Pembimbing :
dr. Samuel W. Nalley, SpA
dr. Debora Shinta Liana, SpA
Strain H.pylori
Tipe I : VaCa (Vaculating
Sitotoxine) dan CagA
(Cytotixine gen)
Tipe II : Tidak memiliki
VaCa dan CagA
Prevalensi H.pylori di negara berkembang :
30% - 80%
Prevalensi H. pylori di negara maju : 10% dan
30% - 40% pada anak golongan sosial ekonomi
lemah
Di Jakarta, berdasarkan pemeriksaan serologi
150 murid SD : 27% - 90% seropositif
ditemukan H.pylori pada lambungnya.
Faktor sosial Faktor umur Faktor Faktor
ekonomi Kecendrerungan lingkungan etnis/suku
Makin rendah semakin tinggi Komunitas bangsa
tingkat sosial dengan tertutup dan
meningkatnya Lebih sering
ekonomi makin tinggal dalam pada orang kulit
tinggi prevalensi usia populasi yang hitam
infeksi H. pylori banyak dibandingkan
Orang yang kulit putih
bekerja di Unit
Endoskopi
Fekal oral
Oral oral
H. Pylori
menghasilkan
urease
Tubuh bakteri
diliputi
awan
amoniak
Dalam mukus
lambung, Timbul
bertahan hidup keradangan dan
dan multiplikasi reaksi imun lokal
Indikasidiagnosis H.pylori
Penyakt ulkus peptikum aktif
Gastric MALT lymphoma
Setelah reseksi endoskopi karena kanker
lambung awal
Dispepsia yang belum diketahui sebabnya
Pasien penggunaan NSAID
Anemia defisiensi besi yang belum jelas
Populasi risiko tinggi kanker lambung
Metode diagnosis H. pylori : Invasif dan Non
invasif
Tes Non-Invasif
a) Pemeriksaan Serologi : pemeriksaan kadar IgG
anti-Hp dalam darah dengan metode ELISA dan
Aglutinasi
b) Urea Breath Test (UBT) : Urea yang
mengandung C radioaktif (C13 atau C14) dalam
bentuk makanan cair, diminum dan dinilai
dengan spektrometer
c) Pemeriksaan antigen tinja H. pylori (H. pylori
stool antigen test/HpSA) : Deteksi infeksi pada
anak dan sebagai evaluasi keberhasilan
eradikasi
Tes Invasif
a) Rapid urease tes atau Delta West atau
Campilobacter like organism (CLO) : bila
terdapat kuman H. pylori akan mengubah
warna indikator menjadi merah jingga
b) Sediaan apusan : membuat apusan langsung
dari jaringan biopsi di atas gelas objek
bakteri H. pylori yang berbentuk batang
bengkok atau spiral
c) Sediaan histologi : menemukan H. pylori yang
berwarna biru pucat
d) Biakan : tes berasal dari bahan biopsi mukosa
lambung dan duodenum
Gambaran klinis infeksi H. pylori bervariasi :
tanpa gejala, dispepsia ringan, dispesia berat
dan gambaran klinis karena gejala ulkus
Keluhan Dispesia :
Nyeri epigastrium
Kembung
Mual
Nyeri setelah makan
Nafas berbau
Kadang hematemesis atau melena
Terapi eradikasi
Indikasi utama :
1. Ada gejala klinis
2. Pada endoskopi didapatkan gastritis kronis
aktif, ulkus ventrikuli atau ulkus duodenum
3. Uji CLO atau biakan menunjukkan H. pylori
positif
Pada anak, beberapa pilihan regimen lini pertama telah
direkomendasi oleh NASPGHAN. Pemberian terapi kombinasi
tiga obat (omeprazolamoksisilinklaritromisin = OAC)
dibandingkan dengan kombinasi dua obat (amoksisilin
klaritromisin = AC) selama tujuh hari akan memberikan angka
eradikasi yang lebih tinggi (69% versus 15%).