Anda di halaman 1dari 37

POLIP NASI

OLEH :
CANTIKA DINIA ZULDA (1010311012)
MUHAMMAD LINGGA PRIMANANDA (1110312008)
PRESEPTOR :
DR. DOLLY IRFANDY, SP.THT-KL

BAB 1

Latar Belakang
Polip nasi merupakan masalah medis dan
masalah sosial karena dapat mempengaruhi kualitas
hidup penderita baik pendidikan, pekerjaan, aktivitas
harian dan kenyamanan

Tujuan
Makalah ilmiah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan pemahaman mengenai penegakan
diagnosis dan penatalaksanaan kasus polip nasi.

BAB 2

Anatomi Hidung

Fisiologi Hidung
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sebagai jalan nafas


Pengatur kondisi udara (air conditioning)
Sebagai penyaring dan pelindung
Indra Penghidu
Resonansi suara
Proses bicara
Refleks nasal

Definisi Polip
Polip nasi merupakan kelainan mukosa hidung
berupa massa lunak yang bertangkai, berbentuk bulat
atau lonjong, berwarna putih keabuan, dengan
permukaan licin dan agak bening karena mengandung
banyak cairan. Umumnya sebagian besar polip ini
berasal dari celah kompleks osteomearal (KOM) yang
kemudian tumbuh ke arah rongga hidung.

Epidemiologi Polip Nasi


Pada orang dewasa sekitar 1-4 %
Pada anak jauh lebih rendah
Seperempat dari individu memiliki polip tanda

riwayat penyakit sinonasal sebelumnya


Rentang usia 30-60 tahun
Pria banding wanita sekitar 2-4 : 1

Klasifikasi Polip Nasi


Tergantung dari sel inflamasi masa yang lebih
dominan, klasifikasi secara umum dari polip nasi
dibagi menjadi :
Eosinophil dominated inflamation
Neutrophil dominated inflammation
Eusinofil yang paling sering ditemukan.

Klasifikasi Polip Nasi


Berdasarkan temuan histologis, polip nasi dapat
dibagi menjadi empat tipe menurut Hellquist HB :
Eosinophilic edematous type : ditandai dengan edema
pada stroma dengan jumlah eosinofil yang banyak.
Chronic inflamatory or fibrotic type : ditandai
dengan sel inflamasi khususnya limfosit dan neurtrofil
dan sedikit eosinofil.
Seromucinous gland type : tipe I disertai dengan
hiperplasia kelenjar seromukus.
Atypical stromal type

Klasifikasi Polip Nasi


Untuk
kepentingan
klinis,
Stammberger
mengklasifikasikan polip nasi menjadi lima kelompok,
dilihat berdasarkan endoskopi dan kriteria klinis, respon
terhadap terapi yang berbeda serta hubungannya dengan
penyakit lain, yaitu :
Antrocoanal polyp
Large isolated polyp
Polyps associated with chronic inflamation, noneosinophilic dominated, non-related to hyperreactive
airway syndrome
Polyps associated with CRS, eosinophilic-dominated
Polyps associated with spesific disease (Cystic fibrosis,
non-invasive/non-allergic fungal sinusitis, malignancy)

Etiologi dan Patogenesis Polip Nasi


Etiologi yang pasti belum diketahui tetapi ada 3
faktor penting pada terjadinya polip, yaitu :

Adanya peradangan kronik yang berulang pada mukosa


hidung dan sinus.
Adanya gangguan keseimbangan vasomotor.
Adanya peningkatan tekanan cairan interstitial dan edema
mukosa hidung.

Etiologi dan Patogenesis Polip Nasi


Beberapa hipotesis polip, antara lain :
1.Alergi
2.Ketidakseimbangan Vasomotor
3.Fenomena Bernouli
4.Teori Ruptur Epitel
5.Intoleransi Aspirin
6.Cystic Fibrosis
7.Nitric Oxide
8.Infeksi
9.Superantigen Hypothesis

Stadium Polip Nasi Mackay & Lund

Tatalaksana

LAPORAN KASUS
IDENTITAS PRIBADI
Nama
No MR
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Suku Bangsa

: Ny.A
: 999452
: 47 tahun
: Perempuan
: Padang
: Minang

ANAMNESA
Keluhan Utama :
Hidung kiri tersumbat sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Hidung kiri terasa tersumbat sejak 1 tahun yang lalu
Keluhan hidung tersumbat semakin bertambah sejak 2 bulan yang
lalu
Keluhan hidung tersumbat tidak menyebabkan gangguan pada
jalan pernafasan. Pasien masih bisa bernafas lewat hidung
Pasien merasakan dan adanya benjolan pada hidung kiri sejak 2
bulan yang lalu
Pasien mengeluh adanya penurunan penciuman pada hidung kiri
Keluhan hidung tersumbat disertai dengan hidung berair, cairan
kental berwarna agak kekuningan
Adanya cairan yang mengalir dari hidung ke tenggorokan ada
Keluhan nyeri pada pipi tidak ada
Tidak ada riwayat hidung berdarah
Tidak ada riwayat demam, batuk pilek sebelumnya

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien menderita Diabetes Mellitus baru dikenal saat
masuk ke bangsal THT RSUP Dr. M.Djamil Padang
Riwayat geraham atas kiri infeksi satu tahun yang lalu
dan patah. Gigi yang patah dibiarkan saja oleh pasien
karena tidak ada keluhan
Tidak ada riwayat alergi obat, makanan dan lain-lain
Tidak ada riwayat sering bersin bersin di pagi hari, suhu
dingin ataupun saat terpapar debu
Tidak ada riwayat asma
Tidak ada riwayat tumor sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan sakit
seperti pada pasien ini
Tidak ada anggota keluarga yang menderita alergi
Tidak ada anggota keluarga yang menderita tumor
Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan:
Pasien sehari-hari bekerja sebagai pedagang

Pemeriksaan Jasmani
Pemeriksaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
kooperatif
Keadaan umum
: sakit sedang
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 82x/menit, reguler
Frekuensi Napas
: 20 x/menit
Temperatur
: 36,9 o C

Pemeriksaan Sistemik:

Kepala
Mata

tidak ikterik
Leher
KGB
Paru
Jantung
Abdomen
Extremitas

: normochepal, rambut hitam


: konjungtiva tidak anemis, sklera
: tidak ditemukan pembesaran
: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan
: tidak ada kelainan
: akral hangat, perfusi baik.

Status Lokalis THT


Telinga

AD : Nyeri tarik (-), nyeri tekan tragus (-), liang telinga


lapang, sekret (-), membran timpani utuh, refleks cahaya
(+)
AS : Nyeri tarik (-), nyeri tekan tragus (-), liang telinga
lapang, sekret (-), membran timpani utuh, refleks cahaya
(+)
Tes Penala : Normal

Hidung :

a.Dextra
:
Kavum nasi lapang, Konka inferior eutrofi, konka
media eutrofi, sekret (+) mukopurulen, massa
bulat bertangkai warna putih bening pada meatus
media dengan permukaan licin
b. Sinistra :
Kavum nasi sempit, Konka inferior eutrofi, konka
media sukar dinilai, sekret (+) mukopurulen,
massa bulat bertangkai warna putih bening pada
meatus media dengan permukaan licin memenuhi
cavum nasi
Orofaring dan Mulut :
arkus faring simetris, uvula di tengah, T1-T1

Pemeriksaan Kelenjar getah bening leher :


Inspeksi :tidak tampak adanya tanda-tanda
pembesaran kelenjar getah bening leher
Palpasi
: tidak teraba adanya pembesaran
kelenjar getah bening leher

Diagnosis
:
Polip Nasi KNS Stadium 3 , Polip Nasi KND Stadium 2 Sinusitis
kronik
Diagnosis Banding : Inverted Cell Papilloma
Pemeriksaan Anjuran :
CT Scan SPN potongan koronal dan aksial
Kultur dan sensitivity test
Naso-endoskopi
Terapi :
Antibiotik : Penisilin
FESS untuk polip cavum nasi sinistra stadium 3
Polipektomi medikamentosa untuk polip cavum nasi dextra
stadium 2
Prognosis :
Quo ad Vitam
: bonam
Quo ad Sanam
: dubia ad bonam

Diskusi
Telah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik pada seorang pasien perempuan berumur 47
tahun dengan diagnosis Polip Nasi KNS Stadium 3,
Polip Nasi KND Stadium 2 dan Sinusitis kronik
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Anamnesis :
Keluhan hidung tersumbat semakin bertambah
sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan hidung tersumbat
tidak menyebabkan gangguan pada jalan
pernafasan. Pasien masih bisa bernafas lewat
hidung. Pasien merasakan dan adanya benjolan
pada hidung kiri sejak 2 bulan yang lalu. Pasien
mengeluh adanya penurunan penciuman pada
hidung kiri.Keluhan hidung tersumbat disertai
dengan hidung berair, cairan kental berwarna agak
kekuningan. Adanya cairan yang mengalir dari
hidung ke tenggorokan .

Menurut literatur, etiologi yang pasti dari polip nasi belum


diketahui tetapi ada 3 faktor penting pada terjadinya polip,
yaitu : adanya peradangan kronik yang berulang pada
mukosa hidung dan sinus, adanya gangguan keseimbangan
vasomotor, adanya peningkatan tekanan cairan interstitial
dan edema mukosa hidung.
Pada pasien ini diduga yang menjadi salah satu faktor
adalah adanya peradangan kronik yang berulang pada
mukosa hidung dan sinus, dimana sinusitis pada pasien ini
diduga berhubungan juga dengan adanya infeksi di gigi .
Pada pasien ini didapatkan adanya riwayat geraham atas
kiri infeksi satu tahun yang lalu dan patah. Gigi yang patah
dibiarkan saja oleh pasien karena tidak ada keluhan

b.

Pemeriksaan fisik :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya massa
berwarna putih bening di bagian meatus media kiri dan
kanan, terlihat bertangkai. Hal ini menunjang ke arah
diagnosis polip nasi. Pada hidung kiri, didapatkan masa
polip yang menutupi seluruh rongga hidung sehingga
didiagnosa dengan polip kavum nasi sinistra stadium 3.
Sedangkan pada hidung kanan, didapatkan masa polip
yang keluar dari meatus media tetapi tidak menutupi
rongga hidung, sehingga didiagnosa dengan polip kavum
nasi dextra stadium 2.

Untuk rencana penatalaksanaan pada pasien ini


pada hidung kanan dengan polip kavum nasi
stadium 2 dengan polipektomi medikamentosa
diberikan kortikosteroid sistemik. Kortikosteroid
diberikan selama 14 hari dengan dosis yang di
turunkan perlahan. Namun pada hidung kiri,
pasien ini dilakukan tindakan operatif yaitu FESS
karena polip nasi stadium 3 yang menutupi
seluruh rongga tubuh. Penatalaksanaan yang
dipilih sesuai dengan acuan algoritma
penatalaksanaan polip hidung dan sinus paranasal
oleh Perhati tahun 2007.

Anda mungkin juga menyukai