Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

BRONKHIEKTASIS

DISUSUN OLEH:
Tamara Ramadhan Suharto (1102015236 )

PEMBIMBING :
dr. H. Edy Kurniawan Sp.P
PEMBAHASAN

PENDAHULUAN
TINJAUAN
PUSTAKA
LAPORAN KASUS
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
BRONKIEKTASIS Dilatasi + Distorsi • KRONIK
BRONKUS • IRREVERSIBLE

• 30%-60% penderita TB  Bronkiektasis

• Di negri barat, kasus bronkiektasis diperkirakan sebanyak 1,3%


di antara populasi.

• Di Indonesia belum ada laporan tentang angka yang pasti


mengenai penyakit ini. Kenyataanya penyakit ini cukup sering
ditemukan di klini-klinik dan diderita oleh laki – laki ataupun
perempuan. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak,
bahkan dapat merupakan kelainan kongenital.
TUJUAN PENELITIAN

Penyajian laporan kasus ini bertujuan untuk


menjelaskan kasus bronkhiektasis dan
penyebab bronkhiektasis.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
BRONKIEKTASIS Dilatasi + Distorsi • KRONIK
BRONKUS • IRREVERSIBLE
tan Etiologi Lokasi Penanganan
u Tersering
Obstruksi Lapangan Ro Thorax, CT Scan Thorax, dan
· Intrinsik: tumor di dalam jalan tengah paru Bronkoskopi
napas, aspirasi benda asing,
stenosis/jaringan parut pada jalan
napas, atresia bronkus akibat
perkembangan tidak
sempurna(kongenital
· Ekstrinsik: limfadenopat, tumor
panrenkimal

Infeksi: bakteri, mikobakterium non Lapangan Kultur pewarnaan gram, BAL


tuberculosis [Mycobacterium avium tengah paru (Bronchoalverolar lavage) jika
intracellulare complex (MAC)] tidak ditemukan kuman patogen
Imunodefisiensi: hipogamaglobulinemia, Lapangan DPL, Imunoglobulin, Tes HIV
HIV, Bronkiolitis setelah transplantasi paru bawah paru
Pengukuran kadar klorida dalam
Genetik: Cystic fibrosis, sindroma keringat, kadar α-1 antitripsin,
Kartegener, defisiensi α-1 antitripsin. atau biopsi saluran napas.
· Autoimun atau rematalogi: artritis Daerah Pemeriksaan sendi, serologis
rematoid, sindrom sjorgen, sentral paru (factor rematoid)
inflammatory bowel disease.
· Penyakit terkait imun: allergic
bronchopulmonary aspergillosis
(ABPA)

Aspirasi berulang Lapangan Tes fungsi menelan dan kekuatan


bawah paru neuromuskular
Lain-lain: yellow nail syndrome Kondisi klinis, singkirkan
idiopatik (25-50%) penyakit lain
PATOFISIOLGI
TINJAUAN PUSTAKA KLINIS
MANIFESTASI

GEJALA
• Batuk kronis dengan dahak mukoid - purulen dahak
banyak di pagi hari
• Sesak napas, nyeri dada,.
• Hematemesis.
• Demam
KEADAAN UMUM
• Jari Tabuh ( Clubbing fingers)
• Pada pemeriksaan fisik akan terdapat rongki basah
sedang sampai kasar pada daerah yang terkena dan
biasanya menetap pada pemeriksaan yang berulang.
TINJAUAN PUSTAKA
PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM
•Darah Lengkap
•Pemeriksaan sputum
•Kultur dahak dan tes sensitivitas
RADIOLOGI
•Rontgen thorax
•Bronkografi
•CT-scan dilatasi bronkus dan
penebalan dinding bronkus
DIAGNOSIS BANDING

1. Bronkitis Kronik
2. Tuberkulosis
3. Abses Paru
4. Karsinoma Paru
PENATALAKSANAAN
Meningkatkan pengeluaran sekret trakeobronkial.
Mengontrol infeksi, terutama pada fase eksaserbasi akut 
Antibiotik

Mengembalikan aliran udara pada saluran napas yang


mengalami obstruksi  Bronkodilator

Operasi hanya dilakukan bila pasien tidak menunjukkan


perbaikan klinis setelah mendapat pengobatan konservatif yang
adekuat selama 1 tahun atau timbul hemoptisis yang masif.
PENATALAKSANAAN

Mengontrol infeksi dan meningkatkan sekresi sputum dan


higienitas bronkus untuk menurunkan jumlah mikroba dalam jalan
napas dan risiko infeksi berulang
• Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat bagi pasien:
• Membuat ruangan hangan, udara ruangan kering
• Menghentikan rokok
• Mencegah/menghindari debu, asap
• Memperbaiki drainase secret bronkus dan menjaga higienitas
bronkus
• Drainase postural: dikerjakan 10-20menit 2-4 kali setiap hari, atau
sampai sputum tidak keluar lagi, dibantu dengan memberikan tepukan
pada punggung pasien
• Mencairkan sputum yang kental: hidrasi, mukolitik, inhalasi uap air
panas/ dingin.
• Mengatur posisi tempat tidur pasien
• Nebulisasi dengan bronkodilator dan cairan hyperosmolar
(Saline hypertonic)
• Antiinflamasi
• Glukokortikoid oral/sistemik: : jika disebabkan ABPA ,kondisi
autoimun
• Glukokortikoid inhalasi: tidak dianjurkan secara rutin, kecuali
pada pasien asma
• Anti jamur
• Jika disebabkan ABPA: itrakonazol
• Antibiotic
• Eksaserbasi akut: pathogen terduga paling sering adalah
Haemophilus influenza dan P.aeruginosa. Antibiotik diberikan
selama 7-10 hari
• Pada kasus infeksi MAC dan HIV negative: makrolid dengan
rifampisin dan etambutol
• Kombinasi antibiotic tidak diberikan jika infeksi disebabkan H.
influenza, Moraxella catarhalis, Staphylococus aureus, dan
Streptococus pneumonia.
• P.aeruginosa yang sensitive terhadap siproflokasasin dapat
diberikan secara oral sebagai antibiotic lini pertama, dan diganti
ke intravena jika tidak membaik.
• Nebulisasi dengan antibiotic: jika eksaserbasi ≥ 3 kali setahun
atau episode eksaserbasi yang jarang tetapi diperkirakan
menyebabkan morbiditas yang signifikan. Antibiotic disesuaikan
dengan hasil kultur sensitivitas.
KOMPLIKASI
Pneumonia dengan atau tanpa atelektasis

Pleuritis

Efusi Pleura
Abses Paru

Hemoptisis

Kor Pulmonal kronik

Gagal napas
PROGNOSIS

Tergantung pada
berat ringannya,
serta luas
penyebaran
penyakit saat pasien
berobat pertama kali
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn.Nelly
• Umur : 16 tahun
• Kelamin : perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• Pendidikan : SMP
• Alamat : Kliwed
• Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
• Status perkawinan : Belum menikah
• Tanggal masuk : 02-12-2019
ANAMNESIS
• Keluhan Utama : Sesak Nafas sejak 2 hari SMRS

• Pasien datang ke RSUD Arjawinangun dengan


keluhan sesak nafas sejak ± 2 hari sebelum
masuk Rumah Sakit.
• Sesak diperberat saat pasien istirahat dalam
posisi tidur.
• Pasien merasa sesaknya berkurang saat tidur
dengan 2 bantal. Sesak tidak diperberat
dengan cuaca dingin maupun debu.
• disertai dengan batuk berdahak ± 1 bulan,
dahak berwarna putih. . Tidak terdapat darah
maupun perubahan warna dahak.
ANAMNESIS
• Pasien mengeluh adanya bengkak pada kedua
tungkai bawah dari lutut hingga mata kaki.
• Bengkak terjadi hilang timbul sejak 1 minggu lalu.
Pasien tidak mengeluh adanya keringat malam.
• Tidak adanya penurunan berat badan yang
signifikan.tidak adanya demam.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Pasien pernah terkena penyakit TB
Paru 1 tahun yang lalu dengan
pengobatan kategori 1 selama 6
bulan dengan tuntas.
• Pasien menyangkal pernah menderita
sakit kuning, kontak dengan penderita
sakit kuning, hipertensi, riwayat alergi
pemakaian obat-obatan atau
makanan.
• Tidak ada riwayat mengalami trauma.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Saat ini anggota keluarga tidak ada yang
mengalami atau memiliki keluhan serupa
seperti pasien. Riwayat asma, TB, kencing
manis, tekanan darah tinggi dan penyakit
kronis lainnya disangkal.
RIWAYAT KEBIASAAN
Pasien tidak memiliki riwayat merokok, minum
alkohol dan menggunakan NAPZA.
PEMERIKSAAN FISIK

• KU : Kesan sakit sedang


• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4 V5 M6
• Tekanan Darah: 100/80 mmHg
• Nadi : 119 x/m, regular
• Frekuensi nafas: 24 x/m
• Temperature : 36,6º C
• Tinggi Badan : 155 cm
• Berat Badan : 39 kg
• BMI : 16.2 kg/m2
• Saturasi O2 : 91% dengan O2
STATUS GENERAL
• Kulit: Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit
baik, teraba hangat.
• Kepala: Normosefali, rambut berwarna putih.
• Mata: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor.
• Hidung: Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi septum (-),
sekret (-/-).
• Telinga: Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-), sekret (-/-)
• Mulut : bibir tidak sianosis, gusi dalam batas normal, lidah dalam
batas normal, mukosa dalam batas normal.
• Tenggorokan: Trismus (-), arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula di
tengah.
• Leher
• Inspeksi : Tidak terdapat tanda trauma maupun massa
• Palpasi : Tidak terdapat pembesaran KGB, trakea ditengah tidak
terdapat deviasi.
• Thoraks
• Thoraks Anterior
• Inspeksi
• Bentuk pectus excavatum, pergerakan dan ukuran dinding dada kanan dan kiri
simetris, retraksi (-), otot bantu pernapasan lain (-), bekas luka (-) deformtas (-),
iktus cordis tidak tampak.
Palpasi
• Nyeri tekan (-), Fremitus taktil dan vokal pergerakan dinding dada simetris, krepitasi
(-), iktus cordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra.
Perkusi
• Sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru (+), batas paru-hepar di ICS V, batas
kanan jantung di ICS V linea parasternalis dextra, apeks jantung di ICS VI linea
midclavicula sinistra, dan pinggang jantung di ICS III line parasternalis sinistra
• Auskultasi
• Vesikuler +/+, Ronki +/+, Wheezing -/-, bunyi jantung 1-2 reguler, murmur (-), gallop
(-).

• Thoraks Posterior
Inspeksi
• Bentuk normal tidak skoliosis, lordosis, kifosis, bekas luka (-).
Palpasi
• Nyeri tekan (-), Fremitus taktil dan vokal pergerakan dinding dada simetris, krepitasi
(-).
Perkusi
• Sonor seluruh lapang paru.
Auskultasi
• Vesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wheezing -/-

• Jari-jari tangan dan kaki : clubbing finger +/+


Abdomen
• Inspeksi : Perut datar, massa (-), tidak terdapat distensi abdomen.
• Auskultasi : Bising usus (+) normal.
• Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen.
• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan pembesaran organ.
Ekstremitas
• Superior : Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis
• (-/-) akral hangat (+/+), edema (-/-)
• Inferior : Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis
• (-/-) akral hangat (+/+), edema (+/+)
PEMERIKSAAN LAB
Darah Lengkap
HB 9.3 G/dL (L) 11.7 – 15.5

MCV 75.4 fL (L) 80-100


Hematokrit 34.2 % (L) 35-47
MCH 20.4 pG (L) 26-34

MCHC 27.1 g/dL (L) 32-36

Segmen 82 % (H) 28-78

Limfosit 10,2 % (L) 25-40

SGOT 42 U/L (H) 0-35

Albumin 3.09 g/dL ( L) 3.4-4.8


PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto Thorak: Corakan
bronkovaskuler kasar di
paracardial bilateral, air
bronchogram (+)

Sinus costophrenicus dextra


tumpul
. Diafragma lancip.
Cor CTR>0.5
Sistema tulang intact

Kesan :
Bronkhitis kronis dengan
bronkhiektasis disertai secunder
infection
Pemeriksaan Sputum BTA (Tanggal 07 Desember
2019)
Hasil BTA (-)
MTB not detected

Pemeriksaan pengumpulan Sputum ( Tanggal 03


Desember 2019)
Sputum 3 lapis : 1. Mukus
2. Saliva
3. Pus / nanah

Sputum khas pada kasus Saccular Type Bronchiectasis


DIAGNOSIS

Bronkiektasis
DIAGNOSIS BANDING

• Bronkiektasis
• Bronkitis kronik
• Tuberkulosis
• keganasan pada paru
• abses paru.
USULAN PEMERIKSAAN
• Bronkografi
• CT scan thorax
• Tes Sputum BTA
• Kultur sputum tes sensitivitas
PENATALAKSANAAN
• IVFD RL 500 cc 20 gtt/menit
• Inj. Omeprazole 1x 40mg ( 1 ampul )
• Inj. Antrain 3x 1 ampul
• Inj. Cefobactam 2x1 ampul
• Inj. Levofloxacin 1x750mg
• Ambroxol 3x1 tab
• Inhalasi Meptin 0,3ml
DAFTAR PUSTAKA

http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/brn/atrisk.html

Rahmatullah, P. Bronkiektasis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.


Jakarta;EGC;II;1035-1039.

Maguire, M. A Guide for primary Care Bronchiectasis. Australian Physican


Family. Volume 41, No.11, November 2012 Pages 842-850.
http://www.nhs.uk/Conditions/Bronchiectasis/Pages/Introduction.aspx

http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/brn/printall-
index.html

Loscalzo J, et al. 2015. Harrison’s Pulmonary and Critical Care Medicine


2nd Edition. USA: Mc Graw Hill; 172-176

Anda mungkin juga menyukai