Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH


MATA KULIAH PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :

Anisa Pebriyanti 201FK06036

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS ( MASALAH UTAMA ) :


Harga Diri Rendah
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan negative terhadap diri sendiri termasuk
kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis,
tidak ada harapan dan putus asa (Departemen Kesehatan RI, 2000)
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia (Keliat B., 2006)

2. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah Kerancuan identitas
Depersonalisasi
Keterangan :
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman
nyata yang sukses diterima
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya
dengan orang lain
3. Penyebab
a. Factor predisposisi
1) Yang mempengaruhi harga diri : penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistis, kegagalan berulang
2) Yang mempengaruhi performa peran : sterotip peran gender, tuntutan peran
kerja dan harapan peran budaya
b. Faktor presipitasi
1) Trauma : misal penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan yang
mengancam kehidupan
2) Ketegangan peran : hubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
individu mengalaminya sebagai frustasi : ada 3 transisi peran yaitu transisi
perkembangan seperti perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Transisi peran situasi, terjadi dengan bertambahnya atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. Transisi
peran sehat sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit
(Stuart & Sudden, 2005)

4. Tanda dan gejala


a. Data subjektif:
1) Perasaan tidak mampu
2) Rasa bersalah
3) Mengkritik diri sendiri atau orang lain
4) Sikap negative pada diri sendiri
5) Sikap pesimis pada kehidupan
6) Keluhan sakit fisik
7) Pandangan hidup yang terpolarisasi
8) Menolak kemampuan diri sendiri
9) Mengungkapkan kegagalan diri sendiri
10) Ketidakmampuan menentukan tujuan
b. Data objektif:
1) Produktivitas menurun
2) Mengukur diri sendiri dan orang lain
3) Destruktif pada orang lain
4) Destruktif terhadap diri sendiri
5) Menolak diri secara social
6) Penyalahgunaan obat
7) Menarik diri dan realistis
8) Khawatir
9) Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
10) Menunjukkan tanda depresi (susah tidur dan tidak nafsu makan)
(Stuart & Sudden, 2005)

5. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan
interaksi social : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku kekerasan yang
beresiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

III. A. POHON MASALAH

Effect Isolasi Sosial : Menarik Diri

Core Harga Diri Rendah


Problem

Causa Gangguan Citra Tubuh

B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
1) Data subjektif :
Klien mengatakan tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap orang lain dari
diri-sendiri
2) Data Objektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Citra Tubuh
2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
3. Isolasi Sosial : Menarik Diri

V. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan : Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
1. Tujuan Umum :
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah
2. Tujuan Khusus :
a. TUK 1
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
 Intervensi
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas
topic, waktu, tempat
2) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
3) Jujur dan menepati janji
4) Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien
b. TUK 2
Klien dapat mengidentifikasi aspekpositif dan kemampuan yang dimiliki.
 Intervensi
1) Diskusikan dengan klien tentang : aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,
lingkungan dan kemampuan yang dimiliki klien.
2) Diskusikan bersama klien untuk membuat daftar tentang : aspek positif
klien, dan kemampuan yang dimiliki klien.
3) Beri pujian yang realistis, hindarkan pemberian negatif
c. TUK 3
Klien dapat menilai kemampun yang dimiliki untuk dilaksanakan
 Intervensi
1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.
2) Dislusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya.
d. TUK 4
Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
 Intervensi
1) Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan klien : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan.
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
e. TUK 5
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.
 Intervensi
1) Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatn yang telah direncanakan
2) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
3) Berikan pujian atas usaha yang dilakukan
4) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
f. TUK 6
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
 Intervensi
1) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah
2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R. dkk. 2004. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang. RSJD Dr. Amino
Gonohutomo

Carpenito.L.J.2003. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 1. Jakarta :


EGC

Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai