Anda di halaman 1dari 15

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Masalah Utama


Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

1.2 Proses Terjadinya Masalah


1.2.1 Definisi
Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dengan ideal diri.
(Stuart, 2011)
Harga diri rendah adalah cenderung untuk memilih dirinya negative
dan merasa lebih rendah dari orang lain. (Hamid Achir Yani, 2010)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang
berharga dan tidak dapat bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri.
(Yoeddhas, 2010)

1.2.2 Etiologi
1. Perkembangan ego terbelakang
2. Model-model peran berkurang
3. Kekurangan umpan balik positif
4. Umpan balik berulang berakibat pada berkurangnya nilai diri
5. Hubungan orang tua anak tidak memuaskan
6. Lingkungan yang tidak terorganisasi dan semerawut
7. Penganiayaan dan pengobatan anak
8. Disfungsi sistem keluarga

1.2.3 Faktor Penyebab terjadinya Harga Diri Rendah


1. Faktor Predisposisi
a. Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran seks,
tuntutan peran kerja, harapan peran kultural.
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi ketidak
1
percayaan orang tua tekanan dari kelompok sebaya, perubahan
dalam stuktural sosial.
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi.
c. Transisi Peran situasi adalah terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran dan kematian.
Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
sakit dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran
bentuk, penampilan, fungsi tubuh, perubahan fisik berhubungan
dengan tumbang normal moral dan prosedur medis keperawatan.

1.2.4 Manifestasi Klinis


Menurut Suliswati, 2005 tanda dan gejala harga diri rendah yaitu :
1. Merasa dirinya lebih rendah dari orang lain
2. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
3. Gangguan dalam berhubungan
4. Rasa diri penting yang berlebihan
5. Perasaan tidak mampu
6. Rasa bersalah
7. Pandangan hidup yang pesimis
8. Penolakan terhadap kemampuan personal
9. Menarik diri secara social
10. Khawatir dan menarik diri dari realitas

1.2.5 Akibat
Harga diri rendah dapat membuat klien menjdai tidak mau maupun
tidak mampu bergaul dengan orang lain dan terjadinya isolasi sosial :
menarik diri. Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang
tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).

1.2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan klien dengan harga diri rendah meliputi:
a. Farmakologi
2
b. Terapi lain seperti terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah
laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi lingkungan, terapi aktivitas
kelompok yang tujuannya adalah memperbaiki perilaku klien dengan
harga diri rendah.
c. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi (kembali memfungsikan)
dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara
wajar dalam kehidupan bermasyarakat.

1.3 Pohon Masalah


Isolasi sosial menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

Tidak efektifnya koping individu

1.4 Diagnosa Keperawatan


1. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping
individu

1.5 Fokus Intervensi


1. Tujuan umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2. Tujuan khusus dan intervensi
a. TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
1. Kriteria evaluasi
a) Ekspresi wajah klien bersahabat.
b) Menunjukkan rasa tenang dan ada kontak mata
c) Mau berjabat tangan dan mau menyebutkan nama
d) Mau menjawan salam dan mau duduk berdampingan dengan
perawat perawat
e) Mau mengutarakan masalahyang dihadapi
2. Intervensi : Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan
prinsip komunikasi terapeutik
3
a) Sapa klien dengan ramah dan baik secara verbal dan non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
f) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
Rasional :
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya
b. TUK II : klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
1. Kriteria evaluasi
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien :
a) Kemampuan yang dimiliki klien
b) Aspek positif keluarga
c) Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
2. Intervensi
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
Rasional :
Mendiskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas, kontrol
diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatannya
b) Setiap bertemu hindarkan dari memberi nilai negatif .
Rasional :
Reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.
c) Usahakan memberikan pujian yang realistik
Rasional :
Pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukan kegiatan hanya
karena ingin mendapatkan pujian

c. TUK III : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan


1) Kriteria evaluasi
Klien menilai kriteria yang dapat digunakan
2) Intervensi

4
a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat dilakukan dalam
sakit
Rasional :
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki adalah
prasarat untuk berubah
b) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilanjutkan penggunaannya.
Rasional :
Pengertian tentang kemampuan yang masih dimiliki klien memotivasi
untuk tetap mempertahankan penggunaannya.

d. TUK IV : klien dapat merencanakan kegiatan dengan kemampuan yang


dimiliki
1) Kriteria evaluasi
Klien membuat rencana kegiatan harian
2) Intervensi
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai dengan kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan
sebagaian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total
Rasional:
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Rasional:
Klien perlu bertindak secara realistik dalam kehidupannya
c) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan klien
Rasional:
Contoh perilaku yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk
melaksanakan kegiatan

e. TUK V : klien dapat melaksanakan kegiatan yang boleh yang dilakukan


1) Kriteria evaluasi
melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
2) Intervensi
a) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
Rasional:
Memberikan kesempatan pada klien mandiri dapat meningkatkan motivasi
dan harga diri klien.
5
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
Rasional :
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Rasional :
Membrikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan
yang bisa dilakukan

f. TUK VI : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada si keluarga


1. Kriteria evaluasi
Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
2. Intervensi
a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
Rasional:
Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri di rumah
b. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat
Rasional:
Support system keluarga akan sangat mempengaruhi dalam mempercepat
proses penyembuhan klien
c. Bantu keluarga menyampaikan linggungan rumah
Rasional:
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah.

6
Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke I (satu)

a. Proses Keperawatan
1. Kondisi
a. Klien mengatakan malu dan tidak berguna
b. Klien menunjukkan ekspresi wajah malu
c. Klien mengatakan “tidak bisa” ketika diminta melakukan sesuatu
d. Klien tanpak kurang bahagia
e. Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada kelebihannya
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
f. Klien dapat membina hubungan saling percaya
g. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP)
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi bu, saya Indah Nuraini mahasiswa Rumah Sakit Baptis
Kediri yang sedang praktik di Rumah Sakit ini”. Ibu bisa panggil saya
suster Indah. “Nama ibu siapa?”................ “Ibu senang dipanggil
siapa?”......... “Baik ibu siti saya akan menemani ibu kurang lebih 2
minggu. Jadi kalau ada yang mengganggu pikiran ibu, ibu bisa bilang
kepada saya, siapa tahu saya bisa bantu”.
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini”?.....................”Coba ibu ceritakan
kepada saya, apa yang ibu rasakan di Rumah hingga dibawa ke Rumah
Sakit?”
c. Kontrak
1. Topik
“maukah ibu Siti bercakap-cakap dengan kemampuan yang
dimiliki serta hoby yang sering ibu lakukan di Rumah?”
2. Tempat

7
“Ibu Siti lebih suka bercakap-cakap dimana?”. ........”Di teras atau
di tempat tidur?”.............”ooo baik ibu suka di teras”
3. Waktu
“Kita mau bercakap-cakap berapa lama ibu?”..........”Bagaimana
kalau 10 menit saja?”
2. Kerja
“Kegiatan apa saja yang sering ibu Siti lakukan dirumah?”....Memasak,
mencuci pakaian, bagus itu bu. “Terus kegiatan apalagi yangibu bisa
lakukan?”..... “Kalau tiak salah ibu senang menyulam ya?”, Wah.. bagus
sekali!
“Bagaimana kalau ibu Siti menceritakan kelebihan lain/kemampuan yang
lain yang ibu miliki?”, terus ibu.........Apa lagi?........”Bagaimana dengan
keluarga Ibu Siti, apakah mereka menyenangi apa yang ibu lakukan
selama in, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja ibu?”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Siti selama kita bercakap-
cakap ?”...”Aapakah ibu senang?”, Terimakasih kalau ibu Siti merasa
senang!
b. Evaluasi Obyektif
“Tolong ibusitu ceritakan lagi kemampuan dan kegiatan yang sering
ibu Siti lakukan?......Bagus, “terus bagaimana tanggapan keluarga
terhadap kemampuan dan kegiatan yang ibu lakukan?”
c. Rencana Tindakan Lanjut
“Baiklah ibu Siti, nanti ibu bisa ingat-ingat lagi ya, kemampuan ibu
yang lain dan yang belum ibu sampaikan/ceritakan kepada
saya?”.....”Besok kita bicara lagi”.
d. Kontak
1. Topik
“Bagaimana kalau kita bicarakan kembali kegiatan/kemampuan
yang dapat ibu Siti lakkan di Rumah Sakit dan Rumah?”
2. Tempat
“Tempatnya mau dimana ibu Siti?”
3. Waktu
“ Berapa lama kita akan bercakap-cakao ?”.......”Bagaimana kalau
15 menit?” “Sampai bertemu lagi besok ya, ibu Siti”.

8
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke II (dua)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
a. Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien telah mengetahui/dapat mengenal beberapa kemampuan dan
aspek positif yang dimiliki
2. Diagnosa keperawatan
Risiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
b. Klien dapat merencanakan kegiatan dirumah sakit sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“ Selamat pagi Bu Siti!” Masih ingat saya ?”...... bagus!”
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan Ibu Siti sekarang ?”
“.................O................. ya bagaimana, apakah ada kemampuan lain yang
belum ibu Siti ceritakan kemarin ?”
c. Kontrak
1. Topik
“ Apakah ibu Siti masih ingat apa yang akan kita bicarakan
sekarang ?”. “ya...... bagus”

2. Tempat
“ Kalau tidak salah, kemarin kita sudah sepakat akan bercakap-cakap
diruang makan benarkan ?”

3. Waktu
“ Kita akan bercakap-cakap selama 15 menit, atau mungkin bu Siti
ingin kita bercakap-cakap lebih lama lagi ?”
9
2. Kerja :
“ Kegiatan apa saja yang sering ibu Siti lakukan dirumah ?”........memasak,
mencuci pakaian, bagus itu”. Terus kegiatan apalagi yang bisa dialukan?”. “
Kalau tidak salah ibu juga senang menyulam ya?”, wah bagus sekali !.
“ Bagaimana kalau ibu Siti mencertiakan kelebihan lain/kemampuan lain yang
dimiliki ?”, terus.......apalagi.
“Bagaimana dengan keluarga ibu Siti, apakah mereka menyenangi apa yang
ibu lakukan selama ini, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja ibu?”.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“ Bagaimana perasaan ibu Siti setelah berhasil membuat jadwal kegiatan yang
dapat dilakukan dirumah sakit ?”.
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat tadi!.”
Bagus “.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Ibu Siti maukan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu buat tadi!”.
“......nah nanti kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan bersama-sama
dengan teman-teman yang lain ya!”. “ Bagaimana kalau nanti siang ?”.
d. Kontrak
1. Topik
“ Baikalah besok kita bertemu lagi, bagaimana kalau kita bercakap-
cakap tentang kegiatan yang dapat ibu lakuka dirumah”. “Bagaimana
menurut ibu Siti?”. “Setuju”.
2. Tempat
“ Ibu ingin kita bercakap-cakap diaman besok ?”.”.........oooo
diataman, baiklah”.
3. Waktu
“ Bagaimana kalau kita bercakap-cakap selama 10menit ?”.

10
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Haraga Diri Rendah
Pertemuan ke III (tiga)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
c. Klien tidak mampu mengenal dan menyusun jadwal kegiatan yang
dapat dilakukan dirumah sakit.
d. Klien telah berhasil melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat.
2. Diagnosa keperawatan
Risiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal kegiatan yang dapat dilakukan dirumah.
b. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan yang dapat dilaukan sesuai
dengan kemampuan dirumah.

B. Strategi Pelaksaan Tindakan Keperawatan (SP)


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, bu Siti sedang apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu Siti saat ini?”
“Apakah ibu sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
dibuat kemarin?”. “Bagus ibu telah dapat membantu membersihkan
lingkungan”.
“Coba saya lihat jadwal kegiatannya, wah hebat sekali, sudah diberi tanda
semua!”
c. Kontrak
1) Topik
“Nah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kegiatan yang
dapat ibu lakukan di rumah”
2) Tempat
“Kita mau berckap-cakap dimana?. Bagaimana kalau di tempat
kemarin, di taman, kan enak!”
3) Waktu
11
“Mau berapa lama?. Bagaimana kalau 15 menit lagi”.
2. Kerja
“Kemarin ibu telah membuat jadwal kegiatan dirumah sakit, sekarang kita buat
jadwal kegiatan di rumah ya!. Ini kertas dan bolpointnya, jangan khawatir nanti
saya bantu, kalau kesulitan. Bagaimana kalau kita mulai?”
“Ibu mulai dari jam 05.00 WIB? ......................... ya, tidak apa-apa, bangun
tidur .....terusya sholat subuh, terus masak (sampai jam 20.00), bagus tapi jangan
lupa minum obatnya, ya bu!”
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu Sitisetelah berhasil membuat jadwal kegiatan yang
dapat dilakukan dirumah sakit?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat tadi!”. “Bagus”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Ibu Siti mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu buat tadi”.
“.......nah nanti kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan bersama-sama dengan
teman-teman yang lain ya!”. “Bagaimana kalau nanti siang?”.
d. Kontrak
1) Topik
“Baiklah besok kita bertemu lagi, bagaimana kalau kita bercakap-
cakap tentang kegiatan yang dapat ibu lakukan di rumah”.
“Bagaimana menurut ibu Siti?”. “Setuju”
2) Tempat
“Ibu ingin kita bercakap-cakap dimana besok?”. “...........ooo di taman,
baiklah”.
3) Waktu
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap selama 10 menit?”.

12
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
Masalah : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Pertemuan ke IV (empat)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3.Tujuan Khusus
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang dimiliki di rumah.
B. Strategi Pelaksaan Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, bu!”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu Siti hari ini, baik-baik saja?”. “Syukurlah”.
“Masih ibu simpan jadwal kegiatan yang telah dibuat kemarin?”.
c. Kontrak
1) Topik
“Hari ini kita akan bercakap-cakap tentang sistem pendukung yang dapat
membantu ibu Siti di rumah?”
2) Tempat
“Sesuai kesepakatan kemarin kita bercakap-cakap di teras, ya?”
3) Waktu
“Kita bercakap-cakap mau berapa lama?”. “10 menit saja ya boleh !”.

2. Kerja
“Apakah ibu tahu artinya sistem pendukung?”. “Baiklah akan saya jelaskan sistem
pendukung adalah hal-hal yang dapat membantu di rumah dalam mencapai
kesembuhan nantinya, misalnya : dana, keluarga, teman/tetangga yang mau
menerima, kegiatan bersama, dan tempat yang dapat ibu kunjungi saat obat habis”.
“Ibu di rumah tinggal dengan siapa saja? ......... terus siapa lagi?.” “Apakah mereka
sayang dan memeprhatikan kesehatan bu Siti?”

13
“Siapa selama ini yang mengingatkan ibu selama ini minum obat dan
mengantarkan control/periksa dokter?”. “Wah bagus! Terus selama ini yang
mencari nafkah dan mencari biaya pengobatan untuk ibu, siapa?”
“Apakah puya teman atau tetangga yang dekat dengan ibu Siti?”. “Kegiatan apa
saja yang ada di lingkungan bu Siti?”. “Oooooo pengajian...... Bagus itu, kalau
kelompok ibu-ibu arisan ada tidak bu, ooo begitu!”. “Selama ini bu Siti sudah
berobat kemana saja, apakah ada RS/RS yang paling dekat dengan rumah ibu?”.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaannya setelah bercakap-cakap tentang sistem pendukung ya
bu Siti miliki?”
b. Evaluasi Obyektif
“Coba sebutkan kembali sistem pendukung yang ibu miliki di rumah, satu
persatuya!”.
c. Rencana Tindak Lanjut
“Besok kalau sudah pulang, harus mendengarkan nasehat keluarga ya Bu!
Jangan lupa kalau obat hampir habus cepat datangi rumah sakit!”.
d. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau besok kita bercakap-cakap lagi, tentang obat-obatan yang
ibu Siti minum setiap hari”.
2) Tempat
“Sebaiknya kita bercakap-cakap dimana bu?”. “di warung makan, o.... bisa!”
3) Waktu
“Mau berapa lama Bu?”. “Lima belas menit, boleh sampai ketemu lagi bu!”

14
DAFTAR PUSTAKA

Kartika Sari Wijayaningsih. (2015). Panduan Lengkap Praktik klinik keperawatan


jiwa. Jakarta: Trans Info Media
Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono.2010.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika
Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha
Medika
Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Ganguan
Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru
Townsend, MC. (2010). Diagnosis Keperawatan Psikiatri Rencana Asuhan &
Medikasi Psikotropik. Jakarta : EGC

15

Anda mungkin juga menyukai