Disusun Oleh:
21.14901.031
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengertian
Harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif atau perasaan negatif
tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan (Herdman
& Kamitsuru, 2018). Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat
mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan
jiwa.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan negatif tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga bulan (NANDA-I, 2018). Harga diri
rendah melibatkan evaluasi diri yang yang negatif dan berhubungan dengan perasaan
yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak
berharga, dan tidak memadai (Stuart, Keliat, & Pasribu, 2016).
Harga Diri Rendah Kronis merupakan perasaan tidak berharga, tidak berharga,
tidak berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2012).
B. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi, mengalami kecelakaan, menjadi korban pemerkosaan,
dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja atau menjadi narapidana
sehingga harus masuk penjara. Selain itu, pada pasien yang dirawat di rumah sakit
juga dapat menyebabkan terjadinya harga diri rendah karena privasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak
sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai (Makhripah D &
Iskandar, 2012).
2. Kronik, yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/ dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian
sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptif, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien
gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa (Makhripah D &
Iskandar, 2012).
C. Rentang respon
1. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal –hal positif maupun yang negative dari
dirinya
3. Harga diri rendah: individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa
lebih rendah dari orang lain
4. Identitas kacau: kegagalan individu mengintegrasikan aspek – aspek identitas
masa kanak – kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada
masa dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi: perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain.
D. Mekanisme koping
Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi
(2015) adalah:
1. Jangka pendek
a. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis:pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.
b. Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial, keagaman,
politik).
c. Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga kontes
popularitas).
d. Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara (penyalahgunaan obat).
2. Jangka panjang
a. Menutup identitas
b. Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat
III.
A. POHON MASALAH
Isolasi sosial
IV. DIAGNOSA
Harga Diri Rendah
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tg No Dx Perencanaan
l Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Harga diri TUM: Klien memiliki
rendah. diri yang positif
Tuk :
1. Klien dapat 1. Setelah….x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya Menunjukkan keramahan dan
membina klien menunjukkan dengan menggunakan prinsip sikap bertahan.
hubungan saling ekspresi wajah komunikasi terapeutik : Agar klien tidak ragu kepada
percaya dengan bersahabat, Sapa klien dengan ramah baik perawat.
perawat menunjukkan rasa verbal maupun non verbal Menunjukkan bahwa perawat
senang, ada kontak Perkenalkan diri dengan sopan ingin kenal dengan klien.
mata, mau manjabat Tanyakan nama lengkap dan Agar klien percaya kepada
tangan, mau nama panggilan yang disukai perawat.
menyebutkan nama, mau klien Penerimaan yangs sesuai
menjawab salam, klien Jelaskan tujuan pertemuan dengan keadaan yang
mau duduk jujur dan menepati janji sebenarnya dapat
berdampingan dengan Tunjukkan sikap empati dan meningkatkan keyakinan pada
perawat, mau menerima apa adanya keluarga serta merasa adanya
mengutarakan masalah Beri perhatian dan perhatikan suatu pengakuan.
yang dihadapi. kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat 2. Setelah….x interaksi 2.1. Diskusikan dengan klien tentang : Pengertian tentang dirinya
mengidentifikasi klien menyebutkan : Aspek positif yang dimiliki klien, akan memudahkan klien.
aspek positif dan o Aspek positif dan keluarga, lingkungan
kemampuan yang kemampuan yang Kemampuan yang dimiliki klien
dimiliki. dimiliki klien
o Aspek positif
keluarga 2.2. Bersama klien buat daftar tentang : Mengingatkan klien tentang
o Aspek positif Aspek positif klien, keluarga, hal positif dan nyata akan
lingkungan klien lingkungan menambah percaya diri.
Kemampuan yang dimiliki klien
Damaiyanti, M., & Iskandar, I. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung. PT.
RefikaAditama.
2020.
Keliat, B. A., & Akemat, H. (2012). N. dan Nurhaeni, H.(2012). Keperawatan Kesehatan
Yusuf, A., Fitryasari PK, R., & Nihayati, H. E. (2015). Buku ajar keperawatan kesehatan
jiwa.