Disusun oleh:
Bernadus F. Elvas Wara 112018178
Dosen Pembimbing,
50
60
70
80
90
100
Keterangan:
: Cerai
Daya ingat
Daya ingat segera : Baik
Daya ingat jangka pendek : Baik
Daya ingat panjang/ jauh : Baik
Konsentrasi dan perhatian : Baik
Kapasitas membaca dan menulis : Baik
Kapasitas berhitung : Baik
Kemampuan visuospasial : Baik
Pikiran abstrak : Baik
e. Pengendalian Impuls
Baik
f. Tilikan : Derajat 6
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit /
gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan
membutuhkan pertolongan dan pada saat yang bersamaan pasien
sekaligus menyangkal penyakitnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain
atau penyebab eksternal, atau faktor organik sebagai
penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala
sebagai bagian dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh
gangguan yang ada dalam diri pasien, namun tidak menerapkan
pemahamannya ini untuk melakukan sesuatu selanjutnya
(misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight: Pasien memahami kondisi yang ada
dalam dirinya seperti tilikan derajat 5 namun pasien juga
memahami perasaan dan tujuan yang ada pada diri pasien
sendiri dan orang yang penting dalam kehidupan pasien. Hal
ini membuat perubahan perilaku pada pasien.
g. PENGENDALIAN IMPULS : Baik
h. DAYA NILAI
a. Daya nilai sosial : Baik
b. Uji daya nilai : Baik
c. Daya nilai realitas : Baik
C. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
Afek : terbatas
Gangguan persepsi : ilusi (-), halusinasi (-)
Bentuk pikir : realistis
Arus pikir : baik
Isi pikir : baik
Tilikan : derajat 6
Pertimbangan : cukup baik
Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
Pada anamnesis dan alloanamnesis didapatkan stressor masalah primary
support group yaitu cucu pasien sering pulang larut malam.
IX. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
2. Psikoterapi
a. Terapi Kelompok
o Memberikan konseling
o Memberikan perhatian khusus pada pasien
b. Terapi Keluarga
Memberikan psikoedukasi kepada keluarga mengenai
o Gangguan yang dialami pasien
o Kegunaan obat dan efek sampingnya serta bentuk dukungan dalam hal
kepatuhan minum obat dan kontrol rutin
o Mendukung pasien untuk menjalani fungsi sosialnya
o Kemungkinan adanya kekambuhan serta kesulitan yang akan dihadapi
karena keterbatasannya
c. Terapi Suportif
o Memberikan dukungan kepada pasien tentang gangguan yang
dialaminya, penyebab gangguan tersebut, dan kepatuhan minum obat.
o Pemberian asupan gizi yang sehat dan seimbang sesuai kebutuhan
o Istirahat cukup
d. Terapi Okupasional
o Mengikuti rehabilitasi
X. PROGNOSIS:
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. ETIOLOGI
Pemikiran utama teori kognitif behavioral tentang orang yang menderita anxietas
menyeluruh (GAD) adalah gangguan yang disebabkan oleh proses-proses berpikir yang
menyimpang. Orang-orang yang menderita GAD sering kali salah mempersepsikan kejadian-
kejadian yang biasa seperti menyeberang jalan merupakan sesuatu hal yang mengancam dan di
kognisi mereka terfokus pada antisipasi berbagai bencana pada masa mendatang .Perhatian para
pasien GAD mudah terarah pada stimulus yang mengancam. Terlebih lagi pasien GAD lebih
terpicu untuk mengintrepetasi stimulus yang tidak jelas sebagai sesuatu yang mengancam dan
untuk menilai berbagai kejadian yang mengancam lebih mungkin terjadi pada mereka.
Sensitivitas pasien GAD yang sangat tinggi terhadap stimulus yang mengancam juga muncul
bila stimulus tersebut tidak dapat diterima secara sadar.2
Pandangan kognitif lain diajukan oleh Borkovec dan para koleganya bahwa mereka
memfokuskan pada gejala utama GAD, yaitu kekhawatiranberdasarkan perspektif hukuman.
Seseorang mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang yang sering merasa khawatir karena
kekhawatiran dianggap sebagai kondisi negatif yang seharusnya tidak mendorong pengulangan.
Borkovec dan para koleganya mengumpulkan bukti-bukti bahwa kekhawatiran sebenarnya
merupakan penguatan negatif; ia mengalihkan pasien dari berbagai emosi negatif sehingga
diperkuat oleh hasil yang positif bagi individu terkait.
Kunci untuk memahami posisi ini adalah menyadari bahwa kekhawatiran tidak menciptakan
banyak ketegangan emosional, sebagai contoh hal itu tidak menciptakan berbagai perubahan
fisiologis yang menyertai emosi, dan pada kenyatannya menghambat pemrosesan stimulasi
emosional. Dengan demikian, melalui rasa khawatir, orang-orang yang menderita GAD
menghindari berbagai citra yang tidak mengenakkan. dan sebagai konsekuensinya kecemasan
yang mereka rasakan terhadap berbagai citra tersebut tidak hilang. Salah satu kemungkinan data
yang menunjukkan bahwa penderita GAD menuturkan mengalami lebih banyak pascatrauma
yang mencakup kematian, cedera, atau penyakit. namun demikian, hal tersebut bukan sesuatu
yang mereka khawatirkan, kekhawatiran dapat mengalihkan para penderita GAD dari berbagai
citra pascatrauma yang menyakitkan.1
c. Perspektif Biologis
Beberapa studi mengindikasikan bahwa GAD dapat memiliki komponen genetik. GAD
sering ditemukan pada orang-orang yang memiliki hubungan keluarga dengan penderita
gangguan ini, dan terdapat kesesuaian yang lebih tinggi di antara kembar Monozigot dibanding
kembar Dizigot. Namun tingkat komponen genetik ini tampaknya rendah.
Model neurobiologis yang paling umum untuk gangguan anxietas menyeluruh dilandasi
oleh pengetahuan mengenai cara kerja benzodiazepine, suatu kelompok obat-obatan yang
sering kali efektif untuk menangani kecemasan, para peneliti menemukan suatu reseptor dalam
otak untuk benzodiazepine yang berhubungan dengan neurotransmitter penghambat yaitu asam
gamma-aminobutyric (GABA). Pada reaksi ketakutan yang normal, neuron di seluruh otak
memicu dan menciptakan kecemasan. Proses tersebut juga merangsang sistem GABA, yang
menghambat aktivitas ini dan mengurangi kecemasan. GAD dapat disebabkan oleh kerusakana
dalam sistem GABA sehingga kecemasan tidak dapat dikendalikan. benzodiazepine dapat
mengurangi kecemasan dengan meningkatkan pelepasan GABA secara bersama, obat-obatan
yang menghambat sistem GABA memicu peningkatan kecemasan Banyak hal yang masih
harus dipelajari, namun pendekatan ini tampaknya ditakdirkan untuk meningkatkan
pemahaman kita terhadap kecemasan.1
Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah:
III. DIAGNOSIS
Diagnosis Banding
Gangguan cemas menyeluruh perlu dibedakan dari kecemasan akibat kondisi medis umum maupun
gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat. Diperlukan pemeriksaan medis termasuk tes kimia
darah, elektrokardiofgrafi, dan tes fungsi tiroid. Klinis harus menyingkirkan adanya intoksikasi kafein,
penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau obat seperti alcohol, hipnotik-sedatif, dan anxiolitik. 1,4
Gangguan psikiatrik lain yang merupakan diagnosis banding GAD adalah gangguan panik, fobia,
gangguan obsesif kompulsif, hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian dengan kecemasan,
dan gangguan kepribadian. Membedakan GAD dengan gangguan depresi dan distimik tidak mudah, dan
gangguan-gangguan ini seringkali bersama-sama GAD. 1,4
Tatalaksana
Farmakoterapi
1. Benzodiazepine
Buspiron efektif pada 60-80% penderita GAD.Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala
kognitif dibanding gejala somatic pada GAD.Tidak menyebabkan withdrawal.Kekurangannya
adalah efek klinisnya baru terasa 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita GAD yang
sudah menggunakan benzodiazepine tidak akan memberikan respon yang baikdengan
buspiron. Dapat dilakukan penggunaan bersama antara benzodiazepine dengan buspiron
kemudian dilakukan tapering benzodiazepine setelah 2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron
sudah mencapai maksimal.4,5
3. SSRI (Selective Serotonin Re-Uptake Inhibitor)
Efek samping yang paling sering ditimbulkan SSRI antara lain adalah sakit
kepala, irritable, mual serta gangguan gastrointestinal lainnya, insomnia, disfungsi
seksual, meningkatnya ansietas, rasa kantuk dan tremor. Dilihat dari efek sampingnya,
SSRI lebih aman dibandingkan antidepresan jenis lain seperti TCA (Tricyclic
Antidepressan) dan MAO (Monoamine Oxidase Inhibitor).4,5
Pada kasus gangguan cemas menyeluruh, SSRI jenis sertraline dan paroxetine
merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat
meningkatkan anxietas sesaat. SSRI selektif terutama pada pasien GAD dengan
riwayat depresi.4,5
a. Paroksetin
Psikoterapi merupakan terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara psikologis, yang
dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus yang menjalin hubungan kerjasama secara
professional dengan seseorang pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah, atau
menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat penyakit. Psikoterapi dilakukan dengan
wawancara atau interview.Hal yang terpenting dalam wawancara dalah tujuan teraupetik dan
penegakan diagnosis yang diperoleh dengan menjalin hubungan interpersonal yang baik dari
waktu ke wantu setiap kali wawancara dilakukan.5
1. Terapi kognitif perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorisi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatic secara langsung. Teknik utama yang
digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.4,5
2. Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi yang ada dan belum Nampak,
didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi social dan
pekerjaannya.4,5
3. Psikoterapi berorientasi tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, memiliki
egostrength, relaksasi objek, serta keutuhan diri pasien. Dari pemahaman akan
komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapi dapat memperkirakan sejauh mana
pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur, bila tidak tercapai, minimal kita
memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.4,5
Prognosis
Prognosis Gangguan Kecemasan Menyeluruh sukar untuk untuk diperkirakan. Nemun
demikian beberapa data menyatakan peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan ini.
Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan
terjadinya gangguan. Dengan defenisi, gangguan ansietas menyeluruh adalah suatu keadaan kronis
yang mungkin akan menetap seumur hidup 1
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Sadock VA. Skizofrenia. Dalam : Kaplan dan sadock buku ajar pskiatri klinis. Edisi
ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010.
2. Maslim R, editor. Diagnosis gangguan jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Unika Atma
Jaya, 2013.
3. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Edisi ketiga. Jakarta: Penerbit FKUI. 2018.
4. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disoders. APA:
2005.
5. Eldido. Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20 Oktober 2008.