Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DPD (DEFISIT PERAWATAN DIRI)

Disusun Oleh :
M.OCTAVIANO EKA MAHENDRA
92022040077

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. +62 291 437 218
Website: www.umkudus.ac.id
Email: sekretariat@umkudus.ac.id
A. Pengertian
Defisit Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia didalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya,kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu
perawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan dirinya. (Aziz R., 2018).
defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB atau
BAK (toileting).
Pengertian yang hampir sama diungkapkan oleh Wilkinson, (2016) defisit perawatan
diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami gangguan kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan dan
toileting.
Menurut Nanda-I (2018),jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan
berhias untuk diri sendiri
c. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
d. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

B. Rentan Responsi
Adaptif Maladapfif
Pola perawatan diri seimbang kadang perawatan diri tidaak melakukan
Kadang tidak perawatan saat stress
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang
Saat klien mendapatkan stressor dan mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola
perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. kadang perawatan diri kadang tidak
saat klien mendapatkan stesor kadang-kadang klien tidak memperhatikan perawatan
dirinya
3. tidak melakukan perawatan saat stress
klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor

C. Faktor Predisposisi
Menurut Herman, (2011). penyebab kurang perawatan diri adalah beberapa faktor
yang mempengaruhi terjadinya perawatan diri kurang:
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
dan keterampilan.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan Realitas turun
Klien dengan dengan gangguan jiwa, dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya.

D. Faktor Presipitasi
Menurut Mukhripah, (2018) . Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia
harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

E. Tanda Dan Gejala


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2020 )adalah sebagai
berikut :
a. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh atau
mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air mandi,mendapatkan
perlengkapan mandi,mengeringkan tubuh,serta masuk dan keluar kamar mandi
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian ,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,memilih
pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan
makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk
toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram toilet atau
kamar kecil

F. Pohon Masalah

Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri

Gangguan pemeliharaan Kesehatan

Defisit perawatan diri

Isolasi Sosial

(Nita Fitria, 2020)

G. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri

H. Strategi Pelaksanaan Individu


1. SP 1 : Mendiskusika pentingnya kebersihan diri,cara cara merawat diri dan melatih
klien tentang cara cara perawatan diri
2. SP 2 : Melatih klien berdandan / berhias
3. SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri
4. SP 4 : Mengajarkan klien melakukan BAB/BAK secara mandir

I. Strategi Pelaksanaan Keluarga


1. SP 1 : Identifikasi masalah keluarga,menjelaskan proses terjadinya defisit perawatan
diri
dan menjelaskan cara merawat pasien defisit perawatan diri
2. SP 2 : Merawat langsung ke pasien
3. SP 3 : Evaluasi kemampuan keluarga dan kemampuan pasien

J. Intervensi
Tgl No. Perencanaan
Dx Tujuan Kriteria hasil Intervensi
TUM : Setelah …x interaksi Bina hubungan saling percaya
Klien dapat klien menunjukkan dengan :
melakukan tanda – tanda percaya 1. Beri salam setiap
perawatan diri pada perawat : berinteraksi
secara mandiri 1. Wajah cerah, 2. Perkenalkan nama, nama
TUK 1 : tersenyum panggilan perawat, dan
Klien dapat 2. Mau berkenalan tujuan perawat
membina hubungan 3. Ada kontak mata berinteraksi.
saling percaya 4. Bersedia 3. Tanyakan dan panggil
menceritakan nama kesukaan klien
perasaan 4. Tunjukkan sikap empati,
5. Bersedia jujur dan menepati janji
mengungkapkan setiap kali berinteraksi.
masalahnya 5. Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang dihadapi
klien
6. Buat kontrak interaksi yang
jelas
7. Dengarkan dengan empati
8. Penuhi kebutuhan dasar
klien
TUK 2 : 2. Dalam…x interaksi 2. diskusikan dengan klien :
klien menyebutkan :
Klien mengetahui · Penyebab klien tidak
pentingnya · Penyebab tidak merawat diri
merawat diri
perawatan diri · Manfaat menjaga
· Manfaat menjaga perawatan diri untuk keadaan
perawatan diri fisik, mental dan sosial

· Tanda-tanda · Tanda-tanda perawatan


bersih dan rapi
· Gangguan yang diri yang baik
dialami jika perawatan · Penyakit atau gangguan
diri tidak diperhatikan kesehatan yang bisa dialami
oleh klien bila perawatan diri
tidak adekuat

TUK 3 : 3.1 Dalam …x interaksi 3.1 diskusika frekuensi


klien menyebutkan menjaga perawatan diri selama
Klien mengetahui frekuensi menjaga ini
cara-cara perawatan diri :
· Mandi
melakukan
· Frekuensi mandi
perawatan diri · Gosok gigi
· Frekuensi gosok
gigi · Keramas

· Frekuensi · Berpakain
keramas · Berhias
· Frekuensi ganti · Gunting kuku
pakaian
3.2 diskusikan cara praktek
· Frekuensi berhias perawatan diri yang baik dan

· Frekuensi benar
gunting kuku · Mandi
3.2 Dalam …x interaksi · Gosok gigi
klien menjelaskan cara
menjaga perawatan · Keramas
diri :
· Berpakain
· Cara mandi
· Berhias
· Cara gosok gigi
· Gunting kuku
· Cara keramas
3.3 berikan pujian untuk setiap
· Cara berpakaian respon kliken yang positif

· Cara berhias

· Cara gunting
kuku
TUK 4 : 4. Dalam …x interaksi 4.1 Bantu klien saat perawatan
klien mempraktekan diri :
Klien dapat perawatan diri dengan
melaksanakan dibantu oleh perawat : · Mandi
perawatan diri
dengan bantuan · Mandi · Gosok gigi
perawat · Keramas
· Gosok gigi

· Keramas · Berpakain

· Berpakain · Berhias

· Berhias · Gunting kuku

· Gunting kuku 4.2 Beri pujian setelah klien


selesai melaksanakan
perawatan diri

TUK 5 : 5. Dalam …x interaksi 5.1 Pantau klien dalam


klien melaksanakan melaksanakan perawatan diri :
Klien dapat praktek perawatan diri
melaksanakan secara mandiri : · Mandi

perawatan secara · Gosok gigi


· Mandi 2x sehari
mandiri · Keramas
· Gosok gigi
sehabis makan · Berpakain
· Keramas 2x · Berhias
seminggu
· Gunting kuku
· Ganti pakaian 1x
sehari 5.2 Beri pujian saat klien
melaksanakan perawatan diri
· Berhias sehabis
mandi secara mandiri

· Gunting kuku
setelah mulai panjang
TUK 6 : 6.1 Dalam …x interaksi 6.1 Diskusikan dengan
keluarga menjelaskan keluarga :
Klien mendapatkan cara-cara membantu
dukungan keluarga klien dalam memenuhi · Penyebab klien tidak
kebutuhan perawatan melaksanakan perawatan diri
untuk
dirinya · Tindakan yang telah
meningkatkan
dilakukan klien selama di
perawatan diri 6.2 Dalam …x interaksi Rumah Sakit dalam menjaga
keluarga menyiapakan perawatan diri dan kemajuan
sarana perawatan diri yang telah dialami oleh klien
klien : sabun mandi,
pasta gigi, sikat gigi, · Dukungan yang bisa
sampo, handuk, pakaian diberika oleh keluarga untuk
bersih, sandal dan alat meningkatkan kemempuan
berhias klien dalam perawatan diri

6.3 Keluarga 6.2 Diskusikan denagn


mempraktekan keluarga tentang :
perawatan diri kepada · Sarana yang diperlukan
klien untuk menjaga perawatan diri
klien

· Anjurkan kepada
keluarga menyiapkan sarana
tersebut

6.3 Diskusikan dengan


keluarga hal-hal yang perlu
dilakukan keluarga dalam
perawatan diri :

· Anjurkan keluarga untuk


mempraktekan perawatan diri
(mandi, gosok gigi, keramas,
ganti baju, berhias dan gunting
kuku)

· Ingatkan klien waktu


mandi, gosok gigi, keramas,
ganti baju, berhias dan gunting
kuku

· Bantu jika klien


mengalami hambatan dalam
perawatan diri

· Berikan pujian atas


keberhasilan klien
Lampiran

STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Defisit Perawatan Diri
Pertemuan ke I (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Data Subyektif:
Klien mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok
gigi, tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi /
kebersihan diri.
b. Data Obyektif:
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
1) Klien tidak mengalami deficit perawatan diri
b. Tujuan Khusus
1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik
4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Tindakan Keperawatan.
a. Melatih pasien cara-cara perawatan diri
1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4) Melatih pasien mempraktikan caa menjaga kebersihan diri
b. melatih pasien berdandan/berhias
untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
1) berpakaian
2) menyisir rambut
3) bercukur
untuk pasien perempuan latihan meliputi :
1) berpakaian
2) menyisir rambut
c. melatih pasien secara mandiri
1) menjelaskan cara mempersiapkan makan
2) menjelaskan cara makan yang tertib
3) menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
4) praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
d. mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
1) menjelaskan pasieen melakukan BAB/BAK secara mandiri
2) menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
3) menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
SP 1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan
melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

ORIENTASI
“Selamat pagi, kenalkan saya suster R”
”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya perawat Puskesmas ...., saya yang akan merawat T?”
“Bagaimana kabar T hari ini ?”
“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”
KERJA
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa
kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang
tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...?
Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa
muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir
rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan
ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.
“Berapa kali T makan sehari?
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.”
“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita
kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita
persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,
shampo dan sabun serta sisir”.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T
melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo
gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali..
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan
air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas
ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-
kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.
”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan
diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nah... lakukan ya T..., dan beri
tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik
besok lagi kita latihan berdandan. Oke? Pagi-pagi sehabis makan. Selamat
beristirahat.”
SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur

Orientasi
“Selamat pagi Pak?
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah ditandai
di jadual hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang
tamu ? lebih kurang setengah jam”.

Kerja
“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah T menyisir rambut? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke
cermin, bagus…sekali!
“Apakah T suka bercukur? Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !”
(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut

Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari
kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang lain.
SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
Orientasi
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai
dijadual harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat
cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )

Kerja
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir
rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba dibedakin mukanyaT,
yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles tipis. Nach…coba lihat
dikaca!

Terminasi
“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”
“T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama
jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama
pasien yang lain”.
SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
Orientasi
“Selamat siang T,”
” Wow...masih rapi dech T”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“

Kerja
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus!
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T
yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan.
Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor.
Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat,
coba...T minta sendiri obatnya.”

Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”
” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadual?.Besok
kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja
ya...!”
SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
Orientasi
“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan jadual
kegiatannya..?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!

Kerja
Untuk pasien pria:
“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu
di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan
kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”
“Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus
atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih
tersisa di tubuh Tono”. “Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di
kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air
kencing seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang
ada pada kotoran/ air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian
sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi ,
lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
Untuk pasien wanita:
“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke
belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
“Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air
kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini,
berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air
kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.”

Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?”
“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB? BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.
“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual
kegiatannya.

SP 1 Keluarga : Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah


perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kurang perawatan diri

Orientasi
“Selamat pagi pak /bu, saya perawat D,perawat yang merawat T”
“apa pendapat bapak tentang anak bapak,T ?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang dialami T dan bentuan apa yang
dapat diberikan “
“berapa lama waktu Bapak/Ibu yang tersedia ?, bagaimana kalau 20 menit ? mari kita duduk
di kantor perawat.

Kerja
“apa saja masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat T ?” perawatan diri yang utama
adalah kebersihan diri,berdandan, makan dan BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukan oleh T itu di karenakan gangguan jiwannya yang membuat pasien
tidak mempunyai minat untuk mengurus diri sendiri .baik… aka naya jelaskan : untuk
kebersihan diri, kami telah melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigu, cukuran, ganti baju
dan potong kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T juga telah
mempunyai jadwal pelaksanaanya untuk berdandan , karena anak Bapak/Ibu perempuan.
Kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi, pakai bedak dan lipstik.
Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah, T telah mengetahui langkah –
langkahnya : cuci tangan, ambil makanan, berdoa, makan yang rapih, cuci piring dan gelas,
lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas jam makan , agar sehabis makan langsung minum
obat, dan untuk BAB/BAK dirumah ada WC Bapak.Ibu? iya… T juga sudah belajar
BAB/BAK yang bersih. Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa bapak lakukan ?
Bapak juga perlu mendampinginya pada saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T
sudah bisa mandiri atau mengalami hambatan dalam melakukanya”
“ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”

Terminasi
“Bagaimana perasaan Bapak J setelah kita bercakap cakap ?”
“Coba pak J sebutkan lagi apa saja yang harus diperhatikan dalam membantu anak bapak, T
dalam merawat diri”
“baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa ditanyakan pada T ”.
“dan dirumah nanti,cobalah bapak/ibu mendampingi dan membantu T saat membersihkan
diri”.
“dua hari lagi kita akan ketemu dan bapak/ibu akan saya dampingi untuk memotivasi T dalam
merawat diri.

SP 2 Keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien


Orientasi
“Assalamualaikum Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari
yang lalu?”
“Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak?”
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung keT ya?”
“Berapa lama ada waktu Bapak/Ibu?”

Kerja
“Sekarang anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk mandi,
berdandan, buang air, dan makan”
“Bagus, betul begitu caranya”
“Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
“Bagus, bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadual?”
“Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T”
“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T?”
(Ulangi lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)

Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan ibu
membesuk T”
“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga


Orientasi
“Assalamualaikum Bapak/Ibu hari ini T sudah boleh pulang, untuk itu perlu dibicarakan
jadual T selama dirumah”
“Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat T?”
“Nah sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?”
“Berapa lama bapak dan ibu punya waktu.?”

Kerja
“Pak,Bu...,ini jadual kegiatan T dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat dilaksanakan
dirumah.?
“ Pak / Bu..jadual yang telah dibuat selama T di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah,
baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu
dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus menerus untuk makan, minum,
dan mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang
lain, maka segera hubungi puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, untuk meminta
bantuan.
Selanjutnya puskesmas yang akan membantu memantau perkembangan T selama di rumah”?

Terminasi
“ Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadual harian T untuk dibawa pulang.” Dan
ini surat rujukan untuk puskesmas tempat tinggal ibu dan bapak guna mempermudah untuk
merawat Tdi rumah..”
“ Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala yang tampak.”
“ Silahkan selesaikan administrasinya.”
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, M. dan Iskandar, 2018. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Fitria, N., 2020, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Yosep, 2020, Keperawatan jiwa.(Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai