Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

DPD ( DEFISIT PERAWATAN DIRI )

DISUSUN OLEH:

NAMA : DIAH AYU PUJI PANGESTI


NIM : 1920171055
PRODI : D3 KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2018/ 2019
Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. +62 291 437 218
Website: www.umkudus.ac.id
Email: sekretariat@umkudus.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN
DPD ( DEFISIT PERAWATAN DIRI )

A. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB
atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri diantaranya mandi,makan dan minum secara mandiri,berhias
secara mandiri, dan toileting.
Menurut Nanda-I (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri.
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

B. ETIOLOGI (PENYEBAB)
1. FAKTOR PREDISPOSISI
Menurut Dep Kes (2012), penyebab kurang perawatan diri adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya perawatan diri kurang:
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif dan keterampilan.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c. Kemampuan Realitas turun
Klien dengan dengan gangguan jiwa, dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya.
2. FAKTOR PRESIPITASI
Menurut Depkes (2012) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.
C. TANDA DAN GEJALA
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2011) adalah
sebagai berikut :
a. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh
atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air
mandi,mendapatkan perlengkapan mandi,mengeringkan tubuh,serta masuk
dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian ,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar
pakaian.Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam,memilih pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan
makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang
diterima masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi
pakaian untuk toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat,dan menyiram toilet atau kamar kecil

D. RENTANG RESPON
Adaptif Maladaptif
Pola perawatan diri kadang perawatan diri Tidak melakukan
seimbang kadang tidak perawatan saat stress

E. POHON MASALAH

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tgl No.Dx Dx. Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Defisit TUM : Setelah …x Bina hubungan saling percaya
Perawatan Diri Klien dapat interaksi klien dengan :
melakukan menunjukkan  Beri salam setiap
perawatan diri tanda – tanda berinteraksi
secara mandiri percaya pada  Perkenalkan nama, nama
perawat : panggilan perawat, dan
TUK 1 : o Wajah cerah, tujuan perawat berinteraksi.
Klien dapat tersenyum  Tanyakan dan panggil nama
membina o Mau kesukaan klien
hubungan saling berkenalan  Tunjukkan sikap empati,
percaya o Ada kontak jujur dan menepati janji
mata setiap kali berinteraksi.
o Bersedia  Tanyakan perasaan klien
menceritakan dan masalah yang dihadapi
perasaan klien
o Bersedia  Buat kontrak interaksi yang
mengungkapk jelas
an  Dengarkan dengan empati
masalahnya  Penuhi kebutuhan dasar
klien

DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, M. dan Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Fitria, N., 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika

Yosep, 2010, Keperawatan jiwa.(Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.

Stuart, G.W. and Laraia, 2005, Principles and Praktice of Psychiatric Nursing, St. Louis: Mosby Year B

Budi Anna Kelist, Akemat, 2009. Model Praktik KEPERAWATAN PROFESIONAL


JIWA.Jakarta:EGC.
H. STRATEGI PELAKSANAAN INDIVIDU/KLIEN
1. SP 1 : Mendiskusika pentingnya kebersihan diri,cara cara merawat diri dan melatih
klien tentang cara cara perawatan diri
2. SP 2 : Melatih klien berdandan / berhias
3. SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri
4. SP 4 : Mengajarkan klien melakukan BAB/BAK secara mandiri

I. STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA


1. SP 1 : Identifikasi masalah keluarga,menjelaskan proses terjadinya defisit perawatan
diri dan menjelaskan cara merawat pasien defisit perawatan diri
2. SP 2 : Merawat langsung ke pasien
3. SP 3 : Evaluasi kemampuan keluarga dan kemampuan pasien
STRATEGI PELAKSANAAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
SP 1 PASIEN

A. Kondisi Pasien
1. Data Subyektif:
Klien mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok gigi,
tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi /
kebersihan diri.
2. Data Obyektif:
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor,
mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi

a. FASE ORIENTASI
“Selamat pagi, kenalkan saya suster R”
”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya perawat Puskesmas ...., saya yang akan merawat T?”
“Bagaimana kabar T hari ini ?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”

b. FASE KERJA
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu,
dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.”
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita
kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu
kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,
shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil
shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus
sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai
dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang.
Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai
bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T
pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”

c. FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nah... lakukan ya T..., dan beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B (
bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik
besok lagi kita latihan berdandan. Oke? Pagi-pagi sehabis makan. Selamat
beristirahat.”

Anda mungkin juga menyukai