BATASAN :
Keradangan parenkim paru
dimana asinus terisi dengan
cairan eksudat, dengan / tanpa
disertai infiltrasi sel radang ke
dinding
alveoli
interstitiumok
* Pneumonia
= /keradangan
infeksi
kuman patogen (mis :
bakteri, virus,
fungi, parasit)
*
EPIDEMIOLOG
ILaporan WHO 1999 : penyebab kematian
tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah
* Community-Acquired
MEKANISME PERTAHANAN
PARU
1.
2.
3.
4.
1. Mek. pembersihan di
saluran napas
penghantar
tdd
:
Reepitelisasi
saluran
napas
2. Mekanisme pembersihan di
Respiratory exchange airway,
meliputi :
Cairan yang melapisi alveolar
termasuk surfaktan.
Sistem kekebalan humoral
lokal (IgG).
Makrofag alveolar dan
mediator inflamasi.
Penarikan netrofil.
3. Mekanisme pembersihan
di
saluran udara subglotik,
Anatomik
Mekanik
meliputi
:
Humoral
Seluler
4. Mekanisme pembersihan di
respiratory
gas exchange, meliputi :
1. Cairan yang meliputi alveol :
2.
3.
4.
5.
Surfaktan
Aktiviti anti bakteri (non spesifik) : FFA,
lizosim, iron binding protein.
a. Mukosilier
eskalator
b. Skema
gerakan silia
yg mendorong
kearah depan
lapisan gel
(yang bersifat
viskus), dan
mendorong
kearah
belakang
lapisan sol
(yg bersifat
cair)
PATOGENESIS
Inhala
si
Aspiras
i
Hematogen
ous
Komorbid :
Predisposisi :
influenzae
alkoholisme
gizi jelek /
kurang debiliti
Langsu
ng
Mek. pertahanan
paru
PNEUMONIA
diabetes mellitus
gagal ginjal
menahun
ggan imuniti
PPOK
pneumokoniosis
4 TAHAP PROSES
INFLAMASI
1.
Hiperemi
2. Hepatisasi
merah
3. Hepatisasi
kelabu
4. Resolusi
TAHAP HIPEREMI
(KONGESTI):
= Terjadi
pembendungan/pengisian rongga
TAHAP HEPATISASI MERAH :
alveoli dengan
cairan
eksudat
= Terjadi
koagulasi
eksudat,
yang
hemoragis
menyebabkan
konsistensi jaringan seperti hati
TAHAP HEPATISASI KELABU :
= Sel drh merah dalam ekudat
menurun, &
diganti / diisi peningkatan
neutrofil shg
TAHAP RESOLUSI :
= Sel PMN diganti oleh
makrofag yg
sangat fagositosis & merusak
kuman
patogen
= Eksudat mengalami lisis &
diabsorpsi
oleh neutrofil & makrofag
GAMBARAN KLINIS
ditentukan oleh :
Faktor
predisposisi
Penyakit
penyerta
Virulensi kuman
Keadaan
Umumjenis & jumlah
Inokulum,
kuman
Daya
tahan tubuh
Adanya
Pemeriksaan fisik
Inspeksi / palpasi sisi
hemitoraks yg sakit tertinggal
Palpasi / Perkusi / Auskultasi
tanda-tanda
KONSOLIDASI :
- Redup
- Fremitus
raba / suara meningkat
- Suara napas
bronkovesikuler - bronkial
- Suara bisik
(Tanda konsolidasi >> pada fase fase hepatisasi
-
Pemeriksaan
penunjang
1. Pemeriksaan
dahak
2. Darah
3. Foto
Pemeriksaan Dahak
spesimen yg diperoleh
gram & kultur
pengecatan
Pemeriksaan darah
Foto toraks
Asidosis respiratorik
pada
stadium lanjut
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan
Sumber Infeksi
Berdasarkan
Kuman penyebab
Berdasarkan
Predileksi / tempat
infeksi
Gambaran radiologis
Pneumonia
lobaris
Pneumonia
Pneumonia
bakterial
atipikal
Community-acquired
pneumonia
(CAP)
Bronchopneumonia
Pneumonia
interstitialis
Communityacquired
pneumonia
(Pneumonia
komuniti)
Hospital-acquired
pneumonia
(Pneumonia
nosokomial)
Pneumonia
aspirasi
Sering
Pneumonia
bakterial
usia
Beberapa mikroba
cenderung menyerang
individu yang peka, misal;
Klebsiella pada penderita
alkoholik, Staphylococcus
menyerang pasca influenza
Disebabkan:
Pneumonia
atipikal
Mycoplasma,
Legionella dan Chlamydia
Sering mengenai anak-anak
dan dewasa muda
Sering
Pneumonia virus
anak
Merupakan penyakit yang
serius pada penderita
dengan pertahanan tubuh
Pneumonia
lobar
Bronkopneum
onia
Pneumonia
ETIOLOGI KUMAN
PENYEBAB PADA CAP
KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Empiema
Efusi pleura
Abses paru
Syok septik
Perikarditis
Atelektasis
Meningitis
Tampilan klinis
pneumonia dapat
dibedakan menjadi dua
kelompok :
Bakterial
Non
bakterial
(Atipikal)
KARAKTER
KLINIS
PNEUMONIA
BAKTERIAL
PNEUMONIA NON
BAKTERIAL
(ATIPIKAL)
Batuk
Pengecatan
gram
Leukositosis
Nyeri dada
besar di paru
sering bersifat
umum selain di
paru
Produktif dengan
banyak sputum,
purulen/mukopurul
en
Tidak produktif,
sputum sedikit
Sering ditemukan
mikroba
Non diagnostik,
baik pada
pengecatan gram
maupun kultur
PENATALAKSANAAN
Pengelolahan pneumonia harus
mencakup :
1.
2.
3.
PENATALAKSANAAN
(contd)
Bila keadaan klinis baik dan tidak
ada indikasi rawat inap dapat diobati
di rumah. Juga diperhatikan ada
tidaknya FAKTOR MODIFIKASI yaitu
keadaan yang dapat meningkatkan
risiko infeksi patogen yang spesifik
misalnya S. pneumoniae yang
resisten thd penesilin.
FAkTOR MODIFIKASI
KEADAAN YANG DAPAT MENINGKATKAN RISIKO
INFEKSI DENGAN KUMAN PATOGEN YG SPESIFIK
meliputi kuman-kuman
Enterik gram-negative
Pseudomonas aeruginosa
FAKTOR MODIFIKASI
Streptococcus pneumoniae yg resisten thd
penisilin
Usia > 65 tahun
Mendapat tx betalaktam dlm 3 bulan
terakhir Pecandu alkohol
Penyakit gangguan imunitas
(tms tx steroid)
Adanya
penyakit ko-morbid yang lain
Kontak dengan anak-anak
FAKTOR MODIFIKASI
Enterik gram-negative
Penghuni rumah jompo
Adanya dasar penyakit kardiopulmoner
Adanya penyakit ko-morbid yang
lain
Pengobatan antibiotika
sebelumnya
FAKTOR MODIFIKASI
Pseudomonas aeruginosa
Kerusakan jaringan paru (bronkiektasis)
Terapi kortikosteroid (>10 mg
pednison/hari)
Pengobatan antibiotik
spektrum luas lebih dari
7 hari sebelumnya
Malnutrisi
Pemilihan antibiotik :
EMPIRIK
Keuntungan
terapi secara
Me kan polifarmasi
LANGSUNG :
Me kan beaya
T
JALAN
RAWA
T
INAP
RAWAT
pseudomonas
INAP
INTENSIF - Sefalosporin G3 non
pseudomonas
ditambah makrolid baru atau
- fluorokuionolon respirasi IV
Ada faktor risiko pseudomonas :
- Sefalosporin antipseudomonas
iv atau
- karbapenem iv ditambah
fluorokuinolon
anti pseudomonas
( sifroflksasin) iv atau
aminoglikosiod iv.
Bila curiga disertai infekasi
Penatalaksanaan rawat
jalan
Penatalaksanaan rawat
inap
KRITERIA MINOR :
KRITERIA MAYOR :
- Ventilasi mekanik
- Infiltrat > 50%
- Septik syok
- Serum kreatinin > 2
mg/dl
atau pean > 2 md/dl
Minimal
Minimal ::22 dari
dari33MINOR
MINORtertentu
tertentu
11 dari
dari22MAYOR
MAYORtertentu
tertentu
ICU
INDIKATOR YANG
DIPAKAI UNTUK
MENETUKAN
PENDERITA RAWAT
JALAN ATAU RAWAT
INAP
PENILAIAN TERHADAP
KEPARAHAN PENYAKIT MENURUT
SISTIM SKOR DARI PORT
(PNEUMONIA PATIENT OUTCOME
RESEARCH TEAM)
History &
Laboratory
Physical find.
Age = years (male)
Neoplasia (+30)
Age = years 10 (female)
CHF (+10)
(+20) Nursing home resident (+10) Renal disease (+10)
130 (+20)
Liver disease (+20)
Cerebrovasc. Dis. (+10)
Pulse 125 (+10)
The Pneumonia Patient Outcomes Research Team (PORT)
BP 90 mm/Hg (+20)
Perawatan
Rendah
Tidak diprediksi
Rawat jalan
Rendah
II
70 total skor
Rawat jalan
Rendah
Sedang
III
IV
Berat
Rawat inap
SWITCH THERAPY
atau
TERAPI SULIH
Community-Acquired Pneumonia
Risiko rendah
Risiko sedang/berat
- Rawat jalan
- Pemberian antibiotik
P.O.
- Rawat inap
- Pemberian antibiotik
I.V.
Klinis menetap/
memburuk (lihat slide
berikutnya)
EVALUASI : 48 - 72 jam
Suhu kembali normal
hari 2 - 4
RHONKI (-)
Hari 7 ( 60-80%)
Perbaikan klinis
Leukosit kembali normal
hari 4
Perbaikan X-ray.
2 mgg ( 50.6 %)
4 mgg ( 66.7 %)
DIAGNOSIS
SALAH
- Gagal
jantung
- Emboli
Keganasan
Sarkoidosis
- Reaksi
Obat
Perdarahan
TERAPI
DIAGNOSIS
BENAR
FAKTOR
PENDERITA
FAKTOR
OBAT
- Kelainan
lokal
- Respon yg
tidak
adekuat
Komplikasi
- Salah
pilih
obat
- Salah
dosis/cara
pemberia
FAKTO
R
KUMA
N
Resiste
nKuman
patoge
n
lain
-
Switch therapy
Sequential therapy
(terapi sekuesial)
Step-down therapy
TUJUAN
SWITCH hari 3
KELUAR RUMAH SAKIT hari 4
I.V.
ke
ORAL
SWITCH
SWITCH OVER
OBAT BEDA
EQUI -POTENT>
SEQUENTIAL
OBAT SAMA
EQUI-POTENT>
STEP DOWN OBAT BEDA/SAMA NON-EQUI-POTENT
KRITERIA PEMULANGAN
PASIEN DARI PERAWATAN
RUMAH SAKIT
5 14 hari
LAMA PENGOBATAN
SHORT TREATMENT
KLINIS SEMBUH
ERADIKASI
BAKTERI ?
RESISTENSI
Selamat
belajar