OLEH:
185140060
JAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
Hari ke...Tanggal....
Adaftif Maladaftif
c. Faktor predisposisi
a) Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang memiliki tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b) Faktor yang memengaruhi performa peran adalah steriotif peran gender, tuntutan peran
kerja, dan harapan peran budaya. Nilai-nilai budaya yang tidak dapat diikuti oleh
individu.
c) Faktor yang memengaruhi identitas pribadi, meliputi ketidakpercayaan orang tua,
tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
d. Faktor presipitasi
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal dan eksternal, yaitu sebagai berikut:
a) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
b) Ketergantungan peran, berhubungand engan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya seperti frustasi. Ada tiga jenis transisi peran:
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan
individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan
sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh: kehilangan bagian tubuh: perubahan
ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh; perubahan fisik yang berhubungan
dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis, dan keperawatan
causa Kehilangan
b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
a) Masalah keperawatan yang yang mungkin muncul
Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis
Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional
Kehilangan
Data objektif:
Harga diri rendah situasional
Klien tampak banyak diam
Klien tampak lesu
Kontak mata kurang
Banyak diam
Nafsu makan berkurang
Menarik diri dari hubungan sosial
Data subjektif
Klien mengatakan malas beraktivitas
Klien mengatakan tidak suka membicarakan
penyakitnya
Klien mengatakan malas ngobrol tentang masalah
pribadinya
Klien mengatakan susah tidur
Klien mengatakan tidak berdaya dan tidak berguna
Klien mengatakan gagal sebagai seorang ibu
4. Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah situasional
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Moyet, I.J. 29, Nursing Diagnosis (Application to Clinical Practice, 13th ed.)
Philadhelpia: Lippincott Williams & Wilkins.
Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
Herdman, T.H & Shigemi, K. 2016. NANDA Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017 (Edisi 10). Diterjema hkan oleh Keliat., B.A dkk. Jakarta EGC
Jardi, R., Cachia A., Thomas, P & Pins, D. 2013. The Neuroscience of Hallucinations. New York:
Springer.
Keliat, B.A, dkk.2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa (Edisi 2). Jakarrta: EGC.
Myers, Tamara, dkk (editor). 2017. Mosby’s Dictionary of medicine, Nursing & Healt Professional
(10th Edition) . Missouri Elsevier.
Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan (Edisi 7). Jakarta: Salemba Medika.
Sadock, B.J & Sadock, V.A.2010. Kaplan dan Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis (Edisi 2). Jakarta:
EGC
Schultz, J.M & Videbeck, S.I. 2009. Lippincott’s Manual of Psychiatric Nursing care Plan (8th
Edition). Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins.
Peertemuan ke...Tgl...
1. Proses keperawatan
Kondisi klien
DO:
Klien tampak banyak diam
Klien tampak lesu
Kontak mata kurang
Banyak diam
Nafsu makan berkurang
Menarik diri dari hubungan sosial
DS:
Klien mengatakan malas beraktivitas
Klien mengatakan tidak suka membicarakan penyakitnya
Klien mengatakan malas ngobrol tentang masalah pribadinya
Klien mengatakan susah tidur
Klien mengatakan tidak berdaya dan tidak berguna
Klien mengatakan gagal sebagai seorang ibu
Diagnosa keperwatan
Harga diri rendah situasional
Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
c. Klien mampu mengidentifikasi evaluasi diri positif
d. Klien mampu mengidentifikasi distorsi kognitif yang meningkatkan penilaian diri negatif
e. Klien mampu menilai dan memobilisasi sistim pendukung yang ada saat ini
f. Klien mampu mengetahui kemampuan koping baru
Tindakan keperwatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapakan perasaan
c. Mendorong klien untuk mengekspresikan rasa marah, jagan menjadi defensif jika permulaan
ekspresi kemarahan dipindahkan kepada perawat atau terapis
d. Berdiskusi dengan klien tentang bagaimana klien menangani krisis lainya
e. Memperkuat mekanisme penanganan adaftif
f. Memeriksa dan memperkuat kemampuan dan sifat positif
g. Membantu klien menerima perasaan positif dan negatif
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya zr.Berlian..Mahasiswi dari Universitas Respati
Indonesia (URINDO) panggil saya Berlian saja. saya berdinas dari jam 14.00-20.00
diruangan ini, ibu siapa...senang dipanggil apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini?”
c. Kontrak
Topik
“Baik ibu bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar tentang keadaan ibu saat
ini, kali aja dengan ibu mau cerita ibu bisa lebih tenang dan lebih rileks
Waktu
“Mau berapa lama kita berbincang-bincang ibu? Oh ok...20 menit aja ya.
Tempat
“Tempatnya mau dimana?” disini atau dimana bu...oh..disini saja.
KERJA
“baiklah ibu, apa ibu bisa menceritakan bagaimana kejadianya sampai ibu bisa seperti ini, suka
murung, menyendiri, kadang mudah tersinggung, oh ..jadi ibu sedih dan tidak terima karena
suami ibu dituduh mencuri dan dipenjara ya bu..oh...jadi sekarang lagi ditangani pihak
kepolisian ya bu..saya paham apa yang ibu rasakan, yang sabar ya bu..bagaimana tanggapan
anggota keluarga lainya bu..oh begitu ya, bagus bu kalau keluarga tetep memebrikan
dukungan ke ibu.,jadi ibu harus berusaha dan tegar mengahadapi masalah dikeluarga ibu
saat ini, saya yakin ibu sendiri pasti bisa melewati semua ini ya..jadi sekarang ibu tidak perlu
cemas, karena masih banyak yang bisa ibu lakukan, ibu masih bisa cari kerja, masih ada
keluarga dan anak-anak yang membutuhkan dan menyayangi ibu. “sekarang bagaimana
kalau kita latihan relaksasi untuk mengurangi rsa cemas ibu, dan ikuti cara yang saya
lakukan, coba sekarang ibu tarik nafas dalam dari hidung...tahan sebentar..kemudian
hembuskan secara perlahan..ya, bagus sekali bu, coba ibu ulang sekali lagi..iya bagus bu.
TERMINASI
a. Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu sekarang, apakah lebih tenang?”
Evaluasi objektif
“Coba ibu.. apakah bisa diceritakan kembali tentang perbincangan kita tadi...wah..bagus
sekali, ibu bisa ulangi lagi latihan relaksasi yang tadi? Wah...ibu hebat ya...
b. Tindak lanjut klien
“ibu..nanti kalau timbul rasa cemas lagi atau merasa kecewa, ibu bisa lakukan tehnik
relaksasi seperti yang kita latih tadi ya bu atau bisa juga dengan Sholat ya bu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik
“sesuai dengan kontrak kita tadi selama 20 menit, kita ahiri dulu perbincangan kita ya
bu, dan besok kita akan bertemu kembali, besok kita akan diskusi tentang aspek positif
yang ibu miliki ya...apakah ibu bersedia?
Tempat
“Tempatnya disini saja lagi ya bu..atau dimana? Oh ok diruang tamu ya.
Waktu
“besok jam 17.00 aja ya ..sehabis ibu mandi sore, sampai ketemu besok ya.selamat
sore....