Anda di halaman 1dari 17

REFLEKSI KASUS PNEUMONIA

NURZAHRA VIANISA
Identitas pasien dan Anamnesis

 NAMA : BY A
 USIA : 4 bulan
Bayi A masuk rumah sakit tanggal 5 Agustus 2019 dengan keluhan batuk 1
minggu, pilek, dan sesak. Muntah (+) setiap batuk dan ada dahaknya, tidak
disertai demam. BAB dan BAK lancar seperti biasa. Bayi minum ASI ekslusif.
Diketahui bahwa saat itu semua anggota keluarga juga sedang batuk pilek.
RPD : tidak pernah menderita sakit serupa
RPK : alergi (-), asma (-), anggota keluarga sedang batuk pilek
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : compos mentis
 Vital sign :
T : 36,5 0C
RR : 32X/menit
HR : 116x/menit
 Kepala : normocephal
 Mata : Conjunctiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, hemorrage -/-
 Hidung : simetris, nafas cuping hidung (-)
 Telinga : simetris, serumen (-)
 Leher : pembesaran kgb (-)
 Thorax : gerak simetris, retraksi (-) suara dasar vesikuler +/+, wheezing -/-,
rhonki +/+, Cor s1/s2 reguler, bising jantung (-)
 Abdomen : supel, bising usus (+), turgor kulit cepat
 Ekstremitas : akral hangat, nadi kuat, capillary refill test < 2 detik
Status gizi

BB = 5.9 kg, PB = 61 cm
BB/U = baik
PB/U = normal
BB/PB = normal
 STATUS GIZI BAIK
Hasil laboratorium
 DARAH LENGKAP
Hemoglobin 12,7 g/dl 10.0 – 17.0 g/dl
Lekosit 6,71x 103/uL 10.00 – 26.00 x 103/uL
Eritrosit 5,01x106/uL 4.00 – 5.00 x 106/uL
Trombosit 404 x 103/uL 150 – 450 x 103/uL
Hematokrit 41.0 vol% 36.0 – 46.0 vol%
Eosinofil 0% 2 -4 %
Basofil 1% 0 -1 %
Batang 0% 2–5%
Segmen 47 % 40 – 60 %
Limfosit 44 % 45 – 65 %
Monosit 8% 2–8%
Urinalisis
Warna kuning kuning
Kekeruhan jernih jernih
Reduksi negatif negatif
Bilirubin negatif negatif
Keton urin 1+ negatif
BJ 1.010 1.015-1025
Darah samar Negatif negatif
PH 6.00 5.00 – 8.50
Protein negatif negatif
Urobilinogen 0.20EU/dl 0.20 – 1.00 EU/dl
Nitrit negatif negatif
Lekosit Esterase negatif negatif
SEDIMEN URIN
Eritrosit 0 -1/LPK 0 – 2/LPK
Leukosit 0 -2/LPK 0 – 3/LPK
Lanjutan..
Sel epitel positif positif
Kristal
Ca oksalat negatif/LPK negatif/LPK
Asam urat negatif/LPK negatif/LPK
Amorf negatif/LPK negatif/LPK
Silinder
Eritrosit negatif/LPK negatif/LPK
Leukosit negatif/LPK negatif/LPK
Granular negatif/LPK negatif/LPK
Bakteri negatif/LPK negatif/LPK
Lain-lain - -/LPK
Rontgen thorax dan Tatalaksana
Didapatkan hasil bronchopneumonia
Cor dalam batas normal

 Pasien diberikan tatalaksana :


1. Plug DS1/4 NS
2. Injeksi ampicillin 4 x 150 mg
3. Injeksi gentamicin 2 x 15 mg
4. Nebu ventolin 1a/8 jam
5. Po lapifed 3 x 1/6 tablet
Pembahasan
 DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi saluran napas atas yang mengenai paru di
bagian alveoli, sedangkan alveoli ini adalah tempat pertukaran
antara oksigen dan karbondioksida melalui pembuluh-pembuluh
darah kapiler. Pada penderita pneumonia, nanah dan cairan akan
memenuhi alveoli sehingga penyerapan oksigen akan terganggu dan
terjadilah sulit bernapas.

ETIOLOGI
1. Bakteri  paling sering pada bayi (neonatus – 3 bulan), akibat
dari Streptoccoccus pneumoniae dan gram negative enteric
bacteriae
2. Virus  sering pada anak-anak karena respiratory syncitial
virus, cytomegalivirus, herpes simplex virus, varicella zooster
virus
Faktor resiko
 Usia
 Bayi dan balita memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang lebih rendah
daripada orang dewasa, sehingga bayi dan balita dimasukkan pada kategori
yang mudah terkena infeksi, terutama pneumonia. Hal tersebut disebabkan bayi
dan balita memiliki imunitas yang rendah dan saluran pernapasan yang
cenderung sempit (depkes, 2004).
 Malnutrisi
 Kekurangan gizi akan menurunkan kapasitas kekebalan untuk merespon infeksi
pneumonia termasuk gangguan fungsi granulosit, penurunan fungsi komplemen,
dan menyebabkan kekurangan mikronutrien
 BBLR
 Konsumsi ASI rendah
 Polusi di dalam rumah
 Adanya keluarga yang merokok
 Udara dingin
Klasifikasi pneumonia
 Community-Acquired Pneumonia
Pneumonia komunitas merupakan salah satu penyakit infeksius ini sering di
sebabkan oleh bakteri yaitu Streptococcus pneumonia (Penicillin sensitive and
resistant strains ), Haemophilus influenza (ampicillin sensitive and resistant
strains) and Moraxella catarrhalis (all strains penicillin resistant). Angka
kesakitan dan kematian infeksi CAP tertinggi pada lanjut usia dan pasien
dengan imunokompromis. Resiko kematian akan meningkat pada CAP
apabila ditemukan faktor komorbid berupa peningkatan respiratory rate,
hipotensi, demam, multilobar involvement, anemia dan hipoksia.
 Hospital-Acquired Pneumonia
Pneumonia nosokomial ( lebih dikenal sebagai Hospital-acquired pneumonia
atau Health care-associated pneumonia ) didefinisikan sebagai pneumonia
yang muncul setelah lebih dari 48 jam di rawat di rumah sakit tanpa
pemberian intubasi endotrakeal. Terjadinya pneumonia nosokomial akibat
tidak seimbangnya pertahanan inang dan kemampuan kolonisasi bakteri
sehingga menginvasi traktus respiratorius bagian bawah.
Lanjutan..
 Ventilator-Acquired pneumonia
Pneumonia berhubungan dengan ventilator merupakan pneumonia yang
terjadi setelah 48-72 jam atau lebih setelah intubasi trakea.
Patofisiologi
 Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di
orofaring, kebocoran melalui mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan
sumber patogen yang mengalami kolonisasi di pipa endotrakeal. Faktor
risiko pada inang dan terapi yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta
yang berat, dan tindakan invansif pada saluran nafas.
 3 Faktor resiko kritis adalah ventilasi mekanik >48jam, lama perawatan di
ICU. Faktor predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien
menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen
akibatnya terjadi kolonisasi di paru dan menyebabkan infeksi. Proses infeksi
dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian bawah setelah
dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan
mekanik ( epitel,cilia, dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan
komplemen) dan seluler (leukosit, makrofag, limfosit dan sitokinin).
Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru ( bagian dari
sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari
kapiler masuk.
Gejala klinis
 Gejala khas adalah demam, menggigil, berkeringat, batuk (baik non
produktif atau produktif atau menghasilkan sputum berlendir, purulen, atau
bercak darah), sakit dada karena pleuritis dan sesak.
 Pemeriksaan fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian
bawah saat bernafas, takipneu, kenaikan atau penurunan taktil fremitus,
perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat
cairan pleura, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
Tatalaksana
 Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal
dengan antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif
meliputi pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap
gangguan keseimbangan asam-basa, elektrolit, dan gula darah
 Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus
dimulai sesegera mungkin. Oleh karena pada neonatus dan bayi kecil
sering terjadi sepsis dan meningitis, antibiotik yang direkomendasikan
adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi betalaktam/klavulanat
dengan aminoglikosid, atau sefalosporin generasi ketiga. Bila keadaan
sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.
 Pada pasien ini diberikan terapi :
- Ampisilin 2 x 150 mg
- Gentamisin 1 x 15 mg
- Nebu ventolin 1a/8jam
- Po lapifed 3 x 1/6 tablet

Anda mungkin juga menyukai