kelompok 3 :
International Society for the Study of Pain mendefinisikan nyeri sebagai suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau
digambarkan sebagai kerusakan itu sendiri (Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B, 2012)
Nyeri adalah kekhawatiran terbesar pasien di unit perawatan intensif (ICU). Sebagian besar pasien sakit
kritis mengalami nyeri sedang sampai hebat. Penatalaksanaan nyeri telah menjadi prioritas nasional dalam
beberapa tahun terakhir, namun nyeri terus disalah artikan, dikaji dengan buruk, dan tidak ditangani dengan
adekuat di ICU dan banyak tatanan perawatan kesehatan lainnya. Nyeri yang tidak terkontrol memicu respon
stres fisik dan emosional, menghambat penyembuhan, meningkatkan resiko komplikasi lainnya dan
meningkatkan masa rawat inap di ICU (Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B, 2012).
Jenis-jenis nyeri yang sering dijumpai di bagian gawat
darurat
a. Nyeri akut a. Nyeri kanker
Karakteristik : serangan datang mendadak, terjadi akibat Karakteristik : nyeri kanker dapat akut, kronik,
kerusakan jaringan, durasinya singkat kurang dari 6 bulan, intermiten atau campuran juga bisa berupa
bisa diidentifikasi area nyerinya, tanda dan gejala kombinasi dari berbagai nyeri.
objektifnya spesifik seperti takikardi, hipertensi, diaforesis,
Penyebab : Tumor, HIV/AIDS, kemoterapi, terapi
midriasis dan pucat, serta timbul kecemasan
radiasi
Penyebab : trauma, pembedahan, prosedur, fraktur, infeksi,
pankreatitis b. Nyeri neuropathic
Karakteristik : digambarkan seperti rasa terbakar,
b. Nyeri kronis tertusuk seperti sensasi kejut, atau seperti dijepit.
Nyeri ini dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu
Karakteristik : nyeri yang menetap selama lebih dari 6 nyeri deaferentasi akibat kerusakan, nyeri yang
bulan, disertai awitan yang temporer yang batasnya tidak melewati jaras simpatis akibat trauma, nyeri
jelas. neuropatik perifer pada cedera saraf.
Penyebab : artritis, migrain, nyeri pelvis, low back pain Penyebab : lesi primer, disfungsi sistem saraf pusat
dan saraf perifer
Lanjutan
a. Nyeri Viseral
Karakteristik : digambarkan sebagai nyeri konstan, sulit dilokalisasi, dalam atau meremas-remas
dan biasanya mengacu pada sisi kutaneus. Nyeri visera akut dapat disertai gejala otonom seperti
mual muntah.
Penyebab : iskemia, oklusi vena, obstruksi usus
b. Nyeri Somatik
Karakteristik : digambarkan sebagai nyeri konstan, terlokalisasi, berdenyut, perih atau tajam.
Penyebab : metastase kanker tulang (Kemp C, 2010)
Etiologi dan faktor resiko
a. Kondisi akut
1. Pembedahan (insisi, adanya drain, tube, perangkat keras ortopedi )
2. Trauma (fraktur, laserasi)
3. Kondisi medis (pankreatitis, kolitis ulseratif, migrain)
4. Kondisi psikologis (kecemasan) yang dapat meningkatkan persepsi nyeri
b. Prosedur (suction, paracentesis, pemasangan atau pencabutan kateter)
c. Immobilitas
d. Kondisi nyeri kronis, seperti kondisi muskuloskeletal (artritis, low back pain, fibromialgia) dan
kondisi lainnya (kanker, stroke, neuropati diabetikum) (Alspach J, 2006)
Tanda dan gejala
• Perpindahan darah dari pembuluh darah yang dangkal ke otot, jantung, paru-paru dan sistem saraf
• Dilatasi bronkhial untuk meningkatkan oksigenasi
• Meningkatkan kontraktilitas jantung
• Menghambat sekresi dan kontraksi lambung
• Meningkatkan sirkulasi gula darah untuk energi
• Tanda dan gejala aktivasi simpatik sering menyertai nosisepsi dan nyeri
• Meningkatnya denyut jantung
• Meningkatnya tekanan darah
• Meningkatnya frekuensi napas
• Dilatasi pupil
• Mual dan muntah
• Pucat
Panduan umum untuk intervensi keperawatan pada
peredaan nyeri yaitu:
• Lakukan pengkajian nyeri yang sistematik pada semua pasien yang sakit kritis
• Kaji ulang kebutuhan akan dosis aman analgesik
• Apabila pasien mengalami kondisi atau prosedur yang diperkirakan menimbulkan nyeri, dan
laporan pasien tidak bisa diperoleh anggap nyeri itu ada dan atasi nyeri tersebut
• Ingatlah bahwa pasien sakit kritis yang tidak sadar, dibawah pengaruh obat bius, atau mendapatkan
blokade neuromuskular sangat beresiko mengalami nyeri yang penanganannya tidak adekuat
• Cegah nyeri dengan mengatasinya terlebih dahulu
• Apabila pasien sering atau mengalami nyeri yang kontinyu berikan analgesik melalui infus
intravena kontinyu atau 24 jam bukan sesuai kebutuhan.
•
Intervensi Farmakologi
Pendahuluan….
Pasien di area perawatan kritis (ICU dan HCU) mungkin memiliki rasa sakit tidak hanya timbul
dari penyakit utama mereka tetapi juga dari prosedur terapi (misalnya suction, endotrakeal). Tidur
yang terganggu dan kecemasan dapat meningkatkan persepsi nyeri dan imobilitas berkepanjangan
dapat menyebabkan nyeri sendi, kontraktur atau ulkus dekubitus. Kegagalan untuk mengatasi rasa
sakit secara efektif dapat mengakibatkan peningkatan dorongan simpatik menyebabkan
ketidakstabilan kardiovaskular, vasokontriksi, atelektasis basal, peningkatan konsumsi oksigen dan
iskemia jaringan (Chong C & Burchett K, 2003).
Nyeri merupakan diagnosa yang sering pada perawatan kritis sehingga harus menjadi perhatian
dan tanggungjawab perawat profesional untuk mengatur nyeri pasien dengan efektif.
Alat Pengkajian yang digunakan di ruang ICU
• Nyeri merupakan diagnosa yang paling sering pada perawatan kritis dan
meningkatkan perhatian juga tanggungjawab para profesional untuk
mengatasi nyeri pasien dengan efektif.
• Menilai tingkat nyeri secara akurat pada semua pasien sakit kritis adalah
langkah pertama dalam mengevaluasi delirium yang mungkin terjadi pada
pasien. The behavioral pain scale dan the Critical-Care Pain Observation
Tool adalah alat penilaian nyeri yang valid dan handal yang dapat
digunakan untuk menilai nyeri nonverbal pasien dengan fungsi motorik
utuh.
Lanjutan
• Perawat berperan penting dalam memberikan peredaan nyeri. Meskipun
intervensi farmakologis adalah strategi yang paling sering digunakan,
penatalaksanaan keperawatan terhadap nyeri juga mencakup tindakan
fisik, kognitif dan perilaku. Selain memberikan obat-obatan atau
memberikan terapi alternatif, peran perawat meliputi mengukur respon
pasien terhadap terapi tersebut. Karena nyeri dapat berkurang atau pola
nyeri dapat berubah, penyesuaian terapi perlu dilakukan sebelum terlihat
perbaikan.
Askep
Asuhan Keperawatan Pada Masalah NyeriPengkajian KeperawatanPengkajian pada masalah
nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri,
intensitas nyeri, kualitas dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST :
P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri,
Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau tersayat,
R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri
,S (severity) adalah keparahan atau itensitas nyeri,
T (Time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.Intensitas nyeri dapat diketahui
dengan bertanya kepada pasien melalui skala nyeri
Diagnosa KeperawatanTerdapat beberapa diagosis yang
berhubungan dengan masalah nyeri, di antaranya
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis, kimia, fisik atau psikologis.Nyeri
kronis.
2. Gangguan mobilitas b.d nyeri pada ekstremitas.
3. Kurangnya perawatan diri b.d ketidakmampuan menggerakkan tangan
yang disebabkan oleh nyeri persendian.
4. Cemas b.d ancaman peningkatan nyeri.
Perencanaan Keperawatan
• Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
• Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri yang
dialami.
• Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti
memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.
Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
• Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan
kebosanan.
• Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik seperti :Teknik latihan pengalihanMenonton televisi.
• Berbincang-bincang dengan orang lain.Mendengarkan musik.
• Teknik relaksasi Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara, menghembuskannya
secara perlahan,
• melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hinga
didapat rasa nyaman, tenang dan rileks.
• Stimulasi kulitMenggosok dengan halus daerah nyeri
• .Menggosok punggung.Menggunakan air hangat dan dingin.Memijat dengan air mengalir
• .Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan
persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. (Hidayat, 2009)
TERIMAKASIH