Anda di halaman 1dari 6

PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAHTERAMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARA MASA PANDEMI COVID-19


Oleh: Harry Setiawan (G2U122007), Budi Waluyo (G2U122009), Wa Ode Ratna
(G2U122008), Indrawati (G2U122010)

Abstrak
Wabah COVID-19 semakin meningkatkan timbunan limbah rumah sakit selama dua
tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengolahan limbah
medis padat dan cair selama pandemic Covid-19 di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara.Penelitian ini penelitian survei dengan memanfaatkan data
laporan RS Umum Bahteramas Sulawesi Tenggara. Penelitian di RS Bahteramas
menunjukkan bahwa pengelolaan limbah B3 medis telah dilakukan, pemisahan,
pelabelan, pengangkutan, penyimpanan hingga pembuangan/pemusnahan serta
menggunakan pihak ketiga dalam pembuangan akhir, sedangkan pengolahan limbah
cair sebelum disalurkan ke badan air dilakukan pengambilan sampel untuk mengetahui
kelayakannya. Proses sesuai dengan Pedoman Pengelolaan Sampah untuk Rujukan
Rumah Sakit, Rumah Sakit Darurat dan Puskesmas yang mencengkeram Covid pasien.
-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020.
Pendahuluan
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemic dan Indonesia telah menyatakan COVID-19 sebagai bencana non alam
berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan upaya penanggulangan sehingga tidak
terjadi peningkatan kasus. Dalam upaya penanggulangan COVID-19, diperlukan
panduan bagi masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19
baik untuk diri sendiri maupun kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar
termasuk keluarga (kemenkes 2020).
COVID-19 juga dapat menunjukkan manifestasi serius lainnya seperti
kelelahan, demam, batuk kering, mialgia dan dyspnoea, dengan gejala yang kurang
umum seperti hidung tersumbat, sakit kepala, pilek, sakit tenggorokan, muntah dan
diare (Li et al., 2020) . Untuk alasan ini, banyak ilmuwan difokuskan untuk menemukan
deteksi SARS-CoV-2 yang cepat dan akurat di lingkungan dan lingkungan berair,
terutama air limbah rumah sakit, untuk mengontrol perkembangannya dan untuk
menentukan berbagai cara penularannya (Ahmed, et al., 2021).
Rumah sakit menghasilkan sejumlah besar air limbah dan limbah biomedis,
yang menampung berbagai kontaminan yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan
jika tidak ditangani. Wabah COVID-19 semakin meningkatkan timbulan limbah rumah
sakit selama dua tahun terakhir. Dalam konteks ini, studi literatur menyeluruh dilakukan
untuk mengungkap implikasi negatif dari limbah rumah sakit yang tidak diolah dan
menggambarkan cara yang tepat untuk menanganinya. Metode perawatan konvensional
hanya dapat menghilangkan 50% -70% dari kontaminan yang muncul yang ada di air
limbah (Parida, Dihvyanshu, Majumder, & Gupta, 2022).
Dalam menjalankan fungsinya, rumah sakit menggunakan berbagai bahan dan
fasilitas atau peralatan yang dapat mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
Interaksi rumah sakit dengan manusia dan lingkungan hidup di rumah sakit dapat
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang ditandai dengan indikator
menurunnya kualitas media kesehatan lingkungan di rumah sakit (Tri Nurwahyuni,
Fitria, Umboh, & Katiandagho, 2020). Limbah cair rumah sakit merupakan hasil
samping aktivitas di rumah sakit. Aktivitas rumah sakit tidak jauh dari proses
penyembuhan pasien penyakit menular dan penyakit tidak menular. Dari segi kesehatan
lingkungan bahwa kualitas air limbah buangan yang mutunya dibawah baku mutu
lingkungan akan mempengaruhi ekosistem perairan dan gangguan kesehatan
masyarakat (Rhomadhoni & Ayu, 2019).
Penanganan pasien Covid-19 yang sangat meningkat membutuhkan
perlengkapan medis yang lebih banyak. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan
limbah rumah sakit secara signifikan, sehingga membutuhkan peningkatan kapasitas
pengelolaan limbahnya dari aspek kuantitas dan kualitasnya. Dengan demikian
diharapkan tidak terjadi penularan kembali dari limbah medis rumah sakit yang
digunakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang pengelolaan air
limbah, pengelolaan limbah padat domestik, dan pengelolaan limbah B3 medis
berdasarkan pedoman Kemenkes RI tentang pengelolaan limbah RS rujukan yang
menangani pasien Covid-19
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survei dengan memanfaatkan data laporan Limbah
Medis dan Limbah Covid RS Umum Bahteramas Sulawesi Tenggara Tahun 2020-2021.
Jenis data penelitian ini adalah numerik. Data penelitiannya disajikan dalam bentuk
grafik yang disertai dengan narasi.
Hasil

L a p o r a n Ju ml ah L i mb a h T ah u n 2020
Limbah Medis Limbah Covid-19

5496
5363

4900
4636
3994
3127

2803

2477
2288

2045

1513
1488

1408

1156
1159
1149
1105
1081

1020

1009
1000
0

i i il ei i li
ar ar et n u
s er er er er
ar pr M Ju Ju st b b b eb
u ru A em to em
J an b M gu t k v em
Fe A p O o es
Se N D

Grafik 1 Jumlah Limbah Medis dan Limbah Covid-19 2020


Grafik 1 Menunjukkan Jumlah Limbah Medis dan Limbah Covid-19 setiap bulan
Tahun 2020 di RS Bahteramas Provinsi Sulawesis Tenggara

L a p o r a n Ju ml ah L im b a h T ah u n 2021
Limbah Medis Limbah Covid-19
6975
6820
5959
5284
5006

4839

4584
4468

4212

4162

4105

3039
1936
1850

1834
1675
782
755

720

25
0

i i il ei i li
ar ar et n s er er r er
ar pr M Ju Ju st
u b b be b
n
u ru A m to m em
Ja b M gu te k ve
Fe A p O o es
Se N D

Grafik 1 Jumlah Limbah Medis dan Limbah Covid-19 2021


Grafik 1 Menunjukkan Jumlah Limbah Medis dan Limbah Covid-19 setiap bulan
Tahun 2020 di RS Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

Pembahasan.

Data dari bagian Instalasi sanitasi RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
mencatat limbah Covid pada Tahun 2020 tercatat 10.967 Kg dimana pada bulan April
2288 Kg mengalami angka tertinggi dan pada bulan Juni Desember dengan angka
terendah. Tahun 2021 tercatat 10.527 Kg dimana pada bulan April 1850 Kg, Mei 1936
Kg, dan Juli 1934 Kg mengalami angka tertinggi dan pada bulan Oktober 25 Kg dengan
angka terendah, bahkan pada bulan November - Desember tidak terdapat limbah Covid-
19. Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa terjadi penurunan angka limbah dari
Tahun 2020 ke Tahun 2021.
Limbah B3 Medis Padat adalah barang atau bahan sisa hasil kegiatan yang tidak
digunakan kembali yang berpotensi terkontaminasi oleh zat yang bersifat infeksius atau
kontak dengan pasien dan/atau petugas di Fasyankes yang menangani pasien Covid-19,
meliputi : masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu bekas, plastik bekas
minuman dan makanan, kertas bekas bahan makanan dan minuman, alat suntik bekas,
set infus bekas, alat pelindung diri bekas, sisa makanan pasien, dan lain lain, berasal
dari pelayanan kegiatan di UGD, ruang isolasi, ruang ICU, ruang perawatan, dan ruang
pelayanan lainnya (Kemenkes RI, 2020).
Manajemen pengelolaan limbah B3 medis padat di Rumah Sakit merupakan
suatu sistem yang terstruktur dan terorganisir untuk pengelolaan agar tidak
menimbulkan risiko ancaman kesehatan individu, kelompok maupun lingkungan sekitar
jika tidak dilakukan pengelolaan dengan benar (Sukmawati & Maarifah, 2022)
Air limbah kasus Covid-19 yang harus diolah adalah semua air buangan
termasuk tinja, berasal dari kegiatan penanganan pasien Covid-19 yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme khususnya Virus Corona, bahan kimia beracun, darah dan
cairan tubuh lain, serta cairan yang digunakan dalam isolasi kegiatan pasien meliputi
cairan dari mulut dan/atau hidung atau air kumur pasien dan air cucian alat kerja, alat
makan dan alat minum pasien da/atau cucian linen yang berbahaya bagi Kesehatan
bersumber dari pasien isolasi Covid-19, ruang perawatan, ruang pemeriksaan, ruang
laboratorium, ruang pencucian alat dan linen (Kemenkes RI, 2020).
Sumber penghasil limbah di Rumah Sakit Umum Bahteramas yaitu ruang Rawat
Jalan, ruang Rawat Inap, IGD, ruang bersalin, ruang operasi, ICU, laboratorium,
radiologi, ruang farmasi, laundry, dapur, dan perkantoran. Khusus limbah dari ruang
dapur dan laundry diberi grease trap/penangkap lemak agar tidak terjadi penyumbatan
akibat sisa-sisa makanan, dan bahan detergen. Limbah yang berasal dari laboratorium,
pada bak kontrolnya terlebih dahulu dinetralisir dengan pemberian bubuk anion dan
kation, karena limbah dari laboratorium ini banyak mengandung bahan kimia beracun
yang berasal dari sisa sampel pemeriksaan (darah, urine, faeces, sputum, dan cairan
tubuh lainnya) dan reagensia yang digunakan untuk pemeriksaan.
Berdasarkan hasil penelitian Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara merupakan salah satu Fasyankes rujukan untuk penanganan pasien Covid-19
di Sulawesi Tenggara sehingga penanganan limbah B3 medis padat dan cair harus
memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) sebagai pedoman acuan bagi pihak-pihak
yang terlibat dalam pengelolaan Limbah, seperti identifikasi, pemisahan, labeling,
pengangkutan, penyimpanan hingga pembuangan/pemusnahan melakukan kerja sama
dengan pihak ketiga yaitu PT. Artama Sentosa Indonesia sedangkan pengolahan limbah
cair agar tidak merusak lingkungan sekitarnya dilakukan pengambilan sampel untuk
mengetahui kelayakannya. Petugas yang terlibat tersebut bekerja sesuai SOP, sehingga
seseorang bekerja sesuai dengan bidang yang telah ditentukan dan penggunaan APD
berdasarkan risiko kerjanya.
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi menunjukkan Fasilitas yang
disediakan Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki
sarana peralatan dan APD yang disediakan sangat memadai untuk memperlancar
kegiatan pengelolaan limbah B3 medis padat, tempat sampah yang dilapisi kantong
plastik warna kuning, troli, TPS, dan Incenerator, sedangkan untuk pengolahan limbah
cairnya dilakukan tes sampel sebelum disalurkan ke badan air agar tidak merugikan
lingkungan dan masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi petugas
telah melakukan Langkah-langkah sesuai SOP untuk menangani limbah medis padat
dan limbah cair selama pandemic yang merupakan salah satu permasalahan di era
pandemik Covid-19.
Kesimpulan
Manajemen Pengelolaan Limbah Medis Covid-19 Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan dalam pengelolaan limbah medis
padat dan limbah cair sudah memiliki SOP sesuai dengan Pedoman Pengelolaan
Limbah rumah Sakit Rujukan, Rumah Sakit Darurat dan Puskesmas yang menangani
Pasien Covid-19 tahun 2020 terkait dengan proses pemilahan, pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan dan pemusnahan, serta pembuangan akhir Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara melakukan kerja sama dengan pihak
ketiga yaitu PT. Artama Sentosa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, W., Tscharke, B., M. Bertsch, P., Bibby, K., Bivins, A., Cho, P., . . . F.
Mueller, J. (2021). SARS-CoV-2 RNA monitoring in wastewater as a potential
early warning system for COVID-19 transmission in the community: A temporal
case study. Science of the Total Environment.
doi:https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.143192
Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pengelolaan Limbah rumah Sakit Rujukan, Rumah
Sakit Darurat dan Puskesmas yang menangani Pasien Covid-19. Kementrian
Kesehatan RI : Direktorat Kesehatan Lingkungan
Parida, V. K., D. S., Majumder, A., & Gupta, A. K. (2022). An assessment of hospital
wastewater and biomedical waste generation, existing legislations, risk
assessment, treatment processes, and scenario During COVID-19. Journal of
Environmental Management. doi:https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2022.114609
Rhomadhoni, M. N., & A. F. (2019). Evaluasi Hasil Pengolahan Limbah Cair Pada
Instalasi Pengolahan Limbah Cair Salah Satu Rumah Sakit Swasta Di Kota
Surabaya. Jurnal Envirotek Vol 11 No 2.
Tri Nurwahyuni, N., Fitria, L., Umboh, O., & Katiandagho, D. (2020). Pengolahan
Limbah Medis COVID-19 Pada Rumah Sakit COVID-19 Medical Waste
Treatment at Hospitals. Jurnal Kesehatan Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai