Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA ANAK
DENGAN
TUBERKOLOSIS
(TBC) Kelompok 4
Apella Putri Rulef
Nurrasri Saputri
Ria Anggraini
Rika Melia
DEFENISI
Tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit infeksius yang
disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyerang
parenkim paru, bersifat sistemis sehingga dapat mengenai organ tubuh
lain, terutama meningen, tulang, dan nodus limfe.
ETIOLOGI
TB paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan
ketika seseorang penderita penyakit paru aktif mengeluarkan organisme. Individu yang
rentan menghirup droplet dan menjadi terinfeksi. Bakteria di transmisikan ke alveoli dan
memperbanyak diri. Reaksi inflamasi menghasilkan eksudat di alveoli dan
bronkopneumonia, granuloma, dan jaringan fibrosa (Smeltzer&Bare, 2015). Yang
tergolong kuman mycobakterium tuberkulosis kompleks adalah:
● Mycobakterium tuberculosis
● Varian asian
● Varian african I
● Varian asfrican II
● Mycobakterium bovis
KLASIFIKASI
a) Pembagian secara patologis :
● Tuberkulosis primer ( Child hood tuberculosis ).
● Tuberkulosis post primer ( Adult tuberculosis ).

b) Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu :


● Tuberkulosis Paru BTA positif.
● Tuberkulosis Paru BTA negative

c) Pembagian secara aktifitas radiologis :


● Tuberkulosis paru ( Koch pulmonal ) aktif.
● Tuberkulosis non aktif .
● Tuberkulosis quiesent ( batuk aktif yang mulai sembuh ).
LANJUTAN...
d) Pembagian secara radiologis ( Luas lesi )
● Tuberculosis minimal, yaitu terdapatnya sebagian kecil infiltrat non kapitas pada satu
paru maupun kedua paru, tapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.
● Moderateli advanced tuberculosis, yaitu, adanya kapitas dengan diameter tidak lebih
dari 4 cm, jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru. Bila
bayangannya kasar tidak lebih dari satu pertiga bagian satu paru.
● For advanced tuberculosis, yaitu terdapatnya infiltrat dan kapitas yang melebihi
keadaan pada moderateli advanced tuberculosis.
LANJUTAN...
e) Berdasarkan aspek kesehatan masyarakat pada tahun 1974 American Thorasic Society
memberikan klasifikasi baru:
● Karegori O, yaitu tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi, riwayat kontak tidak
pernah, tes tuberculin negatif.
● Kategori I, yaitu terpajan tuberculosis tetapi tidak tebukti adanya infeksi, disini riwayat
kontak positif, tes tuberkulin negatif.
● Kategori II, yaitu terinfeksi tuberculosis tapi tidak sakit.
● Kategori III, yaitu terinfeksi tuberculosis dan sakit.
LANJUTAN...
f) Berdasarkan terapi WHO membagi tuberculosis menjadi 4 kategori :
● Kategori I : ditujukan terhadap kasus baru dengan sputum positif dan kasus baru dengan
batuk TB berat.
● Kategori II : ditujukan terhadap kasus kamb uh dan kasus gagal dengan sputum BTA
positf.
● Kategori III : ditujukan terhadap kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak
luas dan kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori I.
● Kategori IV : ditujukan terhadap TB kronik.
PATOFISIOLOGI
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas
selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan
kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari
sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel
pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukurannya kurang
dari 5 mikromilimeter.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala sistemik/umum, antara lain sebagai berikut:
● Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul.
● Penurunan nafsu makan dan berat badan.
● Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
● Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
LANJUTAN...
Gejala khusus, antara lain sebagai berikut:
● Bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat
penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
● Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
● Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
● Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang”
KOMPLIKASI
● Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau karena tersumbatnya jalan napas.
● Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat
retraksi bronchial.
● Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat
pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
● Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
● Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.
● Ziehl Neelsen
● Test kulit
● Elisa / Western Blot : dapat menyatakan adanya HIV.
● Foto thorax
● Histologi atau kultur jaringan
● Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB ; adanya sel raksasa
menunjukan nekrosis.
● Elektrolit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infek
● Pemeriksaan fungsi pada paru
PENATALAKSANAAN
Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :
Jangka pendek. Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.
● Streptomisin inj 750 mg.
● Pas 10 mg.
● Ethambutol 1000 mg.
● Isoniazid 400 mg.
Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan
sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :
● Rifampicin.
● Isoniazid (INH).
● Ethambutol.
● Pyridoxin (B6).
PENCEGAHAN
● Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak masih
kecil
● Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati sampai
tuntas
● Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak.
● Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
● Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan kontak
udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan hidup secara
sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar matahari pagi
masuk ke dalam rumah.
● Tutup mulut dengan sapu tangan bila batuk serta tidak meludah / mengeluarkan dahak
di sembarangan tempat
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1) Data Pasien Penyakit TB paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak sampai
dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-laki dan perempuan.
Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pasien yang tinggal didaerah dengan
tingkat kepadatan tinggi sehingga masuknya cahaya matahari kedalam rumah sangat
minim. TB paru pada anak dapat terjadi pada usia berapapun, namun usia paling
umum adalah antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB diluar paru-
paru (extrapulmonary) disbanding TB paru dengan perbandingan 3:1. TB diluar paru-
paru adalah TB berat yang terutama ditemukan pada usia
LANJUTAN...
2) Riwayat Kesehatan Keluhan yang sering muncul antara lain:
● Demam: subfebris, febris (40-41oC) hilang timbul.
● Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi untuk
membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari batuk kering sampai
dengan atuk purulent (menghasilkan sputum).
● Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru-paru.
● Keringat malam.
● Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura
sehingga menimbulkan pleuritis.
LANJUTAN...
● Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
● Sianosis, sesak nafas, kolaps: merupakan gejala atelektasis. Bagian dada pasien tidak
bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks,
pada sisi yang sakit nampak bayangan hitam dan diagfragma menonjol keatas.
● Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul
bukan karena sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular.
LANJUTAN...
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
● Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh
● Pernah berobat tetapi tidak sembuh
● Pernah berobat tetapi tidak teratur
● Riwayat kontak dengan penderita TB paru
● Daya tahan tubuh yang menurun
● Riwayat vaksinasi yang tidak teratur
● Riwayat putus OAT.
LANJUTAN...
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya pada keluarga pasien ditemukan ada yang menderita TB paru.Biasanya ada
keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, jantung
dan lainnya

5) Riwayat Pengobatan Sebelumnya


● Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya
● Jenis, warna, dan dosis obat yang diminum.
● Berapa lama pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya
● Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.
LANJUTAN...
6) Riwayat Sosial Ekonomi
● Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu, dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.
● Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikasi dengan bebas,
menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang mampu, masalah berhubungan
dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang
banyak, masalah tentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus
harapan
LANJUTAN...
7) Pemeriksaan Fisik
● Keadaan umum: biasanya KU sedang atau buruk
● TD : Normal ( kadang rendah karena kurang istirahat)
● Nadi : Pada umumnya nadi pasien meningkat
● Pernafasan : biasanya nafas pasien meningkat (normal : 16- 20x/i)
● Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari. Suhu mungkin tinggi atau
tidak teratur. Seiring kali tidak ada demam

a) Kepala Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah tampak meringis, konjungtiva
anemis, skelra tidak ikterik, hidung tidak sianosis, mukosa bibir kering, biasanya
adanya pergeseran trakea.
LANJUTAN...
b) Thorak Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan tarikan dinding dada, biasanya
pasien kesulitan saat inspirasi Palpasi : Fremitus paru yang terinfeksi biasanya lemah
Perkusi : Biasanya saat diperkusi terdapat suara pekak Auskultasi : Biasanya terdapat
bronki
c) Abdomen Poltekkes Kemenkes Padang 23 Inspeksi : biasanya tampak simetris Palpasi
: biasanya tidak ada pembesaran hepar Perkusi : biasanya terdapat suara tympani
Auskultasi : biasanya bising usus pasien tidak terdengar
d) Ekremitas atas Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
e) Ekremitas bawah Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak ada
edema
LANJUTAN...
8) Pola Aktifitas dan Istirahat
● Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek),
demam,menggigil.
● Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut;
infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilangtimbul.

9) Pola Nutrisi
● Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
● Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak subkutan.
LANJUTAN...
10) Respirasi
● Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakitdada.
● Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid
kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi
basah, kasar di daerah apeks paru, takipneu, sesak napas, pengembangan pernapasan
tidak simetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural),
deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).
11) Rasa Nyaman dan Nyeri
● Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batukberulang.
● Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul
bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbulpleuritis.
LANJUTAN...
12) Integritas ego
● Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada
harapan.
● Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.
13) Keamanan
● Subyektif: adanya kondisi penekanan imun, contoh AIDS,kanker.
● Obyektif: demam rendah atau sakit panasakut.
14) Interaksi Sosial
● Subyektif: Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit menular, perubahan pola biasa
dalam tanggung jawab/ perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakanperan.
DIAGNOSA KEP YANG MUNGKIN
MUNCUL
1) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret.
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar-kapiler.
3) Defisit nutrisi brhubungan dengan faktor psikologis
4) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan reaksiinflamasi.
5) Hipertermi berhubungan dengan reaksiinflamasi.
6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhanoksigen.
7) Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX KEP SLKI
1.   Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen jalan nafas
napas tidak efektif selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah a) Observasi :
b.d sekresi yang teratasi dengan kriteria hasil :  Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
tertahan d.d 1) Produksi sputum menurun b) Terapeutik :
  2) Perpanjangan fase ekspirasi  Posisikan semi fowler atau fowler
menurun  Lakukan fisioteraphy dada
3) Frekuensi nafas membaik  Berikan oksigen
4) Kedalaman nafas membaik c) Kolaborasi
   Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
 
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX KEP SLKI
2.   Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen asam basa
pertukaran gas b.d selama 3 x 24 jam, diharapkan masalah a) Observasi :
perubahan teratasi dengan kriteria hasil :  Monitor frekuensi dan kedalaman nafas
membran alveolar- 1) Dispnea menurun b) Terapeutik :
kapiler d.d 2) Bunyi nafas tambahan menurun  Berikan oksigen
  3) Pola nafas membaik c) Edukasi :
   Jelaskan penyebab dan mekanisme
terjadinya gangguan asam basa
d) Kolaboratif :
 Kolaborasi pemberian ventilasi mekanik
jika perlu
 
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX KEP SLKI
3.   Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Edukasi nutrisi anak
berhubungan keperawatan selama 3 x 24 jam, a) Observasi :
dengan factor diharapkan masalah teratasi dengan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
psikologis kriteria hasil : informasi
1) Porsi makanan yang b) Terapeutik :
dihabiskan cukup meningkat  Jadwalkan penkes
2) Berat badan membaik  Berikan kesempatan untuk bertanya
3) Nafsu makan membaik c) Edukasi :
 Jelaskan kebutuhan gizi seimbang pada anak
 Anjurkan menghindari makanan jajanan yang tidak
sehat
 Ajarkan ibu mengidentifikasi makanan dengan gizi
seimbang
 Ajarkan perilaku hidup sehatdan bersih
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
dan pasien. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus
kepada dan berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuahan
keperawatandimana tindakan dilakukan dan diselesaikan, sebagaiman digambarkan pada
rencan yang dibuat diatas.
EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana rencana keperawatan tercapai atau tidak. Evaluasi
keperawatan menggunakan komponen SOAP :
● S: Data subjektif adalah data berdasarkan keluhan yang diucapkan atau disampaikan
oleh pasien.
● O: Data objektif adalah berdasarkan hasil pengukuran atau hasil observasi tenaga
kesehatan secara langsung kepada Pasien.
● A: Analisis merupakan suatu masalah atau diagnosis yang masih terjadi.
● P: Planning yaitu perencanaan yang akan dilakukan.
THANK YOU
Do You Have Any Question??

Anda mungkin juga menyukai