Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER EDIT

FRAKTUR (PATAH TULANG)

Editor:
NAMA : FETI LISZAYANTI
NIM : G2A217048

LINTAS JALUR KEPERAWATAN SEMARANG


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
FRAKTUR (PATAH TULANG)

A. DEFINISI
Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang
dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000),
fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkan
menurut Boenges, ME., Moorhouse, MF dan Geissler, AC (2000) fraktur
adalah pemisahan atau patahnya tulang. Back dan Marassarin (1993)
berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang
terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fraktur merupakan suatu
gangguan integritas tulang yang ditandai dengan rusaknya atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dikarenakan tekanan.
B. Jenis patah tulang
1. Patah tulang tertutup (patah tulang simplek). Tulang yang patah tidak
tampak dari luar
2. Patah tulang terbuka (patah tulang majemuk). Tulang yang patah tampak
dari luar karena tulang telah menembus kulit atau kulit mengalami
robekan. Patah tulang terbuka lebih mudah terinfeksi
3. Patah tulang kompresi (patah tulang karena penekanan). Merupakan akibat
dari tenaga yang menggerakkan sebuah tulang melawan tulang lainnya
atau tenaga yang menekan melawan panjangnya tulang. Sering terjadi
pada wanita lanjut usia yang tulang belakangnya menjadi rapuh karena
osteoporosis
4. Patah tulang karena tergilas. Tenaga yang sangat hebat menyebabkan
beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang. Jika aliran
darah ke bagian tulang yang terkena mengalami gangguan, maka
penyembuhannya akan berjalan sangat lambat.
5. Patah tulang avulsi. Disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga
menarik bagian tulang tempat tendon otot tersebut melekat. Paling sering
terjadi pada bahu dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit.

1
6. Patah tulang patologis. Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah
tumbuh ke dalam tulang dan menyebabkan tulang menjadi rapuh. Tulang
yang rapuh bisa mengalami patah tulang meskipun dengan cedera ringan
atau bahkan tanpa cedera sama sekali.
C. KALSIFIKASI FRAKTUR
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi raktur sebagaimana yang
dikemukakan oleh para ahli:
1. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:
a. Fraktur komplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas
sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya
menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh kerteks.
b. Fraktur inkomplit
Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis
patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada
korteks yang utuh).
2. Menurut Black dan Matassarin (1993) yaitu fraktur berdasarkan hubungan
dengan dunia luar, meliputi:
a. Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih
utuh, tulang tidak menonjol malalui kulit.
b. Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit, karena
adanya hubungan dengan lingkungan luar, maka fraktur terbuka
potensial terjadi infeksi. Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 grade yaitu:
1) Grade I : Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot
2) Grade II : Seperti grade I dengan memar kulit dan otot
3) Grade III : Luka sebesar 6-8 cm dengan kerusakan pembuluh
darah, syaraf otot dan kulit.
3. Long (1996) membagi fraktur berdasarkan garis patah tulang, yaitu:
a. Green Stick yaitu pada sebelah sisi dari tulang, sering terjadi pada
anak-anak dengan tulang lembek
b. Transverse yaitu patah melintang

2
c. Longitudinal yaitu patah memanjang
d. Oblique yaitu garis patah miring
e. Spiral yaitu patah melingkar
4. Black dan Matassarin (1993) mengklasifikasi lagi fraktur berdasarkan
kedudukan fragmen yaitu:
a. Tidak ada dislokasi
b. Adanya dislokasi, yang dibedakan menjadi:
c. Disklokasi at axim yaitu membentuk sudut
d. Dislokasi at lotus yaitu fragmen tulang menjauh
e. Dislokasi at longitudinal yaitu berjauhan memanjang
f. Dislokasi at lotuscum controltinicum yaitu fragmen tulang berjauhan
dan memendek.
D. Penyebab
Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti
kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh.Patah tulang terjadi jika tenaga
yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.
1. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:
a. Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang
b. Usia penderita
c. Kelenturan tulang
d. Jenis tulang.
Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteo Porosis
atau tumor bisa mengalami patah tulang
Lewis (2000) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun
mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur
dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
Fraktur akibat peristiwa trauma. Sebagisan fraktur disebabkan oleh
kekuatan yang tiba-tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan,
penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan
langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak
juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak

3
juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur
melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan
akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang
luas.
Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan. Retak dapat terjadi pada
tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang-
ulang. Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau
matatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang berjalan baris-
berbaris dalam jarak jauh.
Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang. Fraktur dapat terjadi oleh
tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau
tulang-tulang tersebut sangat rapuh.
E. Gejala
Nyeri biasanya merupakan gejala yang sangat nyata. Nyeri bisa sangat
hebat dan biasanya makin lama makin memburuk, apalagi jika tulang yang
terkena digerakkan. Menyentuh daerah di sekitar patah tulang juga bisa
menimbulkan nyeri. Alat gerak tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya,
sehingga penderita tidak dapat menggerakkan lengannya, berdiri diatas satu
tungkai atau menggenggam dengan tangannya. Darah bisa merembes dari
tulang yang patah (kadang dalam jumlah yang cukup banyak) dan masuk
kedalam jaringan di sekitarnya atau keluar dari luka akibat cedera.
Lewis (2006) menyampaikan manifestasi kunik fraktur adalah sebagai
berikut:
1. Nyeri. Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini
dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau
kerusakan jaringan sekitarnya.
2. Bengkak/edama. Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa
yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan
sekitarnya.
3. Memar/ekimosis. Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari
extravasi daerah di jaringan sekitarnya.

4
4. Spame otot. Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadu disekitar
fraktur.
5. Penurunan sensasi. Terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf
karena edema.
6. Gangguan fungsi. Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang frkatur,
nyeri atau spasme otot. paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.
7. Mobilitas abnormal. Adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian
yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada
fraktur tulang panjang.
8. Krepitasi. Merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian
tulang digerakkan.
9. Defirmitas. Abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan
atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke
posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.
10. Shock hipouolemik. Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi
perdarahan hebat.
11. Gambaran X-ray menentukan fraktur. Gambara ini akan menentukan
lokasi dan tipe fraktur
F. KOMPLIKASI
Komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut Doenges (2000)
antara lain:
1. Shock
2. Infeksi
3. Nekrosis divaskuler
4. Cidera vaskuler dan saraf
5. Mal union
6. Borok akibat tekanan
G. Diagnosa
Foto rontgen biasanya bisa menunjukkan adanya patah tulang.Kadang
perlu dilakukan CT scan atau MRI untuk bisa melihat dengan lebih jelas

5
daerah yang mengalami kerusakan.Jika tulang mulai membaik, foto rontgen
juga digunakan untuk memantau penyembuhan.
H. Pengobatan
Tujuan dari pengobatan adalah untuk menempatkan ujung-ujung dari
patah tulang supaya satu sama lain saling berdekatan dan untuk menjaga agar
mereka tetap menempel sebagaimana mestinya. Proses penyembuhan
memerlukan waktu minimal 4 minggu, tetapi pada usia lanjut biasanya
memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah sembuh, tulang biasanya kuat dan
kembali berfungsi.Pada beberapa patah tulang, dilakukan pembidaian untuk
membatasi pergerakan. Dengan pengobatan ini biasanya patah tulang selangka
(terutama pada anak-anak), tulang bahu, tulang iga, jari kaki dan jari tangan,
akan sembuh sempurna.Patah tulang lainnya harus benar-benar tidak boleh
digerakkan (imobilisasi).
Imobilisasi bisa dilakukan melalui,
1. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan di daerah sekeliling tulang.
2. Pemasangan gips : merupakan bahan kuat yang dibungkuskan di sekitar
tulang yang patah
3. Penarikan (traksi) : menggunakan beban untuk menahan sebuah anggota
gerak pada tempatnya. Sekarang sudah jarang digunakan, tetapi dulu
pernah menjadi pengobatan utama untuk patah tulang pinggul.
4. Fiksasi internal : dilakukan pembedahan untuk menempatkan piringan
atau batang logam pada pecahan-pecahan tulang. Merupakan pengobatan
terbaik untuk patah tulang pinggul dan patah tulang disertai
komplikasi.Imobilisasi lengan atau tungkai menyebabkan otot menjadi
lemah dan menciut. Karena itu sebagian besar penderita perlu menjalani
Fisioterapi. Terapi dimulai pada saat imobilisasi dilakukan dan
dilanjutkan sampai pembidaian, gips atau traksi telah dilepaskan.
5. Pada patah tulang tertentu (terutama patah tulang pinggul), untuk
mencapai penyembuhan total, penderita perlu menjalani physioytherapy
selama 6-8 minggu atau kadang lebih lama lagi.

6
https://sitoha.wordpress.com/2010/01/07/fraktur-patah-tulang/ diaskses tanggal 11
Oktober 2017

7
BIODATA

Nama : Feti Lisayanti


Nim : G2A217048
TTL : Tegal, 10 Desember 1995
Agama : Islam
Hobby : Badminton
Alamat : Desa Kaliwadas Rt 01 Rw 01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal
Pendidikan :
1. SD Negeri 01 Kaliwadas (2008)
2. SMP Negeri 04 Adiwerna (2011)
3. SMK NU 01 Slawi (2014)
4. Akademi Keperawatan Pemerintah Kota tegal (2017)

Semarang, 12 Oktober 2017

Feti Liszayanti

Anda mungkin juga menyukai