Anda di halaman 1dari 18

KEGAWATDARURAT

AN PADA PENYAKIT
MENULAR (COVID-
19)
Anggota Kelompok

1. Amalia Putri Puspitasari 21.0603.0004


2. Salsabilla Ramadhisa Aulia 21.0603.0013
3. Dinda Setiya Ningsih 21.0603.0016
4. Audyna Navisa Larasati A 21.0603.0020
5. Syifa’ul Husna 21.0603.0025
6. Dela Kartika Noviana 21.0603.0026
7. Yusuf Zulqarnain 21.0603.0033
Definisi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
adalah penyakit jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan SARS-CoV-2.Tanda dan gejala
umum infeksi COVID-19 antara lain gejala
gangguan pernapasan seperti demam,
batuk dan sesak napas.
Manifestasi Klinis Infeksi COVID-19
Uncomplicated illness Pasien dengan gejala non-spesifik seperti demam, batuk, nyeri
tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot.

Pneumonia ringan Pasien dengan pneumonia dan tidak ada tanda pneumonia berat.
Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau kesulitan
bernapas + napas cepat

Pneumonia berat / ISPA berat Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam
pengawasan infeksi saluran napas, ditambah satu dari: frekuensi
napas >30 x/menit, distress pernapasan berat, atau saturasi
oksigen (SpO2) 5 tahun, ≥30x/menit.

Acute Respiratory Distress Onset: baru terjadi atau perburukan dalam waktu satu minggu.
Syndrome (ARDS)
Pencitraan dada (CT scan toraks, atau ultrasonografi paru):
opasitas bilateral, efusi pluera yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya, kolaps paru, kolaps lobus atau nodul.

Penyebab edema: gagal napas yang bukan akibat gagal jantung


atau kelebihan cairan
Manifestasi Klinis Infeksi COVID-19
Sepsis Pasien dewasa: Disfungsi organ yang mengancam nyawa disebabkan
oleh disregulasi respon tubuh terhadap dugaan atau terbukti infeksi*.

Tanda disfungsi organ meliputi: perubahan status mental/kesadaran,


sesak napas, saturasi oksigen rendah, urin output menurun, denyut
jantung cepat, nadi lemah, ekstremitas dingin atau tekanan darah
rendah.

Syok septik Pasien dewasa: hipotensi yang menetap meskipun sudah dilakukan
resusitasi cairan dan membutuhkan vasopresor untuk
mempertahankan mean arterial pressure (MAP) ≥65 mmHg dan kadar
laktat serum> 2 mmol/L.

Pasien anak: hipotensi (TDS < persentil 5 atau >2 SD di bawah normal
usia) atau terdapat 2-3 gejala dan tanda berikut: perubahan status
mental/kesadaran; takikardia atau bradikardia (HR 160 x/menit pada
bayi dan HR 150 x/menit pada anak); waktu pengisian kembali kapiler
yang memanjang (>2 detik) atau vasodilatasi hangat dengan
bounding pulse; takipnea; mottled skin atau ruam petekie atau
purpura; peningkatan laktat; oliguria; hipertermia atau hipotermia.
Penanganan Pasien COVID-19

1. Terapi suportif dini 2. Manajemen gagal 3. Manajemen syok


dan pemantauan napas hipoksemi dan septik
ARDS
 
Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Bantuan Hidup Jantung Lanjut (BHJL)
Pada Pasien COVID-19

Prinsip Umum Resusitasi pada Pasien yang Diduga dan Dikonfirmasi COVID-19
• Mengurangi paparan tenaga kesehatan ke COVID-19
• Prioritaskan strategi oksigenasi dan ventilasi dengan risiko aerosolisasi yang lebih
rendah.
• Pertimbangkan ketepatan untuk memulai dan melanjutkan resusitasi
Asuhan
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan
napas, proses infeksi
2. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus
kapiler
3. Gangguan Ventilasi Spontan berhubungan dengan gangguan metabolisme,
kelemahan/keletihan otot pernapasan
4. Risiko Syok berhubungan dengan hipoksia, sepsis, sindrom respon inflamasi
sistemik (SIRS)
5. Gangguan Sirkulasi Spontan berhubungan dengan penurunan fungsi ventrikel
6. Hipertermia berhubungan dengan sepsis, respon penyakit
7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, ancaman terhadap kematian
Luaran keperawatan
Pasien menunjukkan bersihan jalan napas efektif, tidak ada
sesak napas, produksi sputum berkurang, sianosis menurun,
frekuensi napas membaik, pola napas membaik
Pasien menunjukkkan oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolus-kapiler dalam batas
normal yang ditandai dengan dipsnea menurun
Pasien menunjukkan volume tidak meningkat, dipsnea
menurun

Pasien menunjukan luaran urine (urine output)

Pasien menunjukkan tingkat kesadaran yang meningkat


Pasien menunjuk suhu tubuh dalam batas normal
Pasien menunjukkan tingkat ansietas menurun
Intervensi
Keperawatan
Manajemen jalan napas
● Monitor pola napas
● Monitor bunyi napas
● Monitor jumlah, sifat dan warna sputum
● Pertahankan kepatenan jalan napas
● Posisikan semi fowler atau fowler
● Berikan oksigen bila perlu
● Anjurkan asupan cairan adekuat
● Ajarkan teknik batuk efektif, dan etika batuk
● Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik.
Pemantauan respirasi
● Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya bernapas
● Monitor pola napas
● Monitor kemampuan batuk efektif
● Monitor adanya produksi sputum
● Monitor adanya sumbatan jalan napas
● Monitor saturasi oksigen
● Monitor nilai AGD
● Atur pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
● Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
● Informasikan hasil pemantauan jika perlu
● Dokumentasi hasil pemantauan
Terapi oksigen
● • Monitor kecepatan aliran oksigen secara periodik
● • Monitor efektifitas terapi oksigen
● • Pertahankan kepatenan jalan napas
● • Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 
Pencegahan syok
● Monitor tingkat kesadaran
● Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
napas, tekanan darah, MAP)
● Monitor status oksigenasi (pulse oksimetri, nadi, AGD)
● Monitor status cairan (intake dan output cairan, turgor kulit)
● Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen> 94%
● Pasang IV line, jika perlu
● Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin jika perlu
● Jelaskan penyebab/ risiko syok, tanda dan gejala
● Anjurkan melapor jika menemukan/mersakan tanda dan gejala awal syok
● Anjurkan asupan cairan oral sesuai kebutuhan
● Kolaborasi pemberian cairan intravena jika perlu
● Kolaborasi pemberian transfusi jika perlu
Manajemen hipertermia
● Monitor suhu tubuh
● Monitor luaran urin
● Berikan cairan per oral
● Ganti linen pasien jika basah keringat berlebihan
● Anjurkan tirah baring
● Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena jika perl
 
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai