Anda di halaman 1dari 22

Pneumonia Aspirasi

Presenter : dr. Seniorita Yulyan Siahaan


Narasumber : dr. Herman, Sp.P
IDENTITAS PASIEN

1 Nama : Ny. L

2 Usia : 63 th

3 Tgl masuk RS : 31 Januari 2023

4 Ruang Rawat : ICU


ANAMNESIS

Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Dahulu


Sesak Pasien memiliki riwayat stroke
• Pasien datang dengan keluhan sesak berat sejak 15 dan hipertensi sejak 3 tahun
menit SMRS. Menurut keluarga sesak terjadi setelah SMRS, kedua tangan kontraktur
pasien diberi makan nasi dan kemudian muntah dan sehari-hari hanya bedrest
total
• Tidak ada keluhan demam, batuk, pilek, nyeri dada
sebelumnya. Pasien masih dapat tidur dengan satu
bantal. BAB dan BAK dbn
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : tampak sakit berat


• Kesadaran : compos mentis (gelisah)
• TD 120/80 N 180x/men. RR 35x/men. S 36 SpO2 83% room air
 bagging dan suction naik ke 94%intubasi 98% dgn mode
pcv ps 15 rr 14 peep 5 fio2 70-80%
• Thorax : Cor : S1S2 regular, murmur -, gallop –
Pulmo : VBS+/+, rh+/+, wh-/-
• Abdomen : supel, BU +, NT –
• Ekstrimitas : akral dingin, CRT 2”, edema -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Leukositosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
AGD Sebelum Intubasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
AGD Setelah Intubasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA

1 Dyspnea ec pneumonia aspirasi

2 Riwayat CVD dan hipertensi


TATA LAKSANA

• dr. Herman.Sp.P : O2 on venti sesuai • dr. Lucki.Sp.An-KIC : Intubasi : pcv


Anestesi, ivfd NS:Futrolit 1:1 12 tpm, Inj. ps 15 rr 14 peep 5 fio2 70-80%
Merosan 3x1 gr, Inj .Resfar 2x1200 mg, target spo2> 96% i;e=1:2, pro
Inj. Lyoven 1x1, inj. Pumpicel 2x1, Inj. bronchial toilet di icu, pasang ngt
Trovensis 3x8 mg, Nebu: Velutin plus alirkan, dc, pro cvc, diet puasa,
4x1, po: Azomax 1x500 mg pc, Episan
cairan RL 500cc + amino fluid
4x10cc, pro bronchial toilet cito di ICU.
1000cc/24 jam, cek kultur sputum.
LAPORAN BRONCHOSCOPY

Ditemukan aspirasi bubur di trakea dan seluruh percabangan bronkus, terutama bronkus kanan.
Dilakukan bronchial toilet di seluruh percabangan bronkus
Kesimpulan : pneumonia aspirasi
saran : kultur BAL
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PNEUMONIA ASPIRASI

Definisi

Suatu proses infeksi pareknim paru akibat aspirasi koloni pathogen


orofaring atau isi gastrik

Adanya gambaran perkembangan infiltrate pada foto torak dari pasien


yang memiliki resiko terjadinya aspirasi atau terjadinya aspirasi
EPIDEMIOLOGI

5-15% pneumonia komunitas (CAP) adalah


pneumonia aspirasi

Mortalitas mencapai 21%

Lebih sering terjadi pada kelompok usia tua


PREDISPOSISI

Predisposisi  Failure of the natural defense mechanisms


PATOFISIOLOGI

01 02 03
Pada orang normal Proses patologis Masuknya cairan ke
yang sehat, pneumonia aspirasi dalam bronkus dan
mekanisme mukosiliar terjadi ketika ruang alveolar
dan makrofag alveolar mekanisme memicu reaksi
bertindak sebagai pertahanan normal antiinflamasi dengan
pertahanan dalam gagal pada individu pelepasan sitokin
membersihkan yang memiliki proinflamasi, tumor
aspirasi mikro dari predisposisi. necrosis factor-alpha,
sekresi orofaringeal. dan interleukin.
ORGANISME PENYEBAB

Pneumonia Komunitas
bakteri anaerob, Staphylococcus aureus, Hemophilus influenzae dan
Enterobacteraceae

Pneumonia Nosocomial
gram negative termasuk Pseudomonas aeruginosa
DIAGNOSIS

• Diagnosis ditegakkan dari anamnenis, pemeriksaan fisik, foto toraks dan


pemeriksaan penunjang.
• Anamnesis : Riwayat aspirasi atau memiliki predisposisi pneumonia aspirasi.
Pasien dating dengan keluhan batuk, seringkali disertai dahak berbau busuk,
adanya sesak (biasanya sudden onset), demam dan nyeri dada.
• Pemeriksaan fisik : takipneu, rhonki dan tanda konsolidasi
• Foto toraks : infilitrat  tergantung posisi pasien saat terjadi aspirasi, paling
sering di paru kanan lobus tengah dan bawah
• Pemeriksaan laboratorium : peningkatan jumlah leukosit, hitung jenis
leukosit shift to the left.
DIAGNOSIS
TATA LAKSANA

• Modalitas Utama : antibitoik dan terapi suportif


• Pada pasien yang tidak diintubasi, berikan oksigen dan head up 45 derajat  pantau ketat SpO2
• Intubasi segera dilakukan jika terjadi hipoksia berat.
• Bronkoskopi  untuk aspirasi volume besar  membersihkan sekret dan juga untuk
mendapatkan sampel bilas bronkoalveolar untuk studi bakteriologis kuantitatif.
• Pilihan antibiotik untuk pneumonia aspirasi CAP adalah ampisilin-sulbaktam atau kombinasi
metronidazol dan amoksisilin. Pada pasien dengan alergi penisilin, klindamisin lebih disukai.
• Japanese Respiratory Society: β-lactamase-inhibitorcontaining penicillins, karbapenem,
cephalosporin generasi 3 + karbapenem + klindamycin
• Namun, pada pneumonia aspirasi HAP, diperlukan antibiotik yang mencakup bakteri gram negatif
dan S. aureus yang resisten, sehingga penggunaan kombinasi vankomisin dan piperacillin-
tazobactam paling banyak digunakan.
• Setelah hasil kultur diperoleh, rejimen antibiotik harus disesuaikan (organism-specific)
Thank You Very Much

Anda mungkin juga menyukai