Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sherlien Amelia Putri

Prodi : D3 Keperawatan
NIM : 2120001
Matkul : Keperawatan Dasar
Dosen Pengajar : Ninik Ambar Sari, S.Kep., Ns., M.Kep

Resume Gangguan Rasa Nyaman Nyeri


Nyeri adalah kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif.
Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala maupun tingkatannya dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).
Nyeri bersifat protektif dengan cara individu menjauhi suatu rangsangan yang berbahaya.
Penyebab nyeri bersifat rangsangan (mekanis, kimiawi, thermis dll), contoh mekanis seperti
dicubit, dipukul, kimiawi seperti asam asit yang berlebih yang bisa mengakibatkan merusak pada
tubuh kita, thermis seperti suhu yang terlalu panas bisa menimbulkan reaksi nyeri (kebakaran).
Jika ada masalah terkait iskemia jaringan (suatu keadaan kurangnya aliran darah ke organ
tertentu yang menyebabkan organ tersebut yang mengalami kekurangan oksigen) mengakibatkan
aliran darah tidak lancar kemudian metabolisme anaerob lalu terjadi penimbunan asam laktat.
Waktu olahraga bisa juga mengalami nyeri seperti spasme otot yang berakibat terangsangnya
reseptor nyeri yang bersifat mekanosensitif, juga mengakibatkan iskemia yang pada akhirnya
mengalami peningkatan metabolism jaringan otot lalu melepaskan zat kimia.

Reseptor nyeri disebut nosiseptor mencakup ujung-ujung saraf bebas yang berespon terhadap
berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis, suhu yang ekstrim dan berbagai bahan kimia
yang bersifat korosid sehingga akan menimbulkan rangsangan nyeri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu :

- Usia, memiliki peranan penting dalam mempersiapkan rasa nyeri, usia akan mempengaruhi
orang tersebut dalam sensasi nyeri baik persepsi maupun ekspresinya. Contohnya pada usia
bayi dan balita mereka sulit untuk menginterprestasikan dan menglokalisasi nyeri.
- Jenis Kelamin, tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki tentang merespon nyeri,
hanya saja saat berada disituasi dan kejadian yang sama seorang anak laki-laki dituntuk
untuk lebih kuat dibandingkan perempuan
- Kebudayaan
- Maknai nyeri dengan respon negative dan ada yang positif seperti meganggap atau berpikir
ini hanyalah sebuah cobaan terus selalu beristigfar
- Kecemasan atau ansietas, jika kecemasan tinggi akan meningkatkan nyeri tetapi tidak selalu
benar, ansietas ini relevan atau berhubungan dengan nyeri terhadap persepsi pasien terhadap
nyeri. Cara efektif untuk menghindari nyeri yaitu mengurangi kecemasan pada pasien
tersebut supaya persepsi pasien terhadap nyeri bisa berubah.
- Pengalaman masa lalu tentang nyeri
- Gaya koping dari individu, jika pasien terus menerus merasa nyeri hingga tidak tertahankan
maka pasien tersebut akan kehilangan kontrol terkait dengan nyerinya
- Dukungan keluarga dan sosial, butuh bantuan dari keluarganya saat pasien merasa nyeri
dengan mencurahkan keluhannya kemudian dari keluarga mendukung untuk
penyembuhannya

Klasifikasi nyeri :

- Berdasarkan waktu :
 Nyeri Akut, berdurasi singkat, kurang dari 6 bulan. Terjadi setelah cedera akut,
penyakit atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intesitas yang
bervariasi (ringsan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang sinkat.
 Nyeri Kronik, nyeri konstan yang intermiten yang menetao sepanjang suatu periode
waktu, nyeri ini berlangsung lama dengan intensitas yang bervariasi dan biasanya
berlangsung lebih dari 6 bulan. Membutuhkan terapi obat anelgesik yang secara terus
menurus untuk mengurangi rasa nyerinya. Contoh kanker, penyakit hiterminan
- Berdasarkan lokasi :
 Nyeri Supervicial adalah nyeri yang disebabkan stimulus kulit dengan karakteristik
berlangsung sebentar dan lokalisasi. Nyeri biasanya terasa sebagai sensasi yang
tajam, misalnya nyeri akibat tertusuk jarum suntik dan luka potok kecil atau laserasi.
 Nyeri Visceral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulus organ-organ internal. Bersifat
difusi dan dapat menyebar ke beberapa arah. Nyeri ini menimbulkan rasa tidak
menyenangkan dan berkaitan dengan mual dan gejala-gejala otonom. Contohnya
sensasi pukul (crushing) pada angina pectoris dan sensasi terbakar pada ulkus
lambung.
 Nyeri Alih (referred pain). Nyeri dapat terasa di bagian tubuh yang terpisah dari
sumber nyeri dan dapat terasa dengan berbagai karakteristik. Terasa nyeri dibagian
diluar yang terluka. Contohnya nyeri pada infark miokard yang menyebabkan nyeri
alih ke lengan kiri dan batu empedu.
 Nyeri Radiasi merupakan sensasi nyeri yang meluas dari tempat awal cedera ke
bagian tubuh yang lain. Karakteristik nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh
bawah atau sepanjang kebagian tubuh. Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat
diskus intravertebral yang rupture disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai
dan iritasi saraf skiatik (sciatic nerve).
- Berdasarkan Patofisiologi :
 Nyeri Nosiseptif. Nyeri yang timbul akibat adanya stimulus mekanis terhadap
nosiseptor
 Nyeri Neuropatik. Nyeri yang timbul akibat disfungsi primer pada sistem saraf
 Nyeri Idiopatik. Nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat ditemukan
 Nyeri Psikologik. Nyeri yang bersumber dari emosi atau psikis dan biasanya tidak
disadari

Kecepatan Sensasi Nyeri Cepat (Fast Pain) :

- Dirasakan dalam waktu kurang dari 1 detik setelah aplikasi suatu rangsangan nyeri
- Memiliki lokalisasi yang jelas
- Sering digambarkan sebagai ditusuk atau tajam
- Dirasakan dekat pada permukaan kulit
- Disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta
- Contohnya : menyentuh kompor
Kecepatan Sensasi Nyeri Lambat (Slow Pain) :

- Dirasakan 1 detik atau lebih setelah aplikasi rangsangan nyeri


- Digambarkan seperti tumpul, berdenyut atau terbakar
- Intensitas dapat semakin parah dalam beberapa menit
- Dapat timbul dikulit atau semua jaringan dalam tubuh
- Dapat menjadi nyeri kronik dan menimbulkan ketidakmampuan
- Disalurkan ke korda spinalis oleh serat C lambat
- Contoh : nyeri yang terus menerus setelah kepala terbentur

Toleransi Nyeri adalah kemampuan seseorang menahan suatu rangsangan nyeri tanpa secara
fisik memperlihatkan nyeri tanpa secara fisik memperlihatkan tanda-tanda nyeri. Bersifat unik-
individual. Bergantung pengalaman sebelumnya, budaya, familial, ekspektasi peran, keadaan
emosi serta fisik individu saat itu.

Skala Nyeri menggunakan skala nyeri deskriptif, penilaian menggunakan Visual Analogue
Scale (VAS) (0-10). Jika untuk anak-anak bisa menggunakan Faces Scale (Skala Wajah).

Kategori :

0 = Tidak nyeri

1 – 3 = Nyeri ringan : secara subyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas

4 – 6 = Nyeri sedang : secara objektif klien mendesis, menyerigai dapat menunjukkan lokasi
nyeri dengan tepat dan dapat mendeskripsikan, klien dapat mengikuti perintah dengan baik

7 – 9 = Nyeri berat : secara subyektif klien kadang tidak dapat mengikuti peirnth tapi masih
responsive terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri

10 = Nyeri sangat berat : secara subyetif klien sudah tidak mampu berkomunikasi dengan baik,
tidak dapat mengikuti perintah dengan baik, tidak mampu menunjukka lokasi nyeri.

Pain Management : Analgesik narkotik, analgesik lokal. Obat-obat non steroid, tindakan non
farmakologis : akunpuntur, hipnotis, massage, guided imaginary, relaksasi, distraksi, olah rgaa,
meditasi
Distraksi. Teknik distraksi adalah Teknik yang dilakukan untuk mengalihkan perhatian pasien
dari nyeri. Teknik distraksi yang dapat dilakukan adalah :

- Melakukan hal yang sangat disukai, seperti membaca buku, melukis, menggambar dan
sebagainya dengan tidak meningkatkan stimuli pada bagian tubuh yang dirasa nyeri.
- Melakukan kompres hangat pada bagiaan yang dirasakan nyeri
- Bernafas lembut dan berirama secara teratur
- Menyanyo berirama dan emnghitung ketukannya

Terapi Musik. Musik mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri dan membangun respon
relaksasi. Pasien dapat melakukan (memainkan alat musik atau bernyanyi) atau mendengarkan
music. Pasien setidaknya perlu mendengarkan selama 15 menit agar mendapatkan efek
teraupiotik. Pengguna earphone membantu pasien untuk lebih berkonsentrasi terhadap suara
music agar tidak terganggu dengan meningkatkan volume, suara, sementara itu juga menghindar
dari klien atau staf perawat yang lain dirasa mengganggu.

Massage atau Stimulasi Kutaneus merupakan stimulasi pada kulit untuk mengurangi nyeri.
Stimulus kutaneus memberikan klien rasa kontrol terhadap gejala nyeri. Penggunaan yang tepat
dari stimulus kutaneus membantu mengurangi ketegangan otot yang meningkatkan nyeri (Potter
& perry, 2010). Massage yaitu pijatan sangat efektif dalam memberikan relaksasi fisik dan
mental, mengurangi nyeri dan meningkatkan keefektifan pengobatan nyeri. Massage pada
punggung, bahu dan kaki selama 3 sampai 5 menit dapat merelaksasikan otot dan memberikan
istirahat yang tenang dan nyaman (Potter & Perry, 2010).

Guided Imaginary. Suatu upaya yang dilakukan untuk mengalihkan persepsi rasa nyeri dengan
mendiring pasien untuk menghayal dengan bimbingan.

Relaksasi. Teknik relaksasi didasarkan kepada keyakinan bahwa tubuh berespon pada ansietas
yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi penyakitnya. Teknik relaksasi dapat
menurunkan ketegangan fisiologis. Teknik ini dapat dilakukan dengan kepala ditopang dalam
posisi berbaring atau duduk di kursi. Hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Teknik
relaksasi adalah klien dengan posisi yang nyaman, klien dengan pikiran yang beristirahat dan
lingkungan yang tenang

Anda mungkin juga menyukai