Oleh :
Margaretha Ika Yukari Ujan (1108011002)
Pembimbing :
dr. Fransiska Tricia Da Lopez, Sp.THT-KL
Adanya infeksi bakteri pada daerah tersebut, dengan bakteri penyebab terbanyak adalah Haemophilus
influenzae tipe B. Paling sering pada anak-anak berusia 24 tahun, namun akhir-akhir ini dilaporkan
bahwa prevalensi dan insidensinya meningkat pada orang dewasa
Onset dari gejala epiglotitis akut biasanya terjadi tiba-tiba dan berkembang secara cepat. Pada anak-
anak, paling sering ditemui adalah sesak nafas dan stridor yang didahului oleh demam, sedangkan pada
pasien dewasa gejala yang paling sering nyeri tenggorokan dan nyeri saat menelan
Tujuan utama dari tatalaksana pada pasien dengan epiglotitis akut adalah menjaga agar saluran nafas
tetap terbuka dan menangani infeksi penyebab atau penyebab yang lainnya
Tinjauan Pustaka
Definisi : Epiglotitis akut suatu keadaan
inflamasi akut yang terjadi pada daerah
supraglotis dari orofaring, meliputi epiglotis,
valekula, aritenoid, dan lipatan ariepiglotika, =
supraglotitis/laringitis supraglotik.
Etiologi : oleh infeksi bakteri. Haemophilus
influenzae tipe B, namun dapat juga disebabkan
oleh bakteri lain, seperti Streptococcus
pneumonia, Haemophilus parainfluenzae,
Streptococcus -hemolyticus grup A dan grup C,
Staphylococcus aureu
Beberapa virus : virus herpes simpleks, virus
parainfluenza, dan virus EpsteinBarr.
Penyebab noninfeksi : penyebab termal
(makanan atau minuman yang panas,
penggunaan obat-obatan terlarang seperti
rokok kokain dan rokok mariyuana), penyebab
kaustik, dan benda asing yang tertelan.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat penyakit yang jarang ditemui, dengan insidensi
pada orang dewasa sekitar 1 kasus per 100.000 penduduk per tahun,
rasio priawanita sekitar 3:1, dan terjadi pada usia dekade kelima
dengan usia ratarata sekitar 45 tahun.
3 Liang telinga Serumen (-), hiperemis (-), furunkel (-), edema Serumen (-), hiperemis (-) furunkel (-), edema
(-), otorrhea (-), jamur (-) (-), otorrhea (-), jamur(-)
4 Membran timpani Retraksi (-), bulging (-), hiperemis (-), edema (- Retraksi (-), bulging (-), hiperemis (-), edema (-),
), perforasi (-), refleks cahaya (+) , gambaran perforasi (-), refleks cahaya (+), gambaran
pulsasi (-) pulsasi (-)
Normal Normal
Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Hidung Hidung kanan Hidung kiri
Hidung luar Bentuk normal, hiperemis (-), nyeri Bentuk normal, hiperemis (-),
tekan (-), deformitas (-) nyeri tekan (-), deformitas (-)
Rinoskopi anterior
Cavum nasi Bentuk normal, mukosa warna merah Bentuk normal, mukosa
muda, rhinorrhea (-) warna merah muda,
rhinorrhea (-)
Meatus nasi media Mukosa normal, sekret (-) Mukosa normal, sekret (-)
Konka nasi inferior Edema (-), mukosa hiperemis(-), Edema (-),mukosa hiperemis
mukosa pucat (-) (-), mukosa pucat (-)
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-), ulkus (-), mukosa warna merah muda
Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda
Geligi Normal
T1 T1
Planning Terapi
IVFD RL 20 tts/menit
Ceftriaxone 2 x 1 gr iv
Antrain 3 x 1 Amp iv
Metronidazole infus 500 mg 3 x 1
Ranitidin 2 x 1 Amp iv
Diet cair per NGT
Diskusi
Kasus teori
keluhan suara hilang sejak 2 hari SMRS. Disfagia
Suara hilang secara tibatiba.
sakit tenggorokan dan
Riwayat sedang menonton pertandingan
sepak bola dan berteriak yang berlebihan.
demam
Merasakan nyeri ditenggorokan, nyeri saat Dispnue progresif,
menelan air liur dan menjalar hingga ke suara biasanya tidak parau
daerah telinga.
tetapi menyerupai hot
Nyeri seperti tertusuktusuk.
potato voice
Nyeri pada kepala bersamaan dengan
nyeri pada telinga. penderita lebih suka posisi
Makan dan minum dirasakan sulit duduk tegak atau bersandar
sehingga hanya makanmakanan yang ke depan (kadang dengan
lunak dan minum air sedikitsedikit.
siku yang diletakkan di lutut,
BAB dan BAK pasien seperti biasa dan
tidak ada keluhan.
dikenal dengan tripod position.
Diskusi
kasus teori
Temuan fisis pada pasien Dari pemeriksaan
didapatkan tandatanda laringoskopi indirect :
vital dalam batas normal, terlihat epiglotis dan daerah
pemeriksaan dengan sekitarnya yang
laringoskopi indirect eritematosa, membengkak,
diperoleh epiglotis yang dan berwarna merah ceri,
hiperemis, edem, terlihat
adanya sekret dan vocal
cord tidak dapat terlihat.
Diskusi
Kasus teori
IVFD RL 20 tts/menit, Penatalaksanaan mengurangi
obstruksi saluran nafas dan
Ceftriaxone 2 x 1 gr iv menjaganya agar tetap terbuka, serta
Antrain 3 x 1 Amp iv mengeradikasi agen penyebab.
Intubasi sudah terjadi obstruksi
Metronidazole infus 500 mg saluran nafas yang akut.
3x1 Antibiotik intravena :
Ranitidin 2 x 1 Amp iv amoksisilin/asam klavulanat atau
sefalosporin generasi kedua atau
Diet cair per NGT. ketiga, seperti sefuroksim,
sefotaksim, atau seftriakson.
Kortikosteroid sering
direkomendasikan
Kesimpulan
Epiglotitis akut adalah Epiglotitis akut Epiglotitis dapat Penatalaksanaan pada
suatu keadaan biasanya disebabkan menjadi fatal jika pasien dengan
inflamasi akut yang oleh infeksi bakteri, terdiagnosis epiglotitis diarahkan
terjadi pada daerah yang paling sering terlambat, karena kepada mengurangi
supraglotis dari dapat menyebabkan
orofaring, meliputi ditemukan adalah obstruksi saluran obstruksi saluran nafas
epiglotis, valekula, Haemophilus influenzae nafas. Diagnosis dan menjaganya agar
aritenoid, dan lipatan tipe B, namun dapat biasanya dapat tetap terbuka, serta
ariepiglotika, sehingga juga disebabkan oleh ditegakkan dari mengeradikasi agen
sering juga disebut bakteri lain, virus dan riwayat perjalanan penyebab. Dapat
dengan supraglotitis jamur. Selain itu juga penyakit dan temuan dilakukan intubasi jika
atau laringitis terdapat penyebab non- klinis, serta telah terjadi obstruksi,
supraglotik. infeksi, seperti pemeriksaan dengan ekstubasi
penyebab termal, radiografi jika setelah 48 72 jam,
memungkinkan.
penyebab kaustik, dan serta pemberian
benda asing yang antibiotik yang adekuat.
tertelan. Epiglotitis juga
dapat terjadi sebagai
reaksi dari kemoterapi
pada daerah kepala dan
leher.
TERIMA KASIH