Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS RADIOLOGI

SUSPEK TUBERCULOSIS DENGAN SCHWARTE

Jessica Amara Wijaya


112019223
Pembimbing: dr. Yekti Sulistiyowati, Sp. Rad

KOAS FKIK UKRIDA- RS Bhayangkara HS Samsoeri Mertojoso


Periode 18 November-24 Desember 2021
Identitas
• Nama : Tn. S

• Jenis Kelamin : Laki-laki

• Umur : 65 tahun

• Alamat : Putat Jaya, Surabaya

• Pekerjaan : Pegawai Swasta

• Waktu masuk : 13 Desember 2021, 16.45


Anamnesis (Autoanamnesis dan Alloanamnesis)

Pasien datang ke IGD dengan membawa surat pengantar dari poli urologi dengan diagnose
benign prostat hyperplasia dan akan melakukan reseksi prostat transurethral pada 14 Desember
2021. Pada pasien, terpasang kateter sejak 10 hari yang lalu. Selain itu, pasien mengeluh batuk
selama kurang lebih 1 bulan terakhir disertai dengan penurunan berat badan drastis. Pasien sudah
mengkonsumsi berbagai obat tetapi tidak sembuh. Pasien tidak mengeluhkan adanya sesak napas,
batuk berdarah, maupun demam.

• Dari hasil USG didapatkan polycystic kidney dengan hyperplasia prostat dengan volume 47,9 ml

• Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitus


Pemeriksaan Fisik IGD
• Keadaan Umum : Sakit sedang

• GCS : E4V5M6

• Tekanan darah : 180/90 mmHg

• Suhu : 36

• Nadi : 104x/m

• Respiratory Rate : 20x/m

• SpO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik IGD
• Kepala/leher : dalam batas normal

• Thorax :

o Pulmo : vesikuler kedua lapang paru, ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

o Cor : S1 dan S2 normal, gallop (-), murmur (-)

• Abdomen :

o Hepar : tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri

o Bising usus dalam batas normal

• Ekstremitas dalam batas normal, kuku anemis


Pemeriksaan Penunjang IGD
• GDS = 162

• Foto Thorax PA:

 Trakea tertarik ke kiri

 Batas jantung kiri tertutup infiltrat

 Diafragma paru kiri tertarik ke atas, sudut


costophrenicus kiri tumpul, kanan tajam

 Seluruh lapang paru kiri dipenuhi oleh infiltrat

 Tampak penebalan pleura area supraparahiler paru


kiri
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Lengkap

• Hemoglobin : 9,8

• Hematokrit :31,3 %

• Eritrosit : 3,6

• MCHC : 31,5%

• Trombosit : 575.000

• NLR : 3,89

• Homeostasis dan ginjal normal

• Anti HIV : negative

• HbsAg : negative
Diagnosa
Suspek Tuberculosis dengan Schwarte

DD  Tuberculosis disertai dengan kolaps paru lobus superior

Saran Tatalaksana
Pemeriksaan Mikroskopik Sputum dengan pewarnaan Ziehl Neelsen
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Epidemiologi
• Perkiraan kasus TB secara global pada tahun 2009 yaitu insidensi kasus 9,4 juta, prevalensi kasus
14 juta

• Kasus meninggal dengan HIV negatif 1,3 juta, dan kasus meninggal dengan HIV positif 0,38 juta.

• Pada tahun 2011, Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-4 di dunia setelah
India, Cina, dan Afrika Selatan.

• Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,7% dari total jumlah pasien TB dunia, dengan
450.000 kasus baru dan 65.000 kematian setiap tahunnya.
Perjalanan Penyakit TB
Manifestasi Klinis
Alur Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Sputum

• Kultur Bakteri Gold Standard

Test untuk TB laten  Host cell mediated immunity

1) Tuberculin skin test (TST)

2) IFN-γ release assays (IGRAs)

Keduanya tidak dapat membedakan infeksi aktif dan infeksi laten.

Kedua tes memiliki sensitivitas dan nilai prediktif yang buruk untuk TB aktif.
Pemeriksaan Darah Lengkap

• Anemia  Karena keadaan inflamasi kronis atau malnutrisi.

• Hiperkalsemia  komplikasi TB yang relatif sering.

• Makrofag yang diaktifkan dalam granuloma meningkatkan regulasi 1-alfa-hidroksilase, yang


mengaktifkan vitamin D  peningkatan penyerapan kalsium.

• Hiperkalsemia TB dapat bergejala dan kadang-kadang menyebabkan nefrokalsinosis,


nefrolitiasis, atau penurunan volume akut.

• Suplementasi vitamin D selama terapi TB dapat meningkatkan risiko hiperkalsemia


Foto Polos Thorax
• Empat fitur radiografi menunjukkan TB aktif:

1) Opasitas nodular pada area apikal-posterior lobus atas atau segmen superior lobus bawah

2) Penurunan volume dan fibrosis

3) Kavitas paru

4) Penyebaran endobronkial bayangan asinar

• Penyebaran endobronkial  opasitas nodular ukuran 4-5 mm foto film polos (bayangan asinar)
Juxtaphrenic Peak Sign

• Gambaran puncak segitiga pada bagian medial


diafragma.

• Puncak ini paling sering disebabkan oleh traksi dari


fisura aksesori inferior, tetapi dapat juga disebabkan
oleh fisura mayor atau ligamen pulmonalis inferior.

• Terlihat pada kolaps lobus atas, kolaps lobus tengah,


dan pada kasus pasca lobektomi atas.
Penebalan Pleura (Schwarte Lung)
Panah putih

• Penebalan pleura biasanya terdapat pada


apeks paru-paru, yang disebut ‘pulmonary
apical cap’.

• Opasitas ireguler pada apeks dan lebarnya


kurang dari 5 mm

• Etiologi: infeksi mikobakteri, kanker paru,


dan pneumonia interstisial idiopatik.
Tatalaksana TB

2RHZE+ 4RH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai