RSUD BANYUMAS
Disusun Oleh :
2021/2022
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri merupakan keadaan seseorang yang mengalami kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaiakn aktivitas kehidupan sehari-haari
secara mandiri. Tidak ada keinginan klien untuk mandi secara teratur, tidak menyisir
rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapih. Defisit
perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada klien gangguan jiwa.
Klien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negative dan menyebabkan klien dikucilkan, baik dalam
keluarga maupun masyrakat (Sutejo, 2018).
B. PENYEBAB
Menurut PPNI (2016) penyebab terjadinya defisit perawatan diri yaitu:
1. Gangguan muskuloskeletal
2. Gangguan neuromuskuler
3. Kelemahan
4. Gangguan psikologis dan/atau psikotik
5. Penurunan motivasi/minat.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu
kondisi. Faktor predisposisi defisit perawatan diri meliputi :
1. Faktor psikologis
Pada faktor ini, keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien, sehingga
klien menjadi bergantung dan perkembangan inisiatifnya terganggu. Pasien gangguan
jiwa, misalnya, mengalami defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas
yang kurang. Hal ini menyebabkan klien tidak peduli terhadap diri dan
lingkungannya, termasuk perawatan diri.
2. Faktor biologis
Pada faktor ini, penyakit kronis berperan sebagai penyebab klien tidak mampu
melakukan perawatan diri. Defisit perawatan diri disebabkan oleh adanya penyakit
fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri.
Selain itu, faktor herediter (keturunan) bberupa anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa, juga turut menjadi penyebab.
3. Faktor social
Faktor social ini berkaitan dengan kurangnya dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri lingkungannya.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Faktor presipitasi defisit perawatan diri, meliputi kurangnya motivasi, kerusakan kognitif
atau perceptual, cemas, dan kelelahan yang dialami oleh klien.
F. PENATALAKSANAAN
1. Terapi
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
1) Jangan memancing emosi klien.
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3) Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas
lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan klien
karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang
lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
1) Manfaat perawatan diri.
2) Menjaga kebersihan diri.
3) Tata cara makan dan minum.
4) Tata cara eliminasi.
5) Tata cara berhias.
c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
Penatalaksanaan menurut Herman (Ade, 2011)adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
2. Membimbing dan menolong klien dalam merawat diri
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Perawatan diri : Mandi
b. Defisit Perawatan diri : Berpakaian
c. Defisit Perawatan diri : Makan
d. Defisit Perawatan diri : Eliminasi
DIAGNOSIS PERENCANAAN
KEPERAWATAN Tujuan (Tum &Tuk) Kriteria Evaluasi Intervensi
Defisit Perawatan TUM : 1. Dalam 1 kali a. Berikan salam
Diri Klien dapat meningatkan interaksi klien setiap berinteraksi.
minat dan motivasinya menunjukkan tanda- b. Perkenalkan nama,
untuk memperhatikan tanda percaya kepada nama panggilan
kebersihan diri perawat: perawat dan tujuan
a. Wajah cerah, perawat
TUK 1 : tersenyum berkenalan.
Klien dapat membina b. Mau berkenalan c. Tanyakan nama
hubungan saling percaya dan panggilan
dengan perawat. c. Ada kontak mata kesukaan klien.
d. Menerima d. Tunjukan sikap
kehadiran perawat jujur dan menepati
e. Bersedia janji setiap kali
menceritakan berinteraksi.
perasaannya. e. Tanyakan
perasaan dan
masalah yang
dihadapi klien.
f. Buat kontrak
interaksi yang
jelas.
g. Dengarkan
ungkapan perasaan
klien dengan
empati.
h. Penuhi kebutuhan
dasar klien.
f. Frekuensi gunting
kuku
f. Gunting kuku
c. Keramas 2X e. Berhias
seminggu
f. Gunting kuku
d. Ganti pakaian 1X
sehari
e. Berhias sehabis 5.2 Beri pujian saat
mandi klien melaksanakan
f. Gunting kuku perawatan diri secara
setelah mulai mandiri.
panjang
6.2 Diskusikan
dengan keluarga
tentang:
a. Sarana yang
diperlukan untuk
menjaga
perawatan diri
klien
b. Anjurkan kepada
keluarga
menyiapkan sarana
tersebut
6.3 Diskusikan
dengan keluarga hal-
hal yang perlu
dilakukan keluarga
dalam perawatan diri
a. Anjurkan keluarga
untuk
mempraktekkan
perawatan diri
(mandi, gosokgigi,
keramas,
gantibaju, berhias
dan gunting kuku).
b. Ingatkan klien
waktu mandi,
gogok gigi
keramas, ganti
baju, berhias, dan
gunting kuku).
c. Bantu jika klien
mengalami
hambatan dalam
perawatan diri
I. DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Ma’arifatul.dkk.. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta :
Indomedika Pustaka
Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press