LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH UTAMA
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
Suatu masalah utama yang kebanyakan orang dapat diekspresikan dalam tingkat
kecemasan yang tinggi. Suatu keadaan mal adaptif dari konsep diri, dimana perasaan
tentang diri atau evaluasi yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang cukup
lama.
1. PENGERTIAN
Menurut NANDA (2005), harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri
yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkam
menurut CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri.
2. ETIOLOGI
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang dalam tinjaun life
span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan,
jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapain masa remaja keberadaanya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal
disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya. Menurut Stuart, 2006, faktor- faktor yang
mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi factor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai
berkut:
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan
Orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan Yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereo type peran gender, tuntutan peran kerja,
dan harapan peran budaya.
3
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak percayaan orang tua, tekanan dari
kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
b. Faktor Presipitasi
Menurut yosep, 2009. Faktor presipitasi terjadi haga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum, ganguan konsep diri harga diri rendah
ini dapat terjadi secara stuasional atau kronik. Secara situasional karena trauma
yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau
dipenjara. Termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien
tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit
atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat
dirawat.
c. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang objektif dan
dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri klien sendiri. Perilaku
yang berhubungan dengan harga diri rendah salah satunya mengkritik diri sendiri,
sedangkan keracuan identitasseperti sifat kepribadian yang bertentangan serta
depersonalisasi Stuart, 2006.
4. RENTANG RESPON
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun
yang negatif dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek
psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
5. ANALISA DATA
Do :
- Klien sering menghindari pembicaraan.
- Klien terlihat lemas, malas, sedih, dan tidak
bersemangat.
- Cara bicara klien lemah dan dengan nada
rendah.
- Klien kurang kooperatif dan sering
meninggalkan pembicaraan.
- Klien lebih sering menyendiri dan tidak
mengkuti kegiatan ruangan.
- Afek klien tumpul dan hanya berbicara
seperlunya
6. PRIORITAS MASALAH
7. POHON MASALAH
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
9. INTERVENSI/SP
6
Menarik diri merupakan core problem atau diagnosa utama dalam pohon
masalah diatas, berikut ini adalah strategi pelaksanaan harga diri rendah
Pasien
Sp 1:
1. Mengidentifikai penyebab menarik diri sehingga menyebabkan harga diri
rendah pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2:
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3 :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1 :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien dengan harga diri rendah
Sp 2 :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah
harga diri rendah langsung dihadapan pasien
Sp 3 :
1. Menjelaskan perawatan lanjutan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Menurut Hasil pengkajian pada Tanggal 15 april 2022 didapat data-data klien yaitu no
CM : 025xxx , nama klien Ny.E (p) umur : 34 Th , alamat xxx, klien pendidikan
terakhir SMP, Agama islam, status klien belum menikah, klien bekerja sebagai petani ,
klien masuk Rumah sakit pada tanggal 10 april 2022 diRuang melati Rumah sakit jiwa
Sambang lihum .
II. ALASAN MASUK
Klien masuk RS diantar orang tua, karena klien sering berjalan-jalan tidak jelas keluar
rumah dan kadang klien mengamuk. Dirumah klien sering melamun dan tertawa sendiri.
Klien juga tidak mau makan dan susah tidur.
Klien mengatakan waktu SD sampai SMP pernah dicaci dan dikucilkan oleh teman-
temannya karena klien berasal dari keluarga tidak mampu dan berpenampilan miskin
ditambah ayah klien meninggal sejak kecil .
7
Pasien merasa tidak dianggap atau tidak dihargai ketika mengemukakan pendapat
didalam keluarganya
3.Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
□ Ada
Tidak ada
Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yg mengalami gangguan jiwa.
Diagnosis Keperawatan: Tidak ada masalah.
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
8
9
Riwayat pengobatan :-
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Ibu pasien mengatakan pasien pernah mengalami duka cita yang mendalam
ketika ayahnya meninggal dunia, yang disebabkan kebakaran rumah 2 tahun
yang lalu. Sehingga klien mengalami depresi, karena klien sangat dekat dengan
ayahnya.
Diagnosis Keperawatan: Respon Pasca Trauma Berduka
Disfungsionalengobatanan tidak suka dan marah ketika pendapat dia didalam
keluarganya selalu di acuhkan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :
Jelaskan :
Klien merupakan anak tunggal, klien sudah menikah dan memiliki 1 orang anak
perempuan
2. Konsep Diri
□ Citra tubuh :
Klien mengatakan malu badannya pendek dan hidungnya pesek, klien
merasa dirinya banyak kekurangan
□ Identitas :
10
Klien menyebutkan namanya dan alamatnya, namun klien tidak tahu berapa
umurnya. Klien tau jenis kelaminnya perempuan namun klien merasa tidak
berguna sebagai berguna
□ Peran
Klien bekerja sebagai petani, klien belum menikah
□ Ideal diri :
Klien merasa malu saat dirawat di rumah sakit dan ingin segera pulang
□ Harga diri :
Klien mengatakan bosan dengan keadaan dirumah sakit jiwa yang terlalu
ramai dengan orang.Klien mengatakan merasa tidak percaya diri, menarik
diri karena takut ditolak oleh temen-temennya.
Diagnosis Keperawatan: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial
□ Orang terdekat :
Klien mengatakan orang terdekat sering diajak bicara, klien hanya menjawab
tidak tahu.
□ Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Saat di rumah klien mengatakan tidak pernah mengikuti dan kurang
kooperatif dalam kegiatan kelompok atau masyarakat di lingkungan.
□ Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain. Klien kesulitan untuk mengajak berbicara dengan orang lain karena
malu dan tidak memiliki rasa pecaya diri
Diagnosis Keperawatan: Isolasi Sosial.
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam dan yakin dengan agamanya.
□ Kegiatan ibadah :
Klien melakukan sholat 5 waktu selama dirawat.
Jelaskan :
Klien terlihat lesuh ketika di ajak bicara seakan klien malas untuk ditemani
4. Alam perasaan
□ Sedih
□ Ketakutan
□ Putus asa
□ Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien sering tertawa dan merasa gembira
5. Afek
□ Tumpul
Datar
□ Labil
□ Tidak sesuai
Jelaskan : tidak ada perubahan roman muka pada saat mendapat stimulus
6. Interaksi selama wawancara
□ Bermusuhan
□ Tidak kooperatif
□ Mudah tersinggung
Kontak mata kurang
□ Defensif
□ Curiga
Jelaskan : kontak mata kurang Klien selama interaksi kontak mata kurang, klien
tidak mampu memulai pembicaraan, klien tidak menatap lawan bicaranya
Diagnosis Keperawatan: Isolasi sosial.
Selama melakukan pembicaraan klien selalu menunduk dan tidak ada kontak
mata dengan lawan bicaranya.
12
7. Persepsi
Halusinasi
□ Penglihatan
□ Pendengaran
□ Perabaan
□ Pengecapan
□ Penghidu
Jelaskan : Klien tidak mendengar atau melihat sesuatu ( halusinasi ) ataupun
ilusi yang tidak ada wujudnya.
8. Isi pikir
□ Obsesi
□ Phobia
□ Hipokondria
□ Depersonalisasi
□ Ide yang terkait
□ Pikiran magis
Waham :
□ Agama
□ Somatik
□ Kebesaran
□ Curiga
□ Nihilistik
□ Sisip pikir
□ Siar pikir
□ Kontrol pikir
Jelaskan : : klien dapat mengontrol isi pikirannya, klien tidak mengalami
gangguan isi pikir dan tidak ada waham.
9. Arus pikir
□ Sirkumstansial
□ Tangensial
□ Kehilangan asosiasi
Flight of idea
□ Blocking
□ Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : Topik pembicaraan klien meloncat dari satu topik ke topik lain.Klien
ketika bercerita terkadang mendadak cepat dan beralih ke pembicaraan lain,
klien mengatakan sangat banyak cerita yang ingin di sampaikan.
13
□ Nutrisi
Apakah klien puas dengan pola makan ?
Ya
Tidak
Apakah klien makan memisahkan diri ?
Ya, jelaskan : -
Tidak
Frekuensi makan sehari : 2 x sehari
Frekuensi kudapan sehari : 2 x sehari
Nafsu makan
Meningkat
Menurun
Berlebihan
Sedikit-sedikit
Berat badan :
Meningkat
Menurun
BB terendah : 48 kg, BB tertinggi : 60 kg
Jelaskan :
Klien makan dengan lahap ketika bersama orangtuanya.
□ Tidur
Ya Tidak
Apakah ada masalah tidur ? ............
Apakah merasa segar setelah bangun tidur ? ............
15
Tidak
Jelaskan :
Klien tidak memiliki pekerjaan apapun selain menyendiri.
X. PENGOBATAN
1. Resperidon tablet 2 mg 2x1
17
B. ANALISA DATA
Do :
- Klien sering menghindari pembicaraan.
- Klien terlihat lemas, malas, sedih, dan tidak
bersemangat.
- Cara bicara klien lemah dan dengan nada
rendah.
- Klien kurang kooperatif dan sering
meninggalkan pembicaraan.
- Klien lebih sering menyendiri
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Isoalasi sosial : menarik diri
3) Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengakhiri intervensi
keperawatan, memodifikasi intervensi keperawatan, dan meneruskan intervensi
keperawatan.
MA KLIEN : Ny. E
UMUR : 34 Tahun
RUANGAN : Ruang Melati
RM.NO : 0215##
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
disfungsional, Distress spiritual, Defisit perawatan diri, Koping individu
inefektif
3. Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny.E disesuaikan dengan
tinjauan pustaka yang ada pada BAB II. Tetapi tidak semua intervensi
diberikan kepada Ny.E
4. Implementasi dilaksanakan berdasarkan intervensi yang telah disusun pada
tinjauan pustaka BAB II. Penulis hanya melakukan beberapa implementasi
sesuai kebutuhan Ny.E
5. Evaluasi yang dilakukan pada Ny.E sebanyak enam kali berturut-turut .
evaluasi dilakukan sejak tanggal 10 sampai 15april 2022. Menentukan evaluasi
menggunakan SOAP. Didapatkan hasil evaluasi diagnosis Harga Diri Rendah
belum teratasi.
B. Saran
Bagi mahasiswa bidang kesehatan terkait asuhan keperawatan jiwa
dengan kasus harga diri rendah bisa melakukan sesuai strategi pelaksanaan
agar bermanfaat untuk pasien . Bagi masyarakat dengan adanya laporan ini
semoga bermanfaat bagi kita semua
25
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
1998.
Stuart. G.W and Laraia. Principle and practice of psychiatric nursing.7 thed. St
Louis Mosby Year Book. 2001
Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Edisi 5.).Jakarta :EGC