Anda di halaman 1dari 26

KEPERAWATAN JIWA II

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Disusun oleh : Kelompok I

Arini Cahaya Kusuma Wardani 20.200.00012


Bunga 20.200.0005
Erna Hariyati 20.200.0006
Fitria Dashinta 20.200.0015
Muhammad Khairuzin 20.20.3140
Syarifah Azizah 20.200.0040

Dosen Pengampu : Dr. Tanwiriah,S.Kep,Ns.M.M.Kes

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2021/2022
2

LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
Suatu masalah utama yang kebanyakan orang dapat diekspresikan dalam tingkat
kecemasan yang tinggi. Suatu keadaan mal adaptif dari konsep diri, dimana perasaan
tentang diri atau evaluasi yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang cukup
lama.

1. PENGERTIAN
Menurut NANDA (2005), harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri
yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkam
menurut CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri.

2. ETIOLOGI
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang dalam tinjaun life
span history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan,
jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu mencapain masa remaja keberadaanya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal
disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung
mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya. Menurut Stuart, 2006, faktor- faktor yang
mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi factor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai
berkut:
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan
Orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan Yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereo type peran gender, tuntutan peran kerja,
dan harapan peran budaya.
3

3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak percayaan orang tua, tekanan dari
kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
b. Faktor Presipitasi
Menurut yosep, 2009. Faktor presipitasi terjadi haga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun. Secara umum, ganguan konsep diri harga diri rendah
ini dapat terjadi secara stuasional atau kronik. Secara situasional karena trauma
yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan, perkosaan atau
dipenjara. Termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien
tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien sebelum sakit
atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat
dirawat.
c. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku yang objektif dan
dapat diamati serta perasaan subjektif dan dunia dalam diri klien sendiri. Perilaku
yang berhubungan dengan harga diri rendah salah satunya mengkritik diri sendiri,
sedangkan keracuan identitasseperti sifat kepribadian yang bertentangan serta
depersonalisasi Stuart, 2006.

3.TANDA DAN GEJALA


a. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
b. Rasa bersalah dan khawatir
c. Pandangan hidup yang pesimis dan tidak menerima pujian
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Takut mengambil keputusan
f. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, dan halusinasi
g. Menghindari kesenangan yang dapat memberi rasa puas
h. Gangguan hubungan social, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka menyendiri.
i. Percaya diri kurang.
j. Mencederai diri sendiri yang mendorong klien untuk mengakhiri hidup
4

4. RENTANG RESPON

Konsep diri dipelajari mulai kontak social dan pengalaman berhubungan


dengan orang lain. Pandangan individu tentang dirinya dipengaruhi oleh
begaimana individu mengartikan pandangan orang lain tentang dirinya.
Konsep diri seseorang terletak pada suatu rentang respons antara ujung
adaptif dan ujung maladaptif, yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga
diri rendah, kekacauan identitas, dan depersonalisasi.

a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun
yang negatif dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek
psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta
tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.

5. ANALISA DATA

NO. DATA FOKUS MASALAH


1. Ds : Harga Diri Rendah
5

- Klien mengatakan jarang mengobrol dengan


keluarga.
- Klien mengatakan semenjak mengalami
gangguan jiwa klien tidak pernah mengikuti
kegiatan bermasyarakat.
- Klien mengatakan tidak mempunyai teman
dekat.
- Klien mengatakan lebih sering menyendiri.

Do :
- Klien sering menghindari pembicaraan.
- Klien terlihat lemas, malas, sedih, dan tidak
bersemangat.
- Cara bicara klien lemah dan dengan nada
rendah.
- Klien kurang kooperatif dan sering
meninggalkan pembicaraan.
- Klien lebih sering menyendiri dan tidak
mengkuti kegiatan ruangan.
- Afek klien tumpul dan hanya berbicara
seperlunya

6. PRIORITAS MASALAH

a. Konsep Diri Harga Diri Rendah berhubungan dengan menarik diri

7. POHON MASALAH

8. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Harga Diri Rendah

9. INTERVENSI/SP
6

Menarik diri merupakan core problem atau diagnosa utama dalam pohon
masalah diatas, berikut ini adalah strategi pelaksanaan harga diri rendah
Pasien
Sp 1:
1. Mengidentifikai penyebab menarik diri sehingga menyebabkan harga diri
rendah pasien
2. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
3. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
4. Melatih pasien berkenalan dengan satu orang
5. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 2:
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Sp 3 :
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok
3. Membimbing pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Keluarga
Sp 1 :
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara merawat pasien dengan harga diri rendah
Sp 2 :
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah
harga diri rendah langsung dihadapan pasien
Sp 3 :
1. Menjelaskan perawatan lanjutan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

A. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS PASIEN
Menurut Hasil pengkajian pada Tanggal 15 april 2022 didapat data-data klien yaitu no
CM : 025xxx , nama klien Ny.E (p) umur : 34 Th , alamat xxx, klien pendidikan
terakhir SMP, Agama islam, status klien belum menikah, klien bekerja sebagai petani ,
klien masuk Rumah sakit pada tanggal 10 april 2022 diRuang melati Rumah sakit jiwa
Sambang lihum .
II. ALASAN MASUK
Klien masuk RS diantar orang tua, karena klien sering berjalan-jalan tidak jelas keluar
rumah dan kadang klien mengamuk. Dirumah klien sering melamun dan tertawa sendiri.
Klien juga tidak mau makan dan susah tidur.

Klien mengatakan waktu SD sampai SMP pernah dicaci dan dikucilkan oleh teman-
temannya karena klien berasal dari keluarga tidak mampu dan berpenampilan miskin
ditambah ayah klien meninggal sejak kecil .

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
□ ya
 Tidak

2.Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


□ Aniaya fisik
□ Aniaya seksual
 Penolakan
Keluarga pasien mengatakan pada saat SD sampai SMP mendapatkan penolakan dari teman-
temannya. Sehingga pasien merasa dikucilkan karena pasienberasal dari keluarga tidak mampu,
dan pasien menjadi depresi dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Diagnosis Keperawatan : harga diri rendah
-
□ Kekerasan dlm keluarga
□ Tindakan kriminal
Jelaskan :

7
Pasien merasa tidak dianggap atau tidak dihargai ketika mengemukakan pendapat
didalam keluarganya
3.Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
□ Ada
 Tidak ada
Keluarga klien mengatakan tidak ada keluarga yg mengalami gangguan jiwa.
Diagnosis Keperawatan: Tidak ada masalah.
Hubungan keluarga :-
Gejala :-

8
9

Riwayat pengobatan :-
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?
Ibu pasien mengatakan pasien pernah mengalami duka cita yang mendalam
ketika ayahnya meninggal dunia, yang disebabkan kebakaran rumah 2 tahun
yang lalu. Sehingga klien mengalami depresi, karena klien sangat dekat dengan
ayahnya.
Diagnosis Keperawatan: Respon Pasca Trauma Berduka
Disfungsionalengobatanan tidak suka dan marah ketika pendapat dia didalam
keluarganya selalu di acuhkan

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg N : 82x/mnt S : 35,50C P : 20 x/m
2. Ukur :
BB :56 kg TB : 162 cm
3. Keluhan fisik :
Klien tidak memiliki keluhan fisik saat dilakukan tanda – tanda vital

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Jelaskan :
Klien merupakan anak tunggal, klien sudah menikah dan memiliki 1 orang anak
perempuan
2. Konsep Diri
□ Citra tubuh :
Klien mengatakan malu badannya pendek dan hidungnya pesek, klien
merasa dirinya banyak kekurangan
□ Identitas :
10

Klien menyebutkan namanya dan alamatnya, namun klien tidak tahu berapa
umurnya. Klien tau jenis kelaminnya perempuan namun klien merasa tidak
berguna sebagai berguna

□ Peran
Klien bekerja sebagai petani, klien belum menikah
□ Ideal diri :
Klien merasa malu saat dirawat di rumah sakit dan ingin segera pulang
□ Harga diri :
Klien mengatakan bosan dengan keadaan dirumah sakit jiwa yang terlalu
ramai dengan orang.Klien mengatakan merasa tidak percaya diri, menarik
diri karena takut ditolak oleh temen-temennya.
Diagnosis Keperawatan: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
3. Hubungan Sosial
□ Orang terdekat :
Klien mengatakan orang terdekat sering diajak bicara, klien hanya menjawab
tidak tahu.
□ Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Saat di rumah klien mengatakan tidak pernah mengikuti dan kurang
kooperatif dalam kegiatan kelompok atau masyarakat di lingkungan.
□ Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain. Klien kesulitan untuk mengajak berbicara dengan orang lain karena
malu dan tidak memiliki rasa pecaya diri
Diagnosis Keperawatan: Isolasi Sosial.
4. Spiritual
 Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam dan yakin dengan agamanya.
□ Kegiatan ibadah :
Klien melakukan sholat 5 waktu selama dirawat.

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan
□ Tidak rapi
□ Penggunaan pakaian tidak sesuai
□ Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Penampilan pasien rapi seperti berpakaian biasa pada umumnya.
2. Pembicaraan
□ Cepat
□ Keras
□ Gagap
□ Inkoherensi
□ Apatis
 Lambat
□ Membisu
11

□ Tidak mampu memulai pembicaraan


Jelaskan : Klien berbicara pelan lambat, tidak ada kontak mata serta tidak focus
ke topik pembicaraan, klien hanya berbicara seadanya.
3. Aktifitas motorik
 Lesu
□ Tegang
□ Gelisah
□ Agitasi
□ Tik
□ Grimasem
□ Tremor
□ Kompulsif

Jelaskan :
Klien terlihat lesuh ketika di ajak bicara seakan klien malas untuk ditemani
4. Alam perasaan
□ Sedih
□ Ketakutan
□ Putus asa
□ Khawatir
 Gembira berlebihan
Jelaskan :
Klien sering tertawa dan merasa gembira
5. Afek
□ Tumpul
 Datar
□ Labil
□ Tidak sesuai
Jelaskan : tidak ada perubahan roman muka pada saat mendapat stimulus
6. Interaksi selama wawancara
□ Bermusuhan
□ Tidak kooperatif
□ Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
□ Defensif
□ Curiga
Jelaskan : kontak mata kurang Klien selama interaksi kontak mata kurang, klien
tidak mampu memulai pembicaraan, klien tidak menatap lawan bicaranya
Diagnosis Keperawatan: Isolasi sosial.
Selama melakukan pembicaraan klien selalu menunduk dan tidak ada kontak
mata dengan lawan bicaranya.
12

7. Persepsi
Halusinasi

□ Penglihatan
□ Pendengaran
□ Perabaan
□ Pengecapan
□ Penghidu
Jelaskan : Klien tidak mendengar atau melihat sesuatu ( halusinasi ) ataupun
ilusi yang tidak ada wujudnya.

8. Isi pikir
□ Obsesi
□ Phobia
□ Hipokondria
□ Depersonalisasi
□ Ide yang terkait
□ Pikiran magis
Waham :
□ Agama
□ Somatik
□ Kebesaran
□ Curiga
□ Nihilistik
□ Sisip pikir
□ Siar pikir
□ Kontrol pikir
Jelaskan : : klien dapat mengontrol isi pikirannya, klien tidak mengalami
gangguan isi pikir dan tidak ada waham.

9. Arus pikir
□ Sirkumstansial
□ Tangensial
□ Kehilangan asosiasi
 Flight of idea
□ Blocking
□ Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : Topik pembicaraan klien meloncat dari satu topik ke topik lain.Klien
ketika bercerita terkadang mendadak cepat dan beralih ke pembicaraan lain,
klien mengatakan sangat banyak cerita yang ingin di sampaikan.
13

10. Tingkat kesadaran


□ Bingung
□ Sedasi
□ Stupor
□ Disorientasi waktu
□ Disorientasi orang
□ Disorientasi tempat
Jelaskan : klien sadar sedang dirawat di RS, klien mengenali waktu, orang dan
tempat. Klien tidak mengalami gangguan orientasi
11. Memori
□ Gangguan daya ingat jangka panjang
□ Gangguan daya ingat jangka pendek
□ Gangguan daya ingat saat ini
□ Konfabulasi
Jelaskan : klien mampu menceritakan kejadian di masa lalu dan yang pernah
klien alami
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
□ Tidak mampu berhitung sederhana
□ Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan : klien kurang berkonsentrasi dalam perhitungan sederhana
13. Kemampuan penilaian
□ Gangguan ringan
□ Gangguan bermakna
Jelaskan : kemampuan klien dalam penilaian tidak ada gangguan, klien dapat
membedaka hal ya ng baik dan buruk.
14. Daya Tilik Diri
□ Mengingkari penyakit yang diderita
□ Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan : Klien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien mengetahui
bahwa klien sedang sakit dan dirawat.
VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Ya Tidak
□ Makanan  .................
□ Keamanan  .................
□ Perawatan kesehatan  .................
□ Pakaian  .................
□ Transportasi  .................
□ Tempat tinggal  .................
□ Uang ................. 
Jelaskan :
14

Klien mampu memenuhi kebutuhan makanan sehari hari, kemananan dirinya,


perawatan kesehatan, klien mampu berpakaian rapi sehari-hari, dan tempat
tinggal klien bersama orang tua, klien tidak bekerja sehingga tidak ada
penghasilan.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
□ Perawatan diri BT BM
 Mandi ................. 
 Kebersihan diri  .................
 Makan ................. 
 BAK/BAB ................. 
 Ganti pakaian  .................
Jelaskan :

□ Nutrisi
Apakah klien puas dengan pola makan ?
 Ya
 Tidak
Apakah klien makan memisahkan diri ?
 Ya, jelaskan : -
 Tidak
Frekuensi makan sehari : 2 x sehari
Frekuensi kudapan sehari : 2 x sehari
Nafsu makan
 Meningkat
 Menurun
 Berlebihan
 Sedikit-sedikit
Berat badan :
 Meningkat
 Menurun
BB terendah : 48 kg, BB tertinggi : 60 kg
Jelaskan :
Klien makan dengan lahap ketika bersama orangtuanya.
□ Tidur
Ya Tidak
Apakah ada masalah tidur ? ............ 
Apakah merasa segar setelah bangun tidur ?  ............
15

Apakah ada kebiasaan tidur siang ? ............ 


Lama tidur siang : 4 jam
Apa yang menolong tidur ?
Klien tidur dengan di temani anaknya
Tidur malam jam : 21.00 Bangun jam : 05.00
Apakah ada gangguan tidur ?
 Sulit untuk tidur
 Bangun terlalu pagi
 Somnambulisme
 Terbangun saat tidur
 Gelisah saat tidur
 Berbicara saat tidur
Jelaskan : -
3. Kemampuan klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri
 Ya □ Tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri
□ Ya  Tidak
Mengatur pengunaan obat
 Ya □ Tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan
 Ya □ Tidak
Jelaskan :
Klien mengatakan sangat menyayangi dirinya dan ingin sembuh lekas pulang
dari rumah sakit jiwa
4. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : Anak
Terapis : Perawat Jiwa
Teman sejawat :-
Kelompok sosial :-
Jelaskan :
Di rumah sakit terkadang perawat memberikan pendampingan kepada klien dan
klien juga didampingi oleh anak perempuannya
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?
□ Ya
16

 Tidak
Jelaskan :
Klien tidak memiliki pekerjaan apapun selain menyendiri.

VIII. MEKANISME KOPING


Klien mengalami mekanisme koping adaptif yaitu klien dapat berbicara baik
dengan orang lain
IX. DATA PENUNJANG
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2. Membantu klien menilai kemampuan pasien yang dapat digunakan.
3. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
klien

X. PENGOBATAN
1. Resperidon tablet 2 mg 2x1
17

B. ANALISA DATA

NO. DATA FOKUS MASALAH


1. Ds : Harga Diri Rendah
- Klien mengatakan jarang mengobrol dengan
keluarga.
- Klien mengatakan semenjak mengalami
gangguan jiwa klien tidak pernah mengikuti
kegiatan bermasyarakat.
- Klien mengatakan tidak mempunyai teman
dekat.
- Klien mengatakan lebih sering menyendiri.

Do :
- Klien sering menghindari pembicaraan.
- Klien terlihat lemas, malas, sedih, dan tidak
bersemangat.
- Cara bicara klien lemah dan dengan nada
rendah.
- Klien kurang kooperatif dan sering
meninggalkan pembicaraan.
- Klien lebih sering menyendiri

C. POHON DIAGNOSA KEPERAWATAN

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Gangguan konsep diri : harga diri rendah
 Isoalasi sosial : menarik diri

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN DENGAN HARGA DIRI


RENDAH
18

NAMA KLIEN : Ny. E


UMUR : 34 Tahun
RUANGAN : Ruang Melati
RM.NO : 0215##
Tgl Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
15/04/22 Harga Diri Tujuan Umum : Setelah 1x pertemuan, SP 1
Rendah 1. Pasien dapat interaksi pasien Bina hubungan saling
berinteraksi menunjukkan tanda- percaya dengan :
dengan orang tanda percaya kepada / 1. Beri salam setiap
lain terhadap perawat : berinteraksi
Tujuan Khusus : 1. Wajah cerah, 2. Perkenalkan nama, nama
2. Pasien dapat tersenyum panggilan perawat dan
membina 2. Mau berkenalan tujuan perawat
hubungan 3. Ada kontak mata berkenalan
saling percaya. 4. Bersedia 3. Tanyakan dan panggil
menceritakan nama kesukaan pasien
perasaan 4. Tunjukkan sikap jujur
5. Bersedia dan menepati janji setiap
mengungkapkan kali berinteraksi
masalah 5. Tanyakan perasaan
pasien dan masalah yang
dihadapi pasien
6. Buat kontak interaksi
yang jelas
7. Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan pasien.

Klien mampu Setelah 2 x interaksi SP 2


SP 2 pasien dapat Tanyakan pada pasien
1. Pasien mampu menyebutkan minimal tentang :
menyebutkan satu penyebab Harga 1. Orang yang tinggal
19

penyebab Diri Rendah : serumah atau sekamar


Harga Diri a. Diri sendiri pasien
b. Orang lain
Rendah 2. Orang yang paling dekat
c. Lingkungan
dengan pasien dirumah
atau ruang perawatan
3. Apa yang membuat
pasien dekat dengan
orang tersebut
4. Orang yang tidak dekat
dengan pasien dirumah
atau diruang perawatan
5. Apa yang membuat
pasien tidak dekat orang
dengan tersebut
6. Upayakan yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
7. Diskusikan dengan
pasien penyebab menarik
diri atau tidak mau
bergaul dengan orang
lain.
8. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaan
20

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


2) Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan
tindakan dan menilai data yang baru. Untuk membina hubungan saing percaya
pada klien dengan Harga diri rendah kadang-kadang perlu waktu yang tidak
singkat. Perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada klien selalu penuhi
janji adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan, pendekatan yang konsisten
akan membuahkan hasil bila klien sudah percaya maka apapun yang akan
diprogramkan klien akan mengikutinya, tindakan yang bisa dilakukan dalam
membina hubungan saling percaya yaitu Mengucapkan salam setiap kali
berinteraksi dengan klien, Berkenalan dengan klien, Menanyakan perasaan dan
keluhan klien saat ini, Buat kontak asuhan, Jelaskan bahwa perawat akan
merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi, Setiap saat
tunjukkan sikap empati terhadap klien, dan Penuhi kebutuhan dasar klien saat
berinteraksi.Beberapa keterampilan yang dibutuhkan dalam hal ini yaitu yang
pertama keterampilan kognitif mencakup pengetahuan keperawatan yang
menyeluruh. Perawat harus mengetahui alasan untuk setiap intervensi terapeutik
memahami
Respon fisiologis, psikologis normal, dan abnormal, mampu mengidentifikasi
kebutuhan pembelajaran dan pemulangan klien, serta mengenali aspek-aspek
promotif kesehatan klien dan kebutuhan penyakit. Kedua keterampilan
interpersonal penting untuk tindakan keperawatan yang efektif. Perawat harus
berkomunikasi dengan jelas kepada klien, keluarganya, dan anggota tim
perawatan kesehatan lainnya. Perhatian dan rasa saling percaya ditunjukkan
ketika perawat berkomunikasi secara terbuka dan jujur. Penyuluhan dan
konseling harus dilakukan hingga tingkat pemahaman yang diinginkan dan
sesuai dengan penghargaan klien. Perawat juga harus sensitif pada respons
emosional klien terhadap penyakit dan pengobatan. Penggunaan keterampilan
interpersonal yang sesuai memungkinkan perawat mempunyai perseptif terhadap
21

komunikasi verbal dan non verbal klien. Ketiga keterampilan psikomotor


mencakup kebutuhan langsung terhadap perawatan kepada klien, seperti
perawatan luka, memberikan suntikan, melakukan pengisapan lendir, mengatur
posisi, membantu klien memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari dll.

3) Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien
(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengakhiri intervensi
keperawatan, memodifikasi intervensi keperawatan, dan meneruskan intervensi
keperawatan.
MA KLIEN : Ny. E
UMUR : 34 Tahun
RUANGAN : Ruang Melati
RM.NO : 0215##

Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
17/04/22 Harga Diri SP 1 S:
Jam 09.00 Rendah Bina hubungan saling percaya 1. Pasien menjawab salam
dengan : perawat
1. Memberi salam setiap 2. Pasien menyebutkan
berinteraksi namanya dengan Ny.E
2. Memperkenalkan nama, nama senang di panggil Ny.E
panggilan perawat dan tujuan 3. Pasien mengatakan kabar
perawat berkenalan nyaa baik
3. Menanyakan dan panggil nama 4. Pasien mengatakan tidak
kesukaan pasien mau bergaul dengan orang
4. Menunjukkan sikap jujur dan lain karena malas
menepati janji setiap kali 5. Pasien mengatakan kerugian
berinteraksi tidak berinteraksi dengan
5. Menanyakan perasaan pasien dan orang lain adalah tidak punya
masalah yang dihadapi pasien
22

6. Membuat kontak interaksi yang teman.


jelas O:
7. Mendengarkan dengan penuh 1. Pasien menjawab salam
perhatian perawat dan mengungkapkan
alas an menarik diri.
2. Pasien mengerti tentang
manfaat berinteraksi dan
kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
3. Kontak mata sedikit
4. Pasien tidak mau memulai
pembicaraan
5. Pasien sering menunduk dan
kurang focus pada
pembicaraan
A:
Harga Diri Rendah (Menarik Diri)
P:
Klien
1. Motivasi pasien untuk
belajar berkenalan dengan
perawat
2. Anjurkan pasien untuk
memasukkan ke jadwal
kegiatan harian
Perawat
1. Evaluasi SP 1
2. Ajarkan pasien untuk
berinteraksi dengan perawat
lain SP 2
SP 2 S:
Tanyakan pada pasien tentang : 1. Pasien mengatakan tinggal
1. Orang yang tinggal serumah atau serumah bersama suami
sekamar pasien 2. Pasien mengatakan dekat
2. Orang yang paling dekat dengan dengan anak nya
23

pasien dirumah atau ruang 3. Pasien mengatakan satu


perawatan satunya yang paling berharga
3. Apa yang membuat pasien dekat dalam hidupnya adalah
dengan orang tersebut anaknya
4. Orang yang tidak dekat dengan 4. Pasien tidak mau bercerita
pasien dirumah atau diruang mengenai apa yang membuat
perawatan pasien tidak mau berinteraksi
5. Apa yang membuat pasien tidak kepada orang lain.
dekat orang dengan tersebut
6. Mengupayakan agar dekat dengan O :
orang lain 1. Pasien tampak lebih
7. Mendiskusikan dengan pasien semangat
penyebab menarik diri atau tidak 2. Kontak mata mulai ada
mau bergaul dengan orang lain. 3. Pasien tampak lebih
8. Memberi pujian terhadap kooperatif
kemampuan pasien A :
mengungkapkan perasaan Harga Diri Rendah
P:
Klien
1. Motivasi pasien untuk
belajar berkenalan dengan
perawat
2. Anjurkan pasien untuk
memasukkan ke jadwal
kegiatan harian
Perawat
1. Ulangi SP 1 dan SP 2
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah


kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/ perasaan
tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang berkepanjangan
termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai
masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa: harga diri
rendah dikarenakan penilaian internal maupun penilaian eksternal yang
negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari individu itu sendiri,
sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri individu
(seperti orang tua, teman saudara dan lingkungan) yang sangat
mempengaruhi penilaian individu terhadap dirinya.
Tanda dan gejala yang sering terjadi adalah perasaan malu terhadap diri
sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya: malu dan
sedih karena rambut menjadi botak setelah menjalani terapi kemoterapi pada
kanker, Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya: ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri,
Merendahkan martabat, misalnya: saya tidak bisa, saya orang bodoh & tidak tau
apa-apa .

1. Pengkajian pada tanggal 10 sampai 15 april 2022 ditemukan adanya data-


data yang menunjukkan bahwa klien Ny. E menderita harga diri rendah
Pengkajian ini meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, informasi perawat atau
keluarga, catatan medis, catatan keperawatan. Selanjutnya dilakukan analisa
data dan ditemukan empat diagnosa keperawatan
2. Diagnosis keperawatan yang muncul pada Ny.E yaitu ganguan konsep diri
Harga diri rendah, Isolasi sosial, Respon pasca trauma dan berduka

24
disfungsional, Distress spiritual, Defisit perawatan diri, Koping individu
inefektif
3. Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny.E disesuaikan dengan
tinjauan pustaka yang ada pada BAB II. Tetapi tidak semua intervensi
diberikan kepada Ny.E
4. Implementasi dilaksanakan berdasarkan intervensi yang telah disusun pada
tinjauan pustaka BAB II. Penulis hanya melakukan beberapa implementasi
sesuai kebutuhan Ny.E
5. Evaluasi yang dilakukan pada Ny.E sebanyak enam kali berturut-turut .
evaluasi dilakukan sejak tanggal 10 sampai 15april 2022. Menentukan evaluasi
menggunakan SOAP. Didapatkan hasil evaluasi diagnosis Harga Diri Rendah
belum teratasi.
B. Saran
Bagi mahasiswa bidang kesehatan terkait asuhan keperawatan jiwa
dengan kasus harga diri rendah bisa melakukan sesuai strategi pelaksanaan
agar bermanfaat untuk pasien . Bagi masyarakat dengan adanya laporan ini
semoga bermanfaat bagi kita semua

25
DAFTAR PUSTAKA

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC.
1998.

Stuart, G.W and Sundeen. Principle and practice of psychiatric nursing. 5


thed. St Louis Mosby Year Book.1995

Stuart. G.W and Laraia. Principle and practice of psychiatric nursing.7 thed. St
Louis Mosby Year Book. 2001

Townsed, Mary C. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan


Psikiatri:pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Edisi ketiga. Alih
Bahasa: Novi Helera C.D. Jakarta. EGC. Jakarta1998.

Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa ( Edisi 5.).Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai