Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN

OLEH:

BERLIAN LUMBAN TOBING

185140060

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

JAKARTA

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

Pertemuan ke...Tanggal....

1. Kasus (masalah utama)


Ketidakberdayaan dan keputusasaan
2. Proses terjadinya masalah
a. Defenisi
ketidakberdayaan merupakan ketidakmampuan dalam memobilsasi energi dan ketiadaan
upaya campur tangan terhadap penyakit ((shea &urdley, 1964) ketidakberdayaan
(powerlnwss/helpness). Merupakan keadaan ketika seseorang aprogresif fan segala uaya
oleh peenrima klien bahwa proses suatu penyakit bersifat kekal tidak datau kelompok
merasakan kurangnya kontrol pribadi atas peristiwa atau situasi tertentu sebagai
kesatuan, ketidakberdayaan dan keputusaaan merupakan siindrom yang
didemosntrasikan oleh penerimaan klien bahwa proses suatu penyakit bersifat kekal,
tidak dapat diubah, progresif tifak akan memberikan hasil bagi pasien dan orang yang
membantu (Shea &Hurley 1964)

Keputuasaan (hopelness) adalah suatu kondisi emosional subjektif yang dipertahankan


klien karena klien tidak melihat adanya pilihan pribadi atau pilihan alternatif untuk
memecahlkan masalah; karean ketiadaan hasrat dan ketidakmampuan diri untuk
memobilisasi energinya (carpenito-moyet 2009). Nanda (2016) menyatakan bahwa
keputusaan adalah keadaan subjektif di mana seseorang melihat keterbatasan atau
tidak elihat adanya alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energi atas nama sendiri

Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan. Hal ini dikarenakan orang tanpa


harapan (putus asa0 tidak emlihat adanya solusi atau jalan untuk menca[au apa yang
diinginkan, meskipun dia merasa dalam kendali. Sebaliknya, orang yang tidak berdaya
bisa melihat alternatif atau jawaban, namun tidak dapat melakukan apapun karena
kurangnya kontrol atau sumber daya (carpenito, moyet, 2009). Perasaan
ketidakberdayaan bisa menyebabkan keputusasaan

b. Rentang Respon Emosional

Adaptif Maladaptif

Respons Reaksi supresi reaksi depresi


Emosional berduka emosi berduka
Rumit tertunda
c. Faktor predisposisi
1. Biologis :
a. Tidak ada riwayat keturunan (salah satu atau kedua orang tua menderita
gangguan jiwa)
b. Gaya hidup (tidak merokok, alkhohol, obat dan zat adiktif) dan Pengalaman
penggunaan zat terlarang
c. Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general chek up, tanggal
terakhir periksa)
d. Ada riwayat menderita penjakit jantung, paru-paru, yang mengganggu
pelaksana aktivitas harian pasien
e. Adanya riwayat sakit panas lama saat perkembangan balita sampai kejang-
kejangatau pernah mengalami riwayat trauma kepala yang menimbulkan lesi
pada lobus frontal, temporal dan limbic.
f. Riwayat menderita penyakit yang secara progresif
menimbulkanketidakmampuan, misalnya: sklerosis multipel, kanker terminal
atau AIDS
2. Psikologis
a. Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal
b. Ketidaknmampuan mengambil keputusan dan mempunyai
kemampuankomunikasi verbal yang kurang atau kurang dapat
mengekspresikan perasaan terkait dengan penyakitnya atau kondisi dirinya
c. Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang secara progresif
menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: sklerosis multipel, kanker terminal
ata AIDS
d. Kurang puas dengan kehidupannya (tujuan hidup yang sudah dicapai)
e. Merasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan kehidupannya yang
sekarang
f. Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja yang terlalu otoriter
atau terlalu melindungi/menyayangi
g. Motivasi: penerimaan umpan balik negatif yang konsisten selama
tahapperkembangan balita hingga remaja, kurang minat dalam
mengembangkan hobi dan aktivitas sehari-hari

3. Sosial budaya
a. Usia 30-meninggal berpotensi mengalami ketidakberdayaan
b. Jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan mempunyai kecenderungan
yangsama untuk mengalami ketidakberdayaan tergantung dari peran
yang dijalankandalam kehidupannya
c. Pendidikan rendah
d. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan
(misalnya:pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau
orang terdekat yang berlangsung lebih dari 6 bulan)
e. Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai kontrol
(misalnya kontrol lokus internal)
f. Dalam kehidupan sosial, cenderung ketergantungan dengan orang lain,
tidak mampu berpartisipasi dalam sosial kemasyarakatan secara aktif,
enggan bergaul dan kadang menghindar dari orang lain
g. . Pengalaman sosial, kurang aktif dalam kegiatan di masyarakat
h. Kurang terlibat dalam kegiatan politik baik secara aktif maupun secara
pasif

4. Faktor presipitasi

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presiptasi timbulnya


ketidakberdayaan adalah sebagai berikut :
a) Biologis :
1. Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program pengobatan
yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang,
sulit dan kompeks) (proses intoksifikasi dan rehabilitasi).
2. Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir
3. Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan
kejang atau trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal,
temporal dan limbic
4. Terdapat gangguan sistem endokrin
5. Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau
6. Mengalami gangguan tidur atau istirahat
7. Kurang mampu menyesuaikan diri terhadap budaya, ras, etnik dan gender
8. Adanya perubahan gaya berjalan, koordinasi dan keseimbangan
b) Psikologis :
1. Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis
2. Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial
yang berdampak pada keputusasaan.
3. Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan.
4. Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan
melakukan tanggungjawab peran.
5. Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain.
Laporan Pendahuluan Jiwa “
Sosial budaya :
1. Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau
kehidupannya yang sekarang.
2. Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga (berada dalam
lingkungan perawatan kesehatan).
3. Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab
yang lain
4. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan
(misalnya: pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau
orang terdekat yang berlangsung dalam 6 bulan terakhir)
5. Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.
6. Kurang dapat menjalankan kegiatan agama dan keyakinannya dan
ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat

5. Tanda dan gejala

3. Dasar penetapan masalah


a. Pohon masalah
b. Masalah keperawatan
c. Data yang perlu dikaji
4. Diagnosis keperawatan

A. pengkajian
1. Karatersitik keputusasaan
Karatersitik keputusasaan menurut Carpenito-moyet (2009) terdiri dari karateristik
utama (mayor ) dan karateristik tambahan (minor)
a. Karateristik Utama (Mayor)
Karater-karakter dibawah ini harus hadir, satu atau lebih dari satu, yaitu
mengungkapkan sikap apatis yang mendalam, luar biasa, dan bertahan dalam
menanggapi situasi yang dianggap tidak mungkin, seoerti pernyataan “masa
deanku tampak gelap bagiku” (Yip & cahng dalam carpenito-moyet,2009).
1. Fisiologis
a) Menurunnya respons terhadap rangsangan
b) Kekurangan energi
c) Peningkatan jumlah tidur
2. Emosional
Klien dengan gangguan ketidakberdayaan dan keputusasaan merasa :
a) Mereka tidak memiliki kesempatam dan tidak ada alasan bagi mereka
untuk percaya hari depan
b) Ketidakmampuan mencari kemakmuran, keberuntungan, atau nikmat
Tuhan
c) Kurangnya makna atau tujuan dalam hidup
d) Perasaan kehilangan dan kekurangan
e) Kosong atau kehilangan vitalitas
f) Demoralisasi
g) Tidak berdaya
h) Tidak kompeten atau terjebak

Klien dengan ganguan ini akan menunjukkan :

a) Kepasifan fan kurangnya keterlibatan dalam perawatan


b) Kemampuan verbal yang menurun
c) Afek yang menurun
d) Kurangnya ambisi, inisatif, dan minat
e) Kompleksenya sikap menyerah
f) Ketiadkmampuan untuk mencapai apapun
g) Kurangnay atngguang jawab ata keptutusasaan dan kehidupan
h) Proses beroikir yang lambat
i) Perilaku mengisolasi diri
j) Demoralisasi
k) Komentar negatuf mengenai sekaang dan masa depan
l) Kelelalhan

3. Kognitif
a) Fokus pada masa lalu dan masa depan, bukan fokus pada saat ini dan
sekarang
b) Berkurangnya fleksibilitas dalam proses berpikir
c) Kekakuan (misalnnya pemikiran semua atau tidak sama sekali)
d) Kurangnya imajinasi dan kemampuan berharap
e) Ketidakmampuan untuk mengidentiifikasi atau mencapau tujuan dan
sasaran yang diinginkan
f) Ketidakmampuan untuk merencanakan, mengatur, membuat keputusan,
atau memecahkan masalah
g) Putus asa
h) Ketidakmampuan mengenali sumber harapan
i) Pikiran bunuh diri
b. Karateristik tambahan (Minor)
Karakter yang meliputi aspek fisiologis dan emosional ini dimungkinkan hadir
pada klien dengan keputusasaan
1) Fisiologis: Anoreksia, penurunan berat badan
2) Emosional :
Klien merasa :
a) Merasa ada benjolan ditenggororkan, tegang
b) Merasa kecewa
c) Dibanjiri oleh rasa ketidakmampuan (saya hanya “tidak bisa)
d) Dimerasa bahwa mereka berada “diujung tali”
e) Kehilangan kepuasan dari peran dan hubungan
f) Rentan atau mudah diserang

Klien juga menunjukkan adanya

a) Kontak mata yang buruk


b) Motivasi yang menurun
c) Mendesah
d) Regresi
e) Depresi
f) Pengunduran diri

Sementara itu Nanda (2016) menyatakan karateristik keputusaasaan pada


klien adalah :

a. Gangguan pada tidur


b. Penurunan afek
c. Penuruann nafsu makan
d. Kurangnya inisiatif
e. Mengurangu respons terhadap rangsangan (stimulus)
f. Penurunan verbalisasi
g. Isyarat putus asa secara vervbal (misal saya tidak bisa mendesah)
h. Keterlibatan dalam perawatan yang tidak memadai
i. Pasif
j. Rendahnya kontak mata
k. Mengangkat bahu sebagai reponsunruk menganggapi oembicara atau
lawan tutur
l. Berpaling dari pembicara

2. Karateristik ketidakberdayaan
Karateristik ketidak berdayaan menurut Carpenito-moyet (2009) terdiri dari
karateristik utama (mayor) dan karateristik tambahan (minor)
a. Karateritik Utama (mayor)
1) Ekspresi (kemarahan, apatis ) secara terbuka atau terselubung tentang
ketidakpuasan karena ketidakmampuan untuk mengdalikan situasi
(misalnya; kerja, penyakit, progniosis, perawatan, tingkat pemulihan) yang
secara negatif memepengaruhi pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
2) Rasa berharga, terjebak dalam situasi hidup yang negatif, dan penderitaan
emosional
b. Karateristik tambahan (minor)
1) Kurangnya perilaku encari infromasi
2) Ketergantungan yang tidak memuaskan pada orang lain
3) Pengunduran diri
4) Kepasifan
5) Apatis
6) Ansietas
7) Perilaku mekanisme pertahanan dan pengendalian diri (acting out)
8) Depresi
9) Kemarahan
10) Perilaku kekerasan
11) Perilaku ketersiang
12) Perasaan rentan
Sementara itu, Nanda (2016) menyatakan beberapa batasan karatersitik
ketidakberdayaan pada klien, yaitu :
a. Keterasingan
b. Ketergantungan pada orang lain
c. Depresi
d. Fagu tentang penampilan peran
e. Frustasi tentang keidakmampuan untuk melakukan aktifitas
sebelumnya
f. Partisipasi yang tidak memadai dalam perawatan
g. kurangnya rasa kendali
h. malu

3. Faktor kognitif
Faktor kognitif keputusasaan pada klien adalah :
a. Berkurangnya kemampuan untuk mengintegrasikan informasi yang dterima
b. Hilangnya persepsi waktu (masa lalu, sekarang dan masa depan )
c. Berkurangnya daya ingeat dari masa lalu
d. Ketidakmamm[uan berkomunikasi secara afektif
e. Sikap menyimpang persepsi dan asosisai atau kebingungan
f. Pengakiman yang tidak masuk akal
4. Faktor yang berhubungan
a. Faktor terkait keputusasaan berdasarkan NANda (2016) adalah
1) Stress kronis (jangka panjang)
2) Kemrosotan kondisi fisiologis
3) Riwayat diabaikan
4) Hilangnya kepercayaan akan kekuatan spiritual
5) Hilangnya kepercayaan terhadap nilai penting
6) Pembatassan aktifitas jangka oanjang
7) Isolasi sosial
b. Faktor terkait ketidak berdayan berdasarkan (2016) adalah :
1) Pengobatan kompleks
2) Lingkungan instutusi yang disfusngional
3) Interaksu interpersonal yang tidak memadai
B. Diagnosis Keperawatan

Gambar pohon masalah diagnosis ketidakberdayaan

Harga diri rendah

Ketidakberdayaan

Disfungsi proses berduka

Gambar pohon masalah diagnosis keputusasaan

Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Gangguan konsep diri:

Harga diri rendah kronis


C. Perencanaan
RENCANA KEPERAWATAN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN

DIAGNOSIS PERENCANAAN

KEPERAWATAN TUJUAN (TUK/TUM) Kriteria evaluasi intervensi Rasional

Ketidakberdayaan TUM Pasien menunjukan tanda- 1.1 Bina hubungan saling percaya Kepercayaan dari pasien
dan keputusasaan tanda percaya kepada dengan mengemukakan prinsip merupakan hal yang akan
Pasien menunjukkan komukasi terapeutik :
perawat melalui : memudah perawat dalam
kepercayaan kesehatan a. Mengucapkan salam melakukan perndekatan
dengan kriteria : merasa a. Ekpresi wajah cerah, terapuetik, sapa pasien keperawatan atau
memiliki harapan, tersenyum edngan ramah baik verbal intervensu selanjutnya
mampu melakukan b. Mau berkenalan atauoun noon verbal
c. Ada kontak mata terhadap pasien.
merasa dapat dan b. Berjabat tangan dengan
emngedalikan, dan d. Bersedia menceritakan pasien
merasakan kualitas perasaannya c. Perkenalkan diri sengan sopan
e. Bersedia mengungkapan d. Tanyakan nama lengkap
hidup yang positif
masalah pasien dan nama panggilan
yang disukai pasien
e. Jelaskan tujuan pertemuan
f. Membuat kontrak topik,
TUK 1 : waktu, dan temoat setiap kali
bertemu pasien
Pasien dapat membina g. Tunjukkan sikap empati dan
hubungan saling menerima pasein apa adanya.
percaya h. Beri perhatian kepada pasien
dan perhatian kebutuhan
dasar pasien
TUK 2: Kriteria evaluasi d. dengarkan pengungkapan Intervensi penuh harapan
perasaan oasien secara aktif, (hope full intervention)
Membantu pasien Pasien dapat mengindetifikasi perlakukan pasien sebagai individu
mengidentifikasi dan dan mengekspresikan dan terima perasaanya Ini memberikan izin
mengeungkapkan perasaan yang berhubungan e. sampaikan wmpatu atas kepada pasien untuk
tentang segala perasaan dengan perassaan pengakuan verbal pasien berbicara dan
ketidakberdayaan dan ketidakberdayan dan mengenai keraguan, ketakutan, mengeksplorasi hidupnya
keputusasaan keputusasaannya. dan kekhawatirannya. (kylmadalam Carpenito-
f. Validasi dan refleksikan kesan Moyet, 2009)
dengan orang tersebut, penting
untuk disadari bahwa pasien Keputusasaan dapat
dengan kanker misalnya Sering menuntun manusia pada
memiliki realitas mereka sendiri, penemuaan diri (self
yang mungkin berbeda dari discovery)
perawat.
g. Dorong pasien untuk
mengungkapkan bagaimanan
harapan tersebut tidak past dan
bagian di mana harapan tersebut
telah mengecewakan pasien
h. Membantu pasien dalam
mengenali bahwa keputusasaan
adalah bagian dari kehidupan
setiap orang dan menuntut
pangakuan. pasien bisa
menggunakannya sebagai sumber
energi, imajinasi dan kebebasan
untuk mempertimbangkan suatu
alternatif
i. Bantu pasien untuk memahami
pasien untuk memahami bahwa
dia dapat mengatasi aspek
Keputusasaaan dan
ketidakberdayaannya dengN
memisahkanya dari aspek penuh
harapan dan berdayanya .
a. bantu pasien untuk
mengudentifikasi dan
mengenali aspek
keputuusasaan dan
ketidakberdayaan
b. bantu pasien untuk
membedakan antara yang
mungkin dan tidak mungkin
2.7 perawat memobilisasi sumber
daya internal dan eksternal pasien
untuk mempromosikan harapan.
Bantu pasein untuk mengidentifikasi
alasan pribadi mereka untuk hidup
yang memberikan makna dan tujuan
hidup
TUK 3 Kriteria evaluasi pasien 3.1 bantu pasien untuk Faktor-faktor terbseut
menyebutkanaspek positif mengidentifikasi faktor-faktor dapat meng8ndetifikasi
maupuan situasi yang dapat
Menilai dan yang dimiliki pasien dan berpengaruh padaktidakberdyaaan hal-hal yang berdepotensi
memobilisasi sumber tindakan yang berada dalam (misalnya: pekerjaan, aktifitas dapat dikendalikan dan
daya internal pasien kendali pasien hiburan, tanggung jawab peran, dapat digunakan sebagai
atau mengidentifikasi hubungan antar pribadi). sumber kekuatan bbagi
tindakan yang berada 3.2 Menekankan kekuatan dan bukan pasien
dalam kendali pasien kelemahan pasien
3.3 Pujilah pasien pada upayannya Pentung untuk mengenali
yang sesuai kemumngkinan
3.4 Dorong pasiren untuk mengenalis konstruktif pada orang
alsana hidup untuk menumbuhkan dewasa yang hhidup
harapan dengan HIV/Aids untuk
3.5 Identifkasi bidang kesuksesan dan mempromosikan
kegunaan sepertidengan
kehidupan yang laya dan
menenkankan pretasi masa lalu
pasien yang mengenali
Gunakan infromasi ini untuk
adanya secercah harapan.
mencapai tujuan bersama dengan
Jika tidak seseorang
pasien
menjadi terjebak dan
3.6 bantu pasien untuk
mengidentifikasi hal-hal yang dia tenggeam ke dalam
sukai dan anggap sebagai humor. eksistensi yang sempit.
Aktifitas seperti itu dapat berfungsi Pusat pepprhatian
sebagai penggaunggu terhadap
padahal yang tidak
adanya ketidaknyamanan dan
meungkn dan kehilangan
memungkinkan asien untuk
mencapai kenyamanan kognitif perspektif masa depan
(hinds, Martin dan vogel dalam (Kylma dala Carpenito-
carpenito-moyet,2009) moyet, 2009)
3.7 bantu pasien untuk
mengidentifikasi sumber harapan
(misalnya hubungan, iman, hal-hal Kegembiraan, humor dan
yang harus dilakukan). kenangan menggairhakan
3.8 Bantu pasien daam menyesuaikan digunakan
dan mengembangkan tujuan untukmenumbbuhkan
jangka pendek dan jangka pendek harapan pada orang-
yang reliastis (berjalan dari yang orang yang sakit parah.
sederhana ke yang lebih kompleks.
3.9 Ajarkan pasein untuk memantau
tanda perkembanga ntertentu
yang digunakan sebagai penguatan
diri
3.10 Dorongan pemikiran “akhir yang
bermakna “means end ) secara
posutuf (yaitu : jika saya
melakukan hal ini, maka saya akan
dapat”)
3.11 Tingkatkan kegemboraan dan
berbagi kenangan yang
menggembirakan
TUK 4 Kriteria evaluasi : pasien dapat 4.1 bantu identifikasi situasi Mendorong pasien untuk
menyebutkan tindakan yang kehidupan yangtidak ia kendalikan mengungkapkan rasa
Mengidentifikasi 4.2 diskusikan dan ajarkan cara
berada diluar kendalinya. yang berhubungan
tindakan yang berada melakukan manipulasi untuk dengan ketidakmapuan
diluar kendali pasien mengendalikan keadaan yang sulit sebagai upaya mengatasi
dikendalikan masalah yang tidak dapat
terselesaikan
TUK 5 Kriteria evaluasi pasien dapat 5.1 menghormati pasien sebagai Jika seseorang dapat
menunujukkan inisiatf, pembuat keputusan yang mengenali dan
Membantu pasien keompeten; perlakukan keputusan
pengerahan diri sendiri, menangani
dengan pemecahan dan keinginnanya dengan hormat
otonomi dalam pengambilan
masalah (probelm 5.2 Dorong verbalisasi untuk
keputusan, serta strategi
solving) dan pembuatan menentukan persepsi pilihan
pemecahan masalah Keputusasaan secara
keputusan (decision pasien
imajinatif maka
making) 5.3 Memperjelas nilai-nilai pasien
untuk menentukan apa yang pergerakan,
penting darinya pertumbuhan, dan akal
5.4 Membantu pasien dalam bisa memunculkan suatu
mengidentifikasi masalah yang hasil. Kekakuan tidak
tidak dapat dia hingga, masalah akan pernah mengatasi
yang bida dia hadapi dengan keputusasaan.
katalain, membantu pasien untuk
menjauhkan nya dari pandangan Motivasi sangat
ketidakmungkinan dan pentinguntuk
keputusasaan dan mulai memulihkan pasien harus
menghadapi hhal-hal yang realistis menentukan tujuan,
dan penuh harapan. bahkan jika dia memiliki
5.5 Menilai persepsi pasein terhadap harapan rendah untuk
diri sendiri dan orang lain mencapainya
sehubungan dengan ukuran.
(orang dengan kepututsasaan dan Perawat adalah
ketidakberdayaan sering melihat katalisator yang
orang lain sebagai sosok yang mendorong pasien untuk
besar dan meilai diri sendiri mengambil langkah
sebagai sosok yang kecil) pertama untuk
5.6 Jika persepsi tidak realistis, bantu mengidentifikasi tujuan
pasien untuk menilai ulang mereka kemudian pasien harus
untuk megembalikannya ke dalam menciptakan tujuan lain.
skala yang tepat
5.7 Promosikan felksisbillitas dorong
pasien untuk mencoba suatu
alternatif dan mengambil risiko

TUK 6 Kriteria evaluasi : 6.1 bantu pasien dengan menetapkan Laporan pribadi
tujuan jangka pendek dan jangka mengenai kesejahteraan
Membantu pasien Pasien dapat mengatasi
panjang yang reslistis dan dapat mental 914 narapidanan
ketidakberdayaan dan
dicapai menngungkapkan bahwa
keputusasaanya dengan
penurunan rasa
koping yang adaptif 6.2 ajarkan pentingnya saling berbagi
keputusasaan berakibat
dalam berbagi keprihatinan
pada meningkatnya
6.3 ajari nilai-nilai untuk menghadapi latihan (Cashin potter,
masalah &butler dalam carpenito-
moyet, 2009)

6.4 Biarkan pasien waktu untuk


mengenang kembali wawasan Terapi musik,
pengalaman masa lalu aromaterapi, dan pijat
dengan minyak esensial
6.5 jelaskan manfaat dari distraksi ditemukan dapat
terhadap kejadian negatif membantu pasien belajar
6.6 ajarkan dan bantu teknik relaksasi melepaskan stress dan
sebelum megantisipasi kejadiam mengekpresikan
perasaan untuk
stress menghadapi dampak
penyakit dengan sikap
6.7 dorong Citra mental untuk
positif (ye & Yeh dalam
mempromosikan proses berpikir
Carpenito –moyet2009)
positif

6.8 ajarkan pasein untuk “berharap


menjadi” orang terbaik saat ini dan Orang yang biasanya
menghargai setiap momen dapat mengatasi sebagian
dari kehidupan yang
6.9 ajarkan pasien untuk
mereka anggap tidak
memaksimalkan pengalaman
berdaya jika mereka
(misalnya; aroma kopi gosokan
menyadari bahwa ada
punggung, rasakan kehangatan
faktor – faktor yang lain
matahari atau angin sepoi-sepoi yang
dalam kehidupan yang
bisa menginspirasi harapan
berharga. Oleh karena itu
6.10 ajarkan pasien untuk keputusasaan bisa
mengantisipasi pengalaman yang dia menimbulkan penemuan
suka setiap hari (misalnya berjalan alternatif yang memberi
membaca favorut atau menulis surat). makna dan tujuan hidup.
Hal ini penting untuk
mencegah keputusasaan .
6.11 Bantu pasien untuk
mengungkapkan keyakinan spiritual
(jenning dalam Carpenito-Moyet Hilangnya kontrol
2009) terhadap hiduo dalam
penyakit, seperti epilepsi
6.12 Ajarkan pasien cara untuk dapat mengakibatkan
melestarikan dan menghasilkan dan pikiran negatif mengarah
menghasilkan energi melalui latihan pada keputusasaan,
fisik moderat kecuali intervensi yang
diperlukan untuk
6.13 Dorong terapi musik, aromaterpi
menentang pemikiran
dan pijatan dengan minyak esensial
negatif tentang situasi
untuk memperbaiki fisik dan status
yang tidak dapat
mental pasien
dikendalikannya
diberikan (Wagner, Smith
ferguson, Horton, &
Wilson dalam Carpenito-
Moyet, 2009)

TUK 7 : Kriteria evaluasi : 7.1 Libatkan keluarga dan orang Mempertahankan


penting lainnya dalam rencana tanggung jawab peran
Menilai dan Pasien dapat memanfaatkan
perawatan keluarga sangat penting
Memobilisasi suumber sumber daya ekstrenal atau
untuk menimbulkan
daya ekesternal pasien sistem pendukung yang ada 7.2 Dorong pasien untuk
harapan dan penanganan.
menghabiskan waktu atau pikiran
Selain itu, harapan sangat
dengan orang yang dicintainya dalam
penting bagi pihak
hubungan yang sehat
keluarga orang sakit kritis
7.3 ajarkan oeran anggota keluarga untuk mrmfasilitasi
dalam mempertahankan harapan penanganab dan
melalui hubungan yang positif dan penyesuaian
suportif
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan ke .. Tgl..

1. Proses keperawatan
Kondisi klien
DO:
 Mengisolasi diri
 Pola tidur ternganggu
 Penurunan nafsu makan
 Kontak mata yang kurang
 Motivasi menurun
DS:
 Klien mengatakan merasa kecewa
 Klien mengatakan bahwa dia tidak mampu dan tidak bisa apa-apa
 Klien mengatakan mersasa putus asa

Diagnosa keperawatan
Ketidakberdayaan dan keputusasaan
Tujuan khusus
a. klien mampu membina hubungan saling percaya
b. klien mampumengidentifikasi dan mengungkapkan tentang perasaan ketidakberdayaan dan
keputusasaan
c. klien mampu menilai dan memobilisasi sumber daya internal klien atau mengidentifikasi
tindakan yang berada dalam kendali klien
d. klien mampu mengidentifikasi tindakan yang berada diluar kendali klien
e. klien mampu memecahkan masalah dan mampu membuat keputusan
f. klien mampu mempelajari kemampuan koping yang efektif
g. klien mampu menilai dan memobilisasi sumber daya eksternal klien
Tindakan keperwatan
a. membina hubungan saling percaya dengan klien
b. mendengarkan pengungkapan perasaan klien secara aktif, perlakuan sebagai individu dan
terima perasaanya
c. membantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor maupun situasi yang dapat berpengaruh
pada ketidakberdayaan (misalnya: pekerjaan, aktivitas hiburan, tanggung jawab peran,
hubungan pribadi)
d. membantu klien untuk dapat mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat dia
kendalikan
e. membantu klien dalam menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
dan dapat dicapai
f. melibatkan keluarga dan orang penting lainya dalam rencana perawatan

2. Proses pelaksanaan tindakan


Orientasi
a. Salam terapeutik
“selamat pagi, perkenalkan nama saya Berlian, mahasiswa Universitas Respati Indonesisa
(URINDO), ibu bisa panggil saya dengan berlian “ nama ibu siapa? Ooo, ibu senangnya
dipanggil siapa? Baik, jadi ibu senang dipanggil ibu ... ya?”
b. Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan ibu saat ini? Apakah semalam tidurnya nyenyak?
c. Kontrak
 Topik
“baiklah ibu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
ketidakberdayaan dan keputusasaan yang ibu alami saat ini?”
 Tempat
“ menurut ibu, sebaiknya kita berbincang-bincang dimana bu..oh ok..kita diruang bersama
aja ya.”
 Waktu
“Ibu maunya berapa lama kita berbincang-bincang?” bagaimana kalu 20 menit, apakah
ibu bersedia?
Kerja

“Baik ibu, saya lihat ibu lebih sering menyendiri, tampak murung, sekarang coba ibu ceritakan
sama saya, ada masalah apa atau seberapa berat masalah yang ibu hadapi sampai membuat ibu
merasa tidak berdaya ataupun merasa putus asa? Oh..jadi ibu merasa putus asa karena penyakit
ibu yang tak kunjung sembuh ya bu, bisa ibu sebutkan sebelumnya kegiatan ibu apa aja sebelum
sakit, oh..jadi ibu tadinya seorang guru sekolah dasar, tapi setelah sakit lama ibu tidak mampu
lagi untuk mengajar ya bu...terus apa aja yang sudah ibu lakukan selama ini untuk mengatasi
rasa putus asa yang ibu alami? Bagaimana dengan keluarga ibu sendiri apakah mereka
memberikan dukungan untuk kesembuhan penyakit?” baiklah bu saya sangat senang karena ibu
sudah mau bercerita tentang apa yang ibu rasakan, nah....bagaimana kalau nanti siang kita coba
menuliskan hal-hal positif ataupun kemampuan positif yang masih bisa ibu lakukan..

Terminasi

a. Evaluais subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya? Apakah perasaan ibu
lebih enakan?”
Evaluasi objektif
“Saya senang melihat ibu sudah mau tersenyum, nah coba ibu ceritakan kembali tentang
perasaan yang membuat ibu tidak berdaya dan putus asa...wah...bagus sekali ibu.”
b. Tindak lanjut klien
“ibu...nanti coba ibu ingat ingat ya..kira-kira apa aja hal-hal positif yang yang masih ibu
miliki, dan coba tulis dikertas ya...
c. Kontrak yang akan datang
 Topik
“baiklah..nanti siang sehabis makan kita ketemu lagi ya, kita akan berbincang-bincang
tentang hal-hal positif yang sudah ibu tuliskan dikertas.
 Tempat
“tempatnya disini aja lagi ya bu!
 Waktu
Waktunya sekitar 20 menit aja ya..sampai ketemu nanti siang ya bu.

Anda mungkin juga menyukai