Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN DAN SP 1

HARGA DIRI RENDAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:

VIESCA SEPTIANATA

NIM : 211030230213

PEMBIMBING

Ns. SRI SUPAMI, S.Kep. S.Pd. M.Kes

JURUSAN PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. Masalah Utama (Kasus)

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.

Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai

keinginan sesuai ideal diri. (Yosep,2009)

Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respons

terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya

mempunyai evaluasi diri positif (NANDA,2018).

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu

mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang

dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang

berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.

II. Proses Terjadinya Masalah

a. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi harga diri rendah terdiri dari

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang

tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung

jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,

tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya

3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua,

tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen,

2006)

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian

tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan atau produktivitas yang

menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara

emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,

misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat

dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik

atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat

klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat. ( Yosep,2009)

Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak

efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung

kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi

system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal. (Townsend,2008)

c. Jenis-jenis

Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang

diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri

tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa

sebagai seseorang yang penting dan berharga.

Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan

diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai

oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.

Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :

a. Situasional

Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,

kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang

dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.

Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan

akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit,

perlakuan petugas yang tidak menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012)

b. Kronik

Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum

sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan

dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini

mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien

gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D &

Iskandar, 2012).
d. Rentang Respon

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan Depersona


diri rendah identitas lisasi

1. Respon Adaptif

Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapinya.

1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar

belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima

2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif

dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari

dirinya.(Eko P. 2014)

2. Respon Maladaptif

Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi

menyelesaikan masalah yang dihadapi.

1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang

negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.

2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak

memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.

3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai

kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik

dengan orang lain.(Eko P,2014)

e. Mekanisme Koping

Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek atau

jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk melindungi diri

sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. Pertaahanan tersebut

mencakup berikut ini :

Jangka pendek :

1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri ( misalnya,

konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)

2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut serta

dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)

3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak

menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk

mendapatkan popularitas)

Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini :

1. Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat

tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri individu

2. Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang

diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi,

pengalihan ( displacement, berbalik marah terhadap diri sendiri, dan amuk ).

(Stuart.2006)

III. Pohon Masalah

a. Pohon masalah

Isolasi Sosial
effect

Harga Diri Rendah Kronik


Core Problem

Koping Individu Tidak Efektif

Causa

Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)


b. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu dikaji

Data Masalah

Data Subyektif: Harga diri rendah kronis

 Pasien mengatakan “saya gagal

menjadi ibu dan tidak bisa

memberikan yang terbaik”

Data Obyektif:k

 Kehilangan anaknya 1 th yanglalu,

sering menyendiri, kontak

matakurang

IV. Diagnosa Keperawatan

1. Harga diri Rendah


V. Rencana Tindakan

Nama Klien : Ruangan :

No. CM : DX Medis :

Tgl No Dx Perencanaan

Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional

Harga diri TUM: Klien memiliki diri

rendah. yang positif

Tuk :

1. Klien dapat membina 1. Setelah….x interaksi

hubungan saling percaya klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya  Menunjukkan keramahan dan

dengan perawat ekspresi wajah dengan menggunakan prinsip sikap bertahan.

bersahabat, komunikasi terapeutik :  Agar klien tidak ragu kepada

menunjukkan rasa  Sapa klien dengan ramah baik perawat.

senang, ada kontak verbal maupun non verbal  Menunjukkan bahwa perawat

mata, mau manjabat  Perkenalkan diri dengan ingin kenal dengan klien.

tangan, mau sopan

menyebutkan nama,
mau menjawab  Tanyakan nama lengkap dan  Agar klien percaya kepada

salam, klien mau nama panggilan yang disukai perawat.

duduk klien  Penerimaan yangs sesuai

berdampingan  Jelaskan tujuan pertemuan dengan keadaan yang

dengan perawat,  jujur dan menepati janji sebenarnya dapat meningkatkan

mau mengutarakan  Tunjukkan sikap empati dan keyakinan pada keluarga serta

masalah yang menerima apa adanya merasa adanya suatu

dihadapi.  Beri perhatian dan perhatikan pengakuan.

kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat 2. Setelah….x 2.1. Diskusikan dengan klien tentang :  Pengertian tentang dirinya akan

mengidentifikasi aspek interaksi klien  Aspek positif yang dimiliki memudahkan klien.

positif dan kemampuan menyebutkan : klien, keluarga, lingkungan

yang dimiliki. o Aspek positif  Kemampuan yang dimiliki

dan klien

kemampuan  Mengingatkan klien tentang hal

yang dimiliki 2.2.Bersama klien buat daftar tentang : positif dan nyata akan

klien  Aspek positif klien, keluarga, menambah percaya diri.

lingkungan
o Aspek positif  Kemampuan yang dimiliki

keluarga klien

o Aspek positif

lingkungan 2.3.Beri pujian yang realistis,

klien hindarkan memberi penilaian

negative

3. Klien dapat menilai 3. Setelah…x interaksi 3.1. Diskusikan dengan klien  Meningkatkan percaya diri dan

kemampuan yang dimiliki klien menyebutkan kemampuan yang dapat menumbuhkan perasaan bahwa

untuk dilaksanakan kemampuan yang dilaksanakan ia tidak selalu gagal dan tidak

dapat dilaksanakan berguna.

3.2. Diskusikan kemampuan yang  Memperkuat kelebihan akan

dapat dilanjutkan pelaksanaannya membuat klien melakukannya.

4. Klien dapat 4. Setelah…x interaksi 4.1.Rencanakan bersama klien aktivitas  Menambah percaya diri klien

merencanakan kegiatan klien membuat yang dapat dilakukan setiap hari bahwa klien bertanggung jawab

sesuai dengan rencana kegiatan sesuai kemampuan klien : terhadap dirinya.

kemampuan yang dimiliki harian  Kegiatan mandiri

 Kegiatan dengan bantuan


4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai  Meningkatkan kemampuan

kondisi klien klien sesuai realitas.

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan  Memberikan gambaran

kegiatan yang dapat klien pelaksanaan sehingga klien

lakukan dapat melakukan.

5. Klien dapat melakukan 5. Setelah…x 5.1. Ajurkan klien untuk

kegiatan sesuai rencana interaksi klien melaksanakan kegiatan yang

yang dibuat melakukan telah direncanakan

kegiatan sesuai 5.2. pantau kegiatan yang

jadwal yang dibuat dilaksanakan klien

5.3. Beri pujian atas usaha yang

dilakukan klien

5.4. Diskusikan kemungkinan

pelaksanaan kegiatan setelah

pulang.
6. Klien dapat 6.1.Setelah…x interaksi 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada  Mempersiapkan keluarga agar

memanfaatkan system klien keluarga tentang cara merawat dapat merawat klien yang

pendukung yang ada memanfaatkan klien dengan harga diri rendah rendah diri.

system pendukung 6.2.Bantu keluarga memberikan  Perhatian keluarga merupakan

yang ada di dukungan selama klien di rawat dukungan terhadap klien.

keluarga 6.3. Bantu keluarga menyiapkan  Lingkungan terapeutik akan

lingkungan di rumah mendukung klien dalam

meningkatkan harga dirinya.


Daftar Pustaka

Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and

Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell

Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic

Course). Jakarta: EGC

Townsend, M. C. (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri. Jakarta: EGC.


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK) SP 1

HARGA DIRI RENDAH

A. Proses Keperawatan

1) Kondisi Klien

a. Data Subjektif

- Pasien mengatakan selama pasien berada di Rumah Sakit Jiwa pasien hanya

menjadi beban keluarga

- Pasien mengatakan merasa malu semenjak pasien di berentikan dari

pekerjaannya

- Pasien mengatakan merasa belum bisa bersikap dewasa

- Pasien mengatakan ingin segera cepat pulang

b. Data Objektif

- Kontak mata kurang

- Bicara lambat dengan nada suara yang lemah

- Tidak dapat memulai pembicaraan

2) Diagnosa keperawatan

Harga diri rendah

3) Tujuan Tindakan Keperawatan

- Klien dapat membina hubungan saling percaya

- Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki


- Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

- Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

4) Tindakan Keperawatan

- Membina hubungan saling percaya

- Mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki

- Menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

- Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuannya

B. Strategi Komunikasi

1) Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Selamat pagi pak, perkenalkan saya Perawat Viesca Septianata, bapak bisa panggil

saya viesca, saya perawat yang dinas pagi pada hari ini dari pukul 08.00 sampai

13.00 siang yang akan merawat bapak di Rumah Sakit ini. Nama bapak siapa ?

Senangnya dipanggil apa ?”

b. Evaluasi/Validasi

Bagaimana perasaan Bapak saat ini ? apa keluhan Bapak hari ini?

c. Kontrak

- Topik : “Baik lah bagaimana kalau kita berdiskusi tentang kemampuan-

kemampuan yang Bapak miliki dan kita akan melatih kemampuan tersebut,

Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak lakukan.

Setelah kita nilai, kita akan pilih beberapa kegiatan untuk kita latih .
- Waktu : Mau berapa lama kita berdiskusi Pak? bagaimana kalau 20 menit?

- Tempat : Dimana Bapak mau berdiskusi? Bagaimana kalau disini saja.”

2) Fase Kerja

“baik bapak kita mulai membuat table dimana isi dari tabel ini yang pertama

aspek positif, artinya kelebihan atau kebisaan – kebisaan yang bapak miliki?”

“baik pak sebelum kita memasuki kolom ke 2 bisa bapak bacakan lagi kelebihan-

kelebihan aspek positif yang bapak miliki”

“ baik dari yang sudah bapak bacakan ini, menurut bapak mana yang bisa di

laksanakan atau di kerjakan selama bapak dirawat?” (pasien memilih kegiatannya)

“baik pak untuk selanjutnya memilih kegiatan yang akan dilatih, dari kegiatan

yang sudah bapak pilih mana yang mau kita latih sekarang?”

“baik pak sebelum kita latihan, bapak bias coba jelaskan terlebih dahulu

merapihkan tempat tidur caranya seperti apa yang biasa bapak lakukan sehari –

hari?”

“bagus sekali ya pak, bagaimana kalo kita langsung latihan”

“ baik pak, bapak sudah bagus sekali”

“bapak saya ingin memberitahu bapak supaya lebih rapih lagi tempat tidurnya,

kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan

sudut kasur kita ikat lalu kita masukan kebawah kasur ”

“Bagimana pak terlihat lebih rapih tidak?”

“baik pak bapak sudah bagus ya mengerjakannya, dengan yang saya latih juga

bapak dapat mengerjakannya, tambah bagus”


“Baik pak kita kembali lagi ketempat kita berdiskusi”

“bapak saya punya jadwal,bagaimana kalo kegiatan yang barusan kita lakukan

tadi kita masukan ke dalam jadwal, artinya kegiatan ini menjadi kegiatan yang

rutin yang akan dilakukan oleh bapak, agar terjadwal.”

“bapak mau berapa kali di lakukannya?”

“mau di jamberapa saja bapak melakukannya?”

“jika bapak melakukanya secara mandiri tidak dibantu perawat dan yang lain

bapak bisa tulis (M), tetapi jika bapak masih dibantu bapak tulis (B) , dan jika

bapa tidak melakukannya sama sekali bapak tulis (T).”

“bapak bisa isi, besok kita evaluasi ya pak, jangan sampai hilang, jika bapak ingin

mengisi bapak bisa meminjam pulpen ke pada perawat ya pak, dan kertas jadwal

ini lipat yang rapih ya pak kalo bisa ditaro di bawah bantal jangan sampai hilang

ya pak.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

- subjektif

“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita latiahn merapikan tempat tidur?”

- objektif

“Nah coba Bapak sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur?

Bagus.”

b. Rencana tindak lanjut


“selanjutnya, diharapkan bapak dapat terus mempraktekan cara merapihkan

tempat tidur ya pak, selalu berlatih meskipun sedang tidak bersama saya ya

pak.”

Jangan lupa Jika Bapak melakukannya tanpa diingatkan perawat Bapak beri

tanda M, tetapi jika Bapak merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan

perawat Bapak beri tanda B dan kalau Bapak tidak melakukannya Bapak beri

tanda T.

”bapak bisa isi, besok kita evaluasi ya pak, jangan sampai hilang, jika bapak

ingin mengisi bapak bisa meminjam ke pada perawat ya pak, dan kertas

jadwal ini lipat yang rapih ya pak kalo bisa disimpan di bawah bantal jangan

sampai hilang ya pak.”

c. Kontrak yang akan datang

- Topik : “Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan

Bapak yang kedua.

- Waktu : Bapak mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

- Tempatnya :Tempatnya Pak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita

ketemu lagi disini jam 10 ya Assalamualaikum Pak.”

Anda mungkin juga menyukai