Anda di halaman 1dari 26

Management nyeri

kelompok 3 :

• Nurbaiti 1714201004 • Siti jasmin 1714201033


• Neng Selfiani 1714201024 • Annisa Oktavia 1714201010
• Zulijah umami 1714201005 • Intan kanira 1714201003
• Desti Sumiasti 1714201025 • Siti Maisarah 1714201011
• Defi Rahayu/1714201009 • Nur alfiyah 1714201017
Definisi

International Society for the Study of Pain mendefinisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau
digambarkan sebagai kerusakan itu sendiri (Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B, 2012)

Nyeri adalah kekhawatiran terbesar pasien di unit perawatan intensif (ICU). Sebagian besar pasien sakit
kritis mengalami nyeri sedang sampai hebat. Penatalaksanaan nyeri telah menjadi prioritas nasional dalam
beberapa tahun terakhir, namun nyeri terus disalah artikan, dikaji dengan buruk, dan tidak ditangani dengan
adekuat di ICU dan banyak tatanan perawatan kesehatan lainnya. Nyeri yang tidak terkontrol memicu respon
stres fisik dan emosional, menghambat penyembuhan, meningkatkan resiko komplikasi lainnya dan
meningkatkan masa rawat inap di ICU (Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B, 2012).
Jenis-jenis nyeri yang sering dijumpai di bagian gawat
darurat
a. Nyeri akut a. Nyeri kanker
Karakteristik : serangan datang mendadak, terjadi akibat Karakteristik : nyeri kanker dapat akut, kronik,
kerusakan jaringan, durasinya singkat kurang dari 6 bulan, intermiten atau campuran juga bisa berupa
bisa diidentifikasi area nyerinya, tanda dan gejala kombinasi dari berbagai nyeri.
objektifnya spesifik seperti takikardi, hipertensi, diaforesis,
Penyebab : Tumor, HIV/AIDS, kemoterapi, terapi
midriasis dan pucat, serta timbul kecemasan
radiasi
Penyebab : trauma, pembedahan, prosedur, fraktur, infeksi,
pankreatitis b. Nyeri neuropathic
Karakteristik : digambarkan seperti rasa terbakar,
b. Nyeri kronis tertusuk seperti sensasi kejut, atau seperti dijepit.
Nyeri ini dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu
Karakteristik : nyeri yang menetap selama lebih dari 6 nyeri deaferentasi akibat kerusakan, nyeri yang
bulan, disertai awitan yang temporer yang batasnya tidak melewati jaras simpatis akibat trauma, nyeri
jelas. neuropatik perifer pada cedera saraf.
Penyebab : artritis, migrain, nyeri pelvis, low back pain Penyebab : lesi primer, disfungsi sistem saraf pusat
dan saraf perifer
Lanjutan

a. Nyeri Viseral
Karakteristik : digambarkan sebagai nyeri konstan, sulit dilokalisasi, dalam atau meremas-remas
dan biasanya mengacu pada sisi kutaneus. Nyeri visera akut dapat disertai gejala otonom seperti
mual muntah.
Penyebab : iskemia, oklusi vena, obstruksi usus
b. Nyeri Somatik
Karakteristik : digambarkan sebagai nyeri konstan, terlokalisasi, berdenyut, perih atau tajam.
Penyebab : metastase kanker tulang (Kemp C, 2010)
Etiologi dan faktor resiko

a. Kondisi akut
1. Pembedahan (insisi, adanya drain, tube, perangkat keras ortopedi )
2. Trauma (fraktur, laserasi)
3. Kondisi medis (pankreatitis, kolitis ulseratif, migrain)
4. Kondisi psikologis (kecemasan) yang dapat meningkatkan persepsi nyeri
b. Prosedur (suction, paracentesis, pemasangan atau pencabutan kateter)
c. Immobilitas
d. Kondisi nyeri kronis, seperti kondisi muskuloskeletal (artritis, low back pain, fibromialgia) dan
kondisi lainnya (kanker, stroke, neuropati diabetikum) (Alspach J, 2006)
Tanda dan gejala

• Perpindahan darah dari pembuluh darah yang dangkal ke otot, jantung, paru-paru dan sistem saraf
• Dilatasi bronkhial untuk meningkatkan oksigenasi
• Meningkatkan kontraktilitas jantung
• Menghambat sekresi dan kontraksi lambung
• Meningkatkan sirkulasi gula darah untuk energi
• Tanda dan gejala aktivasi simpatik sering menyertai nosisepsi dan nyeri
• Meningkatnya denyut jantung
• Meningkatnya tekanan darah
• Meningkatnya frekuensi napas
• Dilatasi pupil
• Mual dan muntah
• Pucat
Panduan umum untuk intervensi keperawatan pada
peredaan nyeri yaitu:

• Lakukan pengkajian nyeri yang sistematik pada semua pasien yang sakit kritis
• Kaji ulang kebutuhan akan dosis aman analgesik
• Apabila pasien mengalami kondisi atau prosedur yang diperkirakan menimbulkan nyeri, dan
laporan pasien tidak bisa diperoleh anggap nyeri itu ada dan atasi nyeri tersebut
• Ingatlah bahwa pasien sakit kritis yang tidak sadar, dibawah pengaruh obat bius, atau mendapatkan
blokade neuromuskular sangat beresiko mengalami nyeri yang penanganannya tidak adekuat
• Cegah nyeri dengan mengatasinya terlebih dahulu
• Apabila pasien sering atau mengalami nyeri yang kontinyu berikan analgesik melalui infus
intravena kontinyu atau 24 jam bukan sesuai kebutuhan.
•  
Intervensi Farmakologi

• Analgetik Non opioid


• Opioid
• Menurut American Pain Society Guidelines, tiap
regimen analgesik harus mencakup obat-obatan non • Opioid adalah landasan farmakologis
opioid, bahkan apabila nyeri cukup berat sehingga penatalaksanaan nyeri pascaoperatif. Opioid
juga membutuhkan oipiod. Asetaminofen adalah meredakan nyeri karena berikatan dengan berbagai
obat yang paling sering digunakan pada perawatan tempat reseptor dalam medula spinalis, sistem saraf
kritis. Ketika digunakan dengan opioid, obat ini pusat, dan sistem saraf perifer sehingga mengubah
menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan persepsi nyeri. Menurut Society of Critical Care
dengan opioid tunggal. Selain memberikan Medicine morfin sulfat, fentanil, dan hidromorfin
analgesia ringan, asetaminofen adalah antipiretik adalah agens pilihan apabila diperlukan opioid IV.
efektif, namun menmpunyai potensi menyebabkan Opioid lain yang digunakan adalah kodein,
kerusakan hati. Dosisnya harus dibatasi sampai oksikodan, dan metadon.
maksimum 2 gr per hari apabila pasien memiliki
riwayat, atau berpotensi tinggi mengalami
kerusakan hati.
Lanjutan
• Antagonis opioid • Sedasi dan Ansiolisis
• Apabila terjadi depresi pernapasan serius, • Nyeri akut sering kali disertai dengan
nalokson suatu antagonis opioid murni yang kecemasan dan kecemasan dianggap
membalik efek opioid dapat diberikan. Dosis meningkatkan persepsi nyeri pasien. Ketika
nalokson dititrasi hingga mencapai efeknya menangani nyeri akut ansiolitik dapat
yang berarti membalik sedasi yang berlebihan digunakan untuk melengkapi analgesia dan
dan depresi pernapasan bukan membalik meningkatkan kenyamanan pasien secara
analgesia. menyeluruh. Hal ini merupakan pertimbangan
penting khususnya sebelum dan selama
prosedur yang menimbulkan nyeri.
Tindakan Non farmakologi

• Modifikasi Lingkungan • Distraksi


• Pada perawatan kritis, intervensi non • Distraksi membantu pasien mengalihkan
farmakologis paling dasar dan masuk akal perhatian mereka dari sumber nyeri atau
adalah modifikasi lingkungan. Kebisingan ketidaknyamanan ke hal-hal yang lebih
dan cahaya berlebihan di ICU dapat menyenangkan. Mengawali sebuah
mengganggu tidur dan meningkatkan percakapan dengan pasien selama suatu
kecemasan dan kegelisahan yang kemudian prosedur yang tidak nyaman, menonton
menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. televisi, dan kunjungan keluarga semuanya
adalah sumber distraksi yang sempurna.
Lanjutan
• Teknik Relaksasi • Sentuhan
• Latihan relaksasi melibatkan fokus berulang • Sejak dahulu salah satu kontribusi terhebat yang
pada kata, frase, doa, atau aktivitas muskular diberikan perawat adalah dalam memberikan
dan upaya sadar untuk menolak pikiran lain kenyamanan dan perhatian terhadap kehadiran
yang menyusup. Relaksasi dapat memberikan dan sentuhan. Perawat saat menggunakan
rasa kendali pada pasien terhadap bagian sentuhan biasanya berusaha menyampaikan
pemahaman, dukungan, kehangatan, kepedulian
tubuh tertentu. Kebanyakan metode relaksasi
dan kedekatan dengan pasien. Sentuhan
membutuhkan lingkungan yang tenang, posisi
mempunyai pengaruh positif terhadap
yang nyaman, sikap yang pasif, dan kemampuan persepsi dan kognitif dan dapat
konsentrasi. Tiga hal tersebut merupakan mempengaruhi parameter fisiologis seperti
tantangan untuk dapat diterapkan di ICU. pernafasan dan aliran darah.
Masase

• Masase permukaan mengawali respons relaksasi dan terbukti


meningkatkan jumlah tidur pada pasien ICU. Meskipun punggung adalah
tempat masase yang paling sering digunakan, punggung seringkali sulit
diakses pada pasien ICU. Tangan,kaki dan bahu juga merupakan tempat
yang baik untuk masase. Masase adalah intervensi yang sempurna yang
dapat digunakan anggota keluarga guna memberikan kenyamanan bagi
orang yang sakit kritis.
Penatalaksanaan nyeri pada populasi khusus

a. Pertimbangan untuk pasien pediatrik yang mengalami nyeri


• Nyeri yang dialami pada bayi baru lahir bisa mempunyai pengaru jangka panjang pada persepsi
dan perilaku nyeri di masa yang akan datang
• Karena keterbatasan kemampuan mereka untuk berkomunikasi, anak yang sakit kritis sebaiknya
tidak dibatasi untuk mendapatkan obat-obatn nyeri hanya sesuai kebutuhan
• Analgesik intramuskular tidak boleh digunakan pada anak yang terpasang jalur IV yang berfungsi
• Dosis analgesik harus didasarkan pada berat badan anak bukan berdasarkan usia
• Banyak anak yang menyangkal nyeri karena mereka takut disuntik atau takut jarum
• Orangtua harus didorong untuk memberikan dukungan pada anak merka selama prosedur yang
menimbulkan nyeri
b. Pertimbangan untuk pasien lansia yang mengalami nyeri
• Penyakit kronis yang menyebabkan nyeri seringkali meningkatkan nyeri akut akibat sakit kritis
pada pasien lansia
• Artritis, penyebab nyeri kronis yang paling sering pada pasien lansia, seringkali mengganggu
punggung, pinggang, lutut dan bahu yang meningkatkan nyeri pada saat mengubah posisi di
ICU
• Beberapa pasien lansia dapat mengalami keadaan yang menimbulkan nyeri akut seperti infark
miokardium atau apendisitis tanpa adanya nyeri
• Pemberi perawatan di keluarga dapat membantu mengkaji nyeri pada pasien lansia yang
mengalami hambatan kognitif atau bahasa
• Pasien lansia sangat peka terhadap opioid yang dapat mencapai konsentrasi puncak yang lebih
tinggi dan durasi yang lebih lama
• Meperidin, pentazosin, propoksifen dan metadon tidak boleh digunakan untuk mengatasi nyeri
pada lansia
• Pasien lansia sering mengalami peningkatan kebutuhan akan sentuhan yang bermakna selama
episode kritis.
Nyeri di area kritis

Pendahuluan….
Pasien di area perawatan kritis (ICU dan HCU) mungkin memiliki rasa sakit tidak hanya timbul
dari penyakit utama mereka tetapi juga dari prosedur terapi (misalnya suction, endotrakeal). Tidur
yang terganggu dan kecemasan dapat meningkatkan persepsi nyeri dan imobilitas berkepanjangan
dapat menyebabkan nyeri sendi, kontraktur atau ulkus dekubitus. Kegagalan untuk mengatasi rasa
sakit secara efektif dapat mengakibatkan peningkatan dorongan simpatik menyebabkan
ketidakstabilan kardiovaskular, vasokontriksi, atelektasis basal, peningkatan konsumsi oksigen dan
iskemia jaringan (Chong C & Burchett K, 2003).
Nyeri merupakan diagnosa yang sering pada perawatan kritis sehingga harus menjadi perhatian
dan tanggungjawab perawat profesional untuk mengatur nyeri pasien dengan efektif.
Alat Pengkajian yang digunakan di ruang ICU

• Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan penilaian nyeri menggunakan


skala PAINAD dan CPOT skor untuk menilai nyeri pasien nonverbal dalam
perawatan kritis. Penelitian lebih lanjut dalam penilaian nyeri untuk pasien
nonverbal dalam perawatan kritis diperlukan (Paulson C M ; Leske J ; Maidl C ;
Hanson A ; Dziadulewicz L, 2010).
• Nyeri di unit perawatan intensif merupakan masalah yang sering dan sering
tidak terorganisir dengan baik, terutama karena alat penilaian nyeri yang tepat
untuk pasien non komunikatif masih sulit. CPOT saat ini dianggap sebagai salah
satu skala terbaik, baik untuk sifat psikometrik dan kelayakan klinis.
Lanjutan
• Voepel, dkk (2010) telah mengevaluasi alat penilaian nyeri dalam
pengaturan perawatan kritis. Dengan menggunakan skala perilaku
(FLACC) dalam menilai nyeri pada orang dewasa dan anak-anak sakit
kritis yang dapat melaporkan nyeri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
meskipun serupa dalam konten untuk skala nyeri lainnya perilaku,
FLACC dapat digunakan di seluruh populasi pasien dan pengaturan, dan
nilai yang sebanding dengan yang umum digunakan skala penilaian
numerik 0-10.
Manajemen Nyeri di area kritis

• Manajemen nyeri di ICU memerlukan pemilihan yang cermat obat-obatan


dan rute administrasi. Dalam pengaturan ini, pasien lebih rentan daripada
populasi umum untuk efek samping dan dosis yang lebih tinggi.
Menggunakan lebih dari satu obat dari kelas yang berbeda dapat bekerja
secara sinergis, menjaga dosis masing-masing rendah dan menghindari
efek samping. Pengetahuan tentang farmakologi berbagai obat dan status
fisiologis pasien sangat penting.
Lanjutan
• Menurut Bar J dkk (2013) dalam manajemen nyeri di ruang ICU mereka
merekomendasikan bahwa intervensi nonpharmacologic (misalnya, relaksasi) bisa
diberikan untuk mengurangi rasa sakit pada pasien ICU dewasa sebelum pengangkatan

selang dada, Sebaiknya dalam pemberian obat intravenous (iv) opioid dianggap
sebagai kelas obat pilihan lini pertama untuk mengobati nyeri neuropatik pada pasien
kritis. Kami juga menyarankan bahwa analgesik nonopioid dipertimbangkan untuk
mengurangi jumlah opioid yang diberikan (atau menghilangkan kebutuhan untuk iv
opioid sama sekali) dan untuk mengurangi efek samping opioid terkait.
Simpulan

• Nyeri merupakan diagnosa yang paling sering pada perawatan kritis dan
meningkatkan perhatian juga tanggungjawab para profesional untuk
mengatasi nyeri pasien dengan efektif.
• Menilai tingkat nyeri secara akurat pada semua pasien sakit kritis adalah
langkah pertama dalam mengevaluasi delirium yang mungkin terjadi pada
pasien. The behavioral pain scale dan the Critical-Care Pain Observation
Tool adalah alat penilaian nyeri yang valid dan handal yang dapat
digunakan untuk menilai nyeri nonverbal pasien dengan fungsi motorik
utuh.
Lanjutan
• Perawat berperan penting dalam memberikan peredaan nyeri. Meskipun
intervensi farmakologis adalah strategi yang paling sering digunakan,
penatalaksanaan keperawatan terhadap nyeri juga mencakup tindakan
fisik, kognitif dan perilaku. Selain memberikan obat-obatan atau
memberikan terapi alternatif, peran perawat meliputi mengukur respon
pasien terhadap terapi tersebut. Karena nyeri dapat berkurang atau pola
nyeri dapat berubah, penyesuaian terapi perlu dilakukan sebelum terlihat
perbaikan.
Askep
Asuhan Keperawatan Pada Masalah NyeriPengkajian KeperawatanPengkajian pada masalah
nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri,
intensitas nyeri, kualitas dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri,
Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat,
R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri
,S (severity) adalah keparahan atau itensitas nyeri,
T (Time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.Intensitas nyeri dapat diketahui
dengan bertanya kepada pasien melalui skala nyeri
Diagnosa KeperawatanTerdapat beberapa diagosis yang
berhubungan dengan masalah nyeri, di antaranya

1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis, kimia, fisik atau psikologis.Nyeri
kronis.
2. Gangguan mobilitas b.d nyeri pada ekstremitas.
3. Kurangnya perawatan diri b.d ketidakmampuan menggerakkan tangan
yang disebabkan oleh nyeri persendian.
4. Cemas b.d ancaman peningkatan nyeri.
Perencanaan Keperawatan
• Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
• Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri yang
dialami.
• Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.
Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
• Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan
kebosanan.
• Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti :Teknik latihan pengalihanMenonton televisi.
• Berbincang-bincang dengan orang lain.Mendengarkan musik.
• Teknik relaksasi Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya
secara perlahan,
• melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hinga
didapat rasa nyaman, tenang dan rileks.
• Stimulasi kulitMenggosok dengan halus daerah nyeri
• .Menggosok punggung.Menggunakan air hangat dan dingin.Memijat dengan air mengalir
• .Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan
persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. (Hidayat, 2009)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai