Anda di halaman 1dari 29

Oleh kelompok 2

definisi
 Community acquired pneumonia(CAP) adalah
pneumonia infeksius pada seseorang yang tidak
menjalani rawat inap di rumah sakit baru -baru
ini.CAP adalah tipe pneumonia yang paling sering.
Penyebab paling sering dari CAP berbeda tergantung
usia seseorang, tetapi mereka termasuk,Streptococcus
pneumoniae,virus,bakteri atipikal dan Haemophilus
influenzae.Di atas semuanya itu ,Streptococcus
pneumoniae adalah penyebab paling umum dari CAP
seluruh dunia.(Smeltzer)
Etiologi pneumonia

 Bakteri
 Virus
 Jamur
 Protozoa
Patofisiologi
 Jalan napas atas merupakan garis pertahanan pertama
terhadap infeksi, tetapi, pembersihan mikroorganisme
oleh air liur, ekspulsi mukosiliar, dan sekresi IgA dapat
terhambat oleh berbagai penyakit, penurunan imun,
merokok, dan intubasi endotrakeal.
 Pertahanan jalan napas bawah meliputi batuk, refleks
muntah, ekspulsi mukosiliar, surfaktan, fagositosis
makrofag dan polimorfonukleosit (PMN), dan
imunitas selular dan humoral. Pertahan ini dapat
dihambat oleh penurunan kesadaran, merokok,
produksi mukus yang abnormal (mis, kistik fibrosis
atau bronkitis kronis), penurunan imun, intubasi dan
tirah baring berkepanjangan.
Virus

 Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang


biak. Biasanya virus masuk kedalam paru-paru
bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut
dan hidung.setelah masuk virus menyerang jalan
nafas dan alveoli. Invasi ini sering menunjukan
kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel
atau melalui suatu tipe penghancur sel yang disebut
apoptosis
Bakteri

 Banyak bakteri hidup pada bagian atas dari saluran


pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan
dapat dengan mudah dihirup menuju alveoli.Setelah
memasuki alveoli,bakteri mungkin menginvasi
ruangan diantara sel dan diantara alveoli melalui
rongga penghubung.Invasi ini memacu sistem imun
untuk mengirim neutrophil yang adalah tipe dari
pertahanan sel darah putih,menuju paru.Neutrophil
menelan dan membunuh organisme yang berlawanan
dan mereka juga melepaskan cytokin,menyebabkan
aktivasi umum dari sistem imun.
Jamur

 Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal


ini mungkin terjadi pada individu dengan masalah sistem
imun yang disebabkan AIDS,obat-obatan imunosupresif
atau masalah kesehatan lain.patofisiologi dari pneumonia
yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang
disebabkan bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur
paling sering disebabkan oleh Histoplasma
capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis
jiroveci dan Coccidioides immitis.Histoplasmosis paling
sering ditemukan pada lembah sungai Missisipi,dan
Coccidiomycosis paling sering ditemukan pada Amerika
Serikat bagian barat daya.
Parasit

 Parasit paling umum yang dapat menyebabkan


pneumonia adalah Toxoplasma gondii,Strongioides
stercoralis dan Ascariasis. a adalah
Toxoplasma gondii,Strongioides stercoralis dan
Ascariasis.(Smeltzer,2001).
Manifestasi klinis
 Tanda dan Gejala berupa:Batuk nonproduktif, Ingus
(nasal discharge),Suara napas lemah, Retraksi
intercosta, Penggunaan otot bantu nafas, Demam,
Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo
menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala,
Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil,
Berkeringat, Lelah.
Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan diagnostik
 Sinar x : mengidentifikasi distribusi struktural; dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrat, empiema(stapilococcus);
infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau
penyebaran /perluasan infiltrat nodul (virus). Pneumonia
mikoplasma sinar x dada mungkin bersih.
 Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya
kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya
bendungan paru dan efusi pleura
 Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia,
aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan
gelombang T dan gangguan konduksi
intraventrikular. Kadang-kadang ditemukan voltase QRS
yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis
miokard
Pemeriksaan laboratorium

 Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) nilai normal 90-100 %


: tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru
yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
 Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : diambil dengan
biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau
biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme
penyebab.
 JDL nilai normal leukosit 4400-11300/mm3: leukositosis
biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya
pneumonia bakterial.
Lanjutan...
 Pemeriksaan serologi : titer virus atu legionella, aglutinin
dingin.
 LED(nilai normal P : 0-20 mm/jam L : 0-15 mm/jam) :
meningkat
 Pemeriksaan fungsi paru : volume ungkin menurun (kongesti
dan kolaps alveolar); tekanan jalan nafas mungkin meningkat
dan komplain menurun, hipoksemia.
Lanjutan...
 Elektrolit : natrium (nilai normal : 135-145 mEq/L) dan
klorida(98-108 mEq/L) mungkin rendah
 Bilirubin nilai normal Negatif 0,02 mg/dL: mungkin
meningkat
 Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka :menyatakan
intranuklear tipikal
Penatalaksanaan

 Pencegahan
 Tindakan kewaspadaan isolasi untuk pasien dengan
penurunan imun
 Posisikan pasien untuk mencegah aspirasi
 Untuk mencegah VAP
 Hindari volume lambung yang berlebihan
 Pilih intubasi oral dari pada nasal
 Pemeliharaan sirkuit ventilator secara cermat
Lanjutan..
 Suksion subglotis kontinu
 Variasi/rotasi postural
 Bilas mulut dengan klorheksidin
Penatalaksaan infeksi akut

 Oksigen dan hidrasi bila ada indikasi


 Pertimbangkan isolasi respirasi
 Hospitalisasi diindikasikan bila
lanjutan
 Usia diatas 65 tahun, tunawisma, dirawat dirumah sakit karena
pneumonia ditahun yang lalu
 Denyut nadi > 140/menit, frekuensi respirasi > 30/menit
hipotensi.
 Temperatur > 38,30C
 Penurunan status mental, sianosis
 Imunosupresi, kondisi penyerta
 Mikroorganisme risiko tinggi (mis, infeksi pseudomonas yang
terbaru)
 SDP < 4000 atau > 3000/µL
 Tekanan parsial oksigan dalam darah arteri (PaO2) < 60 atau
PaCO2> 50
 Foto ronsen dada dengan keterlibatan banyak lobus atau
progresi cepat
Lanjutan...
 Menarik napas dalam dan batuk, fisioterapi dada bila
tersedia
 Antibiotik untuk pneumonia bakteri, parasit, atau
jamur (bukan virus)
ANALISA DATA
Data Subjektif
Ibu klien mengatakan anaknya belum sadar

 Ibu klien bertanya tentang keadaan anaknya


Data Objektif
 Keadaan umum lemah

 Kesadaran sopor, GCS (E2, Vx, M4)

 Tanda-tanda vital; TD : mmHg, Suhu: 36,8 C, Nadi : 140x/menit, Pernapasan : 40 x/i saturasi oksigen 99%

 Nampak terpasang Endotracheal tube

 Nampak terpasang O2ventilator mode PCV

 TV 50

 MV 2000

 RATE 40

 TOTAL RATE 40

 PEEP 5

 PS 12

 FIO2 : 60%

 Pasien Nampak terpasang cairan infus Kaen 3B/ 4,2 ml/ jam via infus pump pada daerah paha sebelah kanan

 Pasien nampak terpasang obat dobutamin via syring pump

 Pasien nampak terpasang obat dopamin via syring pump

 Pasien nampak terpasang Naso Gastrik Tube

 Nampak produksi lendir banyak berwarna putih

 Ekspresi wajah ibu klien nampak tegang

 Refleks menelan tidak ada


 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
spasme jalan nafas
Tindakan kep...
 Auskultasi suara napas
 Monitor hemodinamik
 Posisikan pasien pada posisi yang memaksimalkan
ventilasi’
 Melakukan suction
 Berikan obat sesuai indikasi therapy
 Lakukan fisioterapi dada
 Mobilisasi pasien
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Prioritas masalah
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
spasme jalan nafas
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran alveolar - kapiler
 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan proses penyakitnya
 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
pada anak
 Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur
invasif
 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
perubahan membran alveolar - kapiler
Tindakan Keperawatan
 Memonitor kecenderungan pH arteri,paCo2 dan
HCO3
 Mempertahankan pemeriksaan berkala terhadap ph
arteri dan plasma elektrolit
 Memonitor status hemodinamik
 Memonitor status neurologi
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
proses penyakitnya

Tindakan Keperawatan
 menentukan pencapaian BB harian sesuai keinginan
 Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
mengembangkan rencana perawatan
 Memonitor BB klien secara rutin
 Menentukan status gizi dan kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
 Mengidentifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan
 Memonitor nilai albumin, ,dan nilai elektrolit
 Melakukan perawatan mulut sebelum makan
 Mengajarkan keluarga merencanakan maka
 Penatalaksanaan pemberian albumin
Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada anak

 Menggunakan pendekatan yang tenang dan


meyakinkan kepada orang tua klien
 Mengidentifikasi tingkat kecemasan
 Mengkaji tanda tanda verbal dan non verbal
kecemasan
Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko prosedur invasif

Tindakan Keperawatan
 Membatasi jumlah pengunjung
 Menganjurkan keluarga untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
 Penatalaksanaan therapy medis antibiotik
 Memonitor tanda tanda adanya infeksi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai