Anda di halaman 1dari 22

TB PARU PADA ANAK

Kelompok B6
•Andreas Felix Leonardo 102019067
•Victor Immanuel Parrangan 102019159
•Clara Nikita Angeline 102019031
•Theresia Karolina Purba 102019062
•Annisa Sri Rachma Muthia 102019096
•Febriola Irfiani Yami Tuwul 102019136
•Gregoriana Ovania Losor 102019166
SKENARIO 4

• Seorang anak perempuan usia 5 tahun dibawa ibunya ke dokter karena batuk sejak
1 bulan lalu

IDENTIFIKASI ISTILAH YANG TIDAK DI KETAHUI

 Tidak ada
RUMUSAN MASALAH
 Seorang anak perempuan usia 5 tahun dengan keluhan batuk sejak 1 bulan lalu

HIPOTESIS
 Seorang anak perempuan usia 5 tahun terkena penyakit tuberculosis paru
Anamnesis
MIND
Differential
diagnosis
Etiologi MAP
Epidemiologi

Patogenesis
RM Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Gejala klinis
Working
diagnosis Penatalaksa
Pencegahan
naan
Prognosis
ANAMNESIS
 Identitas Pasien

 Perempuan usia 5 tahun

 Keluhan Utama

 Batuk sejak 1 bulan yang lalu

 Keluhan lain

 Demam ringan berulang, berat badan turun

 Anak tampak lesu

 Kurang aktif bermain sejak 1 bulan yang lalu

 Riwayat Penyakit Keluarga

 Kakek meninggal karena sakit paru – paru 2 tahun yl, nenek menderita batuk darah (dapat terapi dari puskesmas
selama 6 bulan)
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
FISIK (PF) PENUNJANG (PP)
• Kesadaran: Compos mentis • Hemoglobin : 10g/dL

• Keadaan umum: Tampak sakit sedang • Ht : 30%

• BB: 13kg • Leukosit : 8000/uL

• Nafas: 18x/menit • LED : 50mm/jam

• Nadi: 80x/menit • Rontgen thorax AP lateral  gambaran infiltrate


dan limfadenopati hilus dan paratracheal
• Suhu: 37.8℃
• Uji tuberculin : (+) 12mm
• Conjunctiva anemis (+)

• Lymphadenopathy cervical (+)


PEMERIKSAAN PENUNJANG (PP)

Pembesaran kelenjar hilus


Uji tuberculin (Mantoux) –
atau paratrakeal
diberikan secara intrakutan. Hasil
dengan/tanpa infiltrat,
dapat dilihat setelah 48-72 jam
konsolidasi segmental/lobar,
kalsifikasi dengan infiltrat,
kavitas, tuberkuloma.
DIAGNOSI
DIAGNOSIS BANDING S KERJA

Penyakit Tuberculosis (TB) Asma bronkial Pneumonia Bronkitis

Keterangan Penyakit saluran nafas yang Obstruksi jalan nafas yang Peradangan pada jaringan paru Peradangan akut pada
ditularkan melalui droplet reversible membran mukosa bronkus

Etiologi Mycobacterium tuberculosis Allergen, non-allergen Virus (S. pneumonia, H. Virus (RSV, adenovirus,
influenza, M. pneumonia, C. rhinovirus, parainfluenza
pneumonia) / bakteri virus)

Manifestasi klinis Penurunan berat badan, Batuk, mengi, dyspnea, Batuk, takipnea, malaise, Demam, batuk kering, nyeri
anoreksia, demam berulang, takipnea, nyeri dada, demam, nyeri dada, mual, dada, sesak nafas
keringat pada malam hari, ekspirasi yang memanjang suara napas melemah
batuk

Pemeriksaan fisik Suara nafas redup, ronki basah ekspirasi yang panjang, Ronki, suara napas melemah Ronki , suara nafas kasar
hipersonor
TB PARU

• Tuberkulosis paru yang sering dikenal dengan TB paru disebabkan bakteri


Mycobacterium tuberculosis dan termasuk penyakit menular. Kuman TB paru menyebar
kepada orang lain melalui transmisi atau aliran udara ketika penderita batuk atau bersin.
ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI

• Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi • Indonesia negara ke-5 terbanyak setelah India, China,
yang disebabkan oleh Mycobacterium Afrika Selatan & Nigeria.
tuberculosis.

• Bakteri penyebab tuberkulosis bisa hidup


• TB pada anak adalah penyakit TB yang terjadi pada
tahan lama di ruangan berkondisi gelap, anak usia 0 – 14 tahun.
lembab, dingin, dan tidak memiliki ventilasi
yang baik. • Di Indonesia, penyakit TB merupakan penyebab

• Kuman dapat tahan hidup dan tetap virulen


kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskular
beberapa minggu dalam keadaan udara kering dan penyakit saluran napas pada semua kelompok usia,
maupun dalam keadaan dingin, hal ini terjadi
karena kuman berada dalam sifat dormant.
ANATOMI

• Tiap paru memiliki: apeks yang mencapai ujung sternal kosta pertama, permukaan costovertebral
yang melapisi dinding dada, basis yang terletak di atas diafragma dan permukaan mediastinal yang
menempel dan membentuk struktur mediastinal di sebelahnya. 
• Setiap paru diselubungi oleh kantung pleura berdinding ganda 
• Setiap pleura mengandung beberapa lapis jaringan ikat elastik dan mengandung banyak kapiler. 
• Paru dipersyarafi oleh pleksus pulmonalis yang terletak di pangkal paru. Pleksus ini terdiri dari
serabut simpatis (dari truncus simpaticus) dan serabut parasimpatis (dari nervus vagus). 
• Serabut eferen dari pleksus mensarafi otot-otot bronkus dan serabut aferen diterima dari membran
mukosa bronkioli dan alveoli.
Bronkus memiliki beberapa fungsi : 
• Mengatur banyaknya udara yang keluar-masuk paru-paru
• Melindungi paru-paru dari partikel asing 
• Mencegah infeksi
• Memproduksi dahak yang dapat melindungi bronkus dari peradangan
• Bronkiolus atau bronkioli = merupakan cabang dari bronkus, memiliki fungsi:
• Menyalurkan udara ke alveoli atau alveolus
• Alveolus atau alveoli = bagian terkecil dari paru-paru. Merupakan tempat terjadinya pertukaran
oksigen dan karbon dioksida dalam paru-paru
• Alveolus terletak di ujung bronkiolus
PATOGENESIS
•2 macam infeksi :
- TB primer : belum pernah terpajan kuman TB sama sekali
- TB sekunder : sudah pernah terpajan kuman TB sebelumnya
•Infeksi TB primer :
kuman keluar dan droplet dalam udara / benda di sekitarnya dan dapat
bertahan dan menetap di udara bebas sekitar 1 – 2 jam. Pada udara dengan
kelembapan tinggi, kuman ini dapat bertahan sampai berbulan – bulan.
Didalam tubuh, kuman menetap di jaringan paru. Kuman ukuran < 5
mikrometer dapat masuk ke dalam saluran alveolar. ( berhadapan dengan
neutrophil dan makrofag ). kemudian kuman berkembang di sitoplasma
makrofag dan menyebar.  Ada sarang primer, yang dapat terbentuk hampir di
setiap bagian jaringan paru bahkan dapat menjalar sampai ke pleura ( efusi
pleura ). Kuman dapat masuk ke jaringan tubuh lainnya ( jaringan limfe,
orofaring, jaringan kulit, pembuluh vena ). tahapan akhir ke paru, otak,
ginjal, dan tulang.
•Infeksi TB sekunder
Mycobacterium dapat aktif Kembali beberapa tahun kemudiam yang menyebabkan seseorang mengalami TB
kembali ( 90% ). Faktor ( imunitas tubuh ↓, malnutrisi, efek minuman beralkohol, adanya keganasan, dan adanya
beberapa penyakit penyebab ). TB sekunder dimulai Ketika sarang primer melakukan invasi ke daerah parenkim
paru. Pada awalnya → pneumonia kecil, kemudian dalam 3 – 10 minggu berubah → tuberkel. Perjalanan infeksi
TB sekunder berlanjut ke bentuk lesi yang sangat kecil ( mengandung jumlah kuman yang banyak). Kavitas yang
semula kecil, juga meluas dan membentuk sarang pneumonia baru lainnya. Jika isi kavitas masuk ke arteri maka
akan terjadi TB milier, sedangkan jika isi kavitas masuk ke bagian paru lainnya atau masuk ke lambung dapat
menyebabkan TB usus. Ada  3 macam sarang yaitu sarang yang sudah sembuh, sarang aktif eksudatif, dan sarang
yang berada diantara kondisi aktif dan sembuh.
SKOR TB PADA ANAK
PENATALAKSANAAN

Pasien tidak teratur minum obat :


1. >2 minggu ( fase intensif )/ > 2 bulan
( fase lanjutan ) pengobatan diulang

2. <2 minggu ( fase intensif )/ < 2 bulan


( fase lanjutan ) pengobatan dilanjutkan

Efek samping :
1. Enzim hati < 5x dan tidak ada gejala
lanjutkan pengobatan
2. Bila ada pembesaran hati/icterus
hentikan pengobatan, lanjutkan bila
keadaan sudah membaik
DOSIS OAT KOMBINASI DOSIS PENATALAKSANAAN
TETAP ( KDT ) PADA ANAK
1. Bayi dibawah 5 kg berikan OAT
terpisah
2. Bila ada kenaikan BB, dosis
disesuaikan dengan BB tersebut
3. Anak obesitas, dosis KDT disesuaikan
dengan BB ideal
4. OAT harus diberikan secara utuh
5. Obat diberikan saat perut kosong

Evaluasi ( kepatuhan minum obat, gejala


dan efek samping obat, keberhasilan OAT )

1. Fase intensif : 2 minggu sekali


2. Fase lanjutan : 1 bulan sekali
GEJALA KLINIS

• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu(dapat disertai dengan darah)


• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama,
• Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul
• Penurunan nafsu makan dan berat badan
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah
PENCEGAHAN

• Pemberian imunisasi BCG (<3 bulan)

i) Dosis bayi – 0.05ml

ii) Dosis anak – 0.10ml

iii) Suntikan intrakutan pada deltoid

(pemberian obat)

• Tutup mulut jika batuk/bersin

• Jangan membuang dahak sembarangan


EDUKASI

• Memisahkan makanan dengan penderita, memisahkan dan mencuci bersih alat makan yang dipakai,
menjauhkan anggota keluarga lain dari penderita ketika batuk, mengingatkan pasien untuk menutup
mulut saat batuk atau bersin, membuka jendela untuk memperbaiki sirkulasi udara, membiarkan
kamar dan kasur penderita terpapat sinar matahari langsung.

• Pada pasien TB anak tidak perlu diisolasi karena sebagian besar tidak menular ke orang lain
disekitarnya, aktifitas fisik pasien tidak perlu dibatasi kecuali pada TB berat
KOMPLIKASI PROGNOSIS

• Melalui aliran darah, basil tuberkulosis dapat • Tergantung penanganan dan kepatuhan obat
mencapai alat tubuh lain dan menyebabkan oleh penderita
kerusakan organ tubuh selain paru, seperti
otak, tulang, hati, ginjal dan lain – lain
KESIMPULAN

• Penyakit tuberkulosis pada anak merupakan penyakit yang bersifat sistemik, yang dapat
bermanifestasi pada berbagai organ, terutama paru.

• Gejala umum yang dicurigai anak menderita tuberkulosis : Berat badan turun 3 bulan secara
berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan walaupun sudah dengan
penanganan gizi yang baik Nafsu makan tidak ada (anoreksia) Demam lama atau berulang
tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria, ISPA) Pembesaran kelenjar limfe tanpa disertai
nyeri lebih dari 30 hari dan nyeri dada Diare persisten yang tidak kunjung sembuh. Pengobatan
dapat diberikan dengan segera agar prognosis bisa menjadi baik.

Anda mungkin juga menyukai