Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Kasus (Masalah Utama)


Ny L usia 22 tahun masuk pada tanggal 23-10-2021 diantar oleh kedua orang tuanya
dengan alasan berprilaku tidak wajar, gelisah, mengganggu lingkungan sekitarnya,
berbicara sendiri, tertawa sendiri, rambut kotor dan gimbal, aroma tidak sedap, kuku
panjang dan kotor.
pasien mengatakan sering mendengar suara bisikan menyuruh melakukan tindakan
kekerasan, suara muncul ketika malam hari dan pada saat sendiri dan melamun,
pasien mengatakan tidak ingin berkenalan dengan orang lain karena takut di pukuli,
pasien mengatakan malas mandi, tidak mau keramas, tidak mau memotong kuku,
pasien mengatakan sudah 3 kali di rawat di RS Jiwa pada tahun, 2018 dan 2019,
pasien mengatakan jika obat habis di rumah tidak ada yang mengantar kontrol, pasien
mengatakan tidak ada perhatian dari keluarganya, pasien mengatakan pernah
memukul kepala kedua orang tuanya karena mendengar suara disuruh
memukulnya,pasien tampak gelisah, tampak bingung, pasien tampak menyendiri,
pasien tampak menyender dimana saja, terlihat lesu, rambut acak-acakan, pasien tidak
mau mandi walaupun sudah dibujuk. Kulitnya berdaki dan busik, tidak memcuci
tangan sebelum dan sesudah makan, pasien melihat orang lain dengan tatapan tajam
dan sedikit melotot, pada saat di ajak berkokmunikasi Ny L mudah beralih, kontak
mata kurang, afek tumpul, pasien sulit memulai pembicaraan, pasien tampak mondar
mandir, berbicara dengan suara pelan.
Diagnosa medik Skizofrenia simplek..TD: 110/70 mmhg, N : 83x/mnt, RR: 20x/mnt,
S: 36,3° mendapatkan terapi obat risperidon 2 mg 2x1 tablet, trihexy penidyl 2 mg
2x1 tablet, CPZ 100 mg : 1 x malam.
Pengertian
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya. (Depkes, 2000 dalam Wibowo, 2009).
Poter, Perry (2005), dalam Anonim (2009), mengemukakan bahwa Personal
Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Seseorang yang tidak dapat melakukan perawatan diri dinyatakan mengalami
defisit perawatan diri. Nurjannah (2004), dalam Wibowo (2009), mengemukakan
bahwa Defisit Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).
Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001).
Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan untuk dirinya (Maslim, 2001)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan dirinya terkait makan, minum, buang air besar dan kecil,
mandi, berpakaian dan berhias. Kebersihan diri mempunyai manfaat untuk
meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit.
Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit perawatan diri.
Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang berhubungan
dengan keadaannya sehingga terjadilah defisit perawatan diri (Muslim, 2010).
II. Proses Terjadinya Masalah
A. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi pada defisit perawatan diri ialah perkembangan dimana
keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu, Biologis terkait penyakit kronis yang menyebabkan klien
tidak mampu melakukan perawatan diri, kemampuan realitas turun dimana
klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri
dan sosial dimana kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
B. Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat
berasal dari berbagai stressor ialah body image yaitu gambaran individu terhadap
dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya, praktik social pada
anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene, status sosioekonomi dimana personal hygiene
memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya dan
pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus
dia harus menjaga kebersihan kakinya.
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, hambatan
lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Nanda, 2006)
C. Jenis -jenis defisit perawatan diri
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari:
1. Defisit perawatan diri: mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

D. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan diri Tidak melakukan


diri seimbang tidak seimbang perawatan diri

Pola perawatan diri seimbang adalah saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang,
klien masih melakukan perawatan diri. Kadang perawatan diri kadang tidak
adalaj saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang klien tidak
memperhatikan perawatan dirinya dan Tidak melakukan perawatan diri adalah
klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat
stresor.
E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor meliputi status sosialekonomi, keluarga, jaringan interpersonal,
organisasi yang dinaungi oleh lingkungan sosial yang lebih luas, juga
menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti
kesenian, musik, atau tulisan (Stuart and Sundeen, 1998 dalam Lili Kadir, 2018).
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 menurut
Damaiyanti 2012 yaitu: Mekanisme koping adaptif Mekanisme koping yang
mendukung fungsiintegrasi pertumbuhan belajar dan mencapai tujuan. Kategori
ini adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
Mekanisme koping maladaptif Mekanisme koping yang menghambat
fungsiintegrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung
menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri.
III. A. Pohon Masalah

Resiko GSP : Halusinasi

Isolasi Sosial
Defisit Perawatan Diri

HDR
B. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu di kaji :
Defisit Perawaan Diri : Ketidakmampuan dalam kebershan diri
1. Data Subjektif :
- Klien mengatakan malas mandi dan tidak mau keramas
2. Data Objektif
- Rambut klien tampak kotor dan gimbal, aroma tidak sedap
- Kuku klien tampak panjang dan kotor
- Kulitnya berdaki dan busik
- Pasien tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
IV. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri
V. Rencana Tindakan Keperawatan

Tgl No Dx Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Defisit TUM : Klien
Perawatan mempertahankan
Diri kebersihan diri
TUK :
1. Klien dapat mengenal 1.1. Klien dapat menyebutkan 1.1.1. Diskusikan bersama Hubungan saling percaya
tentang pentingnya pentingnya kebersihan diri klien pentingnya yang baik merupakan dasar
kebersihan diri dalam waktu .....x kali kebersihan diri yang kuat bagi klien dalam
pertemuan : dengan cara mengekspresikan
o Tanda-tanda bersih menjelaskan perasaannya.
o Badan tidak bau pengertian tentang  Menunjukkan keramahan
o Rambut rapi, bersih dan arti bersih dan tanda- dan sikap bersahabat.
tidak bau tanda bersih.  Agar klien tidak ragu
o Gigi bersih dan tidak bau 1.1.2. Dorong klien untuk kepada perawat.
mulut menyebutkan tiga  Menunjukkan bahwa
o Baju rapid an tidak bau dari lima tanda perawat ingin kenal
kebersihan diri : dengan klien.
1.2. Klien mampu menyebutkan 1.2.1. Diskusikan fungsi  Agar klien percaya kepada
kembali kebersihan untuk kebersihan diri untuk perawat.
kesehatan kesehatan dengan  Penerimaan yang sesuai
menggali dengan keadaan yang
1.3. Klien dapat menjelaskan pengetahuan klien sebenarnya dapat
cara merawat diri antara lain terhadap hal yang meningkatkan keyakinan
: berhubungan dengan pada klien serta merasa
o Mandi 2 kali sehari kebersihan diri. adanya suatu pengakuan.
1.2.2. Bantu klien  Perhatian yang diberikan
dengan sabun
mengungkapkan arti dapat meningkatkan harga
o Menggosok gigi minimal
kebersihan diri dan diri klien.
2 kali sehari setelah
tujuan memelihara
makan dan akan tidur kebersihan diri.  Respon mengkritik atau
o Mencuci rambut 2-3 kali 1.2.3. beri reinforcement menyalahkan dapat
seminggu dan memotong positif setelah klien menimbulkan adanya
kuku bila panjang mampu sikap penolakan
Mencuci tangan sebelum mengungkapkan arti  Member info tentang
dan sesudah makan kebersihan diri. kontrak waktu.
2. Klien dapat melakukan 2.1. Klien berusaha untu 2.1.1. Motivasi klien untuk  Dengan mengatahui
kebersihan diri memelihara kebersihan diri, mandi : penyabab klien tidak
dengan bantuan yaitu :  Ingatkan caranya, merawat diri, manfaat
perawat o Mandi pakai sabun dan evaluasi hasilnya perawatan diri, tanda-
disiram dengan air dan beri umpan tanda perawatan diri yang
sampai bersih balik baik, penyakit yang
o Mengganti pakaian  Bimbing klien disebabkan perawatan diri
bersih sehari 1 kali dan dengan bantuan yang tidak adekuat, akan
merapikan penampilan minimal mempermudah klien atau
 Jika hasilnya memotivasi klien
kurang kaji melakukan perawatan diri
hambatan yang secara mandiri.
ada
2.1.2. Bimbing klien untuk
mandi :
 Ingatkan dan
anjurkan untuk
mandi 2 kali
sehari dengan
menggunakan
sabun
 Anjurkan klien
untuk
meningkatkan
cara mandi yang
benar
2.1.3. Anjurkan klien untuk
mengganti baju setiap
hari :
 Anjurkan klien
untuk
mempertahankan
dan
meningkatkan
penampilan diri
setiap hari
 Dorong klien
untuk mencuci
pakaiannya
sendiri
 Demonstrasikan
cara mencuci
pakaian yang
benar dengan
sabun dan di bilas
2.1.4. Kaji keinginan klien
untuk memotong
kuku dan merapikan
rambut :
 Beri kesempatan
pada klien untuk
melakukan
sendiri
 Ingatkan potong
kuku dan karamas
2.1.5. Kolaborasi dengan
perawat ruangan
untuk pengelolaan
fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti
mandi dan kebersihan
kamar mandi
2.1.6. Bekerja sama dengan
keluarga untuk
mengadakan fasilitas
kebersihan diri sendiri
seperti odol, sikat gigi,
sampo, pakaian,
handuk, dan sandal
3. Klien dapat melakukan 3.1. Setelah 1 minggu klien 3.1.1. Monitor klien dalam  Mengkaji tingkat
kebersihan perawatan dapat melakukan perawatan melaksanakan pengetahuan klien akan
diri secara mandiri kebersihan diri secara rutin kebersihan diri secara perawatan diri yang
dan teratur tanpa anjuran teratur, ingatkan adekuat, dan perawat bisa
o Mandi pagi dan sore untuk mencuci menyampaikan informasi
o Ganti baju setiap hari rambut, menyisir, yang belum diketahui
o Penampilan bersih dan gosok gigi, ganti klien.
rapih pakaian,dan pakai  Mengkaji tingkat
sandal pengatahuan klien akan
perawatan diri adekuat.
 Meningkatkan harga diri
klien.
4. Klien dapat 4.1. Klien selalu tampak bersih 4.1.1. beri reinforcement  Melatih klien melakukan
mempertahankan dan rapih jika klien berhasil perawatan diri secara
kebersihan diri secara melakukan mandiri dan memperbaiki
mandiri kebersihan diri jika ada cara yang kurang
tepat.
 Memotivasi klien untuk
melakukan hal yang sama.
 Mengkaji tingkat
kepuasan klien.
5. Klien mendapat 5.1. Keluarga selalu mengingat 5.1.1. Jelaskan pada  Melatih klien agar bisa
dukungan keluarga hal-hal yang berhubungan keluarga tentang melakukan perawatan diri
dalam meningkatkan dengan kebersihan diri penyebab kurang secara adekuat.
kebersihan diri minatnya klien  Memotivasi klien untuk
menjaga kebersihan melakukan hal yang
diri serupa.
5.1.2. Diskusikan bersama  Mengkaji tingkat
keluarga tentang kepuasan klien.
tindakan yang telah
dilakukan klien
selama dirimah sakit
5.2. Keluarga menyiapkan dalam menjaga
sarana untu membantu kebersihan dan
klien dalam menjaga kemajuan yang telah  Dukungan keluarga sangat
kebersihan diri dialami di RS berperan dalam perubahan
5.1.3. Anjurka keluarga perilaku klien sehingga
untuk memutuskan klien melakukan
member stimulasi perawatan diri secara
terhadap kemajuan adekuat.
yang telah dialami di
rumah sakit

5.2.1. Jelaskan pada


keluarga tentang
manfaat sarana yang
lengkap dalam
menjaga kebersihan
diri klien
5.2.2. Anjurkan keluarga
untuk menyiapkan
sarana untuk mejaga
kebersihan diri
5.2.3. Diskusikan bersama
keluarga cara
membantu klien
menjaga kebersihan
diri

5.3.1. Diskusikan dengan


keluarga mengenai
hal-hal yang
dilakukan misalnya :
 Mengingatkan
klien pada waktu
mandi
 Sikat gigi,
keramas, ganti
pakaian dll
 Membantu klien
apabila mengalami
hambatan,
member pujian
atas keberhasilan
klien
STRATEGI PELAKSANAAN
SP-1 Pasien: Defisit Perawatan Diri Pertemuan Ke-1
1. Proses keperawatan :
a. Kondisi klien
Data Subjektif :
- Klien mengatakan malas mandi dan keramas
Data Objektif :
- Rambut klien tampak kotor dan gimbal, aroma tidak sedap
- Kuku klien tampak panjang dan kotor
- Kulitnya berdaki dan busik
- Pasien tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
b. Diagnosa : Defisit Perawatan Diri (DPD) : Kebersihan Diri
c. Tujuan Khusus:
1) Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
2) Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
3) Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri
4) Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri
5) Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri
d. Tindakan Keperawatan :
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
3) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
4) Membantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
5) Menganjurkan klien memasukkan jadwal kegiatan harian
2. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
2) Assalamu'alaikum, Selamat pagi ibu. Perkenalkan nama saya perawat … yang
berjaga pagi hari ini dari jam 07.00 - 14.00. Kalau boleh tau ibu namanya siapa?
Senang di panggil apa?
3) Evaluasi
" Bagaimana keadaan ibu hari ini ? "
" Sepertinya ibu tampak tidak nyaman karena ibu sering menggaruk badan ibu"
4) Kontrak
Topik : " Bagaimana kalau kita berbicara mengenai kebersihan diri”
Tujuan : Tujuannya agar ibu mengetahui cara merawat diri dan menjaga
kebersihan ibu.”
Waktu : “ Waktunya kurang lebih 15 menit “
Tempat : “ Tempatnya disini saja ya bu. Bagaimana apakah ibu setuju?”
b. Kerja
1) Menurut ibu kebersihan diri itu apa?
2) Kenapa ibu malas untuk merawat diri?
3) Kalau ibu malas merawat diri, dampak untuk ibu gimana? Apakah ibu nyaman?
4) Menurut ibu apa saja yang dilakukan untuk merawat diri?
5) Ibu mandi berapa kali dalam sehari?
6) Apa yang di persiapkan ibu sebelum mandi, keramas dan gosok gigi? Wah iya
bu bagus sekali
7) Kalau ibu mandi biasanya dimana?
8) Menurut ibu cara mandi itu bagaimana?
9) Iya betul yang ibu katakan, sekarang kita praktikan ya bu. Pertama ibu lepas
semua pakaian, ibu basuh air keseluruh badan dari atas sampai kebawah, lalu
cuci rambut ibu menggunakan sampo, lalu gosok badan menggunakan sabun
keseluruh lalu ibu bilas menggunakan air bersih, nanti ibu keringkan dengan
handuk kering, lalu yang terakhir pakai baju dan celana. Jadi ibu harus mandi
selama 2 kali sehari pagi dan sore agar badan ibu bersih dan nyaman. Dan juga
keramas 2 hari sekali ya bu
10) Ibu sering sikat gigi tidak? Berapa kali dalam sehari? Menurut ibu bagaimana
caranya? Kalau gitu Sekarang kita coba sikat gigi ya bu.
11) Iya bagus sekali bu, pertama siapkan alat seperti odol, sikat gigi, air bersih. Lalu
ibu kumur menggunakan air bersih, lalu ibu sikat gigi ibu dengan cara memutar
keseluruh gigi dan lidah juga. Kalau sudah kumur menggunakan air bersih
buang ya bu. Nah ibu juga harus menggosok gigi 2 kali sehari setelah mandi.
Setelah mandi dan gosok gigi ibu bisa sisir rambut ibu ya bu agar rambut ibu
tampak lebih rapih.
12) Ibu saya lihat kukunya panjang-panjang dan kotor. Bagaimana ibu
membersihkan nya? Iya bagus sekali bu. Praktikan maksimal seminggu sekali
ya bu agar kuku ibu tetap bersih dan sehat.
13) Nah sekarang kita coba praktekan ya bu potong kukunya
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif : " Coba ibu jelaskan kembali apa itu kebersihan diri?”
“Coba ibu sebutkan lagi cara gosok gigi yang benar?”
2) Evaluasi objektif : Baik ibu sudah bagus sekali mempraktikkannya. Nanti ibu
tinggal di terapkan saja sehari-hari.”
3) Rencana Tindak lanjut : " Bagaimana kalau kegiatan yang saya sudah
dijelaskan tadi kita masukan ke jadwal buku harian ibu?"
4) Kontrak yang akan datang :
Topik : “ Baik besok saya akan kembali lagi untuk membicarakan tentang cara
makan dan minum yang baik dan benar. “
Waktu : “ Kalau begitu bagaimana kalau jam 7 pagi ? “
Tempat : “ Tempat disini saja ya bu. Bagaimana bu? Baik kalau begitu saya
pamit ya bu. Assalamu'alaikum
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Jiwa
Di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa

Nama : Ny. L Ruangan : Mawar No. RM : 2110334

Implementasi Evaluasi
DS : S:
- Klien mengatakan malas mandi dan tidak − Klien mengatakan Ny. L
mau keramas − Klien mengatakan sudah mengerti cara mandi,
DO : gosok gigi dan memotong kuku
- Rambut klien tampak kotor dan gimbal, − Klien mengatakan kukunya jadi lebih bersih
aroma tidak sedap
- Kuku klien tampak panjang dan kotor O:
- Kulitnya berdaki dan busik − Klien tampak kooperatif
- Pasien tidak mencuci tangan sebelum dan − Klien dapat menyebutkan cara gosok gigi yang
sesudah makan benar
− Kuku klien tampak bersih
Dx:
Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri
A: Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri Positif
- Klien mampu menerima perawat
Tindakan Kep :
- Klien mengetahui pentingnya kebersihan diri
- Membina hubungan saling percaya
- Klien mengetahui cara menjaga kebersihan
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
diri
- Menjelaskan cara menjaga kebersihan
- Klien mampu mempraktekan cara menjaga
diri
kebersihan diri
- Membantu klien mempraktekan cara
menjaga kebersihan diri
- Menganjurkan klien memasukan dalam P : Evaluasi SP 2

jadwal kegiatan harian - Evaluasi jadwal kegiatan harian klien dalam


kebersihan diri

Rencana tindak lanjut: - Jelaskan dan mempraktekan cara makan yang

1. Evaluasi SP 1 baik
a. Membina hubungan saling percaya - Anjurkan klien memasukan dalam jadwal
b. Menjelaskan pentingnya kebersihan kegiatan harian
diri
c. Menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri
d. Membantu klien mempraktekan TT
cara menjaga kebersihan diri
2. Menganjurkan klien memasukan dalam
jadwal kegiatan harian

Nama Jelas
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI., 2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan,

Jakarta : Depkes RI.

Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku

Kedokteran : EGC.

Nurjannah. I. 2004. Pedoman Pada Gangguan Jiwa. MocoMedia. Yogyakarta.

Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa:

Achir Yani edisi III. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai