OLEH :
IKE NURJANAH
213113051
2016
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan
diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,
berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).
Tanda dan Gejala :
1. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki bercukur,
pada pasien perempuan tidak berdandan.
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada tempatnya
4. Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air besar
atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan diri dengan
baik setelah BAB/BAK
B. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
D. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab kurang perawatan diri
adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut DepKes (2000: 20), Penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan : keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis : penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun : klien dengan gangguan
jiwa dengan kemampuan realitasyang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial : kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri yaitu :
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
E. Manifestasi Klinis
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Gigi kotor disertai mulut bau.
d. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi
dan mandi tidak mampu mandiri.
F. Pohon masalah
Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan
berdandan)
Isolasi sosial
G. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Stuart &
Sundeen, 2000) yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan
diri secara mandiri
H. Penatalaksanaan
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
2. Membimbing dan menolong klien merawatan diri
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
Isolasi sosial klien tidak terjadi Klien dapat membina hubungan a. Bina hubungan saling percaya: salam
perubahan sensori persepsi saling percaya terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat
kesepakatan dengan jelas tentang topik,
tempat dan waktu.
b. Beri perhatian dan penghaargaan:
temani klien walau tidak menjawab.
c. Dengarkan dengan empati: beri
kesempatan bicara, jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti
pembicaraan klien.
Defisit Perawatan Pasien 1. Pasien mampu melakukan A. Melatih pasien cara-cara perawatan
Diri : kebersihan tidak kebersihan diri secara kebersihan diri
diri, berdandan, mengala mandiri 1. Menjelasan pentingnya menjaga
makan, BAB/BAK mi 2. Pasien mampu melakukan kebersihan diri.
defisit berhias/berdandan secara 2. Menjelaskan alat-alat untuk
perawata baik menjaga kebersihan diri
n diri 3. Pasien mampu melakukan 3. Menjelaskan cara-cara melakukan
makan dengan baik kebersihan diri
4. Pasien mampu melakukan 4. Melatih pasien mempraktekkan
BAB/BAK secara mandiri cara menjaga kebersihan diri
B. Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan
meliputi :
1. Berpakaian
2. Menyisir rambut
3. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya
meliputi :
1. Berpakaian
2. Menyisir rambut
3. Berhias
C. Melatih pasien makan secara mandiri
1. Menjelaskan cara mempersiapkan
makan
2. Menjelaskan cara makan yang
tertib
3. Menjelaskan cara merapihkan
peralatan makan setelah makan
4. Praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
D.Mengajarkan pasien melakukan
BAB/BAK secara mandiri
1. Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
2. Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB dan BAK
3. Menjelaskan cara membersihkan
tempat BAB dan BAK
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis
Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta : Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta :
Prima Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan
Psikiatri. Edisi 3. Jakarta. EGC