Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit TB Paru merupakan penyakit menahun/kronis (berlangsung
lama) dan menular. Penyakit ini dapat diderita oleh setiap orang, tetapi paling
sering menyerang orang-orang yang berusia antara 15 35 tahun, terutama
mereka yang bertubuh lemah, kurang gizi atau yang tinggal satu rumah dan
berdesak-desakan bersama penderita TBC. Lingkungan yang lembap, gelap
dan tidak memiliki ventilasi memberikan andil besar bagi seseorang terjangkit
TBC.Penyakit Tuberkulosis dapat disembuhkan. Namun akibat dari
kurangnya informasi berkaitan cara pencegahan dan pengobatan TBC,
kematian akibat penyakit ini memiliki prevalensi yang besar. Indonesia
berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB.
Setiap tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya
meninggal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. BagaimanadansepertiTB Paru itu?
2. Apakah tanda & gejala, penyebab dan pencegahan TB paru?
3. Bagaimana proses pemberian asuhan keperawatan keluarga pada pada
pasien dengan TB paru?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.

Untuk mengetahui tentangTB Paru.

2.

Untuk mengetahui tanda & gejala, penyebab dan pencegahan TB paru.

3.

Untuk

mengetahui

proses

pemberianasuhankeperawatan

keluargapadapasiendenganTB paru.

BAB 2

KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian

Tuberkulosis (TBC) adalah

penyakit akibat kuman Mycobakterium

tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh


dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang


parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh
lainnya, terutama meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan
Brenda, 2001).

Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang


parenkim paru (Smeltzer, 2001).

Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)


adalah

suatu

penyaki

yang

disebabkan

oleh

infeksi

kompleks

Mycobacterium tuberculosis (id.wikipedia.org).


Berdasarkan beberapa definisi mengenai tuberkulosis diatas, maka
dapat dirumuskan bahwa tuberculosis (TB) paru adalah suatu penyakit
infeksius yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis yang
menyerang parenkim paru, bersifat sistemis sehingga dapat mengenai
organ tubuh lain, terutama meningen, tulang, dan nodus limfe.

2.2 Etiologi
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil
mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman

terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan
terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam
sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan
menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini
menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada
bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit
tuberkulosis.
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil
mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas
(droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon)
selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer
kompleks (ranke). keduanya dinamakan tuberkulosis primer, yang dalam
perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan.
Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuh mempunyai
kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yang kebanyakan
didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis post primer
(reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang
yang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.
2.3Manifestasi Klinis
1)

Batuk
Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang
paling sering dikeluhkan. Biasanya batuk ringan sehingga dianggap batuk
biasa atau akibat rokok. Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret

akan terkumpul pada waktu penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita
bangun pagi hari.
2)

Dahak
Dahak awalnya bersifat mukoid dan keluar dalam jumlah sedikit,
kemudian berubah menjadi purulen/kuning atau kuning hijau sampai
purulen dan kemudian berubah menjadi kental bila sudah terjadi
perlunakan.

3)

Batuk darah
Darah yang dikeluarkan penderita mungkin berupa garis atau
bercak-bercak darah, gumpalan-gumpalan darah atau darah segar dalam
jumlah sangat banyak.

4)

Nyeri dada
Nyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri pleuritik yang
ringan. Bila nyeri bertambah berat berarti telah terjadi pleuritis luas (nyeri
dikeluhkan di daerah aksila, di ujung skapula atau di tempat-tempat lain)

5)

Wheezing
Wheezing terjadi karena penyempitan lumen endobronkus yang
disebabkan oleh sekret, bronkostenosis, peradangan, jaringan granula,
ulserasi dan lain-lain (pada tuberkulosis lanjut).

6)

Dispneu
Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tuberkulosis
paru akibat adanya restriksi dan obstruksi saluran pernapasan serta loss of
vascular bed / thrombosis yang dapat mengakibatkan gangguan difusi,
hipertensi pulmonal dan korpulmonal.

7)

Panas badan
Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling penting sering
kali panas badan sedikit meningkat pada siang maupun sore hari.

8)

Menggigil
Dapat terjadi bila panas badan naik dengan cepat, tetapi tidak
diikuti pengeluaran panas dengan kecepatan yang sama atau dapat terjadi
sebagai suatu reaksi umum yang lebih hebat.

9)

Keringat malam
Keringat malam bukanlah gejala yang patognomonis untuk
penyakit tuberkulosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila
proses telah lanjut. Nausea, takikardi dan sakit kepala timbul bila ada
panas.

10) Gangguan menstruasi


Gangguan menstruasi sering terjadi bila proses tuberkulosis paru
sudah menjadi lanjut.
11) Anoreksia
Anoreksia dan penurunan berat badan merupakan manifestasi
toksemia yang timbul belakangan dan lebih sering dikeluhkan bila proses
progresif.
12) Lemah badan
Gejala-gejala ini dapat disebabkan oleh kerja berlebihan, kurang
tidur dan keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan, karena itu harus
dianalisa dengan baik dan harus lebih berhati-hati apabila dijumpai
perubahan sikap dan temperamen (misalnya penderita yang mudah

tersinggung), perhatian penderita berkurang atau menurun pada pekerjaan,


anak yang tidak suka bermain, atau penyakit yang kelihatan neurotik.
2.4 Pencegahan
Pencegahan TBC Dengan Melindungi Diri dan Orang lain
Jika seseorang memiliki tbc aktif, hal pertama yang perlu dicatat
adalah menjaga kuman dari diri sendiri. Hal ini biasanya memakan waktu
beberapa minggu pengobatan dengan obat tbc sebelum tidak menular lagi.
Ikuti tips ini untuk membantu menjaga dan pencegahan penyakit TBC kepada
teman dan keluarga dari infeksi bakteri:

Tinggal di rumah. Jangan pergi kerja atau sekolah atau tidur di kamar
dengan orang lain selama beberapa minggu pertama pengobatan untuk tbc
aktif.

Ventilasi ruangan. Kuman TBC menyebar lebih mudah dalam ruang


tertutup kecil di mana udara tidak bergerak. Jika ventilasi ruangan masih
kurang, membuka jendela dan menggunakan kipas untuk meniup udara
dalam ruangan luar.

Tutup mulut menggunakan masker. Gunakan masker untuk menutup mulut


kapan saja ketika di diagnosis tb merupakan langkah pencegahan TBC
secara efektif. Jangan lupa untuk membuangnya secara tepat

Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan


(air sabun)

Imunisasi BCG diberikan pada bayi berumur 3-14 bulan

Menghindari udara dingin

Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke


dalam tempat tidur

Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari

Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga


mencucinya dan tidak boleh digunakan oleh orang lain

Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein.


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tn.S (39th) adalah kepala keluarga dari Ny.S (31th), An.F (8th), pendidikan
terakhir Tn.S adalah SD dan sekarang bekerja sebagai buruh bangunan. Saat ini,
Ny.S mengeluh dadanya sakit ketika Ny.S sedang batuk. Ny.S mengatakan
dahaknya sulit keluar. Ny.s pernah periksa ke RS, Ny.S di diagnosa oleh dokter
menderita TB paru. Ny.S mendapat terapi dan mengikuti rontgen sebanyak 4 kali.
Sejak saat itu hingga sekarang Ny.S tidak pernah mengontrolkan diri ke
puskesmas atau RS.
3.1 Pengkajian Keluarga
1. Data Umum
Tn.S (39th) adalah kepala keluarga dari Ny.S (31th), anak F (8th).
Pendidikan terakhir Tn.s adalah SD dan sekrang bekerja sebagai buruh
bangunan.
Status Imunisasi
N

Nama

o.

Hub

Umur

Pend.

POLIO
BC

DPT

Hepatitis

II

III

IV

II

III

II

III

Campak

Ket

1.

Tn. S

Suam

38 th

SD

2.

Ny. S

i
Istri

31 th

SMP

TBC

3.

An. F

Anak

8 th

SD

a. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk tipe keluarga inti (nuklear family) karena
didalam satu rumah terdapat ayah, ibu, dan anak.

b. Suku dan Bangsa


Bahasa yang digunakan keluraga Tn. S adalah bahasa jawa karena
berasal dari jawa. Dalam keluarga tidak ada pantangan makanan
apapun, tapi apabila ada anggota yang sakit cukup parah, biasanya
dibawa ke Puskesmas. Biasanya sebelum dibawa ke Puskesmas / ke
dokter terdekat, biasanya dibelikan obat di warung gterlebih dahulu.
c. Agama
Keluraga Tn. S beragama Islam semua. Tapi anggota keluarga dalam
melakukan ibadah jarang ataupun terkadang-kadang. Kalaupun
melakukan ibadah, itupun dilakukan secara sendiri-sendiri.
d. Status sosial dan ekonomi keluarga
Tn. S bekerja sebagai buruh bangunan.
e. Aktivitas rekreasi
Aktivitas rekreasi dalam rumah tangga selama ini dilakukan dengan
berkumpul bersama keluarga sambil nonton TV. Aktivitas diluar rumah
jarang dilakukan.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia
Sekolah
a. Tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah
Pada saat ini keluarga Tn. S sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga yaitu pada tahap keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan yangb belum terpenuhi
1) Mempertahankan keintiman pasangan karena Tn. S lebih cenderung
diam dan menyendiri. Tn. S dan Ny. S sudah pisah ranjang tetapi
rukun dan masih tinggal satu rumah.
2) Membantu suami/istri yang sedang sakit

Lengkap

c. Riwayat keluarga
Saat Ny. S mengeluh dadanya sakit ketika Ny. S sedang batuk. Ny. S
mengatakan dahaknya sulit keluar. Ketika Ny. S periksa ke RS Ny. S di
diagnosa oleh dokter menderita TB Paru. Ny. S mendapat terapi dan
mengikuti pemeriksaan rontgen sebanyak 4 kali ketika foto rontgen
terakhir te;lah dinyatakan sembuh oleh dokter sejak saat itu sampai
sekarang klien tidak pernah mengontrolkan diri ke puskesmas atau
rumah sakit. Ny. S mengatakan kadang terasa sesak saat batuk. Tetapi
Ny. S melakukan istirahat lebih banyak dan biasanya bisa sembuh.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah Th. S terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang gedung,
ruang dapur, ruang kamar mandi.
Cara pengaturan perabot rumah kurang rapi, kebiasaan merwat rumah
disapu 1kali sehari. Ukuran rumah 12 x 8 m2, tipe rumah semi
permanen, atap terbuat dari genting, lantai berubin, tetapi sudah
bercampur dengan tanah, karena ubin sudah banyak yang rusak. Rumah
Tn. S terdapat ventilasi berupa 2 jendela diruang tamu, 1jendela
dikamar tidur, dan 1 pintu utama. Kondisi ruang sangat pengap, karena
jendela yang ada di rumah Tn. S tidak pernah dibuka. Keluarga Tn. S
menggunakan air sumur untuk memenuhio kebutuhan sehari-hari.
b. Karakteristik tetengga dan komunitas RW
Lingkungan tetangga umumnya penduduk asli, berhubung antar
tetangga cukup baik. Tapi Tn. S cenderung menutup diri dengan
tetangga maupun orang lain. Lain halnya dengan Ny. S yang selalu
mengikuti acara perkumpulan maupun acara yang lain dilingkungan
sekkitar rumah.
c. Mobilitas geografis keluarga
Rumah merupakan daerah perkampungan tidak jauh dari jalan raya,
mudah dijangkau oleh sepeda motor. Ny. S kalau membeli
perlengkapan masak, membeli di pasar yang berjarak 200 meter dari
rumahnya. Rumah Ny. S berada di pinggir jalan raya
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan dengan masyarakat

Di dalam masyarakat Ny. S selalu mengikuti arisan dan perkumpulan


bersama masyarakat. Sedangkan Tn. S cenderung berdiam diri di rumah
dan tidak banyak bicara. Ny. S dan An. F dapat bersosialisasi dengan
orang lain secara baik. Ny. S bekerja sebagai penjual nasi pecel.
Sosialisasi NY. S dengan para pembeli berjalan dengan baik An. F juga
dapat bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat lain.
e. Sistem pendukung keluarga
Anggota keluarga biasanya kalau sakit parah diperiksakan ke
Puskesmas/ ke dokter terdekat Ny. S sering tolong menolong begitu
juga dengan lingkungan sekitar.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang digunakan di keluarga Tn. S adalah komunikasi
terbuka. Mereka dapat mengungkapkan pendapatnya masing-masing.
b. Struktur kekuatan keluaraga
Keluarga kalau ada masalah, yang memutuskan masalah adalah Tn. S
keputusan diambil dengan cara bermusyawarah bersama.
c. Struktur peran
Tn. S yang berperan sebagai kepala keluarga, sudah bisa melaksanakan
perannya dengan baik Ny. S yang berperan sebagai ibu rumah tangga,
juga membantu Tn. S untuk mencari nafkah dengan berjualan nasi
pecel. An. F dapat berperan dengan baik di dalam keluarga An. F dapat
berperan dengan baik di dalam keluarga An. F yang masih duduk di
bangku kelas 2 SMA, bisa melaksanakan peran sebagai anak usia
sekolah menengah cukup baik.
d. Nilai atau norma keluarga
Keluaraga Tn. S apabila sakit, dibelikan obat di warung terlebih dahulu.
Jika di belikan obat di warung belum maka diperiksakan ke
puskesmas/pelayanan kesehatan terdekat.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif

10

Keluarga Tn. S kurang mengetahui tentang penyakit flek paru/ TB paru


yang di derita oleh NY. S. Tapi Ny. S sewaktu sakit mau memeriksakan
diri ke pelayanan kesehatan.
b. Fungsi sosialisasi
Tn. S belum/sosialisasinya kurang dengan tetangga, saudara,maupun
orang lain. Ny. S mengajarkan kepada anak-anaknya untuk hidup
mandiri dan hidup menerima apa adanya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga tidak mamapu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit
TB Paru. Hal ini di tunjukkaan dengan keluaraga kurang menyadari/
mengetahui pengertian, penyebab serta tanda dan gejala dari penyakit
TB paru. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan juga
terbatas karena kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit
respiratori.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S menggunakan penghasilannya untuk mememnuhi
kebutuhan keluarga setiap hari. NY. S mengatkan penghasilannya
jarang ada sisa tiap bulannya, sebalikknya kadang masih kekurangan.
6. Stres Jangka Pendek dan Panjang
a. Stresor jangka pendek dan panjang
Ny. S merasakan ketakutan jika penyakitnya tidak bisa sembuh dan
harus mengulang pengobatan dari awal.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Apabila ada masalah, Tn. S biasanya selalu bersabar dan menyuruh
anggota keluarga yang lain untuk bersabar pula serta serta menyerahkan
semua kepada Allah.
c. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi suatu masalah, biasanya Tn. S berunding dengan
istri dan anaknya.
7. Pemeriksaamn Fisik
Pemeriksaan

TD
BB
TB
Nadi

Tn. S
120/80 mmHg
52kg
158cm
78x/menit

Ny. S
100/60 mmhg
38kg
153cm
80x/menit

11

An. F
120/70 mmhg
26 kg
161 cm
76x/menit

RR
Kepala

16x/menit
Bentuk

Rambut

mesochepal
mesochepal
Warna hitam ada Warna hitam

mesochepal
Warna hitam,

ubannya, cukup

kemerahan,

bersih, lurus.

bersih, lurus.
Tidak ada

agak ikal,

Mata

gangguan
pengelihatan,
Hidung

Telinga

tidak ada ikterik.

22x/menit
Bentuk

kering, kotor.
Tidak ada
gangguan

Tidak
anemis, tidak
ikterik.

pengelihatan,

Bersih tidak ada

anemis, tidak

sekret, tidak ada

ikterik.
Bersih, tidak

polip.
Tampak kotor,

20x/menit
Bentuk

ada sekret,

Bersih, tidak
ada sekret,
tidak ada

Mulut dan

ada serumen,

tidak ada

polip.
kotor, ada

tenggoroka

tidak ada luka.

polip.
Bersih, tidak

serumen,

Bibir cukup
lembab, tidak

Leher

ada stomatitis.

ada serumen,
tidak ada luka.
Bibir kering
tidak

Dada

nyeri telan.

pembesaran

tidak ada nyeri

Tidak ada

kelenjar tiroid.

telan.
Tidak ada

pembesaran

vesikuler

pembesaran
kelenjar tiroid.

Datar, tidak ada

berbunyi

luka.

gallop,
terdengar

Kulit

tidak ada

stomatitis,

Simetris, tidak
Ekstremitas

luka.
Bibir lembab,

Tidak ada

Simetris,
Abdomen

tidak ada

Berfungsi

bunyi

dengan baik,

whezing.

12

kelenjar
tiroid.
Simetris,
vesikuler,
tidak
terdengar
bunyi gallop.
Datar, bising
usus
terdengar

Genital

tidak ada

Berfungsi

kelainan
Sawo matang,

dengan baik,

tidak ada alergi


bersih.
bersih

normal.
Berfungsi
dengan baik,

tidak ada

tidak ada

kelainan.
Berfungsi

kelainan
Sawo

dengan baik,

matang, tidak

tidak ada

ada alergi

kelainan
Sawo matang,

bersih.
Bersih

tidak ada alergi


bersih.
bersih

8. Harapan keluarga
Tn. S menyambut baik terhadap petugas kesehatan yang bertugas di
lingkungannya, beliau berharap agar petugas kesehatan secara rutin
melakukan kegiatan pengobatan / penyuluhan terhadap warga khususnya
di lingkungannya.
3.2ANALISA DATA
N

Data Fokus

Masalah

Penyebab

keluarga mengatakan kalau

Bersihan jalan

Ketidak mampuan

Ny. S mengatakan

nafas tidak

keluarga Tn.S

menderita flek paru. Ny. S

efektif

dalam melakukan

o
1. DS :

mengalami sesak nafas dan

perawatan

nyeri dada seperti di tusuk-

kesehatan TB paru

tusuk. Kemudian keluarga

terutama pada Ny.

memeriksakan N. S ke RS

13

dan dokter mengatakan


bahwa setelah di lakukan
uji BTA, ternyata Ny. S
positif menderita TB paru.
Keluarga mengatakan
tahunya mempunyai flek
paru.
DO:
Ny. S batuk tetapi tidak
bisa keluar dahak Ny. S
terengah-engah setelah
batuk. Saat di lakukan
pemeriksaan dada dengan
inspeksi di dapatkan data
bentuk dada simetris, Ny. S
tampak menggunakan otot
bantu pernafasan, saat di
lakukan auskultasi
terdengar suara ronchi.
2. DS:
Keluarga mengatakan

resiko

Ketidakmampuan

bahwa Ny. S sampai

perubahan

keluarga dalam

sekarang tidak pernah

pemenuhan

mengenal masalah

mengontrolkan diri ke

nutrisi kurang

nutrisi pada orang

puskesmas atau rumah

dari kebutuhan

sakit terutama

sakit. Klien mengatakan

tubuh

pada Ny. S

setiap malam tubuhnya


berkeringat, klien
mengatakan tubuhnya
lemas saat bangun tidur.

14

DO:
Berat badan klien sebulan
terakhir 45 kg, namun pada
saat dilakukan pengkajian
berat badan klien turun
menjadi 43kg, tubuh klien
kurus, kulit kering,
bersisik, rambut merah dan
konjungtiva anemis.
3.3SKORING
1. bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn.S dalam melakukan perawatan kesehatan pada TB paru
terutama Ny.S.
Kriteria
1. Sifat masalah :
Tidak/kurang

Skor
3

Bobot
1

Skoring
3/3 x 1 = 1

Pembenaran
Pada kasus Ny. S ketika
keluarga di tanya tentang cara

sehat.

merawat TB paru keluarga


mengatakan tidak tahu dan lebih

2. Kemungkinan
masalah dapat

cenderung diam ketika di tanya


2

2/2 x 2 = 2

masalah TB paru.

di ubah :
Sebagian.
Pada kasus Ny. S pendidikan
3. Potensi di cegah

Ny. S adalah SMP. Pemahaman

:
Cukup

keluarga Tn. S kurang ketika di


2

2/3 x 1 = 2/3

tanya tentang masalah TB paru.

2/2 x 1 = 1

Dengan memberikan informasi

4. Menonjolnya
masalah :
Masa

15

perawatan TB paru yang cukup


jelas, kemungkinan masalah
yang akan muncul dapat di
cegah.
Masalah bersihan jalan nafas
tidak efektif adalah masalah
aktual yang harus di tangani
agar tidak menimbulkan
komplikasi.

Total skor

2/3

2. resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidak mampuan keluarga dalam mengenal masalah nutrisi pada orang
sakit terutama pada Ny. S.
Kriteria
1. Sifat masalah:
Ancaman

Skor
2

bobot
1

skoring
2/3 x 1 = 3/3

Pembenarannya
Pada kasus ny.s berat badan ny.s
sebulan terakhir 45kg. Namun saat

kesehatan

di lakukan pengkajian berat badan


klien 43 kg, tubuh ny.s kurus, kulit

2. Kemungkinan

2/2 x 2 = 2

kering, bersisik, rambut merah,


konjungtiva anemis.

masalah dapat
diubah:
sebagian

Masalah nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh pada kasus ny.s
1

1/3 x 1 = 1/3

dpat di atasi dengan pemenuhan


nutrisi yang adekuat dan nutrisi

3. Potensi masalah

pada taraf gizi seimbang sesuai

dapat dicegah:

kebutuhan tubuh yang

rendah
1

x1=

4. Menonjolnya

mencangkup 4 sehat 5 sempurna.


Ekonomi keluarga dari ny.s adalah

16

masalah:
ada masalah

kalangan menengah ke bawah.


Makanan sehari-hari adalah nasi

tetapi tidak

dan sayur. Kadang makan dengan

perlu segera

lauk kadang juga tidak.

ditangani
Ny.s mengatakan kalau ada
anggota keluarga yang sakit
biasanya di belikan obat di
warung terlebih dahulu, jika
belum ada perubahan baru di
periksakan ke puskesmas atau
rumah sakit.
Total skor

3 5/6

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga Tn. S dalam melakukan perawatan kesehatan pada TB paru
terutama pada Ny. S.
2. resiko perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
nutrisi pada orang sakit terutama Ny. S.

3.5 RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa Tujuan
1. bersih
an
jalan
nafas

Tujuan

Umum
Setelah

Khusus
Keluarga

di

dapat

lakukan
tindakan

mengena
l

Kriteria
Standart

Intervensi

Implement Evaluas

Verbal
anak

1. jelaskan

asi
1. kaji

dapat
menjelas

17

i
S: anak

pengetah

penget

sudah

an anak

ahuan

menger

dengan

anak

ti dan

tidak

keperaw

efektif atan
berhu

bersian

bunga

jalan

nafas

denga

menjadi

efektif.

ketida
kmam
puan
keluar
ga Tn.
S
dalam
melak
ukan
peraw
atan

masalah

kan

usia

tentang

dapat

TB paru

pengertia

sekolah

TB

menyeb

n TB

tentang

paru.

utkan

paru
anak

TB paru.
2. Mengk
2. Jelaskan
aji
dapat
pada
pemah
menyebu
anak
aman
tkan
tentang
anak
tanda
pengerti
tentang
dan
an, tanda
pengert
gejala
dan
ian,
TB paru
gejala,
anak
tanda
dan
dapat
dan
pencega
menjelas
gejala,
han yang
kan
dan
dilakuka
pencega
penceg
n bila
han
ahan.
salah
satu

keseh

anggota

atan

keluarga

pada

menderit

TB

a TB

paru

paru.
3. Bimbing

teruta
ma

an pada

pada

anak

Ny. S.

untuk
mengula
ng
kembali
apa yang
18

pengert
ian,
penyeb
ab dan
cara
penceg
ahan
penular
an
penyaki
t TB
paru,
anak
hanya
bisa
menyeb
utkan
beberap
a.
O:
Anak
paham
dan
mampu
menyeb
utkan
penjela
san

Verbal :
Anak
Setelah
di
lakukan
kunjunga
n
keluarga
diharapk
an
mampu
memenu
hi nutrisi
sesuai
kebutuha

di

yang

jelaskan

telah di

oleh

sampai

perawat.
4. Beri

dapat
menyebu

pujian

tkan

pada

beberapa
contoh
makanan
yang
termasuk
dalam
makanan
4 sehat 5
sempurn

Anak

kan
oleh
perawat
.

anak

mampu
menyebut

A:

atas

masala

jawaban

kan
makanan

yang

teratasi

disampai

yang
termasuk

P:

kan oleh

hentika

anak.

dalam 4

sehat 5

interve

sempurna

1. Jelaska
n pada

n tubuh.

anak
tentang
makan
an
yang
termas
uk

2. resiko

dalam

perub

nsi
Memberi
tahu
contoh
makanan
yang
termasuk
dalam 4
sehat 5
sempurna.

4 sehat

ahan

nutrisi

sempur

kuran

na.
2. Anjurk

g dari
kebut

an

uhan

kepada
19

Memotiva
si anak

tubuh

anak

untuk

berhu

unruk

selalu

bunga

selalu

memenuh

memen

u nutrisi

denga

uhi

yang

nutrisi

bergizi

ketida

yang

setiap hari

bergizi

mamp

setiap

uan

hari.
3. Beri

keluar

pujian

ga

pada

dalam

anak

meng

atas

enal

tindaka

masal

n yang

ah

tepat

nutrisi

S: anak

pada

mengat

orang

akan

sakit

sudah

teruta

menger

ma

ti kalau

Ny. S

makana
n yang
bergizi
sangat
berguna
bagi
kesehat
an dan

20

dapat
menyeb
utkan
makana
n yang
termasu
k dalam
4 sehat
5
sempur
na.
O:
keluarg
a tn.s
koopera
tif
dimeja
keluarg
a
tersedia
nasi,
sayur
bayam,
tempe
goreng,
dan
pepaya.
A:
masala
h
teratasi

21

sebagia
n
P:
lanjutka
n
interve
nsi :
motivas
i
keluarg
a untuk
selalu
memen
uhi
makana
n yang
bergizi.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

22

Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm.
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap
gangguan kimia dan fisik
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena
kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat
bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman
adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan
yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paruparu lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini
merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
4.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan dapat mengerti dan memahami serta menambah wawasan
tentang Asuhan keperawatan pada klien dengan TB Paru.

23

Anda mungkin juga menyukai