A5
1
Skenario 6
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa ke
Puskesmas dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan didahului oleh demam naik turun
dan batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu. Batuk
disertai dahak berwarna kuning. Nafsu makan
pasien juga menurun. Pada PF didapat kesadaran
kompos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis
(-). BB 12 kg, frekuensi nafas 55x/menit, denyut
nadi 110x/menit, suhu 38,5C, pernafasan cuping
hidung (+), retraksi intercostal (+), faring hiperemis,
dan (+) ronki basah halus dan wheezing pada kedua
lapang paru. Laboratorium: leukosit 20.000/uL
2
Identifikasi istilah:
Tidak ada
Rumusan masalah:
Anak berusia 2 tahun sesak nafas sejak 2 hari
yang lalu
Analisis masalah
pencegahan
anamnesis
Pemeriksaan
fisik
penatalaksanaan
komplikasi
Pemeriksaan
penunjang
RM
prognosis
etiologi
WD/DD
patogenesis
epidemiologi
Anamnesis
Allo-anamnesis
2 hari yang lalu
Keluhan utama
Demam naik turun &
Sesak sejak kapan?
batuk pilek sejak 1 minggu
Riwayat Penyakit sekarang
yang lalu
Sesak terus-menerus atau pada waktu
tertentu saja?
Batuk disertai
Apakah disertai lemah, demam, batuk pilek?
dahak berwarna
Apakah batuk berdahak? Warna dahak?
kuning
Apakah berat badan turun?
Sebelumnya pernah minum obat? Bila sudah, obat apa yang
dipakai? Ada perbaikan setelah minum obat?
Ada alergi terhadap obat-obatan?
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat sosial dan kebiasaan
Ketika tidur pakai kasur atau tidak?
5
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: compos mentis, anak tampak sesak dan rewel
Berat badan: 12kg
TTV
Frekuensi napas: 55x/menit (N: 25-50x/menit)
Denyut nadi: 110x/menit (N: 80-150x/menit)
Suhu: 38.5C
Inspeksi: pernapasan cuping hidung (+), faring hiperemis
Palpasi: retraksi intercostal (+)
Perkusi:
hipersonor atau timpani: udara dalam paru atau pleura
bertambah emfisema paru atau pneumothoraks
redup atau pekak: konsolidasi jaringan paru (pneumonia
lobaris, atelektasis, tumor) dan cairan dalam rongga
pleura.
Auskultasi: ronkhi basah halus, wheezing
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tes Hitung Leukosit: membedakan pneumonia viral
(normal/ max 20.000/mm3 ) dan pneumonia bacterial
(15.000-40.000/mm3 )
Pemeriksaan darah lengkap (complete blood
count / CBC) CRP, LED
Kultur sputum: biasanya sampel terkontaminasi oleh
flora normal rongga mulut
Kultur Darah: gold-standard menemukan etiologi.
Serologi: Serum sampel fase akut dan konvalesen
dites dengan enzim immunoassay untuk antibodi IgM
dan IgG Mycoplasma pneumoniae.
7
Diagnosis Kerja
Pneumonia
Inflamasi parenkim paru dgn konsolidasi ruang
alveolar
Pembagian pneumonia :
o Pneumonia lobaris
o Pneumonia atipikal
o Bronkopneumonia : inflamasi bronkiolus
produksi eksudat mukopurulen obst. sal. Respi
berkaliber kecil, konsolidasi lobus yg berdekatan
o Pneumonitis interstitial : inflamasi interstitium,
terdiri dari dinding alveolus, kantung + duktus
alveolar, & bronkiolus
Diagnosis Banding
Bronkitis akut
Proses inflamasi selintas yang mengenai trakea,
bronkus utama dan menengah
Bermanifestasi sebagai batuk, serta biasanya
akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu.
Batuk biasanya muncul 3-4 hari setelah rhinitis.
Batuk pada mulanya keras dan kering, kemudian
seringkali berkembang menjadi batuk lepas yang
ringan dan produktif.
10
Diagnosis Banding
Bronkiolitis
Terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, puncak pada
umur 6 bulan.
gejala pertama pengeluaran getah dari hidung serta
bersin-bersin.
Hati dan limfa dapat diraba terdorong aerasi
berlebihan dan udara yang terperangkap
Fase ekspirasi pernapasan memanjang.
Anak mengalami takipnea (60-80 pernapasan per
menit) dan haus akan udara sianosis sering dijumpai.
Cuping hidung mekebar, tampak menggunakan otototot pernapasan tambahan secara terus-menerus.
11
Epidemiologi
Data statistik internasional menunjukkan
pneumonia dan infeksi saluran napas bawah
lainnya merupakan penyebab utama kematian di
seluruh dunia.
150.7 juta kasus baru per tahunnya, dengan 1120 juta (7-13%) cukup berat untuk membutuhkan
perawatan rumah sakit. Dari semua kasus
pneumonia pada anak-anak di seluruh dunia,
95% terdapat di negara berkembang.
12
Etiologi
Bakteri : Mycoplasma pneumonia, S.
Pneumonia, legionella pneumophilia,
Chlamydophila pneumonia
Virus : Respiratory syncytial virus, influenza,
parainfluenza, adenovirus
Jamur : aspergilosis, histoplasmosis
Aspirasi : Benda Asing + Makanan
Patofisiologi
14
Gejala Klinis
Menggigil
Takipneu
Batuk
Malaise
Demam
Nyeri Dada
Srtridor
Sesak Napas
Mengi
Retraksi
Napas Cuping
Hidung
Penatalaksanaan
Terapi suportif
Antibiotik
Kloramfenikol +
Sefalosporin
Rawat jalan/inap
Pemberian gizi
seimbang
Komplikasi
Efusi Parapneumonik : akibat cairan inflamasi
pd ruang pleura (Pneumonia bakterial)
Empiema : cairan purulen
Abses paru : bila nekrosis jaringan paru
Bronkiolitis obliteran : akibat adenovirus.
Saluran repiratori berkaliber kecil diganti
jaringan paru
Sindrome Swyer James : sekuele fokal
pneumonia nekrotik berat. Sebagian paru ada
peningkatan translusensi radiologi.
Prognosis
Pneumonia virus pada anak sembuh tanpa
sekuele
Anak-anak yang tidak memiliki underlying causes
prognosis kesembuhan total sangat baik
Pneumonia et causa bakteri patogen dan
organisme atipik respon yang baik terhadap
pengobatan dengan antibiotik prognosis baik
19
Kesimpulan
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan
infeksi, inflamasi dan konsolidasi pada paru.
Penyebab nya adalah jamur, bakteri, virus, atau
benda asing. Penanganan yang tepat dan cepat
akan menurunkan mortalitas.
20
21