Disusun oleh :
Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang di
sebabkan oleh stimulus tetentu. Nyeri bersifat subjektif dan bersifat individual. Nyeri
diri. Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya
bahan-bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ion
kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi yang akan mengakibatkan respon yeri
( Kozier dkk). Nyeri dapat juga di sebabkan stimulus mekanik seperti pembengkakan
jaringan yang menekan pada reseptor nyeri. (taylor C. DKK) (potter dan perry, 2016).
Nyeri akut dalam NANDA (2011) merupakan pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan yang akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
di gambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
dan berlangsung <6 bulan. Nyeri kronis merupakan pengalaman sensori dan emosional
yang tidak menyenangkan yang akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh dilakukan atau dikatakan individu
yang mengalami yang ada kapanpun individu mengatakannya. (Brunner dan Suddarth,
2012)
Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan. (International Association for Study of Pain / IASP, 2011.
B. PENYEBAB / FAKTOR PREDISPOSISI
Secara fisik miisalnya, penyebab nyeri adalah trauma (baik trauma mekanik,
dan lain-lain. Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya trauma
psikologis.
kerusakn akibat benturan, gesekan , ataupun luka. Trauma termis menimbulkan nyeri
karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas, dingin. Trauma kimiawi
terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat. Trauma elektrik dapat
menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai resptor easa nyeri.
jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga karena tarikan, jepitan atau metastase,
nyeri pada pada peradangan terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa nyeri yang di sebabakan oleh faktor
fisik berkaitan dengan tergangggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini
terletak dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu yang terletak
lebih dalam.
Nyeri yang disebabkan faktor psikologis merupakan nyeri yang dirasakan bukan
karena penyebab organik, melainkan akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap
fisik. Kasus ini dapat di jumpai pada kasus yang termasuk kategori psikosomatik. Nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat,
1. Pheriperal pain, yakni nyeri yang terasa pada permukaan tubuh,misalnya pada
kulit, mukosa
2. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau
3. Refered pain, yakni nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur
dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan
4. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf
2. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu
lama.
3. Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,
tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan
distraksi
10 :Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,
memukul
1. Nyeri akut, yakni nyeri yang di rasakan dalam waktu yang singkat
2. Nyeri kronis , yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan
D. PATOFISIOLGI
reseptor di perifer, lewat serabut afere, masuk medulla spinalis kemudian ke batang otak
oleh mesenfalon. Kedua, melalui tingkat pusat implus noriseptif mesenfalon ke korteks
nyeri di salurkan ke sumsum tulang belakang oleh 2 jenis serabut bermilin A delta dan C
dari saraf aferen ke spinal dan sel raat dan sel hom. Implus nyeri menyeberangi sumsum
sedikit ada 6 jalur asenden untuk implus-implus nosiresptor yang letak belahan venceral
dari sumsum belakang yang palin utama implus-implus ke batang otak dan sebagian ke
thalamus mengaktifkan respon automik dan limbuk pada otak. Kemudian efektif di
Agen cedera
Serabut afferens
Medula spinalis
Mencefalon
Noriseptif mencefalon
Kortek serebri
Gerakan afektif
(potter&perry, 2016)
F. TANDA DAN GEJALA
Beberapa tanda dan gejala pada nyeri akut menurut NANDA (2011) yaitu
mengekspresikan prilaku, masker wajah (mata kurang bercahaya, kacau, gerakan mata
berpencar, satu fokus ), perilaku berjaga-jaga atau melindungi area nyeri. Fokus
menyempit, indikasi nyeri yang dapat diamati, perubahan posisi untuk menghindari
nyeri, sikap tubuh melindungi, dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, gangguan tidur,
Tanda dan gejala panya yeri kronis menurut NANDA (2011) gangguan
yang terserang, perubahan pola tidur, isyarat laporan, depresi, letih, takut cedera
berulang, perilaku melindungi atau menjaga area nyeri, iritabilitas, perilaku protektif
yang dapat di amati penurunan interaksi dengan orang lain, gelisah, berfokus pada diri
G. PENATA LAKSANA
Management Nyeri
2) Analgesik opioids
Analgesik opioids termasuk opium derivate, seperti morfin dan koidein. Obat-
obat ini bekerja dengan cara mengubah mood, perhatian, perasaan pasien menjadi
3) Analgesik adjuvant
yang dapat menggunakan rasa nyeri pada saat terjadi spasme otot membantu bisa
tidur nyenyak.
1) Intervensi fisik
a) Membuat nyaman
d) Mengurangi ketakutan
2) Cutaneous stimulation
c) Asupressure
d) Cutaneous stimulation
3) Immobilisasi
kontraktur atau terjadi ketidak seimbangan otot. Splint ini harus diubah
dicubitus.
4) TENS
teknik control nyeri non algesic untuk kelien dengan nyeri akut ataupun
kronik.
5) Akupuntur
Akupuntur telah di terapkan di china dan dapat perhatian tinggi dari amerika
6) Placebo
Placebo adalah salah satu bentuk treatmet seperti medikasi atau tindakan
7) Distraksi
Contoh dari distraksi adalah pada saat kelien dipindahkan dari ruang bedah
televisi, tapi nyeri akan dirasakan lagi pada saat pertandiangan itu selesai.
8) Hypnosis
distraksi.
9) Relaksasi
progresif. Yeknik ini tidak dilakukan pada pasien yang nyeri akut karna
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
B : Believe/percaya apa yang dilaporkan klien dan keluarga serta apa yang mereka
C : Choose/pilih cara pengontrolan nyeri yang cocok untuk klien, keluarga, dan kondisi
Paliatif :
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tingkah laku ekspresif : analgetik dan non Informasikan kepada klien tentang
Tingkah laku berhati hati: rentang yang cemas, kurang tidur, posisi tidak
RR :
Mubarak, iqbal. 2016. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.
Wartonah. 2013. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Selemba Medika.
Jakarta.
Asmadi. 2012. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Selemba Medika. Jakarta.
McCloskey, J. & gloria M. B. (2013). Nursing Outcome Classificatian (NOC). Second Ed.
New Youk : Mosby.
McCloskey, J. & gloria M. B. (2015). Nursing intervention Classificatian (NOC). Second Ed.
New Youk : Mosby.
Potter, P. A. & perry, A. G. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol. 2. Jakarta :
EGC.