HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1) ATNATIKA WIJAYA ST172006
2) DWI HARTINI ST172014
3) ESTANTI NURUL ARINI ST172023
4) NAIM SRI WAHYUNINGSIH ST172042
5) NUGROHO KENCANA PUTRA ST172051
6) PONSIANUS RATU ST172054
7) PRASTIWI BANY RATNASARI ST172055
8) PUSPITA ANIS PRASETYA ARSIH M P ST172057
9) ROSYIDA ULFA ST172065
10) THERESIA IRA AYU SARTIKA ST172075
11) WAYAN FERDI ST172084
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada
hiperemesis gravidarum ringan.
Tujuan Khusus
Mengkaji data pasien serta menganalisisnya
A. KONSEP MEDIS
I. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul
setiap saat bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu.
Hiperemesis Gravidarum (Vomitus yang merusak dalam kehamilan)
adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian
luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan
(Ben-Zion, MD, Hal:232)
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan
selama kehamilan (Hellen Farrer, 1999, hal:112)
II. Etiologi
Belum diketahui secara pasti, faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan:
1. Primigravida, molatudatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat
kenaikan HCG
2. Faktor organik : alergi, masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal,
perubahan metabolik
3. Faktor psikologi : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab dan sebagainya.
4. Faktor endokrin : hipertyroid, diabetes, progesteron yang
menyebabkan pengosongan lambung menurun pada
awal kehamilan
III. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang
gastrointestinal.
Pathways
Hiperemesis gravidarum
Kelemahan tubuh
Intoleransi
aktifitas
IV. Manifestasi Klinis
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis
gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari
sepuluh kali muntah. Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh
Tingkatan I (ringan)
- Lidah mengering
- Mata cekung
Tingkatan II (sendang)
asetonuria
- Dehidrasi hebat
V. Pemeriksaan Penunjang
Elektrolit darah dan urinalisis
VI. Komplikasi
Hiperemesis gravidarum yang terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi pada penderita. Dehidrasi muncul pada keadaan ini akibat
kekurangan cairan yang dikonsumsi dan kehilangan
cairan karena muntah. Keadaan ini menyebabkan cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang sehingga volume cairan dalam pembuluh darah berkurang
dan aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan (nutrisi) dan oksigen yang akan diantarkan ke jaringan mengurang
pula. Dampak dari keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah menurunnya
keadaan umum, munculnya tanda-tanda dehidrasi (dalam berbagai tingkatan
tergantung beratnya hiperemesis gravidum), dan berat badan ibu berkurang.
Risiko dari keadaan ini terhadap ibu adalah kesehatan yang menurun dan
bisa terjadi syok serta terganggunya aktivitas sehari-hari ibu. Dampak dari
keadaan ini terhadap kesehatan janin adalah berkurangnya asupan nutrisi dan
oksigen yang diterima janin. Risiko dari keadaan ini adalah tumbuh kembang
janin akan terpengaruh.
Selain dehidrasi, hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit muncul akibat
cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah akan
turun. Kalium juga berkurang sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal. Dampak dari keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah
bertambah buruknya keadaan umum dan akan muncul keadaan alkalosis
metabolik hipokloremik (tingkat klorida yang rendah bersama dengan
tingginya kadar HCO3 & CO2 dan meningkatnya pH darah). Risiko dari
keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah bisa munculnya gejala-gejala dari
hiponatremi, hipokalemi, dan hipokloremik yang akan memperberat keadaan
umum ibu. Dampak keadaan ini terhadap kesehatan janin adalah juga akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Hiperemesis gravidum juga dapat mengakibatkan berkurangnya asupan
energi (nutrisi) ke dalam tubuh ibu. Hal ini dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak dalam tubuh ibu habis terpakai untuk keperluan
pemenuhan kebutuhan energi jaringan. Perubahan metabolisme mulai terjadi
dalam tahap ini. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna, maka terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-
asetik, asam hidroksi butirik, dan aseton dalam darah. Hal ini menyebabkan
jumlah zat makanan ke jaringan berkurang dan tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Dampak dari keadaan ini terhadap kesehatan ibu adalah kekurangan
sumber energi, terjadinya metabolisme baru yang memecah sumber energi
dalam jaringan, berkurangnya berat badan ibu, dan terciumnya bau aseton pada
pernafasan. Risikonya bagi ibu adalah kesehatan dan asupan nutrisi ibu
terganggu. Dampak keadaan ini terhadap kesehatan janin adalah berkurangnya
asupan nutrisi bagi janin. Risiko bagi janin adalah pertumbuhan dan
perkembangan akan terganggu.
Frekuensi muntah yang terlalu sering dapat menyebabkan terjadinya
robekan pada selaput jaringan esofagus dan lambung. Keadaan ini dapat
menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan yang
terjadi berupa robekan kecil dan ringan. Perdarahan yang muncul akibat
robekan ini dapat berhenti sendiri. Keadaan ini jarang menyebabkan tindakan
operatif dan tidak diperlukan transfusi.
VII. Diagnosis
Secara klinis penegakan diagnosis hiperemesis gravidarum dilakukan
dengan menegakkan diagnosis kehamilan terlebih dahulu (amenore yang
disertai dengan tanda-tanda kehamilan). Lebih lanjut pada anamnesis
didapatkan adanya keluhan mual dan muntah hebat yang dapat
mengganggu pekerjaan sehari-hari. Pada pemeriksaan fisis diijumpai
tanda-tanda vital abnormal, yakni peningkatan frekuensi nadi (>100 kali
per menit), penurunan tekanan darah, dan dengan semakin beratnya
penyakit dapat dijumpai kondisi subfebris dan penurunan kesadaran. Pada
pemeriksaan fisis lengkap dapat dijumpai tanda-tanda dehidrasi, kulit tampak
pucat dan sianosis, penurunan berat badan, uterus yang besarnya sesuai
dengan usia kehamilan dengan konsistensi lunak, dan serviks yang livide
saat
dilakukan inspeksi dengan spekulum. Pada pemeriksaan laboratorium
dapat diperoleh peningkatan relatif hemoglobin dan hematokrit, hiponatremia
dan hipokalema, benda keton dalam darah, dan proteinuria.
IX. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat
d. Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak
2. Terapi obat-obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka
diperlukan pengobatan
rumah sakit
berikut :
a. Isolasi
b. Terapi psikologik
c. Terapi mental
sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium
d. Terminasi kehamilan
organik.
sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu
B. KONSEP KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang muncul
Tujuan :
dan besi
Intervensi
d. Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal
optimum
n. Buat rujukan yang perlu sesuai dengan indikasi (misal pada ahli
o tujuan :
memerlukan tindakan
Intervensi
Tujuan :
Intervensi
perencanaan jadwal
bantu ambulasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
B. Saran