Disusun oleh:
VIESCA SEPTIANATA
NIM : 211030230213
PEMBIMBING
TAHUN 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak mampu mencapai
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respons
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana individu
mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang
dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang
berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan.
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen,
2006)
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian
menurun. Secara umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara
emosional atau kronik. Secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,
dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan karena penyakit fisik
atau pemasangan alat bantu yang membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat
klien sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat. ( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung
c. Jenis-jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal
diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri
tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai
oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri sendiri.
a. Situasional
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien yang
dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang diperhatikan.
Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan
akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit,
b. Kronik
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien
gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa. (Makhripah D &
Iskandar, 2012).
d. Rentang Respon
1. Respon Adaptif
dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari
dirinya.(Eko P. 2014)
2. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik
e. Mekanisme Koping
jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk melindungi diri
Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri ( misalnya,
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
mendapatkan popularitas)
1. Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat
2. Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang
diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi,
(Stuart.2006)
a. Pohon masalah
Isolasi Sosial
effect
Causa
Data Masalah
Data Obyektif:k
matakurang
No. CM : DX Medis :
Tgl No Dx Perencanaan
Tuk :
hubungan saling percaya klien menunjukkan 1. Bina hubungan saling percaya Menunjukkan keramahan dan
senang, ada kontak verbal maupun non verbal Menunjukkan bahwa perawat
mata, mau manjabat Perkenalkan diri dengan ingin kenal dengan klien.
menyebutkan nama,
mau menjawab Tanyakan nama lengkap dan Agar klien percaya kepada
mau mengutarakan Tunjukkan sikap empati dan keyakinan pada keluarga serta
2. Klien dapat 2. Setelah….x 2.1. Diskusikan dengan klien tentang : Pengertian tentang dirinya akan
mengidentifikasi aspek interaksi klien Aspek positif yang dimiliki memudahkan klien.
dan klien
yang dimiliki 2.2.Bersama klien buat daftar tentang : positif dan nyata akan
lingkungan
o Aspek positif Kemampuan yang dimiliki
keluarga klien
o Aspek positif
negative
3. Klien dapat menilai 3. Setelah…x interaksi 3.1. Diskusikan dengan klien Meningkatkan percaya diri dan
kemampuan yang dimiliki klien menyebutkan kemampuan yang dapat menumbuhkan perasaan bahwa
untuk dilaksanakan kemampuan yang dilaksanakan ia tidak selalu gagal dan tidak
4. Klien dapat 4. Setelah…x interaksi 4.1.Rencanakan bersama klien aktivitas Menambah percaya diri klien
merencanakan kegiatan klien membuat yang dapat dilakukan setiap hari bahwa klien bertanggung jawab
dilakukan klien
pulang.
6. Klien dapat 6.1.Setelah…x interaksi 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada Mempersiapkan keluarga agar
memanfaatkan system klien keluarga tentang cara merawat dapat merawat klien yang
pendukung yang ada memanfaatkan klien dengan harga diri rendah rendah diri.
Keliat, B.A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN - Basic
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi Klien
a. Data Subjektif
- Pasien mengatakan selama pasien berada di Rumah Sakit Jiwa pasien hanya
pekerjaannya
b. Data Objektif
2) Diagnosa keperawatan
4) Tindakan Keperawatan
B. Strategi Komunikasi
1) Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, perkenalkan saya Perawat Viesca Septianata, bapak bisa panggil
saya viesca, saya perawat yang dinas pagi pada hari ini dari pukul 08.00 sampai
13.00 siang yang akan merawat bapak di Rumah Sakit ini. Nama bapak siapa ?
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan Bapak saat ini ? apa keluhan Bapak hari ini?
c. Kontrak
kemampuan yang Bapak miliki dan kita akan melatih kemampuan tersebut,
Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak lakukan.
Setelah kita nilai, kita akan pilih beberapa kegiatan untuk kita latih .
- Waktu : Mau berapa lama kita berdiskusi Pak? bagaimana kalau 20 menit?
2) Fase Kerja
“baik bapak kita mulai membuat table dimana isi dari tabel ini yang pertama
aspek positif, artinya kelebihan atau kebisaan – kebisaan yang bapak miliki?”
“baik pak sebelum kita memasuki kolom ke 2 bisa bapak bacakan lagi kelebihan-
“ baik dari yang sudah bapak bacakan ini, menurut bapak mana yang bisa di
“baik pak untuk selanjutnya memilih kegiatan yang akan dilatih, dari kegiatan
yang sudah bapak pilih mana yang mau kita latih sekarang?”
“baik pak sebelum kita latihan, bapak bias coba jelaskan terlebih dahulu
merapihkan tempat tidur caranya seperti apa yang biasa bapak lakukan sehari –
hari?”
“bapak saya ingin memberitahu bapak supaya lebih rapih lagi tempat tidurnya,
kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya, kemudian kita angkat seprainya dan
“baik pak bapak sudah bagus ya mengerjakannya, dengan yang saya latih juga
“bapak saya punya jadwal,bagaimana kalo kegiatan yang barusan kita lakukan
tadi kita masukan ke dalam jadwal, artinya kegiatan ini menjadi kegiatan yang
“jika bapak melakukanya secara mandiri tidak dibantu perawat dan yang lain
bapak bisa tulis (M), tetapi jika bapak masih dibantu bapak tulis (B) , dan jika
“bapak bisa isi, besok kita evaluasi ya pak, jangan sampai hilang, jika bapak ingin
mengisi bapak bisa meminjam pulpen ke pada perawat ya pak, dan kertas jadwal
ini lipat yang rapih ya pak kalo bisa ditaro di bawah bantal jangan sampai hilang
ya pak.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
- subjektif
- objektif
Bagus.”
tempat tidur ya pak, selalu berlatih meskipun sedang tidak bersama saya ya
pak.”
Jangan lupa Jika Bapak melakukannya tanpa diingatkan perawat Bapak beri
tanda M, tetapi jika Bapak merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan
perawat Bapak beri tanda B dan kalau Bapak tidak melakukannya Bapak beri
tanda T.
”bapak bisa isi, besok kita evaluasi ya pak, jangan sampai hilang, jika bapak
ingin mengisi bapak bisa meminjam ke pada perawat ya pak, dan kertas
jadwal ini lipat yang rapih ya pak kalo bisa disimpan di bawah bantal jangan
- Topik : “Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan
- Tempatnya :Tempatnya Pak? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita