplikasi ujung DNA harus ada telomere (ujung DNA). Bila tidak ada
telomere maka kromosom akan saling menempel sehingga kromosom
tidak 46 tetapi dalam bentuk gandeng2 (tidak diketahui).

Chromosome end:

Pada lagging strand, di akhir replikasi ujungnya akan dihilangkan, RNA


juga akan dihilangkan, sehingga hasil replikasi menjadi lebih pendek.
Hal ini terjadi karena menggunakan primer RNA untuk proses replikasi,
dan RNA primer setelah replikasi harus dibuang dan tidak bisa
digantikan. Untuk mengatasinya maka diadakan telomerase yang
dibuat berkali-kali. (slide 76: TTGGGGTTGGGTTGGGG). Telomer dibuat
oleh enzim telomerase. Telomer: ujung yang merupakan non coding
DNA sehingga kalau memendek tidak akan menjadi masalah karena
tidak mengkode apapun. Telomer diadakan untuk mengantisipasi pada
saat replikasi karena DNA akan memendek. EXTENDS 3 PRIMARY GENE
> TELOMERE, dan enzim yang membuatnya : telomerase. Semua sel
selain stem sel tidak punya telomere.

Pada saat sel replikasi maka akan selalu memendek. Sampai pada
suatu titik tertentu yang merupakan signal bagi sel untuk berhenti
membelah. Karena kemampuan sel untuk membelah dibatasi oleh
panjangnya telomerase. Pada saat telomere memendek sampai batas
tertentu maka akan memberikan sinyal bagi sel untuk berhenti
membelah. Sedangkan pada stem sel yang memiliki telomerase, maka
kemampuan membelahnya tidak terbatas karena pada saat telomere
habis maka telomerase akan membentuk telomere baru. Hal ini yang
dimanfaatkan oleh sel kanker karena sel kanker memiliki telomerase
sehingga sel kanker dapat terus membelah. Manusia memiliki
kemampuan replikasi sel yang terbatas karena keterbatasan telomere,
shg bila telomere habis sel akan berhenti membelah.

3.3 Pengertian Transkripsi dan Translasi

Gen memberi perintah untuk membuat protein tertentu. Tetapi gen


tidak membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan
sintesis protein adalah RNA. RNA secara kimiawi serupa dengan DNA,
terkecuali bahwa RNA mengandung ribose, bukan deoksiribosa,
sebagai gulanya dan memiliki basa nitrogen urasil, dan bukan timin.

Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Kedua


asam nukleat menggunakan bahasa yang sama, dan informasinya
tinggal ditranskripsikan atau disalin, dari satu molekul ke molekul lain.
Molekul RNA yang dihasilkan merupakan transkrip penuh dari instruksi-
instruksi pembangun-protein dari gen itu. Jenis molekul RNA ini disebut
RNA mesenjer (mRNA), karena molekul ini membawa pesan dari DNA
ke peralatan pensintesis-protein dari sel tersebut.

Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang


trejadi berdasarkan arahan mRNA. Selama tahapan ini terdapat
perubahan bahasa: Sel tersebut harus menerjemahkan (mentranslasi)
urutan basa molekul mRNAke dalam urutan asam amino polipeptida.
Tempat-tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang
memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai
polipeprtida.

Walaupun mekanisme dasar transkripsi dan translasi serupa untuk


prokariota dan eukariota, terdapat suatu perbedaan penting dalam
aliran informasi genetik di dalam sel-sel tersebut. Karena bakteri tidak
memiliki nukleus, DNA-nya tidak tersegregasi dari ribosom dan
perlengkapan pensintasis-protein lainnya. Transkripsi dan translasi
dikopel (dipasangkan), dengan ribosom menempel pada ujung depan
molekul mRNA sewaktu transkripsi masih terus berlangsung.

Sebaliknya, sel eukariotik, selubung nukleus memisahkan transkripsi


dan translasi dalam ruang dan waktu. Transkripsi terjadi di nukleus,
dan mRNA dikirim ke sitoplasma, di mana translasi terjadi. Tetapi
sebelum mRNA itu meninggalkan nukleus, transkrip-transkrip RNA
eukariotik dimodifikasi dengan berbagai cara untuk menghasilkan
mRNA akhir yang fungsional. Dengan demikian, dalam proses dua-
langkah ini, transkrip gen eukariotik menghasilkan pra-mRNA, dan
pemrosesan RNA menghasilkan mRNA akhir.

Gambar 1. Perbedaan sintesis protein (a) prokariotk dan (b) eukariotik

3.4 Proses siklus urea

Pada eukariota, siklus urea (bahasa Inggris: urea cycle, ornithine cycle)
merupakan bagian dari siklus nitrogen, yang meliputi reaksi
konversi amonia menjadi urea. Siklus ini ditemukan pertama kali
oleh Hans Krebs dan Kurt Henseleit pada tahun 1932.

Pada mamalia, siklus urea terjadi di dalam hati, produk urea kemudian
dikirimkan ke organ ginjal untuk diekskresi. Dua jenjang reaksi pada
siklus urea terjadi di dalam mitokondria. Ringkasan reaksi siklus urea
adalah:

Amonia

Amonia merupakan produk dari reaksi deaminasi oksidatif yang


bersifat toksik. Pada manusia, kegagalan salah satu jenjang pada siklus
urea dapat berakibat fatal, karena tidak terdapat lintasan alternatif
untuk menghilangkan sifat toksik tersebut selain mengubahnya
menjadi urea. Defisiensi enzimatik pada siklus ini dapat
mengakibatkan simtoma hiperamonemia yang dapat berujung
pada kelainan mental, kerusakan hati dankematian. Sirosis pada hati
yang diakibatkan oleh konsumsi alkohol berlebih terjadi akibat
defisiensi enzim yang menghasilkan Sarbamil fosfat pada jenjang
reaksi pertama pada siklus ini.

Ikan mempunyai rasio amonia yang rendah di dalam darah, karena


amonia diekskresi sebagai gugus amidadalam senyawa glutamina.
Reaksi hidrolisis pada glutamina akan menkonversinya menjadi asam
glutamat dan melepaskan gugus amonia.Sedangkan manusia hanya
mengekskresi sedikit sekali amonia, yang dikonversi oleh asam di
dalam urin menjadi ion NH4+, sebagai respon terhadap asidosis karena
amonia memiliki kapasitas seperti larutan penyangga yang
menjaga pH darah dengan menetralkan kadar asam yang berlebih.

Urea
Urea merupakan zat diuretik higroskopik dengan menyerap air
dari plasma darah menjadi urin. Kadar urea dalam darah manusia
disebut BUN (bahasa Inggris: Blood Urea Nitrogen). Peningkatan nilai
BUN terjadi padasimtoma uremia dalam kondisi gagal ginjal akut dan
kronis atau kondisi gagal jantung dengan konsekuensitekanan
darah menjadi rendah dan penurunan laju filtrasi pada ginjal. Pada
kasus yang lebih buruk,hemodialisis ditempuh untuk menghilangkan
larutan urea dan produk akhir metabolisme dari dalam darah.

Pada hewan seperti burung dan reptil yang harus mencadangkan air di
dalam tubuhnya, nitrogen diekskresi sebagai asam urat yang
bersenyawa dengan sedikit kandungan air. Sedang pada manusia,
asam urat tidak disintesis dari amonia, melainkan
dari adenina dan guanina yang terdapat pada berbagai nukleotida.
Asam urat biasanya diekskresi dalam jumlah sedikit, melalui urin.
Kadar asam urat dalam darah dapat meningkat pada penderita
gangguan ginjal dan leukimia. Bentuk garam dari asam urat dapat
mengendap menjadi batu ginjalmaupun batu kemih. Pada artritis,
endapan garam dari asam urat terjadi pada tulang rawan yang
terdapat pada persendian.

Jenjang reaksi

Sarbamil fosfat sintetase, sebuah enzim, merupakan katalis pada


reaksi dengan substrat NH3, CO2 dan ATPmenjadi sarbamil fosfat,

yang kemudian diaktivasi oleh asam N-asetilglutamat yang terbentuk


dari asam glutamat dan asetil-KoAdengan enzim N-asetilglutamat
sintetase. N-asetilglutamat merupakan regulator yang penting
dalamureagenesis selain arginina, kortikosteroid dan protein yang lain.

Reaksi kondensasi yang terjadi pada ornitina lantas memicu konversi


sarbamil fosfat menjadi sitrulina dengan bantuan enzim ornitina
transarbamilase.Kemudian sitrulina dilepaskan dari dalam matriks
menuju sitoplasma, dan kondensasi terjadi dengan asam aspartat dan
enzim argininosuksinat sintetase, membentuk asam argininosuksinat,
yang kemudian diiris oleh argininasuksinat liase menjadi asam
fumarat dan arginina. Asam fumarat akan dioksidasi dalam siklus
sitrat di dalam mitokondria, sedangkan arginina akan teriris
menjadi ureadan ornitina dengan enzim arginase hepatik. Baik
argininosuksinat liase maupun arginase diinduksi oleh
rasalapar, dibutiril cAMP dan kortikosteroid.

BAB IV

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Sintesa protein adalah penyusunan amino pada rantai polipeptida.


Replikasi adalah proses duplikasi DNA secara akurat . Replikasi terjadi
dengan proses semikonservatif karena semua DNA double helix.
Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Translasi
merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang trejadi
berdasarkan arahan mRNA. Siklus urea merupakan bagian dari siklus
nitrogen, yang meliputi reaksi konversi amonia menjadi urea.

5.2 Saran

Semoga makalah ini dapat menjadikan tambahan ilmu bagi pembaca


pada umumnya dan penulis pada khususnya . Namun , penulis juga
membutuhkan kritik yang membangun untuk menjadikan tambahan
ilmu bagi poenulisnya .

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S..2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : Gramedia

McGilvery,Robert W.,1996.Biokimia Suatu Pendekatan


Fungsional.Surabaya : Airlangga University Press.

Poedjiadi,Anna.2006.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta : Universitas


Indonesia
Schumm,Dorothy E..1993.Intisari Biokimia.Jakarta : Binarupa Aksara

Suwandito, Tri Martini, METABOLISME PROTEIN DAN ASAM


AMINO, www.google.com, diakses 8 oktober 2008.

Tri Rini Nuringtyas, ASAM AMINO DAN PROTEIN, www.google.com,


diakses 8 oktober 2008.

sintesis protein

Posted 11 Januari 2011 by woachiedhadinoer in materi. Tinggalkan


Sebuah Komentar

Tahapan Sintesis Protein

Tahap-tahap sintesis Protein. Sintesis protein merupakan reaksi yang


menghubungkan fungsi DNA dengan penyusunan molekul tubuh, yaitu
protein. Protein yang dibentuk melalui sintesis protein akan mengalami
banyak modifikasi, ada yang menjadi protein struktur, proteksi, dan
enzim (biokatalisator).

Kita tahu bahwa semua proses atau reaksi dalam tubuh kita hampir
tidak terjadi tanpa adanya enzim. Hal itu menunjukkan betapa
pentingnya enzim dalam tubuh kita, dan proses dasar atau awal
pembuatan enzim yang berasal dari proses sintesis protein.

Sintesis protein terjadi di ribosom, yang mana bisa berada melekat


pada retikulum endoplasma kasar ataupun berada bebas pada
sitoplasma. Setelah selesai disintesis, protein pertama kali mengalami
modifikasi pada organel badan golgi. Proses pemindahan protein dari
RE ke badan golgi melalui suatu struktur gelembung atau sering
dinamakan sebagai vesikula.

Note: Vesikula yang membawa protein dari RE merupakan hasil


pelepasan membran pada RE dan bisa melalukan fusi atau
penggabungan membran dengan badan golgi. Oleh karena itu, struktur
membran pada RE dan badan golgi memiliki persamaan. Selain itu,
secara garis besar, badan golgi dan RE memiliki persamaan model,
yaitu membran yang berlipat-lipat.

Apakah Sintesis Protein?

Sintesis protein secara singkat dapat didefinisikan sebagai proses


penerjemahan informasi yang ada pada DNA (sumber materi genetik)
yang mengkode asam-asam amino sehingga menjadi rantai peptida
(rantai protein). Akan tetapi, pengertian yang semacam bisa didapati
berbeda, tergantung dari sumber yang digunakan sebagai acuan
meskipun isinya sebenarnya sama saja.

Komponen yang Berperan

Komponen yang berperan dalam sintesis protein adalah inti sel, RE


kasar, Ribosom (rRNA), mRNA, tRNA, RNA polimerase.

a. Inti sel

Inti sel merupakan lokasi dimana sumber informasi genetik berada,


yaitu DNA. Jadi, informasi yang akan diterjemahkan pada sintesis
protein berasal dari inti sel.

b. RE kasar & Ribosom (rRNA)

RE kasar merupakan lokasi dimana ribosom melekat. Selain itu, rRNA


atau Ribosomal RNA merupakan tempat terjadinya sintesis protein.

c. tRNA (RNA transfer)

tRNA merupakan salah satu jenis RNA yang bertugas untuk mengikat
asam amino dari sitoplasma dan menggabungkannya dengan asam
amino lain pada tahapan sintesis protein.

d. RNA polimerase

RNA polimerase merupakan enzim yang berperan dalam proses


perangkaian molekul RNA dari molekul DNA.

Tahapan Sintesis Protein

Sintesis protein secara garis besar dibagi menjadi dua tahapan utama,
yaitu proses pembuatan molekul mRNA pada inti sel (transkripsi) dan
proses penerjemahan mRNA oleh rRNA serta perangkaian asam amino
di ribosom (translasi).

1. Transkripsi

Transkripsi terjadi di inti sel. Pada tahapa ini, RNA polimerase akan
melekat pada rantai DNA sehingga rantai membuka. Salah satu rantai
DNA yang akan diterjemahkan (DNA template/rantai sense) mulai
mendapatkan basa pasangannya, sehingga tercipta rantai komplemen.
Rantai komplemen inilah yang kemudian akan menjadi mRNA
(messenger RNA).
Note: pada proses pembuatan mRNA, kode A pada rantai sense akan
berkomplemen dengan kode U (urasil), bukan T atau timin seperti pada
DNA.

RNA polimerase selanjutnya akan bergerak sepenjang rantai DNA


hingga kode-kode yang diperlukan selesai diterjemahkan menjadi
mRNA primer. Peristiwa ini hanya terjadi pada rantai sense atau DNA
template saja, sedangkan pada rantai antisense atau DNA non-
template tidak akan terjadi. Setelah selesai, mRNA primer akan
dilepaskan dan selanjutnya akan melalui beberapa proses.

a. capping dan polyadenilasi

b. intron dihilangkan dan ekson akan bergabung splicing

c. splicing akan berlanjut hingga terbentuk mRNA siap pakai.

Note: mRNA terdiri dari dua macam kode, yaitu ekson dan intron.
Ekson adalah kode yang dipakai, sedangkan intron akan dibuang.

mRNA matang selanjutnya akan ditransfer ke sitoplasma untuk menuju


tahapan selanjutnya, yaitu translasi di ribosom.

2. Translasi

Tahapan translasi merupakan tahapan dimana mRNA matang dari


dalam inti sel yang telah ditransfer ke sitoplasma, tepatnya diribosom,
segera diterjemahkan.

Translasi sendiri terdiri dari tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi dan
terminasi.

a. Inisiasi

Pada saat mRNA sampai di ribosom, proses pertama kali yang terjadi
adalah inisiasi. Yaitu proses pengenalan kodon (pasangan 3 kode: cth.
UAA, AUG), yang dimana sintesis akan dimulai dari kodon pemula
(kodon start) yang merupakan asam amino Metionin, dengan kode
AUG. Setelah kodon ini terbaca, asam amino pertama akan berada
diribosom untuk selanjutnya digabungkan dengan asam amino
selanjutnya.

Asam amino berada bebas disitoplasma dan dibawa menuju ribosom


oleh RNA transfer atau tRNA.

b. Elongasi
Elongasi merupakan proses kelanjutan dari inisiasi. Pada tahapan ini,
kodon akan terus dibaca dan tRNA akan terus menerus membawa
asam amino ke ribosom sesuai dengan kodon yang ada pada mRNA.

Pada proses elongasi, ribosom biasanya akan berada pada posisi


agregat atau kumpulan. Dua atau lebih ribosom akan melekat pada
rantai mRNA secara bersama-sama sehingga terlihat seperti sedang
bergerombol. Fenomena ribosom yang berkelompok ini disebut dengan
polisom dan fungsinya adalah mempercepat proses sintesis protein.

c. Terminasi

Terminasi merupakan proses terakhir dari translasi. Proses ini mulai


terjadi ketika kodon yang terbaca adalah kodon-kodon yang mengkode
berhentinya sintesis protein. Kodon ini dinamakan dengan kodon stop,
yang terdiri dari tiga kodon yaitu UAA, UAG, dan UGA. Ketika salah satu
kodon-kodon tersebut terbaca, faktor pelepas akan memberhentikan
proses sintesis rantai asam amino.

Proses terminasi diakhiri dengan terbentuknya rantai asam amino yang


sangat panjang, atau lebih sering dinamakan dengan rantai
polipeptida. Penamaan ini didasarkan pada ikatan antara satu asam
amino dengan asam amino lainnya yang dinamakan dengan ikatan
peptida. Rantai polipeptida inilah yang kita sebut dengan protein, lebih
tepatnya protein primer.

Protein atau rantai polipeptida dari hasil sintesis protein merupakan


rantai protein primer. Protein ini harus mengalami modifikasi agar bisa
digunakan dalam tubuh. Proses modifikasi akan dilakukan dibadan
golgi setelah ditransfer dari retikulum endoplasma.

MAKALAH SINTESIS PROTEIN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kandungan informasi DNA, materi genetik, terdapat dalam bentuk


urutan nukleotida yang spesifik di sepanjang untai DNA. Tetapi
bagaimana informasi tersebut dihubungkan dengan sifat-sifat yang
diwarisi suatu organisme? Atau dengan kata lain, apa yang sebenarnya
diutarakan oleh gen? Dan bagaimana pesan tersebut diterjemahkan
oleh sel ke dalam sifat yang spesifik, seperti rambut coklat atau tipe
golongan darah A?

Ingat kembali kacang ercis Mendel. Salah satu karakter yang dipelajari
pada kacang ercis adalah panjang batang. Variasi dalam satu gen
tunggal menentukan perbedaan antara varietas (tanaman) kacang
ercis yang tinggi dan yang kerdil. Mendel tidak mengetahui dasar
fisiologis dari perbedaan fenotipik tersebut, namun para ahli tumbuhan
menjelaskan sebagai berikut: Kacang yang kerdil kekurangan hormon
pertumbuhan yang disebut geberrelin, yang merangsanga
pertumbuhan normal pada batang. Kacang yang kerdil jika diberi
hormone giberelin akakn menunjukkan perumbuhan yang normal. Apa
yang menyebabkan kacang yang kerdil tidak dapat mensintesis
hormon giberelin sendiri? Tanaman tersebut ternyata tidak mempunyai
suatu protein penting, yaitu suatu enzim yang diperlukan untuk
sintesis hormon giberelin.

Contoh di atas menggambarkan bahasan utama dari sintesis protein.


Oleh karena pentingnya sintesis protein bagi fungsi dan fisiologi tubuh,
maka disusunlah makalah sederhana ini untuk membantu memberikan
informasi mengenai sintesis protein

1.2 Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai


rangkaian aktivitas sel dalam sintesis protein.

II. PEMBAHASAN

1.1

2.1 Sintesis protein.

Protein mempunyai peranan penting dalam organisasi struktural dan


fungsional dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa
komponen sel dan beberapa bagian diluar sel seperti kutikula,serabut
dan sebagainya. Protein fungsional (enzim dan hormon) mengawasi
hamper semua kegiatan metabolisme , biosintesis, pertumbuhan,
pernapasan dan perkembangbiakan dari sel. Namun demikian sebuah
sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu
yang bersel banyak.

Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer


peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein
dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom.

Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.


Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai
polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan
dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.
Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk
menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik.
Menurut (Suryo, 2008:59-61) DNA merupakan susunan kimia
makromolekular yang komplek, yang terdiri dari tiga macam molekul
yaitu : Gula pentose yang dikenal sebagai deoksiribosa, Asam pospat,
dan Basa nitrogen, dibedakan atas dua tipe dasar yaitu : pirimidin
{sitosin (S) dan timin (T)} dan purin {adenine (A) dan guanine (G)}

Suatu konsep dasar hereditas yang mampu menentukan ciri spesifik


suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan
genetik dari DNA ke asam amino (protein). Konsep tersebut dikenal
dengan dogma genetik. Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai
proses transkripsi DNA menjadi mRNA. Tahap kedua dogma genetik
adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNA
menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan
secara skematis sebagai berikut.

DNA transkripsi RNA translasi Protein

2.2 Pengertian Transkripsi dan Translasi

Gen memberi perintah untuk membuat protein tertentu. Tetapi gen


tidak membangun protein secara langsung. Jembatan antara DNA dan
sintesis protein adalah RNA. RNA secara kimiawi serupa dengan DNA,
terkecuali bahwa RNA mengandung ribose, bukan deoksiribosa,
sebagai gulanya dan memiliki basa nitrogen urasil, dan bukan timin.

Transkripsi merupakan sintesis RNA berdasarkan arahan DNA. Kedua


asam nukleat menggunakan bahasa yang sama, dan informasinya
tinggal ditranskripsikan atau disalin, dari satu molekul ke molekul lain.
Molekul RNA yang dihasilkan merupakan transkrip penuh dari instruksi-
instruksi pembangun-protein dari gen itu. Jenis molekul RNA ini disebut
RNA mesenjer (mRNA), karena molekul ini membawa pesan dari DNA
ke peralatan pensintesis-protein dari sel tersebut.

Translasi merupakan sintesis polipeptida yang sesungguhnya, yang


trejadi berdasarkan arahan mRNA. Selama tahapan ini terdapat
perubahan bahasa: Sel tersebut harus menerjemahkan (mentranslasi)
urutan basa molekul mRNAke dalam urutan asam amino polipeptida.
Tempat-tempat translasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang
memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai
polipeprtida.

Walaupun mekanisme dasar transkripsi dan translasi serupa untuk


prokariota dan eukariota, terdapat suatu perbedaan penting dalam
aliran informasi genetik di dalam sel-sel tersebut. Karena bakteri tidak
memiliki nukleus, DNA-nya tidak tersegregasi dari ribosom dan
perlengkapan pensintasis-protein lainnya. Transkripsi dan translasi
dikopel (dipasangkan), dengan ribosom menempel pada ujung depan
molekul mRNA sewaktu transkripsi masih terus berlangsung.

Sebaliknya, sel eukariotik, selubung nukleus memisahkan transkripsi


dan translasi dalam ruang dan waktu. Transkripsi terjadi di nukleus,
dan mRNA dikirim ke sitoplasma, di mana translasi terjadi. Tetapi
sebelum mRNA itu meninggalkan nukleus, transkrip-transkrip RNA
eukariotik dimodifikasi dengan berbagai cara untuk menghasilkan
mRNA akhir yang fungsional. Dengan demikian, dalam proses dua-
langkah ini, transkrip gen eukariotik menghasilkan pra-mRNA, dan
pemrosesan RNA menghasilkan mRNA akhir.

Gambar 1. Perbedaan sintesis protein (a) prokariotk dan (b) eukariotik

2.3 Triplet Nukleutida dalam kode genetik

Triplet basa nukleotida merupakan unit terkecil dengan panjang


seragam yang dapat mengkode seluruh asam amino. Jika setiap
susunan yang terdiri dari tiga basah berurutan menentukan satu asam
amino, akan ada 64 kemungkinan kata kode yang lebih dari cukup
untuk menentukan semua asam amino tersebut. Aliran informasi dari
gen ke protein didasarkan pada kode triplet :perintah genetic untuk
rantai poipeptida ditulis dalam DNA sebagai satu deret yang terdiri dari
kata-kata tiga nukleotida.

Sel tidak dapat secara langsung mentranslasi gen menjadi asam


amino. Langkahnya adalah transkripsi, dimana selama transkripsi gen
tersebut menentukan ururtan triplet basa disepanjang molekul mRNA.
Untaian ini disebut untaian cetakan, karena untaian ini memberikan
cetakan untuk menata urutan nukleotida dalam transkrip RNA. DNA
yang ada dapat menjadi untaian cetakan dibeberapa daerah dalam
suatu molekul DNA, sementara di daerah lain di sepanjang heliks
ganda untai komplementerlah yang berfungsi sebagai cetakan untuk
sintesis RNA.

Molekul mRNA lebih merupakan komplementer daripada identik


dengan cetakan DNA nyakarena basa RNA disusun pada cetakan
tersebut berdasarkan aturan pemasangan basa. Pasangan ini serupa
dengan pasangan yang terbentuk selama replikasi DNA, kecuali bahwa
U, RNAuntuk mengganti T, berpasangan dengan A. Dengan demikian,
apabiala untai DNA ditranskripsi, triplet basa ACC dalam DNA
menyediakan cetakan uintuk UGG dalam molekulmRNA terasebut.
Triplet basa mRNA ini disebut kodon.

Gambar 2. Kode triplet

Gambar 3. Kamus kode genetik

2.4 Sintesis dan Pemrosesan RNA

RNA mesenjer, pembawa informasi dari DNA ke peralatan pensintesis-


protein sel, ditranskripsi dari untai cetakan suatu gen. enzim yang
disebut RNA polimerase membuka pilinan kedua untai DNA sehingga
terpisah dan mengaitkannya bersama-sama nukleotida pasangan-basa
pada saat nukleotida- nukleotida ini membentuk pasangan-basa di
sepanjang cetakan DNA. RNA polimerase dapat menambahkan hanya
ke ujung 3 dari polimer yang sedang tumbuh. Dengan demikian,
molekul RNA memanjang dalam arah 5 3. Urutan nukleotida spesifik
di sepanjang DNA menandai di mana transkripsi suatu gen dimulai dan
diakhiri. Rentangan DNA yang ditranskripsi menjadi molekul RNA
disebut unit traskripsi.

Bakteri hanya memiliki satu tipe RNA polimerase yang mensintesis


tidak saja mRNA tetapi juga tipe RNA lain yang berfungsi dalam
sintesis protein. Sebaliknya, eukariota memiliki tiga tipe RNA
polimerase dalam nukleusnya, diberi nomor I, II, dan III. Tipe yang
digunakan untuk sintesis mRNA ialah RNA polimerase II.

Transkripsi memiliki tiga tahapan sebagai berikut:

A. Pengikatan RNA polimerase dan inisiasi transkripsi

Daerah DNA di mana RNA polimerase melekat dan mengawali


transkripsi disebut promoter. Suatu promoter mencakup titik-awal
transkripsi dan biasanya membentang beberapa lusin pasangan
nukleotida upstream dari titik-awal. Promoter ini juga menentukan
yang mana dari kedua untai heliks DNA yang digunakan sebagai
cetakan.

Dalam prokariota, RNA polimerase itu sendiri secara khusus mengenali


dan mengikatkan dirinya dengan promoternya. Sebaliknya, dalam
eukariota, suatu kumpulan protein yang disebut faktor transkripsi
menjadi perantara antara pengikatan polimerase dan insiasi
transkripsi. Hanya setelah faktor transkripsi tertentu diikat pada
promoter barulah RNA polimerase mengikatkan diri pada promoter
tersebut. Susunan yang lengkap antara faktor transkripsi dan RNA
polimerase yang mengikatkan diri pada promoter disebut kompleks
inisiasi transkripsi. Begitu polymerase terikat kuat pada DNA promoter,
kedua untai DNA mengulur dan enzim mulai mentranskripsi untai
cetakannya.
Gambar 4. Inisial transkripsi pada promoter eukariotik

B. Elongasi untai RNA

Pada saat Rna bergerak di sepanjang DNA, RNA it uterus membuka


pilinan heliks-ganda tersebut, memperlihatkan kira-kira 10-20 basa
DNA sekaligus untuk berpasangan dengan nukleotida RNA. Enzim ini
menambahkan nukleotida ke ujung 3 dari molekul RNA yang sedang
tumbuh begitu enzim itu berlanjut di sepanjang heliks-ganda tersebut.
Pada saat sintesis RNA berlangsung, heliks-ganda DNA terbentuk
kembali dan molekul RNA batu akan lepas dari cetakan DNA-nya.
Transkripsi berlanjut pada laju kira-kira 60 nukleotida per detik pada
eukariota.

C. Terminasi transkripsi

Transkripsi berlangsung sampai RNA polimerase mentranskripsi urutan


DNA yang disebut terminator. Terminator yang ditranskripsi yakni,
suatu urutan RNA berfungsi sebagai sinyal terminasi yang
sesungguhnya. Pada sel prokariotik, transkripsi biasanya berhenti tepat
pada akhir sinyal terminasi; ketika polimerase mencapai titik tersebut
polimerase melepas RNA dan DNA. Sebaliknya, pada sel eukariota
polymerase ini terus melewati sinyal terminasi, suatu urutan AAUAAA
di dalam pra-mRNA. Pada titik yang lebih jauh kira-kira 10-35
nukleotida, pra-mRNA ini dipotong hingga terlepas dari enzim tersebut.
Tempat pemotongan pada RNA juga merupakan tempat untuk
penambahan ekor poli(A)salah satu langkah pemrosesan RNA.

Gambar 5. Tahapan transkripsi

2.5 Pemrosesan RNA

Enzim-enzim dalam nukleus eukariotik memodifikasi pra-mRNA dalam


berbagai cara sebelum pesan genetiknya disampaikan ke sitoplasma.
Selama pemrosesan RNA ini, kedua ujung transkrip primer biasanya
diganti.

Setiap ujung molekul pra-mRNA dimodifikasi dengan cara tertentu.


Ujung 5, ujung yang pertama dibuat selama transkripsi, segera ditutup
dengan bentuk nukleotida guanin (G) yang termodifikasi. Ujung 5 ini
memiliki sedikitnya dua fungsi penting. Pertama, ujung unu melindungi
mRNA dari perombakan oleh enzim hidrolitik. Kedua, setelah mRNA
mencapai sitoplasma, ujung 5 ini berfungsi sebagai bagia dari tanda
lekatkan di sini untuk ribosom.

Ujung lain molekul mRNA, ujung 3, juga dimodifikasi sebelum


pesannya meninggalkan nukleus. Pada ujung 3 ini suatu enzim
menambahkan ekor poli(A) yang terdiri atas 30 hingga 200 nukleotida
adenin. Seperti tutup 5, Ekor poli(A) ini menghambat (menginhibisi)
degradasi RNA dan membantu ribosom melekat padanya. Ekor poli(A)
ini juga tampaknya mempermudah ekspor mRNA dari nukleus.

Gambar 6. Penambahan tutup 5 dan ekor poli(A) RNA

Tahap yang paling mengagumkan dari pemrosesn RNA di dalam


nucleus eukariotik adalah pemindahan sebagian besar molekul RNA
yang mula-mula disintesispekerjaan potong dantempel yang
disebut penyambungan RNA (RNA splicing). Panjang rata-rata unit
transkripsi di sepanjang moleku DNA eukariotik adalah 8000
nukleotida, sehingga transkrip RNA primer juga di sepanjang itu.

Gambar 7. Penyambungan RNA


Tetapi hanya dibutuhkan kira-kira 1200 nukleotida untuk mengkode
protein yang ukuran rata0rata asam aminonya 400. Ini berarti bahwa
sebagian besar gen eukariotik dan transkrip RNA-nya memiliki
rentangan nukleotida bukan-pengkode, disebut intron. Daerah lain
disebut ekson, karena daerah ini akhirnya diekspresikanartinya
ditranslasi menjasi asam amino.

RNA polymerase mentranskripsi intron maupun ekson dari DNA, yang


menciptakan molekul terlalu besar. Intron dipotong dan ekson
bergabung menjadi satu untuk membentuk suatu molekul mRNA
dengan urutan pengkode yang kontinu.

Sinyal-sinyal untuk penyambungan RNA merupakan urutan nukleotida


pendek pada ujung-ujung intron. Partikel yang disebut
ribonukleoprotein nukleus kecil (snRNP), mengenali tempat-tempat
penyambungan ini. RNA dalam partikel snRNP disebut RNA nukleus
kecil (snRNA).

Gambar 8. Pemrosesan RNA

2.6 Translasi

Dalam proses translasi suatu sel menginterpretasi suatu pesan genetic


dan membentuk protein yang sesuai. Pesan tersebut berupa
serangkaian kodon di sepanjang mRNA, interpreternya adalah RNA
transfer (tRNA). Fungsi tRNA adalah mentrasfer asam asam amino
dari kolam sitoplasma ke ribosom. Ribosom menambahkan tiap asam
amino yang dibawa tRNA keujung rantai polipeptida yang sedang
tumbuh. Beriku gambar proses translasi:
Gambar 9. Translasi : konsep dasar

a. Struktur dan Fungsi tRNA

Seperti mRNA dan tipe RNA seluler lain, molekun RNA transfer
ditranskripsi dari cetakan DNA. Pada sel eukariotik, seperti mRNA, tRNA
dibuat di dalam nucleus dan harus diangkut dari nucleus ke sitoplasma,
tempat terjadinya translasi. Baik pada sel prokariotik maupun
eukariotik, tiap molekul tRNA digunakan berulang kali, mengambil
desain asam aminonya dalam sitosol, menyimpan muatan ini di
ribosom, dan meningglkan ribosom untuk mengambil muatan lainnya.

Molekul tRNA terdiri atas untai tunggal RNA yang panjangnya hanya 80
nukleotida. Untai RNA melipat ke belakang terhadap dirinya sendiri
membentuk molekul dengan struktur tiga dimensi yang diperkuat
interaksi antara bagian-bagian yang berbeda dari rantai nukleotida.
Basa-basa nukleotida di daerah tertentu dari untai tRNA membentuk
ikatan hydrogen dengan basa-basa komplementer dari daerah lain.
Berikut meru[akan gambar RNA transfer :

a) Struktur dua dimensi dari molekul tRNA


yang spesifik untuk asam amino fenilalanin. b)
struktur tiga dimensi berbentuk L dari tRNA. c)
bentuk yang disederhanakan untuk tRNA .
Antikoden secara konvensional ditulis 3 5
untuk menyesuaikan dengan kodon yang
ditulis 5 3. Untuk pembuatan pasangan
basa, untai RNA harus antiparalel, seperti
DNA. Contohnya antikodon 3-AAG-5
berpasangan dengan kodon mRNA 5-UUC-3

Gambar 10. Struktur RNA transfer

b. Sintetase tRNA Aminoasil

Pengikatan kodon-antikodon sebenarnya merupakan bagian kedua dari


dua tahap pengenalan yang dibutuhkan untuk translasi suatu pesan
genetic yang akurat. Prngikatan ini harus didahului oleh pemasangan
yang benar antara tRNA dengan asam amino. tRNA yang mengikatkan
diri pada kodon mRNA yang menentukan asam amio tertentu, harus
membawa hanya asam amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino
digabungkan dengan tRNA yang sesuai oleh suatu enzim spesifikyang
disebut sintetase tRNA-aminoasil. Tempat aktif dari tiap tipe sintetase
tRNA aminoasil hanya cocok untuk kombinasi asam amino dan tRNA
yang spesifik. Enzim sintetase ini mengkatalisis penempelan kovalen
dari asam amino pada tRNA-nya dalam suatu proses yang digerakkan
oleh hidrolisis ATP. tRNA aminoasil yang dihasilkan dilepaskan dari
enzim tersebut dan membawa asam aminonya ke rantai polipeptida
yang sedang tumbuh didalam ribosom.

Berikut merupakan gambar sintetase tRNA-


aminoasil menggabungkan asam amino spesifikke tRNA:

Gambar 11. Sintetase tRNA-aminoasil

c. Ribosom

Ribosom memudahkan pemasangan yang spesifik antara antikodon


tRNA dengan kodon mRNA selama sintesis protein. Ribosom tersusun
dari subunit kecil dan subunit besar, subunit tersebut dibangun oleh
protein-protein dan molekul RNA yang disebut RNA ribosom. Pada
eukariotik, subunit tersebut disintesis di nucleus. Gen RNA ribosom
pada DNA kromosomal ditranskripsi, dan RNA tersebut diproses dan
disusun dengan protein-protein yang diambil dari sitoplasma. Sub unit
ribososm yang dihasilkan kemudian diekspor melaui pori-pori nucleus
ke sitoplasma. Baik pada eukariota maupun prokariota, subunit besar
dan kecil bergabung untuk membentuk ribosom fungsional hanya
ketika kedua subunit tersebut terikat pada molekul mRNA. Karena
sebagian sel mengandung ribuan ribosom, rRNA merupakan tipe RNA
yang paling banyak.

Walaupun ribosom eukariota dan prokariota mirip dalam struktur dan


fungsinya, ribosom eukariota sedikit lebih besar dan sedikit berbeda
dengan ribosom prokariota dalam komposisi molekulernya. Perbedaan
tersebut memiliki pengaruh medis yang penting. Obat-obat tertentu
dapat melumpuhkan ribosom prokariota tanpa menghambat
kemampuan ribosom eukariota membuat protein. Obat ini termasuk
tetrasiklin dan streptomisin, digunakan sebagai antibiotic untuk
melawan infeksi bakteri.

Struktur suatu ribosom mereflesikan fungsinya untuk mengumpulkan


mRNA dengan tRNA pembawa asam amino. Selain satu tempat
pengikatan pengikatan untuk mRNA, tiap ribosom memiliki tiga tempat
pengikatan untuk tRNA. Berikut merupakan gambar anatomi ribosom:

Gambar 12. Anatomi suatu ribosom

d. Tiga Pembentukan Polipeptida

1) Inisiasi

Tahap inisiasi dari translasi membawa bersama-sama mRNA, sebuah


tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua
subunit ribosom. Pertama subunit ribosom kecil mengikatkan diri pada
mRNA dan tRNA inisiator khusus. Berikut merupakan gambar inisiasi
transkripsi:
Gambar 13. Inisiasi translasi

2) Elongasi

Pada tahap ini asam amino ditambahkan satu per satu pada asam
amino pertama. Tiap penambahan mengakibatkan partisipasi beberapa
protein yang disebut factor elongasi. Berikut merupakan tahapan atau
siklus elongasi transkripsi:

Gambar 14. Siklus elongasi translasi

3) Terminasi

Merupakan tahap akhir translasi. Berikut merupakan gambar dari


tahapan terminasi:

1. Ketika suatu ribosom mencapai suatu kodon terminasi pada untai mRNA,
tempat A pada ribosom itu menerima suatu protein yang disebut factor
pelepas sebagai ganti tRNA.

2. Faktor pelepas menghidrolisis ikatan antara tRNA di dalam tempat P dan


asam amino terakhir dan rantai polipeptida. Polipeptida ini kemudian
dilepaskan dari ribosom.

3. Kedua subunit ribosom dan komponen penyusun yang lain terdisosiasi.

Gambar 15. Terminasi

Mekanisme Sinyal untuk mengarahkan protein ke RE

Suatu polipeptida yang ditujukan untuk endomembran atau untuk


sekresi dari sel dimulai dengan pepptida sinyal, suatu rentangan asam
amino yang mengarahkan ke RE. Gambar berikut merupakan sintesis
protein secretor dan pengimporannya secara simultan ke RE.

Gambar 16. Mekanisme sinyal untuk mengarahkan protein ke RE

Ringkasan dari transkripsi dan translasi di dalam sel digambarkan


sebagai berikut:
Gambar 17. Ringkasan transkripsi dan translasi dalam sel eukariotik

III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Transkripsi memiliki tiga tahapan, yaitu pengikatan RNA polymerase


dan inisiasi, elongasi untai RNA, dan terminasi transkripsi.

2. RNA mesenjer, pembawa informasi dari DNA ke peralatan


pensintesis-protein sel, ditranskripsi dari untai cetakan suatu gen.
enzim yang disebut RNA polimerase membuka pilinan kedua untai DNA
sehingga terpisah dan mengaitkannya bersama-sama nukleotida
pasangan-basa pada saat nukleotida- nukleotida ini membentuk
pasangan-basa di sepanjang cetakan DNA.

3. Translasi memiliki tiga tahapan, yaitu inisiasi, elongasi, dan


terminasi.

4. Pada tahap elongasi translasi terdapat tiga faktor elongasi, yaitu


pengenalan kodon, pembentukan ikatan peptida, dan translokasi.

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
............... i

DAFTAR
ISI.............................................................................................................
.............. ii

BAB I.
PENDAHULUAN.........................................................................................
............ 1

1.1 Latar
Belakang..................................................................................................
.............. 1

1.2 Rumusan
Masalah....................................................................................................
....... 1

1.3 Tujuan ........................................................................................


.................................... 1

1.4 Manfaat......................................................................................
..................................... 2

BAB II. TINJAUAN


PUSTAKA........................................................................................... 3

2.1 Protein .......................................................................................


..................................... 3

2.2 Asam
Amino.......................................................................................................
............ 4

2.3 Sintesa
Protein......................................................................................................
.......... 9

2.4 Struktur
Protein......................................................................................................
........ 14

2.5 Klasifikasi
Protein......................................................................................................
..... 15
2.6 Fungsi
Protein......................................................................................................
........... 17

2.7 Angka Kecukupan


Protein.............................................................................................. 18

2.8 Dampak Kekurangan dan Kelebihan


Protein................................................................. 18

BAB III. KESIMPULAN DAN


SARAN.............................................................................. 22

3.1 Kesimpulan.................................................................................
.................................... 22

3.2 Saran..........................................................................................
..................................... 22

DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................
........... 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya
penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul Sintesis Protein.

Makalah Sintesis Protein ini merupakan tugas akhir semester I (satu)


mata kuliah Kimia Dasar.

Melalui makalah yang berjudul Sintesis Protein ini yang diharapkan


dapat menunjang nilai penulis di dalam mata kuliah Kimia Dasar. Selain
itu, dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan informasi yang
dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembacanya.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada


Bapak Ir. Mujianto, MP selaku dosen pembimbing serta kepada seluruh
pihak yang terlibat di dalam penulisan makalah Sintesis Protein ini.

Penulis menyadari bahwa, masih banyak kesalahan dan kekurangan di


dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Malang, Januari 2011

Penulis

Adi Santoso

(201010220211026)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian
terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein,
setengahnya ada di dalam otot, seperlima ada di dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluhnya ada di dalam kulit, selebihnya ada di
dalam cairan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya
adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein
bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim hormon, asam
nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein
memiliki fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain,
yaitu pembangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
(Almatsier, 2002).

Protein merupakan satu-satunya makronutrien yang mengandung


unsur Nitrogen (N). Selain itu apabila dibandingkan dengan
makronutrien lain seperti lemak dan karbohidrat, protein jauh lebih
kompleks karena selain mengandung Karbon (C), Hidrogen (H), dan
Oksigen (O) adapula sebagian protein yang mengandung S, bahkan
terkadang ada pula yang mengandung P, Fe, dan Cu (Sudarmadji,
2003).

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah protein itu?

b. Apakah fungsi protein?

c. Bagaimanakah sintesis protein terjadi?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian protein

b. Mengetahui fungsi protein

c. Mengetahui proses sintesis protein


1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi mahasiswa :

a. Mengetahui pengertian protein dan proses sintesanya.

b. Mengetahui pentingnya protein dalam metabolisme tubuh.

c. Mengetahui klasifikasi dan struktur kimia protein.

1.4.2 Bagi penulis :

a. Membiasakan diri untuk menyelesaikan suatu masalah.

b. Menjadi salah satu sarana untuk melatih diri mengembangkan


bakat dalam menulis dan meneliti.

c. Menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Protein

Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara


lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai
panjang asam amino, yang terikat satu sama lain dengan ikatan
peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen,
oksigan dan nitrogen; beberapa asam amino di samping itu
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Unsur
nitrogen adalah unsur utama protein, karena teredapat di semua
protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak.
Unsur nitrogen adalah 16% dari berat protein.

Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak dalam
hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai empat puluh
juta; bandingkan dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180.
Jenis protein sangat banyak, mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat
dibayangkan bila diketahiu bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi
berbagai jenis dan jumlah asam amino. Ada dua puluh jenis asam
amino yang diketahiu sampai sekarang yang terdiri atas sembilan
asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat dibuat tubuh dan
harus didatangkan dari makanan) dan sebelas asam amino nonesensial
(Almatsier, 2002).
2.2 Asam Amino

Asam amino berfungsi untuk meningkatkan kewaspadaan, mengurangi


kesalahan, dan memacu kegesitan pikiran.

Terdapat 20 asam amino yang terbagi menjadi dua kelompok, asam


amino non-enensial dan asam amino esensial. 12 jenis asam amino
non-enensial di produksi oleh tubuh. Sedangkan 8 sisanya, berupa
asam amino esensial yang harus didapatkan melalui makanan.

Fungsi Asam Amino antra lain :

a. Penyusun protein, termasuk enzim.

b. kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme


(terutama vitamin, hormon, dan asam nukleat)

c. pengikat logam penting yang di perlukan dalam reaksi enzimatik


(kofaktor).

Asam amino di dapatkan dari sumber-sumber protein. Protein adalah


senyawa organik yang terdiri dari satu atau lebih asam amino. Protein
yang di dapatkan melalui makanan sehari-hari di urai dalam
pencernaan dalam bentuk asam amino.

Setiap sel hidup mengandung protein. Protein senyawa organik


essensial bagi mahluk hidup dan konsentrasinya paling tinggi di dalam
jaringan otot hewan. Protein merupakan bahan essensial yang
menunjang kehidupan. Kulit, tulang, otot, darah, hormon, enzim dan
organ-organ dalam semuanya tersusun dari protein.
Menurut Anonim (2007) berdasarkan ketersediaannya di dalam tubuh
asam amino dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

Asam Amino non-essensial

ALANINE (5,82%)
Memperkuat membran sel. Membantu metabolisme glukosa menjadi
energi tubuh.

ARGININE (5,98%)
Penting untuk kesehatan reproduksi pria karena 80% cairan semen
terdiri dari arginine. Membantu detoxifikasi hati pada sirosis hati dan
fatty liver. Membantu meningkatkan sistem imun. Menghambat
pertumbuhan sel tumor dan kanker. Membantu pelepasan hormon
pertumbuhan.

ASPARTIC ACID (6,34%)


Membantu perubahan karbohidrat menjadi energi sel. Melindungi hati
dengan membantu mengeluarkan amonia berlebih dari tubuh.
Membantu fungsi sel dan pembentukan RNA/DNA.

CYSTINE (0,67%)
Membantu kesehatan pankreas. Menstabilkan gula darah dan
metabolisme karbohidrat. Mengurangi gejala alergi makanan dan
intoleransi. Penting untuk pembentukan kulit, terutama penyembuhan
luka bakar dan luka operasi. Membantu penyembuhan kelainan
pernafasan seperti bronchitis. Meningkatkan aktifitas sel darah putih
melawan penyakit.

GLUTAMIC ACID (8,94%)


Merupakan bahan bakar utama sel-sel otak bersama glukosa.
Mengurangi ketergantungan alkohol dan menstabilkan kesehatan
mental.

GLYCINE (3,50%)
Meningkatkan energi dan penggunaan oksigen di dalam sel. Penting
untuk kesehatan sistem syaraf pusat. Penting untuk menjaga
kesehatan kelenjar prostat. Mencegah serangan epilepsi dan pernah
dipakai untuk mengobati depresi. Diperlukan sistem imun untuk
mensintesa asam amino non esensial.

HISTIDINE (1,08%)
Memperkuat hubungan antar syaraf khususnya syaraf organ
pendengaran. Telah dipakai untuk memulihkan beberapa kasus
ketulian. Perlu untuk perbaikan jaringan. Perlu dalam pengobatan
alergi, rheumatoid arthritis, anemia. Perlu untuk pembentukan sel
darah merah dan sel darah putih.

PROLINE (2,97%)
Sebagai bahan dasar glutamic acid. Bersama lycine dan vitamin C akan
membentuk jaringan kolagen yang penting untuk menjaga kecantikan
kulit. Memperkuat persendian, tendon, tulang rawan dan otot jantung.

SERINE (4,00%)
Membantu pembentukan lemak pelindung serabut syaraf
(myelinsheaths). Penting dalam metabolisme lemak dan asam lemak,
pertumbuhan otot dan kesehatan sistem imun. Membantu produksi
antibodi dan immunoglobulin.

TYROSINE (4,60%)
Memperlambat penuaan sel. Menekan pusat lapar di hipotalamus.
Membantu produksi melanin. Penting untuk fungsi kelenjar adrenal,
tiroid dan pituitary. Penting untuk pengobatan depresi, alergi dan sakit
kepala. Kekurangan menyebabkan hypothyroidism dengan gejala
lemah, lelah, kulit kasar, pembengkakan pada tangan, kaki, dan muka,
tidak tahan dingin, suara kasar, daya ingat dan pendengaran menurun
serta kejang otot.

GAMMA - AMINOBUTYRIC ACID (GABA) (**)


Menghambat sel dari ketegangan. Mencegah ansietas dan depresi
bersama niacin dan inositol.

ORNITHINE (**)
Membantu pelepasan hormon pertumbuhan yang memetabolisir lemak
tubuh yang berlebihan jika digabung dengan arginine dan carnitine.
Penting untuk fungsi sistem imun dan fungsi hati yang sehat. Penting
untuk detoxifikasi amonia dan membantu proses penyembuhan.

TAURINE (**)
Menjaga kesehatan otot jantung, sel darah putih, otot rangka dan
sistem syaraf pusat. Komponen penting dari cairan empedu yang
penting untuk pencernaan lemak, absorbsi vitamin larut dalam
lemak (A, D, E, K). Menjaga kadar kolesterol darah. Kekurangan
menyebabkan ansietas, epilepsi, hiperaktif dan fungsi otak yang buruk.
Disintesa dari asam amino cysteine.

CYSTEINE (**)
Dibentuk dari asam amino methionine dengan bantuan vitamin B6.
Merupakan bahan dasar glutathione yaitu salah satu antioksidan
terbaik yang bekerja optimum bila bersama vitamin E dan selenium.
Melindungi sel dari zat-zat berbahaya, efek radiasi. Melindungi hati dan
otak dari alkohol dan rokok. Penting dalam pengobatan bronchitis,
emphysema, TBC, dan rheumatoid arthritis. Mudah berubah menjadi
cystine.

CITRULLINE (**)
Menghasilkan energi. Meningkatkan sistem imunitas. Dimetabolisir
menjadi arginine. Penting dalam detoxifikasi amonia yang merusak sel-
sel sehat.

(**) Hanya terdapat pada Liqua Health

Asam Amino esensial

1. ISOLEUCINE (4,13%)

Diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal. Perkembangan


kecerdasan.Mempertahankan keseimbangan nitrogen tubuh.
Diperlukan untuk pembentukan asam amino non esensial lainnya.
Penting untuk pembentukan haemoglobin dan menstabilkan kadar gula
darah (kekurangan dapat memicu gejala hypoglycemia).

2. LEUCINE (5,80%)

Pemacu fungsi otak. Menambah tingkat energi otot. Membantu


menurunkan kadar gula darah yang berlebihan. Membantu
penyembuhan tulang, jaringan otot dan kulit (terutama untuk
mempercepat penyembuhan luka post - operative).

3. LYCINE (4,00%)

Bahan dasar antibodi darah. Memperkuat sistem sirkulasi.


Mempertahankan pertumbuhan sel-sel normal. Bersama proline dan
Vitamin C akan membentuk jaringan kolagen. Menurunkan kadar
triglyserida darah yang berlebih. Kekurangan menyebabkan mudah
lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok, anemia, pertumbuhan
terhambat dan kelainan reproduksi.

4. METHIONINE (2,17%)

Penting untuk metabolisme lemak. Menjaga kesehatan hati,


menenangkan syaraf yang tegang. Mencegah penumpukan lemak di
hati dan pembuluh darah arteri terutama yang mensuplai darah ke
otak, jantung dan ginjal. Penting untuk mencegah alergi, osteoporosis,
demam rematik dan toxemia pada kehamilan serta detoxifikasi zat-zat
berbahaya pada saluran cerna.

5. PHENYLALANINE(3,95%)
Diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk menghasilkan tiroksin
yang akan mencegah penyakit gondok. Dipakai untuk mengatasi
depresi juga untuk mengurangi rasa sakit akibat migrain, menstruasi
dan arthritis. Menghasilkan norepinephrine otak yang membantu daya
ingat dan daya hafal. Mengurangi obesitas.

6. THREONINE (4,17%)
Meningkatkan kemampuan usus dan proses pencernaan.
Mempertahankan keseimbangan protein. Penting dalam pembentukan
kolagen dan elastin. Membantu hati, jantung, sistem syaraf pusat, otot-
otot rangka dengan fungsi lipotropic. Mencegah serangan epilepsi.

7. TRYPTOPHANE (1,13%)
Meningkatkan penggunaan dari vitamin B kompleks.
Meningkatkan kesehatan syaraf. Menstabilkan emosi. Meningkatkan
rasa ketenangan dan mencegah insomnia (membantu anak yang
hiperaktif). Meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan yang
penting dalam membakar lemak untuk mencegah obesitas dan baik
untuk jantung.

8. VALINE (6,00%)
Memacu kemampuan mental. Memacu koordinasi otot.
Membantu perbaikan jaringan yang rusak. Menjaga keseimbangan
nitrogen.

WHO (World Health Organization) mengungkapkan bahwa protein yang


berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, keju, dan unggas
mengandung asam amino dalam kadar yang cukup. Sedangkan protein
yang berada dalam kandungan sayur-sayuran memiliki kadar yang
terbatas.

Ikan sebagai salah satu bahan pangan yang sangat di butuhkan


memiliki daya cerna protein yang cukup tinggi yaitu sekitar 90%.
Protein yang dikandung ikan ternyata sudah dapat memenuhi dua
pertiga kebutuhan manusia.

Kandungan protein pada ikan relatif cukup besar, sekitar 15-25% setiap
100 gram. Selain itu, kandungan protein ikan terdiri dari berbagai asam
amino yang hampir seluruhnya di butuhkan oleh manusia.

Sehari-hari individu biasa mengonsumsi berbagai jenis protein. Protein


yang di dapatkan melalui makanan terkadang masuk bersamaan
dengan karbohidrat dan nutrisi lainnya. Banyaka ahli gizi yang
menyarankan jika anda menginginkan kondisi mental puncak, maka
ada baiknya mengkonsumsi sepertiga protein terlebih dahulu sebelum
memakan yang lain (Anonim, 2010).

2.3 Sintesa Protein

Protein adalah polipeptida (gabungan dari beberapa asam amino).


Maka untuk membentuk suatu protein diperlukan bahan dasar berupa
asam amino. Polipeptida dikatakan protein jika paling tidak memiliki
berat molekul kira-kira 10.000. Di dalam ribosom, asam amino-asam
amino dirangkai menjadi polipeptida dengan bantuan enzim tertentu.
Polipeptida dapat terdiri atas 51 asam amino (seperti pada insulin)
sampai lebih dari 1000 asam amino (seperti pada fibroin, protein
sutera). Macam molekul polipeptida tergantung pada asam amino
penyusunnya dan panjang pendeknya rantai polipeptida. Seperti yang
telah kita pelajari sebelumnya bahwa ada 20 macam asam amino
penting yang dapat dirangkai membentuk jutaan macam kemungkinan
polipeptida.

Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida.


Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai
polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan
dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen
diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein.
Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk
menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik (Desy,
2010).

Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer


peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Sintesis protein
dimulai dari anak inti sel, sitoplasma dan ribosom (Nurdiansyah, 2010).
Selain itusintesis protein merupakan dasar untuk mempelajari
bagaimana informasi genetik di dalam DNA diekspresikan dalam
makhluk hidup. Dalam istilah genetik sering dikenal dengan yang
namanya sentral dogma. Sentral dogma merupakan serangkaian alur
informasi dari DNA yang diterjemahkan melalui RNA kemudian menjadi
protein di dalam tubuh makhluk hidup.

Sintesis protein memiliki sumber informasi di DNA dalam bentuk gen.


Gen tersebut berupa rangkaian kode-kode basa nitrogen. Informasi
dalam gen akan diterjemahkan dalam bentuk mRNA. mRNA kemudian
akan digunakan untuk merangkai asam amino yang didapatkan dari
luar dan dalam tubuh.

Sintesis protein terjadi pada organel yang dinamakan dengan ribosom.


Sintesis protein sangat memerlukan keberadaan RNA, yaitu suatu
rantai tunggal basa nitrogen dengan backbone yang sama dengan
DNA. Adapun pembagian jenis-jenis RNA secara lengkap adalah
sebagai berikut.

a. mRNA (messenger RNA / RNA duta)

RNA duta merupakan RNA yang dibuat oleh proses yang dinamakan
dengan transkripsi pada inti sel. Peranan mRNA adalah membawa
informasi genetik yang ada pada DNA menuju ribosom. Informasi yang
terdapat pada mRNA berupa kodon yang tersusun secara triplet,
misalkan UCA, UCU, atau AAG. Kodon tersebut dibuat triplet atau tiga-
tiga karena 4 pangkat 3 hasilnya 64, yang kombinasi hurufnya diatas
20.

b. tRNA (transport RNA / RNA transfer)

RNA transfer merupakan RNA yang berperan untuk membawa asam


amino dari sitoplasma menuju ribosom saat terjadi sintesis protein.
tRNA disintesis di salah satu bagian inti sel secara langsung. Dalam
proses pentransferan asam amino, tRNA memerlukan energi yang
berasal dari pemecahan molekul ATP menjadi ADP + Pi.

c. rRNA (ribosomal RNA / RNA ribosom)

Ribosomal RNA inilah yang sering kita namakan sebagai ribosom. rRNA
merupakan organel yang tersusun atas subunit besar dan subunit kecil.
Ribosom terdapat di sitoplasma sebagai ribosom bebas atau terikat
pada Retikulum endoplasma. Pada saat sintesis protein berlangsung,
ribosom biasanya membentuk polisom atau poliribosom. Polisom
bukanlah gabungan beberapa ribosom, melainkan hanya beberapa
ribosom yang membaca satu rantai mRNA secara bersamaan sehingga
tampak seperti berkelompok-kelompok. Poliribosom biasanya ada 4
atau 5 ribosom yang membaca pada satu rantai mRNA yang sama.

Selain RNA, sintesis memerlukan beberapa enzim yang penting dalam


setiap tahapan reaksi. Salah satu yang penting adalah enzim RNA
polimerase, yaitu suatu enzim yang melaksanakan proses
penerjemahan DNA menjadi mRNA (proses transkripsi). Enzim amino
asil transferase berperan penting dalam memindahkan rantai yang
terbentuk saat proses perangkaian asam amino.

TAHAP-TAHAP SINTESA PROTEIN

Sintesis protein dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu transkripsi


dan translasi. Transkripsi secara garis besar merupakan proses
pembuatan mRNA dari DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu
bergerak menuju ribosom. Setelah itu, proses translasi, yang meliputi
penerjemahan dan perangkaian asam amino, berlangsung di ribosom.

A. Transkripsi Pemindahan informasi dari DNA ke mRNA

Transkripsi sebagaimana sudah disinggung sedikit di atas merupakan


serangkaian tahapan pembentukan mRNA dari DNA. Proses ini
sebenarnya merupakan awal mula informasi pada DNA dipindahkan
menuju protein pada makhluk hidup.

Transkripsi diawali dari pemutusan ikatan H pada DNA oleh protein-


protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya
rantai DNA pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA
polimerase melekat ke daerah yang dinamakan dengan promotor. RNA
polimerase selanjutnya melakukan sintesis molekul mRNA dari arah 3
DNA, sedangkan pada mRNA dimulai dari ujung 5 menuju 3.

Dari kedua rantai DNA, hanya salah satu rantai yang akan
diterjemahkan menjadi mRNA. Rantai DNA yang diterjemahkan menjadi
protein dinamakan dengan rantai sense atau DNA template atau DNA
cetakan, sedangkan rantai pasangannya dinamakan DNA antisense.
Dari DNA template inilah mRNA akan membentuk rantai berpasangan
dengan basa-basa yang ada pada DNA sense.

Komponen untuk pembuatan mRNA terdapat dalam bentuk nukleotida


triposfat, seperti ATP, GTP, UTP, dan CTP. Fungsi dari RNA polimerase
adalah mengkatalis reaksi penempelan nukleotida triposfat sehingga
terbentuk rantai. Energi yang digunakan untuk menjalankan reaksi
tersebut berasal dari masing-masing nukleotida triposfat yang kaya
akan energi.

Pada saat sintesis mRNA berakhir, terdapat sebuah penanda terminasi


yang bertugas untuk menghentikan sintesis mRNA. mRNA yang
terbentuk selanjutnya akan dipindahkan dari inti menuju ribosom,
kemudian diterjemahkan menjadi protein di ribosom.

Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA, artinya


mRNA yang belum siap untuk ditranslasi. Hal tersebut disebabkan
karena pre-mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu rangkaian
kodon yang tidak bisa diterjemahkan menjadi protein. Intron ini sangat
banyak pada DNA eukariotik. Bagian yang akan menjadi mRNA matang
dinamakan dengan ekson. Ekson mengandung informasi yang akan
diterjemahkan menjadi protein.

Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing mRNA.


Proses splicing berguna untuk membuang bagian intron yang secara
genetik tidak mengandung informasi terkait asam amino. Splicing
terjadi sebelum mRNA dikeluarkan dari inti sel.

B. Translasi Penerjemahan mRNA Menjadi Protein

Setelah mRNA matang (fungsional) terbentuk, proses yang harus


dilakukan adalah keluarnya mRNA dari inti sel menuju ribosom, baik itu
di RE ataupun di sitoplasma. Proses translasi sebenarnya dibagi
menjadi tiga tahapan utama, yaitu:

Inisiasi

Setelah sampai diribosom, mRNA akan menempel pada subunit kecil


ribosom (30 S) lewat ujung 5. Pada saat yang bersamaan, tRNA
menempel pada subunit besar ribosom (50 S). Proses tersebut akan
menyebabkan asam amino Metionin dengan kodon AUG menjadi asam
amino pertama yang menempel pada ribosom. Hal penting yag perlu
diingat adalah bahwa asam amino metionin merupakan asam amino
yang selalu pertama kali menempel pada ribosom saat sintesis protein.
Hal tersebut berkaitan dengan adanya kondon start, yaitu AUG
(Metioinin), yang merupakan kode untuk proses perangkaian asam
amino (sintesis protein sebenarnya) dimulai.

Elongasi (Pemanjangan rantai protein/polipeptida)


Setelah proses inisiasi selesai, proses selanjutnya adalah
penerjemahan kodon triplet dan penempelan asam amino sehingga
membentuk rantai. Penerjemahan kode ini akan diikuti pengikatan
asam amino sesuai kodon oleh tRNA yang kemudian dibawa ke
kompleks ribosom dan digabungkan dengan asam amino yang sudah
ada sebelumnya. Proses tersebut akan berlangsung sampai munculnya
kodon terminasi.

Terminasi (Sintesis berhenti)

Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon UAA,


UAG, atau UGA. Kodon-kodon tersebut bukan pengkode asam amino,
merupakan kodon yang memerintahkan untuk penghentian sintesis
protein. Faktor pelepas akan menempel pada ribosom setelah
pembacaan kodon stop. Faktor pelepas tersebut menyebabkan
terlepasnya mRNA dari ribosom, selanjutnya diikuti dengan pemisahan
subunit besar dan kecil ribosom.

Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein (rantai
polipeptida) yang masih belum fungsional. Untuk menjadi fungsional,
protein harus dimodifikasi di badan golgi sesuai kebutuhan sel.

2.4 Struktur Protein

Secara teoritik dari 21 asam amino yang ada di alam dapat dibentuk
protein dengan jenis yang tidak terbatas. Namun diperkirakan hanya
sekitar 2000 jenis protein yang terdapat di alam. Para ahli pangan
sangat tertarik pada protein, karena struktur dan sifatnya yang dapat
diamankan untuk berbagai keperluan.

Struktur protein ternyata dapat dibagi menjadi beberapa bentuk yaitu


struktur primer, skunder, tersier, dan kuarter (Winarno, 2002).

Struktur Primer

Struktur primer protein merupakan struktur protein yang menunjukkan


jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam molekul protein. Oleh
karena ikatan antar asam amino ialah ikatan peptida, maka struktur
primer protein juga menunjukkan ikatan peptida yang urutannya
diketahui(Kamus Lemak).
Struktur Skunder

Struktur sekunder protein merupakan struktur protein yang berbentuk


heliks dan struktur lembaran berlipat (pleated sheet structure). Ikatan
yang bertanggung jawab dalam pembentukan struktur ini adalah
ikatan hidrogen. Terbentuknya bentuk heliks atau lembaran berlipat
sangat bergantung pada posisi dan jenis asam amino penyusun
protein (Kamus Lemak).

Struktur tersier

Struktur tersier protein merupakan struktur protein yang menunjukkan


kecenderungan polipeptida membentuk lipatan atau gulungan, dan
dengan demikian membentuk struktur yang lebih kompleks. Struktur
ini dimantapkan oleh adanya beberapa ikatan antara gugus R pada
molekul asam amino yang membentuk protein (Kamus Lemak).

Struktur kuartener

Struktur kuartener protein merupakan struktur protein yang terbentuk


karena terjadinya asosiasi dua molekul protein atau lebih. Sebagai
contoh adalah struktur hemoglobin yang terjadi karena asosiasi globin.
Globin adalah empat molekul protein yang membentuk satu
kesatuan(Kamus Lemak).

2.5 Klasifikasi Protein

Menurut Zoven (2009), protein dapat diklasifikasikan berdasarkan


beberapa aspek, antara lain :

A. Berdasarkan Komponen

Protein Bersahaja.
Merupakan campuran yang terdiri atas asam mino.

Protein Kompleks.
Selain terdiri atas asam amino juga terdapat komponen lain (unsur
logam, gugus posfat, dll).

Protein.
Merupakan ikatan antara intermediet produk sebagai hasil hidrolisa
parsial dari protein native.

B. Berdasarkan Sumber.

Protein Hewani.
Berasal dari binatang, contoh : daging, susu, dll.
Protein Nabati.
Berasal dari tumbuhan, contoh : jagung.

C. Berdasarkan Fungsi Fisiologiknya.

Berhubungan dengan adanya dukungan bagi prtumbuhan badan dan


bagi pemeliharan jaringan:
a. Protein sempurna.
b. Protein setengah sempurna.
c. Protein tidak sempurna.

D. Berdasarka Gugus Asam-Basa.

Menurut Almatsier (2002), klasifikasi asam amino menurut jumlah


gugus asam (karboksil) dan basa (amino) yang dimiliki adalah;

1. Asam Amino Netral

Asam amino yang mengandung satu gugus asam dan satu gugus
amino. Asam amino netral terdiri atas asam amino alifatik (rantai
cabang terdiri atas hidrokarbon), asam amino dengan rantai cabang
hidroksil, asam amino dengan rantai cabang aromatik dan asam amino
dengan rantai cabang yang mengandung sulfur.

Contoh :

Glisin : Merupakan asam amino alfa yang paling sederhana dan


merupakan asam amino non esensial yang terdapat
padaskleroprotein. Pada tahun 1820 Braconnot menemukan glisin dari
hasil hidrolisis gelatin. Glisin biasa disingkat Gly dan nama lainnya
asam aminoasetat.

Rumus Struktur Glisin (gli)

Tryptophan : Salah satu dari 10 esensial asam amino yang


digunakan tubuh untuk mensintesis protein yang dibutuhkan. Ini
terkenal karena perannya dalam produksi utusan sistem saraf,
khususnya yang berkaitan dengan relaksasi, restfulness, dan tidur.

Rumus Struktur triptofan (trp)

2.6 Fungsi Protein


Menurut Anonim (2010), fungsi protein di dalam tubuh kita sangat
banyak, bahkan banyak dari proses pertumbuhan tubuh manusia
dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam tubuh kita

Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu
senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai
yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar
peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem
biologis.

Alat pengangkut dan penyimpan


Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut
atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin
mengangkut
oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein merupakan
komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua
molekul protein yang saling bergeseran.

Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah
membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan
tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus
yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda
asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel
asing lain.

Media perambatan impuls syaraf


Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor,
misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.

Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan.

2.7 Angka Kecukupan Protein

Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985, dalam Almatsier


2002) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan
protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan
dalam masa pertumbuhan, kehamilan, atau menyusui.
Angka Kecukupan Protein (AKP) orang dewasa menurut hasil-hasil
penelitian hasil keseimbangan nitrogen adalah 0,75 gram/kg berat
badan, berupa protein patokan tinggi yaitu protein telur (mutu
cerna/digestibility dan daya manfaat/utility telur adalah 100). Angka
aini dinamakan safe level of intake atau taraf suapan terjamin.

2.8 Dampak Kekurangan dan Kelebihan Protein .

1. Dampak kekurangan protein.

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi


rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan
Kwasiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan
protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi
yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.

v Kwasiorkor.

Istilah kwashiorkor pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams


pada tahun 1933, ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika.
Dimana dalam bahasa Ghana kwashiorkor artinya penyakit yang
diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditungu
kelahirannya. Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua hingga
tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambatmenyapih,
sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal
protein. Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang cukup
atau lebih.

Gejalanya:
- pertumbuhan terhambat.
- Otot-otot berkurang dan lemah.
- Edema.
- Muka bulat seperti bulan (moonface)
- Gangguan psikimotor.

Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan
tangan. Kehadiran kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum.
Pada kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan
tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya udema,
sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila
pengobatan odema menghilang, maka berat badan yang rendah akan
mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut tidak sampai
dibawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.

Ciri-ciri :
Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.

Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan


garis-garis permukaan yang jelas.

Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang


menunjukkan hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam
lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih
mengkilap.

Perut anak membuncit karena pembesaran hati.

Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.

v Marasmus.

Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak.


Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan
pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Hal ini dapat
terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu
encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus
berpengaruh dalam waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang
sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara
kelompok sosial ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang
berkembang dan lebih banyak dari kwashiorkor.

Gejalanya :

Pertumbuhan terhambat.

Lemak dibawah kulit berkurang.


Otot-otot berkurang dan melemah.

Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka,


seperti: panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.

Muka seperti orang tua (oldmans face).

Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati


(hepatomegalia) dan kadar lemak serta kholesterol didalam darah
menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat, dan
anak tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.

2. Dampak Kelebihan Protein.

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang


tinggi proteinnya biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan
obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan
berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat menimbulkan masalah
lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal
dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen.

Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,


kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah, dan demam. Ini
dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau formula dengan
konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB.
Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka
kecukupan gizi AKG) untuk protein.

Upaya Penanggulangan.

Untuk menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat


dilakukan upaya penanggulangan sebagai berikut :

Pemantauan status gizi (PSG) masyarakat.

Pemberian makanan tambahan (PMT).

Pemantauan garam beryodium.

Pemberian kapsul vit. A

Pemberian tablet Fe.

Pengumpulan data KADARZI.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa protein


sangatlah penting, terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu protein
merupakan zat utama dalam membantu tumbuh kembang anak.
Sehingga apabila anak cukup asupan proteinnya, maka anak akan
tumbuh sehta, jauh dari gizi kurang dan tidak terjadinya gangguan
tumbuh kembang.
Selain itu, protein merupakan penghasil energi terbesar. Dengan
adanya protein dalam tubuh, maka tubuh akan merasa tetap segar.
Tetapi yang harus diperhatikan asupan protein untuk tubuh haruslah
seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh pula kelebihan.
Karena kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan
penyakit, seperti : kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.

Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca, untuk dapat memanfaat


kan apa yang telah disampaikan dalam makalah ini, guna untuk
meningkatkan status gizi di masyarakat, sehingga tercipta masyarakat
yang sehat.

Saran

a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi


asupan protein, agar dapat tumbuh dengn sehat.

b. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan


proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk.

c. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan


kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.

d. Diharapkan masyarakat atau pun pembaca mau ikut serta


menggalakkan program tentang pemberantasan gizi buruk, untuk
mencapai Indonesia sehat 2010.
DAFTAR PUSTAKA

Achmmad, Wendy. biologi, proses sintesis


protein. [online], (http://www.wendyismy.name/biologi/biologi-
umum/sintesis-protein.html, diakses pada 9 Januari 2011).

Almatsier,Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia


Pustaka Utama.

Anonim. 2007. Asam amino esensial . [online],


(http://www.supamas.com/asam- amino-esensial.html, diakses pada
9 Januari 2011).

Anonim. 2007. Asam amino non esensial . [online],


(http://www.supamas.com/asam-amino-non-esensial.html, diakses
pada 9 Januari 2011).

Anonim. 2010. asam amino, F. Sintesis Protein,


polipeptida. [online], (http://supersuga.wordpress.com/2010/03/2
3/asam-amino/, diakses pada 9 Januari 2011).

Desy. 2010. Sintesis


protein. [online], (http://desybio.wordpress.com/tag/f- sintesis-protein/,
diakses pada 9 Januari 2011).

Kamus Lemak. Kamus Kimia Online. [online],


(http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=223, diakses pada 9 Januari
2011).

Kamus Lemak. Kamus Kimia Online. [online],


(http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=222, diakses pada 9 Januari
2011).

Kamus Lemak. Kamus Kimia Online. [online],


(http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=215, diakses pada 9 Januari
2011).

Kamus Lemak. Kamus Kimia Online. [online],


(http://kamuslemak.com/cari3.php?kunci=216, diakses pada 9 Januari
2011).

Nurdiansyah, R. H. 2010. Sintesis


protein. [online], (http://rivokempoel.wordpress.com/2010/04/29/sintes
is-protein/, diakses pada 9 Januari 2011).
Sudarmadji, Slamet dkk. 2003. Analisa Bahan Makanan Dan
Pertanian. Yogyakarta : Liberty.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Zoven. 2010. Makalah Gizi Protein. [online],


(http://zoven.wordpress.com/2009/04/21/makalah-gizi-protein/,
diakses pada 9 Januari 2011).

<o:p :="" c="" style="color: rgb(50, 50, 50); font-family: Impact,


sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant: normal;
font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 18px; orphans:
2; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space:
normal; widows: 2; word-spacing: 0px; -webkit-text-size-adjust: auto;
-webkit-text-stroke-width: 0px; background-color: rgb(255, 217,
102);">

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang
siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk
didistribusikan ke dalam sel. Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal
(mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan
yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. (Pearce
Evelin C. 2009)
Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat
sederhana yang dapat di serap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai
perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung
dalam cairan pencern. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
lainnya. (Abadi. 2010)
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ
pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ
pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut).
Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan,
perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi.
(Pearce Evelin C. 2009)
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung
dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. (Pearce Evelin C. 2009)

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami
dan mengerti tentang Fisiologi Sistem Pencernaan.
2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Fisiologi
Sistem Pencernaan.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya makalah ini dapat menambah bahan untuk pembelajaran
2. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat membantu mahasiswa dalam memahami
Fisiologi Sistem Pencernaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem pencernaan


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. (Abadi. 2010)
Sistem pencernaan berhubungan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkan nya untuk diasimilasi tubuh. Selain itu mulut memuat gigi untuk
mengunyah makanan, dan lidah yang membantu untuk cita rasa dan menelan.
Beberapa kelenjar atau kelompok kelenjar menuangkan cairan pencerna penting
ke dalam saluran pencernaan. Saluran-saluran pencernaan dibatasi selaput lendir
(membran mukosa), dari bibir sampai ujung akhir esofagus, ditambah lapisan-
lapisan epitelium. (Pearce Evelin C. 2009)

B. Fisiologi Sistem Pencernaan


Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat
sederhana yang dapat di serap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai
perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung
dalam cairan pencern. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan
bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
lainnya.
Pitalin (amilase ludah) misalnya bekerja hanya atas gula dan tepung,
sedangkan pepsin hanya atas protein. Satu jenis cairan pencerna, misalnya cairan
pankreas, dapat mengandung beberapa enzim dan setiap enzim bekerja hanya atas
satu jenis makanan. (Pearce Evelin C. 2009)

Enzim ialah zat kimia yang menimbulkan perubahan susunan kimia


terhadap zat lain tanpa enzim itu sendiri mengalami suatu perubahan. Untuk dapat
bekerja secara baik, berbagai enzim tergantung adanya garam mineral dan kadar
asam atau kadar alkali yang tepat. (Pearce Evelin C. 2009)
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.
Manusia menggunakan molekul-molekul organic yang terkandung dalam
makanan dan O2 untuk menghasilkan energi. (Drs. Irianto Kus. 2004)
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang
siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk
didistribusikan ke dalam sel. (Abadi. 2010)
Secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan
dasar, yaitu:
1. Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong
isi saluran pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus
yang terus menerus terdapat dua jenis dasar motilitas pencernaan: (Abadi. 2010)
a. Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran pencernaan
ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif bergantung
pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.
b. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan
dengan getah pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan
semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran
pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari
air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses
pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan mukus). Sekresi tersebut
dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf
dan hormon sesuai. (Abadi. 2010)
3. Pencernaan
Pencernaan merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang
kompleks menjad struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim.
Manusia mengonsumsi tiga komponen makanan utama, yaitu: (Abadi. 2010)
a. Karbohidrat
Kebanyakan makanan yang kita makan adalah karbohidrat dalam bentuk
polisakarida, misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau tumbuhan
(selulosa) .Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida seperti
glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
b. Lemak
Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan
peptida. Protein akan diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida
kecil yang dapat diserap dalam saluran pencernaan.
c. Protein
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk
akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak.
Proses pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan
menambahkan H2O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan ikatan tersebut
sehinggan molekul-molekul kecil menjadi bebas. (Pearce Evelin C. 2009)
4. Penyerapan
Proses penyerapan dilakukan di usus halus. Proses penyerapan
memindahkan molekul-molekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses
pencernaan berhenti dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
(Abadi. 2010)
Saluran pencernaan (traktus digestivus) merupakan saluran dengan
panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan melalui bagian tengaj tubuh menuju
ke anus. Pengaturan fungsi saluran pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik.
Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:
1. Fungsi otonom otot polos
2. Pleksus saraf intrinsik
3. Saraf ekstrinsik
4. Hormon saluran pencernaan
C. Organ saluran pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.(Drs. Irianto Kus. 2004)

a. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. (Abadi. 2010)
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam
dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung
dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. (Pearce Evelin C. 2009)
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis. (Abadi. 2010)
b. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal
dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil
( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi. (Drs. Irianto Kus. 2004)

c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan
berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan.(Drs. Irianto Kus. 2004)
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
1). Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2). Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
(Drs. Irianto Kus. 2004)
3). Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding
usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)
f. Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air,
dan terjadilah diare. (Drs. Irianto Kus. 2004)

g. Usus Buntu (sekum)


Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta) dalam istilah
anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian
kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
h. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis
yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam
rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). (Drs. Irianto Kus.
2004)

i. Rektum dan anus


Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke
dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). (Drs. Irianto
Kus. 2004)
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan
terjadi. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
j. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat
dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan
mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke
dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk
inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.
Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. (Drs. Irianto Kus.
2004)
k. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan.Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki
beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein
plasma, dan penetralan obat. (Drs. Irianto Kus. 2004)
D. Proses Pencernaan
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ
pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ
pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut).
Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan,
perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi.
(Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
Tujuan mengunyah adalah:
1. menggiling dan memecah makanan
2. mencampur makanan dengan air liur
3. merangsang papil pengecap. Ketika merangsang papil pengecap maka akan
menimbulkan sensasi rasa dan secara refleks akan memicu sekresi saliva. Di
dalam saliva terkandung protein air liur seperti amilase, mukus, dan lisozim.

Fungsi saliva dalam proses pencernaan adalah:


a. Memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase.
b. Mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel makanan
dengan adanya mukus sebagai pelumas.
c. Memiliki efek antibakteri oleh lisozim.
d. Pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang pupil pengecap.
e. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang
dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.
Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika
bolus di dorong oleh lidah menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang
reseptor tekanan yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di
medula. Pusat menelan secara refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan
dalam proses menelan. Tahap menelan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke
dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan
dengan faring.
b. Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer
yang mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung
sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung esofagus.
Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung
terjadi proses motilita. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu:
a. Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml
sedangkan lambung dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter
b. Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus
lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya
pencampuran. Makanan secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke antrum.
c. Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat
merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan
menghasilkan kimus. Dengan gerakan retropulsi menyebankan kimus bercampur
dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di antrum akan mendorong kimus
menuju sfingter pilorus.
d. Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum
menyebabkan juga gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)
Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung.
Beberapa sekret lambung diantaranya:
1) HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung.
Fungsi HCL dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim
pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas
pepsin; (2) membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat; (3) bersama dengan
lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan.
2) Pepsinogen: pada saat di ekresikan ke dalam lambiung, pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam
pencernaan protein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena
fungsinya memecah protein, maka peptin dalam lambung harus disimpan dan
disekresikan dalam bentuk inaktif (pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-
sel tempat ia terbentuk.
3) Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi
beberapa cedera pada mukosa lambung.
4) Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B 12.
vitamin B12 penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor
intrinsik, maka vitamin B12 tidak dapat diserap.
5) Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang
mensekresikan gastrin. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)

Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring


dengan mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi
pencernaan karbohidrat dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak
diserap di lambung. Zat yang diserap di lambung adalah etil alkohol dan aspirin.
(Pearce Evelin C. 2009)
Makanan selanjutnya memasuki usus halus. Usus halus merupakan tempat
berlangsungnya pencernaan dan penyerapan. Usus halus di bagi menjadi tiga
segmen, yaitu:
a. Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-
enzim pankreas. Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan
penyerapan lemak.
b. Jejenum (2,5 m/ 8 kaki)
c. Ileum (3,6 m/12 kaki)
Proses motalitas yang terjadi di dalam usus halus mencakup:
1) Segmentasi:proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi
segmental mendorong kimus ke depan dan ke belakang. Kimus akan berjalan ke
depan karena frekuensi segmentasi berkurang seiring dengan panjang usus halus.
Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan
kecepatan segmentasi di ileum adalah 9 kontraksi/menit. Segmentasi lebih sering
terjadi di bagian awal usus halus daripada di bagian akhir, maka lebih banyak
kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang. Akibatnya, kimussecara
perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini
kimus mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan
penyerapan yang optimal.
Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses
segmentasi akan berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang
akan menyapu bersih usus diantara waktu makan. (Abadi. 2010)
2) Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut
sukus enterikus ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan
proteksi dan limbrikasi; (2) sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta
dalam pencernaan makanan secara enzimatik. Proses pencernaan di usus halus
dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam keadaan normal, semua produk
pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit, vitamin,
dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di duodenum
dan jejenum.

Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon,
sekum, apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml
kimus dari usus halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari
residu makanan yang tidak dapat dicerna, komponen empedu yang tidak diserap,
dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi merupakan feses. Fungsi
utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum defekasi. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)
Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter
anus internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon
sigmoid untuk berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri
dari otot rangka) juga melemas maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di
dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang air besar. Ketika terjaid defekasi
biasanya dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan kontraksi simultan
otot-otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup
sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen yang membantu pengeluaran
feses. (Abadi. 2010)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai


anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),


kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan
elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh.
Manusia menggunakan molekul-molekul organic yang terkandung dalam
makanan dan O2 untuk menghasilkan energi.
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ
pencernaan dan berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ
pencernaan melalui proses defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut).
Langkah awal adalah proses mestikasi (mengunyah). Terjadi proses pemotongan,
perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan yang dilakukan oleh gigi.
B. Saran
b) . Bagi Institusi Pendidikan
Diaharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah literature
materitentang Fisiologi Sistem Pencernaan.
c). Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami dan
mengerti Fisiologi Sistem Pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA

Pearce Evelin C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT


Gremedia Pustaka Utama
Abadi. 2010.http://blogs.unpad.ac.id/haqsbageur/2010/03/26/anatomi-dan-
fisiologi-sistem-pencernaan-manusia. Di akses tanggal 29 feb 2012
Drs. Irianto Kus. 2004. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Jakarta : Yrama Widia

Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.


Jakarta:EGC

CAIRAN TUBUH
Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air.
Namun bergantung kepada kandungan lemak & otot yang terdapat di dalam tubuh,
nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang
dewasa. Oleh karena itu maka tubuh yang terlatih & terbiasa berolahraga seperti
tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan
tubuh non atlet. Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi
antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan, seperti paru-paru
atau jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah
sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi
kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1
kkal konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total
jumlah air yang keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan
kehilangan 2.5L cairan per harinya. Sekitar 1.5L cairan tubuh keluar melalui urin, 500
ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses
respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar bersama dengan feces (tinja). Sehingga
berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas (1 gelas=240 ml) biasanya
dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan per- harinya.

A. FUNGSI DAN KOMPOSISI CAIRAN


TUBUH MANUSIA
a. Pengertian Cairan Tubuh

Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah
cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan
yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena
(IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam
seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler,
cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler
adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan
sekresi saluran cerna.

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a.Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

b.Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel

c.Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke
dalam sel.
b. Komposisi dan Fungsi Cairan Tubuh
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air
dan elektrolit). Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk
nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Zat terlarut yang ada dalam cairan
tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang
tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea,
glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh
mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida
(Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Garam mineral ketika
berada dalam bentuk cairan sel, baik seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion
elektron, yaitu kation dan anion. Kation dibentuk oleh metal (Na+, K+, Ca2+, Mg2+,
dll.), sedangkan anion dibentuk oleh residu asam (Cl-, HCO-3, SO2-4, H2PO-4). Ion
amonium (NH+4) termasuk kation, sedangkan asam organik dan protein adalah anion.

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan


1. Usia
Dengan bertambahnya usia, semua organ yang mengatur keseimbangan akan
menurun fungsinya, hasilnya fungsi untuk mengatur keseimbangan juga menurun.
Misalnya: gagal ginjal, gagal jantung, dll.
2. Temperatur Lingkungan
Lingkungan yang panas bisa menyebabkan kita berkeringat banyak sehingga cairan
banyak keluar

3. Diet
Diet tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga sebaliknya.

4. Obat-Obatan
Seperti steroid, diuretik.

5. Stress
Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan
ADH akan meningkatkan sehingga urine menurun

6. Sakit
Seperti bahan bakar, dalam keadaan sakit jelas mengeluarkan air yang banyak, seperti
gagal ginjal.

Prosentase jumlah cairan tubuh:


Perhatikan Uraian berikut ini :

Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di
dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat
badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial,
5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.

II. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh


Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:
Ginjal
Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:
- Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan
tubuh.
- Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang
dibutuhkan .
- Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
- Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal
tidak dapat berfungsi.

Jantung dan pembuluh darah


Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai
untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi ginjal
dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.

Paru-paru
Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada orang
dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang terus-menerus
akan memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan
menurunkan kehilangan air ini.

Kelenjar pituitary
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon
penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel dengan
mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume
darah.

Kelenjar adrenal
Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus).
Peningkatan aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan,
kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan banyak keluar
karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.

Kelenjar paratiroid
Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PTH). Sehingga
dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi
kalsium dari ginjal.

III. Fungsi cairan tubuh


Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di
dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan
baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.

Fungsi cairan tubuh antara lain :


1- Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

2- Melancarkan peredaran darah


Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan
dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

3- Membuang racun dan sisa makanan


Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan
pernafasan.

4- Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat
pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

5- Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu
kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih
lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

6- Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan
terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

7- Sendi dan otot


Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan
cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.

8- Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

c. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Cairan Tubuh

A.Kekurangan cairan tubuh


KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH
Cairan tubuh hilang melalui:
1. Urin 50% dari kehilangan cairan
Normal: 50 ml/ kgBB/ 24 jam
2. Insensible Water Loss (50%)
- Respirasi (15%)
- Kulit (30%)
- Feses (5%)
Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan
yang memadai dapat berakibat dehidrasi.Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh
kehilangan cairan elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa
menjalankan fungsinya dengan baik.Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot
cairan baik dari darah maupun organ-organ tubuh lainnya.

Gejala Dehidrasi
Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :
1. Dehidrasi ringan
-Muka memerah
-Rasa sangat haus
-Kulit kering dan pecah-pecah
-Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya
-Pusing dan lemah
-Kram otot terutama pada kaki dan tangan
-Kelenjar air mata berkurang kelembabannya
-Sering mengantuk
-Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang

2. Dehidrasi sedang
-Tekanan darah menurun
-Pingsan
-Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
-Kejang
-Perut kembung
-Gagal jantung
-Ubun-ubun cekung
-Denyut nadi cepat dan lemah

3. Dehidrasi Berat
-Kesadaran berkurang
-Tidak buang air kecil
-Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
-Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
-Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
-Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.

Mengembalikan Cairan Tubuh Yang Hilang


Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal 8
gelas ( 2 liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :

- Air putih yang higienis/air mineral


Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium,
sulfur, dan klorida.

- Air berion
Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai
sumber energi seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai
perantara dalam reaksi-reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh
sehingga dapat mengembalikan kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas
mengeluarkan keringat dengan cepat.

- Jus buah
Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral
yang menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C
sebanyak 3-6 kali lebih tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan
pepaya, dan 10-30 kali lebih tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan
meminum jus buah saat berolahraga karena cairan padatnya tidak mudah terserap
tubuh.

B.kelebihan cairan tubuh


Kelebihan cairan tubuh akan disimpan didalam ginjal. Kelebihan cairan tubuh
dikeluarkan melalui air seni(urine). Kelebihan cairan tubuh dapat kita alami saat udara
sedang dingin atau saat kita tidak banyak melakukan aktivitas.

B. MEMAHAMI TEKANAN HIDROSTATIK


DAN TEKANAN OSMOTIK
a. Pengertian tekanan hidrostatik dan osmotik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan terhadap dinding pembuluh darah dan gerakan
masuknya kedalam kaplsula bowman,dimana kapsula bowman merupakan gerakan
masuknya cairan sebagai filtrasi glomerulus. Sedangkan tekanan osmotik adalah
tekanan dari filtrasi kapsula bowman yang dikeluarkan oleh air atau pelarut lainnya
pada membrane semipermiabel sebagai usaha untuk menembus membran masuk
kedalam area yang lebih banyak mengandung molekul yang tidak dapat melewati
membran (protein,lemak,dll).
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel
mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut
berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :
Diffusi
Filtrasi
Osmosis
Aktiv Transport

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah
dengan mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-
partikel dalam segala arah melalui larutan atau gas. Beberapa faktor yang
mempengaruhi mudah tidaknya difusi zat terlarut menembus membran kapiler dan sel
yaitu :
Permebelitas membran kapiler dan sel
Konsenterasi
Potensial listrik
Perbedaan tekanan.

Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah
dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi.
Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan
konsentrasi dan atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif
berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin
trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium dan natrium.
Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan
bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian
itu. Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang
dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan
tekanan osmotik koloid yang terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses
perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain
proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.
Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus
menerus namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang
disebut keseimbangan dinamis atau homeostatis.

Anda mungkin juga menyukai