Lanjut
manipulasi kateter
hipertrofi prostat
batu ginjal
batu buli buli
perempuan lansia:
diakibatkan karena meningkatnya pH
cairan vagina, atrofi vagina dan
terganggunya proses pengosongan
kandung kecing, dan akan memudahkan
terjadinya kolonisasi dan bakteriuria
asimptomatik.
Anamnesa
Isk atas (ginjal hingga ureter): nyeri pinggang,
demam, menggigil, mual, muntah, hematuria
Isk bawah (Vu hingga uretra): frekuensi,
disuria terminal(nyeri pada saat kencing
terakhir), polakisuria( kencing berkali-kali),
nyeri suprapubik
PF:
febris
nyeri tekan suprapubik
nyeri ketok sudut kostovertebra
PP:
lekositosis dari pemeriksaan darah rutin
urinalisis didapatkan lekosituria
kultur urin positive bakteriuria >105/mL urine.
Diagnosis:
Dari pendekatan anamnesa, PF dan PP
TERAPI
Nonfarmakologis :
Banyak minum bila fungsi ginjal masih baik
Menjaga higiene genitalia eksterna
Farmakologis :
Antimikroba berdasarkan pola kuman yang ada ;bila
hasil tes resistensi kuman sudah ada,pemberian
antimikroba di sesuaikan
PNEUMONIA: Definisi
peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius dan
alveoli serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan pertukaran gas setempat.
Epidemiologik
Dibedakan: pneumonia komunitas dan
pneumonia nosocomial.
Pneumonia pada lansia memiliki angka
kematian yang tinggi, kira kira 40%
3 hal penyebab angka tinggi:
o pneumoninya sendiri,
o penderita sering disertai penyakit penyerta
o penderita pneumonia lansia lebih sukar diobati.
Etiologi
Pneumonia komunitas: Bakteri gram +
Streptococcus pneumonia
Pneumonia nosocomial: komplikasi
pemasangan ett
Mikoplasma- pneumocystitis carinii
pneumonia (PCP)
Gejala klinis
lebih samar daripada pneumonia pada umumnya,
dan terkadang dapat muncul delirium.
keluhan utama: demam ringan, batuk dengan
produksi sputum pada 60% kasus.
Pada infeksi akut, onset penyakit berlangsung
pelan pelan, tidak mendadak seperti usia muda.
Onset penyakit yang yang pelan karena
menurunnya aktivitas fisik lansia dan biasanya
karena ada dehidrasi.
Pemeriksaan fisik
perkusi redup/pekak pada daerah paru yang terkena kelainan,
ronkhi basah,
suara nafas bronkial
adanya pemanjangan diameter muka belakang dada pada
lansia
Frekuensi pernafasan juga dapat ditemukan memanjang
Pemeriksaan penunjang:
Lekosit normal atau sedikit meninggi, kadang
lekositosis.
Pada hitung jenis terdapat shift to the left dan
dapat dipakai sebagai petunjuk diagnostic adanya
infeksi akut yang penting.
paO2 yang rendah dan penurunan paO2 lebih
besar dibanding pada pneumoni usia muda.
Secara radiologic, jelas akan tampak gambaran
infiltrate paru.
pneumonia dini yang disebabkan gram negative,
foto toraks kadang tampak normal.
Diagnosis:
ditegakkan dari anamnesa, PF, dan PP.
Kadang sulit ditegakkan karena gambaran
klinik dan pemeriksaan penunjang yang tidak
khas.
DD:
gagal jantung,
emboli paru,
keganasan paru,
sindrom kegawatan nafas pada orang dewasa.
Tatalaksana
Non farmako:
o perbaikan gizi pada lansia
o intake cairan yang cukup,
o pada kasus yang berat maka rehidrasi dilakukan
secara parenteral menggunakan larutan elektrolit.
o Beristirahat dan fisioterapi untuk pengeluaran
dahak.
o tirah baring diperhatikan posisinya dan perlu
diubah untuk hindari timbulnya pneumonia
hipostatik, kelemahan dan decubitus.
Farmako
fluoroquinolone (pilihan: moxifloxacin 1x400 mg PO,
gemifloxacin atau levofloxacin 1x500mg PO/IV)
ototoksisitas ( pendengaran
Steptomisin(S) 15 (15-20) -
dan / keseimbangan)