Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

“ DEFISIT PERAWATAN DIRI ”


RS dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

OLEH :
MOH. SAMSUDDIN
1202011181P

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit Perawatan Diri

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Definisi
- Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
- Menurut Potter dan Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

B. Rentang Respon
Rentang respon defisit perawatan diri
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola Perawatan Kadang perawatan diri Tidak


Diri seimbang kadang tidak melakukan
perawatan diri
Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stresor dan mampu
berprilaku adaptif, makan pola yng dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan dairi kandang tidak, saat klien mendapatkan stresor kadang-
kadang klien tidak memperhatiakn perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan ia tidak peduli dan tidak bisa
melakuakn perawatan saat stresor.

C. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang
perawatan diri adalah :
a. Faktor predisposisi
1. Perkembangan : keluarga selalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembanga inisiatif terganggu
2. Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
3. Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri
4. Sosial : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah atau lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.

D. Tanda dan Gejala


a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur,
pada pasien perempuan tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
d. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar atau
buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan baik
setelah BAB/BAK
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a) Fisik
 Badan bau, pakaian kotor.
 Rambut dan kulit kotor.
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi
b) Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c) Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur
 BAK dan BAB di sembarang tempat

E. Akibat
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terplihatanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
gangguan intergritas kulit, gangguan membran mukosa, infeksi pada mata dan
telingan dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiena adalah gangguan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri dan gangguan interaksi sosial.
F. Pohon Masalah

Resiko integritas Efek

Defisit perawatan diri Core Problem

Isolasi sosial : menarik diri Causa


III. MASALAH KEPERAWATAN
A. Masalah Keperawatan
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
2. Isolasi Sosial
3. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

B. Data Yang Perlu Dikaji


1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
DS :
- Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-
apa.
DO :
- Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan
bau, kulit kotor
2. Isolasi Sosial
DS :
- Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
DO :
- Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada
saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
3. Defisit Perawatan Diri
DS :
- Pasien merasa lemah
- Malas untuk beraktivitas
- Merasa tidak berdaya.
DO :
- Rambut kotor, acak – acakan
- Badan dan pakaian kotor dan bau
- Mulut dan gigi bau.
- Kulit kusam dan kotor
- Kuku panjang dan tidak terawat
IV. SP DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. PASIEN
SP 1 :
 Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri & cara merawat diri
 Melatih klien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
SP 2 :
 Melatih klien berhias
SP 3 :
 Melatih klien cara makan secara mandiri (sebelum s/d sesudahnya)
SP 4 :
 Mengajarkan klien melakukan BAB / BAK secara mandiri (sebelum s/d
sesudahnya)

B. KELUARGA
SP 1 :
 Memberikan HE pada keluarga tentang masalah perawatan diri dan cara
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit perawatan diri
SP 2 :
 Melatih keluarga cara merawat klien
SP 3 :
 Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Perencanaan
Dx Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Defisit perawatan TUM : klien dapat 1. Dalam … kali interaksi klien 1. Bina hubungan saling percaya :
diri mandiri dalam perawatan menunjukkan tanda-tanda  Beri salam setiap berinteraksi.
diri percaya kepada perawat:  Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan
o Wajah cerah, tersenyum tujuan perawat berkenalan
TUK : o Mau berkenalan  Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien
1. Klien dapat membina o Ada kontak mata  Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap
hubungan saling o Menerima kehadiran kali berinteraksi
percaya dengan perawat  Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi
perawat o Bersedia menceritakan klien
perasaannya  Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan
empati
 Penuhi kebutuhan dasar klien
2. Klien mengetahui 2. Dalam … kali interaksi klien 2. Diskusikan dengan klien:
pentingnya perawatan menyebutkan:
diri  Penyebab klien tidak merawat diri
o Penyebab tidak merawat  Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan
diri fisik, mental, dan sosial.
o Manfaat menjaga  Tanda-tanda perawatan diri yang baik
perawatan diri  Penyakit atau gangguan kesehatan yang bisa
o Tanda-tanda bersih dan dialami oleh klien bila perawatan diri tidak
rapi adekuat
o Gangguan yang dialami
jika perawatan diri tidak
diperhatikan
3. Klien mengetahui 3.1. Dalam … kali interaksi klien 3.1. Diskusikan frekuensi menjaga perawatan diri
cara-cara melakukan menyebutkan frekuensi menjaga selama ini
perawatan diri perawatan diri:  Mandi
 Gosok gigi
o Frekuensi mandi  Keramas
o Frekuensi gosok gigi  Berpakaian
o Frekuensi keramas  Berhias
o Frekuensi ganti pakaian  Gunting kuku
o Frekuensi berhias 3.2.Diskusikan cara praktek perawatan diri yang baik
o Frekuensi gunting kuku dan benar :
3.2. Dalam … kali interaksi
 mandi
klien menjelaskan cara
 gosok gigi
menjaga perawatan diri:
 Keramas
o Cara mandi
 Berpakaian
o Cara gosok gigi
 Berhias
o Cara Keramas  Gunting kuku
o Cara Berpakaian 3.2. Berikan pujian untuk setiap respon klien yang
o Cara berhias positif
o Cara gunting kuku
4. Klien dapat 4. Dalam … kali interaksi klien 4.1.Bantu klien saat perawatan diri :
melaksanakan mempraktekkan perawatan diri
perawatan diri dengan dengan dibantu oleh perawat:  Mandi
bantuan perawat  Gosok gigi
o Mandi  Keramas
o Gosok gigi  Ganti pakaian
o Keramas  Berhias
o Ganti pakaian  Gunting kuku
o Berhias 4.2. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan
o Gunting kuku perawatan diri
5. Klien dapat 5. Dalam … kali interaksi klien 5.1. Pantau klien dalam melaksanakan perawatan diri:
melaksanakan melaksanakan praktek
perawatan diri secara perawatan diri secara mandiri  Mandi
mandiri  Gosok gigi
o Mandi 2 X sehari  Keramas
o Gosok gigi sehabis makan  Ganti pakaian
o Keramas 2 X seminggu  Berhias
o Ganti pakaian 1 X sehari  Gunting kuku
o Berhias sehabis mandi 5.2. Beri pujian saat klien melaksanakan perawatan diri
o Gunting kuku setelah secara mandiri.
mulai panjang
6. Klien mendapatkan 6.1. Dalam … kali interaksi 6.1 Diskusikan dengan keluarga:
dukungan keluarga keluarga menjelaskan cara-cara
untuk meningkatkan membantu klien dalam  Penyebab klien tidak melaksanakan perawatan
perawatan diri memenuhi kebutuhan perawatan diri
dirinya  Tindakan yang telah dilakukan klien selama di
rumah sakit dalam menjaga perawatan diri dan
6.2. Dalam … kali interaksi kemajuan yang telah dialami oleh klien
keluarga menyiapkan sarana  Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga
perawatan diri klien: sabun untuk meningkatkan kemampuan klien dalam
mandi, pasta gigi, sikat gigi, perawatan diri
shampoo, handuk, pakaian 6.2. Diskusikan dengan keluarga tentang:
bersih, sandal, dan alat berhias
 Sarana yang diperlukan untuk menjaga perawatan
6.3. Keluarga mempraktekan diri klien
perawatan diri pada klien  Anjurkan kepada keluarga menyiapkan sarana
tersebut
6.3. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu
dilakukan keluarga dalam perawatan diri :
 Anjurkan keluarga untuk mempraktekkan
perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramas, ganti
baju, berhias dan gunting kuku)
 Ingatkan klien waktu mandi, gosok gigi, keramas,
ganti baju, berhias, dan gunting kuku.
 Bantu jika klien mengalami hambatan dalam
perawatan diri
 Berikan pujian atas keberhasilan klien
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri.
Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.


Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :
Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan
Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai