Prasetyo Adi
Nugroho
Syafak Hastomo
Alan Trio A
Dwiki Febrianto
Fauzi Budi R.
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Lima (5) kebutuhan dasar
Maslow :
1. Kebutuhan Fisiologis
2. Kebutuhan Keamanan
dan Keselamatan
3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan
Penghargaan(Harga Diri)
5. Kebutuhan Aktualisasi
Diri
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN
BEBAS DARI RASA NYERI
A. PENDAHULUAN
next
B. DEFINISI
IASP, 1986 (The International Association for Study of Pain),
nyeri adalah “pengalaman dan emosi sensori yang tidak
menyenangkan dihubungkan dengan kerusakan jaringan atau
potensial rusak”
Tjay dan Rahardja, 2002
Nyeri merupakan mekanisme untuk melindungi tubuh terhadap
suatu gangguan dan kerusakan di jaringan seperti peradangan,
infeksi jasad renik dan kejang otot dengan pembebasan mediator
nyeri yang meliputi prostaglandin, bradikinin, serotonin,
histamine, ion kalsium dan asetilkolin
Tamsuri, 2007
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah
mengalaminya
Menurut Keperawatan adalah (Mc Caffery.1980)
“Apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang
mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya”
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan bersifat individual.
next
C. ETIOLOGI
PENYEBAB NYERI :
1. FISIK :
• trauma (termal, mekanik, kimia, elektrik)
• neoplasma
• inflamasi
• gangguan sirkulasi darah
2. PSIKIS :
• penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena
trauma psikologis
next
D. KLASIFIKSI NYERI
1. BERDASARKAN SUMBERNYA
Cutaneus/ superfisial, yaitu nyeri yang mengenai kulit/ jaringan
subkutan. Biasanya bersifat burning (seperti terbakar). ex: terkena
ujung pisau atau gunting, benda panas.
Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pembuluh darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lebih lama
daripada cutaneus. ex: sprain sendi, Aneurisma aorta
next
3. BERDASARKAN LAMA/ DURASI/ KUALITAS
•Nyeri akut
• Terjadi setelah cidera
• Intervensi bedah
• memiliki proses yang cepat
• Intensitas bervariasi (dari berat sampai ringan)
• Contoh : nyeri bedah, trauma.
•Nyeri kronik
• nyeri konstan atau intermiten yang menetap
• Berlangsung lama
• Intensitas bervariasi
• dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan.
• Contoh : Nyeri kanker, arthritis, neuralgia
next
PERBEDAAN
next
EFEK YANG
Nyeri akut :
MEMBAHAYAKAN
• Ketidaknyamanan
Nyeri kronik:
• Nyeri kronik dapat
• Gangguan sistem: menyebabkan supresi fungsi
• pulmonary, kardivaskular, imun shg meningkatkan
gastrointestinal, endokrin pertumbuhan tumor.
dan immunologic. • Sering mengakibatkan
• Respon stress: depresi dan
• meningkatnya laju ketidakmampuan
metabolisme, curah jantung, melakukan hub. interpersonal
kerusakan respon insulin, s.d. memenuhi kebut. pribadi.
peningkatan produksi • Dalam penggunaan opioid
kortisoll dan meningkatnya akan cenderung ketagihan
retensi cairan. dan menurunkan ambang
• Pasien dengan nyeri hebat, batas nyeri.
tidak mempu untuk napas • Respon jenis lainnya: tidur
dalam terganggu, libido menurun,
• mengalami peningkatan napsu makan menurun.
nyeri dan mobilitasi menurun
4. BERDASARKAN LOKASI / LETAK
• Radiating pain
Nyeri menyebar dari sumber nyeri ke jaringan di dekatnya
(ex: cardiac pain).
• Referred pain
Nyeri dirasakan pada bagian tubuh tertentu yg
diperkirakan berasal dari jaringan penyebab.
• Intractable pain
Nyeri yg sangat susah dihilangkan (ex: nyeri kanker
maligna)
• Phantom pain
Sensasi nyeri dirasakan pada bagian tubuh yg hilang (ex:
bagian tubuh yang diamputasi) atau bagian tubuh yang
lumpuh karena injuri medulla spinalis
• Pheriperal pain
Nyeri yang terasa pada permukaan tubuh, misalnya pada
kulit, mukosa.
• Central pain
Nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf
pusat, spinal cord, batang otak, talamus, dll.
5. BERDASARKAN BERAT / RINGANNYA
6. BERDASARKAN SIFATNYA
•Incidental, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
•Steady, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu yang lama.
•Paroxymal, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap antara 10-15
menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
7. BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
• Nosiseptif atau inflamasi, yaitu nyeri yang timbul akibat adanya stimulus
mekanis terhadap nosiseptor nyeri.
• Neuropatic, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada sistem
syaraf.
• Idiopatic, yaitu nyeri dimana kelainan patologik tidak ditemukan.
• Psikologic, yaitu nyeri yang bersumber dari emosi/ psikis dan biasanya tidak
disadari.
E. FASE NYERI
a. Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat
harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa
kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami
perubahan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri
yang dialami, karena mereka menganggap nyeri adalah hal
yang alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau
mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri
diperiksakan.
b. Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda
secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih
dipengaruhi faktor budaya (contoh: tidak pantas kalau laki-laki
mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
c. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka
meresapon nyeri (contoh: suatu daerah yang menganut
kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat dari kesalahannya
sendiri).
d. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang
terhadap nyeri dan bagaimana mengatasinya.
e. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatian pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian
yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,
sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri
yang menurun. Teknik relaksasi, guided imagery merupakan
teknik untuk mengatasi nyeri.
f. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
g. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri di masa
lampau dan saat ini nyeri yang lama timbul kembali, maka ia
akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya
seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu
dalam mengatasi nyeri.
h. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi
nyeri dan sebaliknya koping maladaptif akan menyulitkan
seseorang dalam mengatasi nyeri.
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI
1. Pengkajian
1. Intensitas nyeri
Pasien diminta untuk membuat tingkatan nyeri
pada skala verbal. (Deskripsi Sederhana, Nyeri
Numerik 0 – 10, Skala Analog Visual )
2. Karakteristik Nyeri
Menyangkut :
Letak
istirahat
Mendiskripsikan terapi nonfarmakologi