Anda di halaman 1dari 17

HARGA DIRI RENDAH KRONIS

A. Masalah Utama
Harga diri rendah kronis

B. Proses terjadinya masalah


1. Pengertian harga diri rendah
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri,Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi
diri dan tidak berharga,tidak berguna,tidak berdaya,psimis,tidak ada harapan dan
putus asa (depkes RI,2000). Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan
perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ). Menurut Schult
& Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif
seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri.adanaya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri( keliat, 2001). Gangguan harga diri
rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi
Ana Keliat, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap
diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.
2. Penyebab Harga Diri Rendah
Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu karena adanya koping
individu yang tidak efektif adanya kurang umpan balik positif, kurangnya sisitem
pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif ,disfungsi sistem keluarga setra terfiksasi pada tahap perkembangan awal
( townsend, M.C.1998:366), menurut carpenito, koping individu tidak efektif
adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau beresiko menglami suatu
ketidakmampuan dalam mengalami stressor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidakkuatan sumber-sumber (fisik,psikologiprilaku,atau
kognitif).
Harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan kurangnya tantangan dalam mencapai tujuan.tantangn yang rendah
menyebabkan upaya yang rendah.selanjutnya hal ini menyebabkan penam[ilan
seseorang yang tdiak optimal. Sering kali penyebab terjadinya hatga diri rendah
adalah pada masa kecil sering disalahka, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.saat individu mencapai remaja keberadaanya kuarang dihargai
dan tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering
gagal sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cenderung mengucilakan dan menuntut lebih dari kemampuanya.

4. Faktor Predisposisi terjadinya HDR


a. faktor biologis
1. kerusaka lobus frontal
2. kerusakan hipotalamus
3. kerusaka system limbic
4. kerusakan neurotransmitter
b. faktor psikologis
1. penolakan orang tua
2. harapan orang tua tidak realistis
3. orang tua yang tidak percaya
pada anak
4. tekanan teman sebaya
5. kurang reward system
6. dampak penyakit kronis
c. faktor social
1. kemskinan
2. terisolasi dari kemiskinan
3. Interaksi krang baik dalam
keluarga
d. faktor cultural
1. tuntutan peran
2. perubahan kultur
5. Faktor Presipitasi terjadinya HDR
Kejadian traumatis, psikologis karena menyaksikan hal yang
mengancam kehidupan, kehilangan bagian tubuh, perubahan bentuk
penampilan,serta kegagalan dalam berproduktivitas.penyeba lainya adalah
harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan ptugas kesehatan
yang kurang menghargai klien dalam keluarga. Harga diri rendah kronik
biasntya dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum klien dirawat sudah
memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.

6. Tanda dan gejala


Tanda yang mennjukkan harga diri rendah menurut carpenito,L.J(2003:352):
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akbat tindakan
terhadap penyakit. Msalnya: malu dan sedih karena rambut menjadi
botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. ,isalnya: ini tidak akan terjadi jika
say segera kerumah sakit, mengalahkan/mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya: saya tidak bisa, saya tidak mampu
saya orang bodoh dan tida tau apa-apa.
d. Percaya diri kurang. Misalnya klien sukar mengambil
keputusan,misalnya tentang memlih alternative tindakan.
e. Ekspresi malu atau merasa berslah dan khwatir, menolak diri sendiri.
f. Perasaan tidak mampu.
g. Pandangan hidup yang psimis.
h. Tidak berani menatap alwan bicara.
i. Lebh banyak menunduk.
j. Penolakan terhadap kemampuan diri.
k. Kurang memperhatikan perawatan diri(kuku panjang dan kotor, rambut
panjang dan lusuh, gigi kuning, kulit kotor).

7. Pohon masalah
HDR← Isolasi sosial : menarik diri → Halusinasi

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Tidak efektifnya koping individu


B. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa keperwatan
a. Gangguan konsep diri:harga diri rendah
b. Isolasi social
c. Koping individu tidak efektif
2. Rencana intervensi

Perencanaa Intervensi Rasional


n Kriteria evaluasi
Tujuan
Tujuan
umum:
Klien
mampu
meningkatk
an harga
diri
Tujuan Kriteria 1.1 bina hubungan Hubungan saling
khusu: evaluasi: saling percaya percaya akan
1. Klie 1. Klien a. sapa klien menimbulkan
en dapat degan ramah kepercayaan
dap mengung baik verbal klien kepada
at kapkan maupun non perwat sehingga
me perasaany verbal akan
mbi a b. perkenalkan memudahkan
na 2. Ekspresi diri dengan dalam
hub wajah sopan pelaksanaan
ung bersahaba c. Tanya nama tindakan
an t lengkap klien selanjutnya
sali 3. Ada dan nama
ng kontak paggilan
perc mata Yang disukai
aya 4. Menunjuk klien
kan rasa d. Jelaskan tujuan
senang pertemuan,jujur
5. Mau dan menepati
berjabat janji
tangan e. Tunjkkan sikap
6. Mau empati dan
menjawab menerima klien
salam apa adanya
7. Klien f. Beri perhatian
mau 1.2 beri kesempatan
duduk untuk
berdampi mengungkapkan
ngan perasaan tentang
8. Kalen penyakit yang
mau dideritanya pada
mengutar klien
akan 1.3 sediakan waktu
masalah untuk
yang mendengarkan
dihadapi klien
1.4 katakan kepada
klien bahwa ia
adalah seorang
yang berharaga
dan bertanggung
jawab serta
mampu
menolong
dirinya sendiri
Tujuan Kriteria 1. diskusikan Pujian akan
khusu 2: evaluasi: kemampuan dan meningkatkan
klien dapat 1.klien aspek positif harga diri klien
mengidenti mampu yang
fikasi mempertahan dimilikiklien
kemampua kan aspek dan diberi
n dan aspek yang positif pujian/reinforce
positif yang ment atas
dimiliki keampuan
mengungkapkan
perasaan
2. saat ketemu
klien,hindari
memberi
penilaian
negative.utamak
n memberi
pujian yang
realistis
Tujuan Kriteria evaluasi 3.1 diskusikan Peningkatan
khusus 3: 1.kenutuhan kemampuan kemampuan
Klien dapat klien yangb amsih mendorong klien
menilai terpenuhi digunakan selam untuk mandiri
kemapuan 2.kalien dapat sakit
yang melakukan 3.2 diskusikan juga
didapat aktifitas terarah kemampuan yamg
digunakan dapat dilanjutkan
penggunaan
dirumah sakit dan
dirumah nanti
Tujuan Kriteria 4.1 rencanakan Pelaksanaan
khusu 4: evaluasi: bersama klien kegiatan secara
Klien dapat 1. klien mampu aktifitas yang mandirimodal
menetapka beraktifitas dapat dilakukan awal ubtuk
n dari sesuai kemapuan setiap hari sessui meningkatkan
merencana 2. klien kemampuan: harga diri
kan mengikuti kegiatan mandir,
kegiatan Terapi kegiatan dengan
sesuai aktifitas bantuan minima,
dengan kelompok kegiatan dengan
kemampua bantuan total
n yang 4.2 tingkatkan
dimiliki kegiatan sesuai
denan toleramsi
kondisi klien
4.3 beri contoh
cara pelaksnaan
kegiatan yang
boleh klien
lakuksn (sering
klien takut
melaksanakan)
Tujuan Kriteria 5.1 berin Dengan aktifitas
khusus 5: evaluasi: kesempatan klien klien dapat
Klien dapat 1.klien mampu untuk mencoba mengetahui
melakukan beraktifitas kegiatan yang kemampuanya
kegitan sesuai direncanakan
sesuai kemampuan 5.2 beri pujian atas
kondisi keberhasilan klien
sakit da 5.3 diskusikan
kemampua kemungkinan
nya pelaksanaan
dirumah
Tujuan Kriteria 6.1 beri pendidikan Perhatian
khusus 6: evaluasi; kesehatan kepada keluarga dan
Memanfak 1.klien mampu keluarga tentang pengertian
an sistem melakukan apa cara merawat klien keluarga akan
pendukung yang diajarkan harga diri rendah dapat
yang ada 2.klien mampu 6.2bant keluarga membantumenin
memberi memberi dukungan gkatkan harga
dukungan selam klien diri klien
dirawat
6.3bantu keluarha
menyiapkan
lingkungan
dirumah
SP 1 pasien: mendskusikan kemapuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
membantu pasien menilai kemapuan yang Msih dapat digunakan, membantu pasien
menilai kemapuan yang akan dilatih,melatih kemapuan yang sudah dipilih
menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dakam rencan aharian:

Strategi pelaksanaa tindakan keperawatan (SPTK)

1. fase prainteraksi
kondisi: klien terlihat murung, banyak menunduk dan psimis, nada suara
lemah,mengataka malu bertemu dengan orang.
Diagnose keperawtan: gangguan konsep diri: harga diri rendah
Tujuan khusus: TUK 1,2,3,4,5
Intervensi SP!

2. Fase orientasi
:selamat pagi, perkenalkan saya cita setyo dewi.., kalua boleh tau mbaknya
nama siapa…bagaiman kedaan ,bak hari ini? “S terlihat segar”/
“bagaoamana kita bercakap-cakap entang hobi atau kegiatan yang mbak
sukai dirumah.setelh itu kita akan nilai kegiatan mana yang amsih dapat
Tdilakukan dirumah saki. Setelah kita nilai kita akan pilih satunkegiatan
untuk kita latih”
“diman kra duduk?bagaamana klau di ruang tamu?berapa lama?bagaoman
kalu 20 menit?

3. Fase kerja
“S kegiatan apa yang mabak sukai dirumah..keinginan apa yang ingin
lakukan..apa saja kemapuan yang S miliki?bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya!apa lagi kegiatan rumah tangga yag bias S lakukan? Bagaiaman
dengan merapihkan kamar ? menyapu? Mencuci piring dan
mengepel…..”wah bagus sekali ada empat kemapua dan kegiatan yang S
miliki”.
“S, dari empat/kema[uan ini, yang man ayang masih dapat dikerjakan
dirumah sakit? Coba kita lihat.yang pertama bisakah, yang
kedua………..samapi empat(misalnya ada 3 yang yang amsih bisa
dilakukan). Bagus ssekali ada 4 yang amsih bisa dikerjakan dirumah sakitini.
“sekarag coba S pilih kegiatan yang masih dapat dikerjakn dirumah sakit?
O… yang nomor satu, merapikn tempatb tidur?kalau begitu, bagiamana
kalua sekarang lita latihan merapikan tempat tdiur S” mari kita lihat tempat
tidur S\. coba lihat, sudah rapikah empat tidurnya?”
“nah kalu kita mau merapikan tempat tidur ,ari kita bpindahkan dulu bantal
dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarangg kita pasangb lagi spreinya, kkta mualai dari arah atas,
ya bagus!. Sekarang sebelah kaki , tarik dan masukkan, lalu dsebelah pinggir
masukkan. Sekarangbambil bantal, rapihkan dan letakkan disebelah
atas/kepala mari ita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah /kaki.bagus!”
“S sudah dirapihkan?bagus!
“S bisa merspihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan?bagus!”
“coba S lakukan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri kalua S lakukan
tanpa disuruh,tulis B)bantuan)jika diingatka bisa melakukan, dari T (tidak)
melakukan.
4. Fase termnasi
Bagaoman perasaan mbak S setelah ita bercakap-cakap dan latihan
merapikan tempat tidur? Yach, S ternyata banyak memiliki kemampuan
yang dilakukan dirumah sakit in. salah satuny, merapihkan tempat tidur,
yang sudah s praktekkan dengan baik sekali, nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga dirumah setelah pulang”.
Sekarangmari kita masukkan pada jadwal harian. S mau berapa kali
merapihka empat tidur.bagus. dua kali yatu pagi-pagi jam berapa? Lalu
sehabis istirahat, jm 16.00 wita”.
“ besok pagi kta latihan lagi kemapuan yang kedua. S masih ingat kegiatan
apalagi yang mampu dilakukan dirumah sakit selain merapihka tempat tidur?
Ya bagus, cuci pring..kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok
jam 08.00 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi sampai jumpa ya”
D. Masalah dan Data yang Perlu Dikaji
No Masalah Data Subyektif Data Obyektif
Keperawatan
1 Isolasi sosial :  Mengungkapkan tidak  Ekspresi wajah kosong
menarik diri berdaya dan tidak ingin  Tidak ada kontak mata
hidup lagi ketika diajak bicara
 Mengungkapkan enggan  Suara pelan dan tidak
berbicara dengan orang lain jelas
 Klien malu bertemu dan
berhadapan dengan orang
lain
2 Gangguan  Mengungkapkan ingin  Merusak diri sendiri
konsep diri : diakui jati dirinya  Merusak orang lain
harga diri  Mengungkapkan tidak ada  Menarik diri dari
rendah lagi yang peduli hubungan sosial
 Mengungkapkan tidak bisa  Tampak mudah
apa-apa tersinggung
 Mengungkapkan dirinya  Tidak mau makan dan
tidak berguna tidak tidur
 Mengkritik diri sendiri  Perasaan malu
 Tidak nyaman jika jadi
pusat perhatian
3 Berduka  Mengungkapkan tidak  Ekspresi wajah sedih
disfungsional berdaya dan tidak ingin  Tidak ada kontak mata
hidup lagi ketika diajak bicara
 Mengungkapkan sedih  Suara pelan dan tidak
karena tidak naik kelas jelas
 Klien malu bertemu dan  Tampak menangis
berhadapan dengan orang
lain karena diceraikan
suaminya
DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr.
Amino Gondoutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Boyd MA, Hihart MA. 1998. Psychiatric Nursing : contemporary practice.
Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher.
Keliat BA. 1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC.
Stuart GW, Sundeen SJ. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta :
EGC.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien :……………. Ruangan :…………….
No. CM :……………. Dx Medis :……………

No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Harga Diri Tujuan : Klien 1. Setelah…..× inter- 1. Bina hubungan saling percaya 1. Kepercayaan dari
Rendah kronis memiliki konsep aksi klien me- dengan menggunakan prinsip klien merupakan hal
diri yang positif nunjukan tanda- komunikasi terapeutik : yang mutlak serta
tanda percaya  Sapa klien dengan ramah baik akan memudahkan
SP 1 : Klien kepada perawat verbal maupun nonverbal dalam pendekatan
dapat membina :  Perkenalkan nama, nama dan tindakan
hubungan saling  Ekspresi wajah panggilan dan tujuan perawat keperawatan yang
percaya dengan bersahabat berkenalan akan dilakukan
perawat  Menunjukan  Tanyakan nama lengkap dan kepada klien
rasa senang nama penggilan yang disukai
 Ada kontak klien
mata  Buat kontrak yang jelas
 Mau berjabat  Tunjukan sikap jujur dan
tangan menepati janji setiap kali
 mau berinteraksi
menyebutkan  Tunjukan sikap empati dan
nama menerima apa adanya
 Mau menjawab  Beri perhatian kepada klien
salam dan masalah yang dihadapi
 Mau duduk klien
berdampingan  Dengarkan dengan penuh
dengan perawat perhatian ekspresi perasaan
klien
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Bersedia
mengungkapkan
masalah yang
dihadapi
SP 2 : Klien 2. Setelah…..× 2.1 Diskusikan dengan klien 2.1 Aspek positif
dapat interaksi klien tentang: penting untuk
mengidentifikasi menyebutkan :  Aspek positif yang dimiliki meningkatkan PD
aspek positif dan  aspek positif klien keluarga, lingkungan serta harga diri
kemampuan dan  Kemampuan yang dimiliki
yang dimiliki kemampuan klien 2.2 Memvalidasi dan
yang dimiliki 2.2 Bersama klien buat daftar menguatkan apa
klien tantang : yang sudah
 Aspek positif  Aspek positif klien, disampaikan secara
keluarga keluarga, lingkungan lisan
 Aspek positif  Kemampuan yang 2.3 Meningkatkan harga
lingkungan dimiliki klien diri serta memancing
klien 2.3 Beri pujian yang realistis, klien untuk
hindarkan memberi mengungkapkan apa
penilaian negatif yang diinginkan oleh
klien
SP 3 : Klien 3. Setelah…..× 3.1 Diskusikan dengan klien 3. Mencari cara yang
dapat menilai interaksi klien kemampun yang dapat konstruktif dan
kemampuan menyebutkan dilakukan setiap hari sesuai menunjukan potensi
yang dimiliki kemampuan kemampuan klien yang dimiliki klien
untuk yang dapat untuk mengubah
dilaksanakan dilaksanakan dirinya menjadi
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
3.2 Diskusikan kemampuan yang lebih baik dan
dapat dilanjutkan berharga
pelaksanaannya

SP 4 : klien 4. Setelah…..× 4.1 Rencanakan bersama klien 4.1 Menghindari adanya


dapat interaksi klien aktivitas yang dapat kehilangan/perubhan
merencanakan membuat dilakukan setiap hari sesuai peran akibat
kegiatan sesuai rencana kemampuan klien : perasaan HDR yang
dengan kegiatan harian  kegiatan mandiri dialami klien serta
kemampuan  kegiatan dengan bantuan mencari alternatif
yang dimiliki koping untuk
meningkatkan harga
diri
4.2 Menghargai
kemampuan klien
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai serta menunjukan
kondisi klien kemampuan yang
klien miliki
4.3 Meningkatkan
pengetahuan klien
4.3 Beri contoh cara dalam mekanisme
pelaklsanaan kegiatan koping yang
setelah pulang konstruktif dalam
menghargai diri
sendiri
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
SP 5 : Klien 5. Setelah…..× 5.1 Anjurkan klien untuk 5. Membantu klien
dapat melakukan interaksi klien melaksanakan kegiatan yang meningkatkan harga
kegiatan sesuai melakukan telah direncanakan dirinya
rencana yang kegiatan sesuai 5.2 Pantau kegiata yang
dibuat jadwal yang dilaksanakan klien
dibuat 5.3 Beri pujian atas usaha yang
dilakukan klien
5.4 Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah
pulang

SP 6 : Klien 6. Setelah…..× 6.1 Beri pendidikan kesehatan 6. Keluarga sebagai


dapat interaksi klien pada keluarga tentang cara sistem pendukung
memanfaatkan memanfaatkan merawat klien dengan harga utama mempunyai
sistem sistem diri rendah peran serta potensi
pendukung yang pendukung yang 6.2 Bantu keluarga memberikan besar dalam
ada ada di keluarga dukungan selama klien menciptakan konsep
dirawat serta harga diri klien
6.3 Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan rumah

Anda mungkin juga menyukai