Anda di halaman 1dari 37

Case Report Session

Epiglottitis Akut
Try Mutiara Suci Ramadhani
1840312432

Preseptor:
dr. Nirza Warto, Sp. THT-KL (K) FICS
PENDAHULUAN
Latar belakang
• Epiglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi
akut yang terjadi pada daerah supraglotis.
• disebabkan karena adanya infeksi bakteri pada
daerah tersebut, dengan bakteri penyebab
terbanyak adalah Haemophilus influenzae tipe b.
• Epiglotitis paling sering terjadi pada anak-anak
berusia 2 – 4 tahun, namun akhir-akhir ini
prevalensi dan insidensinya meningkat pada
orang dewasa
• Diagnosis berdasarkan riwayat perjalanan penyakit dan
gejala klinis yang ditemui, dan dari foto Rontgen lateral
leher yang memperlihatkan edema epiglotis (“thumb
sign”) dan dilatasi dari hipofaring.
• Tujuan tatalaksana pada epiglotitis akut adalah
menjaga agar saluran nafas tetap terbuka dan
menangani infeksi penyebab atau penyebab yang
lainnya.
• Epiglotitis akut dapat menjadi keadaan yang
mengancam jiwa karena dapat menimbulkan obstruksi
saluran nafas atas yang tiba-tiba
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Beda epiglotis anak dengan dewasa
Fisiologi laring
• suara, namun ternyata mempunyai tiga fungsi
utama yaitu proteksi jalan napas, respirasi dan
fonasi.
Definisi
• Epiglotitis akut adalah suatu keadaan inflamasi akut
yang terjadi pada daerah supraglotis dari laring,
Epidemiologi
• prevalensi dan insidensi epiglotitis akut pada orang
dewasa meningkat, dibandingkan dengan pada anak-
anak yang relatif menurun
Etiologi
• organisme terbanyak yang menyebabkan epiglottitis
akut adalah Haemophilus influenza (25%) diikuti oleh
H parainfluenzae, Streptococcus pneumonia dan
group A streptococci
• Penyebab non-infeksi :
– termal (makanan atau minuman yang panas, rokok,
penggunaan obat-obatan terlarang seperti kokain dan
mariyuana)
– benda asing yang tertelan.
– reaksi dari kemoterapi pada daerah kepala dan leher
Manifestasi klinis
• nyeri tenggorok,
• nyeri menelan / sulit menelan,
• suara menggumam atau ”hot potato voice”,
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Diagnosa banding
• Laringotrakeobronkitis
• Trakeitis bakterialis
Tatalaksana
• Penatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis
diarahkan kepada mengurangi obstruksi saluran
napas dan menjaganya agar tetap terbuka, serta
mengeradikasi agen penyebab.
LAPORAN KASUS
anamnesis
Identitas Pasien
• Nama : FK
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 19 tahun
• No. MR : 01.07.00.11
• Alamat : Padang
• Suku Bangsa : Minangkabau
Keluhan Utama :
• Nyeri menelan sejak 7 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Nyeri menelan sejak 7 jam SMRS. Awalnya pasien
makan ayam geprek, lalu terasa nyeri menelan dan
semakin parah. Pasien lalu berobat ke RSUP dr.
Mdjamil Padang.
• Suara semakin hilang sejak 7 jam SMRS.
• Suara bergumam tidak ada.
• Sesak nafas ada bila bernafas lewat mulut.
• Batuk pilek ada sejak 2 hari yang lalu.
• Riwayat ketulangan tidak ada.
• Gangguan telinga dan hidung tidak ada.
Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan atau
penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Kebiasaan, Sosial, Ekonomi:


• Pasien adalah mahasiswa
Pemeriksaan fisik
Status Generalisata
• Keadaan Umum : sakit sedang
• Kesadaran : komposmentis kooperatif
• Tekanan darah : 100/70 mmHg
• Frekuensi nadi : 80x/menit
• Suhu : 36,7oC
• Pernapasan : 18x/menit
• Sianosis : Tidak ada
• Edema : Tidak ada
• Anemis : Tidak ada
• Ikterus : Tidak ada
Pemeriksaan Sistemik
• Kepala : Normocephal
• Mata
– Konjungtiva : Tidak anemis
– Sklera : Tidak ikterik
• Thoraks
– Jantung : Tidak ada kelainan
– Paru : Tidak ada kelainan
• Abdomen : Tidak ada kelainan
• Ekstremitas : Akral hangat, udem tidak ada
Status lokalis THT
• Telinga ADS :
Liang Teling lapang/lapang, Membran Timpani utuh/utuh, Refleks
Cahaya +/+
• Hidung KNDS :
Kavum Nasi lapang/lapang, Konka Inferior eutrofi/eutrofi, Konka
Media eutrofi/eutrofi, sekret -/- Septum Deviasi -/-
• Tenggorok:
Arkus Faring simetris, Uvula ditengah, Tonsil T2--T2, Septa melebar,
Dekstritus (-), Dinding Posterior Faring hiperemis dan bergranul
• Laringoskopi indirek
Epigllotis hiperemis dan udem, plica vocalis dan ventrikularis sulit
dinilai keseluruhannya
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Leher
• Tidak tampak dan Tidak teraba pembesaran KGB
Pemeriksaan anjuran
Rontgen cervical :

Kesimpulan : tumb sign (+)


Diagnosis Utama :
• Epiglotitis akut
Diagnosis Tambahan :
• Tonsilitis kronik
Terapi :
• Rawat
• IVFD RL 20tpm
• Inj ceftriaxone 2x1gr
• Inj dexamethasone 3x5mg
• Inj omeprazole 2x1gr
• As. Mefenamat 3x500mg
Prognosis :
• Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad bonam
• Quo ad sanam : Dubia ad Bonam
DISKUSI
Diskusi
• Telah dilaporkan satu kasus seorang perempuan
berusia 19 tahun yang didiagnosis epiglottis akut.
• Menurut Chung dalam jurnalnya, epiglotitis paling
sering terjadi pada anak-anak berusia 2 – 4 tahun,
namun akhir-akhir ini dilaporkan bahwa prevalensi
dan insidensinya meningkat pada orang dewasa.
• Penyebab epiglottitis pada pasien ini diduga adalah
adanya infeksi dari bakteri yang bermula dari keluhan
gangguan saluran nafas bagian atas berupa batuk
dan pilek yang dirasakan pasien.
• Berbagai literatur menyebutkan bahwa epiglotitis
akut biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri.
• Pasien pada kasus ini mengeluh nyeri tenggorokan yang
dirasakan memberat sejak 7 jam SMRS. Awalnya keluhan
berupa rasa mengganjal di tenggorok yang kemudian
berkembang menjadi nyeri sehingga sulit untuk menelan dan
suara serak.
• Menurut Grompf pada artikelnya, onset dan perkembangan
gejala yang terjadi pada pasien epiglotitis akut berlangsung
dengan cepat. Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri
tenggorok, nyeri menelan/ sulit menelan, dan suara
menggumam
• Pasien juga mengeluhkan nafas terasa sesak. Ini merupakan
gejala adanya obstruksi saluran nafas.
• Menurut Chung obstruksi saluran nafas pada pasien dengan
epiglotitis akut dapat terjadi karena mukosa dari daerah
epiglotis longgar dan memiliki banyak pembuluh darah,
sehingga ketika terjadi reaksi inflamasi, iritasi, dan respon
alergi, dapat dengan cepat terjadi edema dan menutupi
saluran nafas sehingga terjadi obstruksi yang mengancam
jiwa.
• Pemeriksaan orofaring pada pasien ini didapatkan faring
hiperemis, Tonsil T2-T2. Pemeriksaan laringoskop indirek
didapatkan epiglottis edema dan hiperemis.
• Hal ini serupa dengan artikel Grompf tentang epiglottitis yang
menyebutkan bahwa dari pemeriksaan orofaring, dapat
terlihat epiglotis dan daerah sekitarnya yang eritematosa,
membengkak, dan berwarna merah ceri.
• Pada pasien ini juga dilakukan pemeriksaan rontgen cervical
AP dan lateral. Pada gambaran rontgen tampak thumb sign.
• Menurut Snow dan Balengger, epiglotitis dapat didiagnosis
dari radiografi lateral leher. Dari hasil pemeriksaan radiografi
ditemukan gambaran “thumb sign”, yaitu bayangan dari
epiglotis globular yang membengkak, terlihat penebalan
lipatan ariepiglotika, dan distensi dari hipofaring.
• Berdasarkan dari kumpulan gejala, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan
terhadap pasien ini maka diagnosis yang paling tepat
adalah epiglottitis akut.
• penatalaksanaan yang dilakukan terhadap pasien ini
bertujuan untuk mencegah sumbatan jalan nafas lebih lanjut
dan memperbaiki keadaan epiglottis yang edema. Obat-
obatan tambahan lain diberikan untuk memperbaiki keluhan
lain dari pasien.
• Menurut Grompf, penatalaksanaan pada pasien dengan
epiglotitis diarahkan kepada mengurangi obstruksi saluran
nafas dan menjaganya agar tetap terbuka, serta
mengeradikasi agen penyebab
• Prognosis pada pasien ini dubia ad bonam untuk ketiganya.
Hal ini didukung dengan onset gejala yang lebih awal
diketahui dan pemeriksaan serta tatalaksana yang diberikan
secara cepat dan tepat sehingga dapat mengurangi komplikasi
yang akan muncul.

Anda mungkin juga menyukai