Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI SUSUN OLEH :

MUHAMAD SAFEI

11212103

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PERTAMEDIKA JAKARTA

TAHUN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Kasus (Masalah Utama)


Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari
secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, makan,
berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri
(toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB
atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan
diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri diantaranya mandi, makan dan minum secara mandiri, berhias secara
mandiri, dan toileting.

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri adalah,
Perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu melindungi dan
memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan inisiatif dan keterampilan.
Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah Faktor Biologis, beberapa penyakit
kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri. Faktor selanjutnya adalah kemampuan realitas yang menurun. Klien
dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang, sehingga
menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan
diri. Selanjutnya adalah faktor sosial, kurang dukungan serta latihan kemampuan
dari lingkungannya, menyebabkan klien merasa rendah diri.

b. Faktor Presipitasi.
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya atau
penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah yang
dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah body Image, praktik social, status sosial
ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik.
Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
perduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri
maka,kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat gigi, shampoo
dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang harus menjaga
kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di sebagian masyarakat
tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula kebiasaan seseorang
yang enggan menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, missal sabun,
shampoo, dll. Sedangkan, untuk faktor kondisi fisik, pada keadaan tertentu / sakit
kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukan
nya.
III.Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

No Data Masalah
1 Klien mengalami ketidakmampuan dalam Defisit perawatan diri :
membersihkan badan,memperoleh atau mendapatkan mandi
sumber air,mengatur suhu atau aliran air
mandi,mendapatkan perlengkapan mandi,
mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar
mandi.
2 Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau Defisit perawatan diri :
mengambil potongan pakaian ,menanggalkan berpakaian
pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien
juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan
pakaian dalam,memilih pakaian,mengambil pakaian
dan mengenakan sepatu .
3 Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan Defisit perawatan diri :
makanan,mempersiapkan makanan,melengkapi makan
makanan,mencerna makanan menurut cara yang
diterima masyarakat,serta mencerna cukup makanan
dengan aman.
4 Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan Defisit perawatan diri :
dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil,duduk eliminasi / toileting
atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk
toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat,dan menyiram toilet atau kamar kecil.

IV. Pohon Masalah


Resiko Tinggi Isolasi Sosial Effect

Defisit Perawatan Diri Core Problem

Harga Diri Rendah Causa


Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri ( Fitria.2009 )

V. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
VI. Tindakan Keperawatan
Tgl No. Dx. Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
I Defisit TUM : Setelah …x Bina hubungan saling percaya
Perawatan Diri Klien dapat interaksi klien dengan :
: Merawat melakukan menunjukkan 1) Beri salam setiap
Kebersihan perawatan tanda-tanda berinteraksi
Diri diri secara percaya pada 2) Perkenalkan nama,
mandiri perawat : nama panggilan
perawat, dan tujuan
TUK 1 : − Wajah cerah, perawat berinteraksi.
Klien dapat tersenyum 3) Tanyakan dan panggil
membina − Mau nama kesukaan klien
hubungan berkenalan 4) Tunjukkan sikap
saling − Ada kontak empati, jujur dan
percaya mata menepati janji setiap
− Bersedia kali berinteraksi.
menceritakan 5) Tanyakan perasaan
perasaan klien dan masalah yang
− Bersedia dihadapi klien
mengungkapk 6) Buat kontrak interaksi
an yang jelas
masalahnya 7) Dengarkan dengan
empati
8) Penuhi kebutuhan dasar
klien
TUK 2 : Dalam…x Diskusikan dengan klien :
Klien interaksi klien 1) Penyebab klien tidak
mengetahui menyebutkan : merawat diri
pentingnya 2) Manfaat menjaga
perawatan − Penyebab perawatan diri untuk
diri tidak merawat keadaan fisik, mental
diri dan sosial
− Manfaat 3) Tanda-tanda perawatan
menjaga diri yang baik
perawatan diri 4) Penyakit atau gangguan
− Tanda-tanda kesehatan yang bisa
bersih dan dialami oleh klien bila
rapi perawatan diri tidak
− Gangguan adekuat
yang dialami
jika perawatan
diri tidak
diperhatikan
TUK 3 : Dalam …x a. Diskusikan frekuensi
Klien interaksi klien menjaga perawatan diri
mengetahui menyebutkan selama ini :
cara-cara frekuensi menjaga 1) Mandi
melakukan perawatan diri : 2) Gosok gigi
perawatan 3) Keramas
diri − Frekuensi 4) Berpakaian
mandi 5) Berhias
− Frekuensi 6) Gunting kuku
gosok gigi
− Frekuensi b. Diskusikan cara praktek
keramas perawatan diri yang baik
− Frekuensi dan benar :
ganti pakaian 1) Mandi
− Frekuensi 2) Gosok gigi
berhias 3) Keramas
− Frekuensi 4) Berpakain
gunting kuku 5) Berhias
Dalam …x 6) Gunting kuku
interaksi klien
menjelaskan cara c. Berikan pujian
menjaga untuk setiap respon
perawatan diri : kliken yang positif

− Cara mandi
− Cara gosok
gigi
− Cara keramas
− Cara
berpakaian
− Cara berhias
− Cara gunting
kuku

TUK 4 : Dalam …x a. Bantu klien saat perawatan


Klien dapat interaksi klien diri :
melaksanak mempraktekan 1) Mandi
an perawatan diri 2) Gosok gigi
perawatan dengan dibantu 3) Keramas
diri dengan oleh perawat : 4) Berpakaian
bantuan 5) Berhias
perawat − Mandi 6) Gunting kuku
− Gosok gigi
− Keramas
− Berpakaian b. Beri pujian setelah klien
− Berhias selesai melaksanakan
− Gunting kuku perawatan diri

TUK 5 : Dalam …x a. Pantau klien dalam


interaksi klien melaksanakan perawatan
Klien dapat melaksanakan diri :
melaksanak praktek perawatan 1) Mandi
an diri secara 2) Gosok gigi
perawatan mandiri : 3) Keramas
secara 4) Berpakaian
mandiri − Mandi 2x 5) Berhias
sehari 6) Gunting kuku
− Gosok gigi
sehabis makan b. Beri pujian saat klien
− Keramas 2x melaksanakan perawatan
seminggu diri secara mandiri
− Ganti pakaian
1x sehari
− Berhias
sehabis mandi
− Gunting kuku
setelah mulai
panjang

TUK 6 : 1. Dalam …x a. Diskusikan dengan


Klien interaksi keluarga :
mendapatka keluarga 1) Penyebab klien tidak
n dukungan menjelaskan melaksanakan
keluarga cara-cara perawatan diri
untuk membantu 2) Tindakan yang telah
meningkatk klien dalam dilakukan klien selama
an memenuhi di Rumah Sakit dalam
perawatan kebutuhan menjaga perawatan diri
diri perawatan dan kemajuan yang
dirinya telah dialami oleh klien
2. Dalam …x 3) Dukungan yang bisa
interaksi diberika oleh keluarga
keluarga untuk meningkatkan
menyiapakan kemempuan klien
sarana dalam perawatan diri
perawatan diri
klien : sabun b. Diskusikan denagn
mandi, pasta keluarga tentang :
gigi, sikat 1) Sarana yang diperlukan
gigi, sampo, untuk menjaga
handuk, perawatan diri klien
pakaian 2) Anjurkan kepada
bersih, sandal keluarga menyiapkan
dan alat sarana tersebut
berhias
3. Keluarga c. Diskusikan dengan
memprakteka keluarga hal-hal yang perlu
n perawatan dilakukan keluarga dalam
diri kepada perawatan diri :
klien 1) Anjurkan keluarga
untuk mempraktekan
perawatan diri (mandi,
gosok gigi, keramas,
ganti baju, berhias dan
gunting kuku)
2) Ingatkan klien waktu
mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju,
berhias dan gunting
kuku
3) Bantu jika klien
mengalami hambatan
dalam perawatan diri
4) Berikan pujian atas
keberhasilan klien

VII.Daftar Pustaka
Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.
Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.

Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN


(Basic Course).Yogyakarta: EGC.

Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.


Jakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai