Anda di halaman 1dari 5

1.

Klasifikasi kasus COVID-19

Kasus Suspek adalah orang yang memenuhi salah satu kriteria berikut

1) Orang yang memenuhi salah satu kriteria klinis:


a) Demam akut dan batuk
b) Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan,
pilek/hidung tersumbat, sesak napas, anoreksia/mual/muntah, diare, atau penurunan
kesadaran
c) Pasien dengan ISPA dalam 10 hari terakhir, serta membutuhkan perawatan rumah sakit;
atau
d) Anosmia (kehilangan penciuman)
e) Ageusia (kehilangan pengecapan) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi.
2) Seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable/konfirmasi COVID-19/klaster
COVID-19 dan memenuhi kriteria klinis
3) Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag) positif.

Kasus Probable Yang dimaksud adalah kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis
meyakinkan COVID-19 dan memiliki salah satu kriteria sebagai berikut:

1) Tidak dilakukan test Rapid Antigen


2) Hasil Rapid Antigen negative dan bukan COVID-19 (discarded).

Kasus Terkonfirmasi adalah orang yang memenuhi salah satu kriteria berikut:

1) Seseorang dengan pemeriksaan laboratorium NAAT positif.


2) Memenuhi kriteria kasus suspek atau kontak erat dan hasil Rapid antigen RDT-Ag positif

2. Derajat Keparahan COVID-19 Berdasarkan beratnya kasus COVID-19


 Tanpa gejala

Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan gejala.

 Ringan

Gejala yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia. (anosmia) atau
hilang pengecapan (ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga sering dilaporkan.

Tidak disertai pneumonia dan hipoksia. (SpO2 > 95% dengan udara ruangan)

 Sedang

Anak-anak: pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas + napas cepat
dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia berat). Kriteria napas cepat : usia 5
tahun, ≥30x/menit. (SpO2 > 93% dengan udara ruangan)
 Berat /Pneumonia Berat
Pada pasien anak: klinis pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas), ditambah
 Sianosis sentral atau SpO2 < 93%;
 Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan dinding dada yang sangat berat);
 Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan kesadaran,
atau kejang.
 Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea: usia <2 bulan, ≥60x/menit ; usia 2–11 bulan,
≥50x/menit ; usia 1–5 tahun, ≥40x/menit; usia 5 tahun, ≥30x/menit.

 Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis, atau kondisi
lainnya yang membutuhkan alat penunjang hidup seperti ventilasi mekanik atau terapi vasopressor

2. Patofisiologi Covid

Gambar 3.
Patogenesis koagulopati intravaskular paru (PIC) dan trombosis (Aggarwal1 M, Dass J,
Mahapatra M., 2020; telah dimodifikasi)20

1. Virus COVID menempel pada reseptor ACE2 pada alveoli paru.


2. Kerusakan reseptor ACE2 di alveoli menyebakan hipoksemia
3. Terjadi kerusakan endotel dan aktivasi Macrophage Activating System) MAS, meningkatkan
sitokin inflamasi (IL-6, Limfosit, ferritin dsb).
4. Terjadinya badai sitokin
5. Meningkatkan factor koagulasi (Fibrinogen, D-Dimer dsb)
6. Hipoksemia, Inflamasi dan hiperkoagulassi menyebabkan kerusakan multiple ogan (MODS)
3. Penanda Biomarker inflamasi
 IL-6 ≥ 40 pg/ml
 D-dimer ≥ 0,7 µg/L
 Limfosit  700 mg/dL
 CRP > 75 mg/L
4. Alur penentuan alat bantu mekanik

a) Anak dengan klinis sesak (RR >+2 SD sesuai usia) dengan atau tanpa peningkatan
usaha nafas atau work of breathing
b) Memerlukan suplementasi oksigen untuk mempertahankan SpO2 > 88%,
c) PaO2/FiO2 <300 mmhg
d) Terdapat infiltrat baru yang konsisten dengan gambaran penyakit paru akut

5. Pilihan Alat Bantu Mekanik


a) Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) atau Bilevel non-invasive ventilation (NIV)
 Berisiko untuk terjadinya kontaminasi aerosol terutama jika ada kebocoran.
 Jika P/F rasio < 221, intubasi jangan ditunda
 Jika tidak terjadi perbaikan oksigenasi (target SpO2 92-97% dengan FiO2< 0.6) dalam
pemantauan 60-90 menit, atau ROX index< 5, lakukan intubasi
 Menilai ROX index berkala :  Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / laju napas)
 Lakukan titrasi tekanan sesuai respons pasien (target oksigenasi atau peningkatan upaya
bernapas
b) High Flow Nasal Cannula (HFNC) High Flow Nasal Cannula (HFNC)
 Dipergunakan jika CPAP/NIV tidak tersedia
 Berisiko menyebabkan kontaminasi aerosol, karena tingkat kebocoran / leak yang tinggi.
 Target oksigenasi (SpO2 > 92 – 94 % dengan FiO2 < 0.4) ; Jika tidak membaik dalam
waktu 30 – 60 menit, segera lakukan intubasi
 Menilai ROX index berkala Indeks ROX = (SpO2 / FiO2) / laju napas
 Lakukan titrasi tekanan sesuai respons pasien (target oksigenasi atau peningkatan upaya
bernapas
c) Ventilasi Mekanis Invasif
Tidak dapat direkomendasikan suatu modus ventilator tertentu pada pasien anak dengan
infeksi COVID-19 yang mengalami ARDS. Modus ventilator, pengaturan awal dan
penyesuaian bergantung pada kondisi pasien dan sesuai keahlian dokternya (baca: panduan
ventilasi mekanis – UKK ERIA, 2018).

6. Tata Laksana Hiperkoagubilitas pada COVID-19


Evaluasi adanya faktor risiko thrombosis:
1. Riwayat venous thrombotic events (VTE), riwayat keluarga VTE (1st degree relative)
2. Terpasang central venous line (cvl) atau alat intravaskular/jantung lain
3. Immobilisasi komplit
4. Malignansi aktif
5. Sakit autoimmune/inflammatory disease aktif/flare
6. Obesitas
7. Usia pubertal atau usia >12 tahun
8. Dehidrasi berat
9. Luka bakar luas
10. Pasca operasi/trauma berat
11. Mendapat terapi estrogen

Profilaksis antikoagulan tidak diberikan pada:

1. Trombositopenia <50.000 /uL


2. Hipofibrinogenemia <100 mg/dL
3. Perdarahan aktif
4. Pemberian acetylsalicylate 5 mg/kg/hari
5. Ada rencana tindakan bedah atau operasi

Terapi Antikoagulan

 Jika pasien gejala berat, D-Dimer ≥5 kali lipat, ≥2 faktor risiko


LMWH/Enoxaparin
1. < 2bulan: 0.75 mg/kg setiap 12 jam
2. > 2bulan: 0.5 mg/kg setiap 12 jam Obesitas: >120 kg atau BMI>30 1. 0.5 mg/kg (max 150 mg)
tiap 12 jam
3. Pasien dengan CrCl <30, 0.5mg/kg 1 x sehari
 Jika Trombosis terkonfirmasi secara radiologi atau Klinis curiga trombosis/PE

Dosis LMWH sesuai usia:

1. < 2bulan: 1.5 mg/kg setiap 12 jam


2. > 2bulan: 1.0 mg/kg setiap 12 jam Obesitas: >120 kg atau BMI>30 1. 1.0 mg/kg setiap 12 jam
2. Dosis maksimal 150 mg
3. Pasien dengan CrCl : 1.0 mg/kg 1 x sehari

Anda mungkin juga menyukai