B. PENYEBAB
Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu empedu belum diketahui. Satu teori
menyatakan bahwa kolesterol dapat menyebabkan supersaturasi empedu di kandung
empedu. Setelah beberapa lama, emedu yang telah mengalami supersaturasi mengkristal
dan mulai membentuk batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu pigmen
tersusun oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi dengan
kalsium.
Kolelitiasis atau batu di dalam kandung empedu, sebagian besar batu tersusun dari
pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium
dan protein.
Kolelitiasis dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini. Namun,
semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar kemungkinan untuk
terjadinya kolelitiasis. Faktor resiko tersebut antara lain :
Wanita (beresiko dua jadi lebih besar dibanding laki-laki)
Usia lebih dari 40 tahun .
Kegemukan (obesitas).
Faktor keturunan
Aktivitas fisik
Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
Hiperlipidemia
Diet tinggi lemak dan rendah serat
Pengosongan lambung yang memanjang
Nutrisi intravena jangka lama
Dismotilitas kandung empedu
Obat-obatan antihiperlipedmia (clofibrate)
Penyakit lain (seperti Fibrosis sistik, Diabetes mellitus, sirosis hati, pankreatitis
dan kanker kandung empedu) dan penyakit ileus (kekurangan garam empedu)
Ras/etnik (Insidensinya tinggi pada Indian Amerika, diikuti oleh kulit putih, baru
orang Afrika)
C. KLASIFIKASI
Menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya, batu empedu dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Batu kolesterol
Berbentuk oval, multivokal atau mulberi dan mengandung lebih dari 70%
kolesterol. Terjadi karena kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi
empedu.
2. Batu kalsium bilirubinan (pigmen cokelat)
Berwarna coklat atau cokelat tua, lunak, mudah dihancurkan dan mengandung
kalsium-bilirubinat sebagai komponen utama. Bentuk berlapis-lapis, ditemukan
disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi.
Hasilkan substansi P Peningkatan suhu Bersifat iritatif di saluran cerna Rasa mual muntah
2. Data Obyektif
Keadaan umum : gelisah
Integumen : Jaundice, sklera ikterik
Pernapasan : Tachypneu, membelat selama pernapasan
Cardiovaskulaer : Tachycardia
Gastrointestinal : Gambaran jelas batu empedu, distensi abdomen
Penemuan yang mungkin ditemukan:
Peningkatan fungsi liver dan bilirubin, leukocytosis, penemuan ultrasound
abnormal abdomen, IV cholangiogram.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus kolelitiasis adalah sebagai berikut:
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya proses peradangan, agen
cidera biologis proses inflamasi kandung empedu, obstruksi/spasme duktus, iskemia
jaringan (nekrosis).
Hipertermi berhubungan dengan respon sistemik dari inflamasi gastrointestinal
Aktual/resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan peningkatan asam lambung
Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan atropi otot, kelemahan fisik
Resiko tinggi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan muntah
berlebihan
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prosedur invasif, faktor mekanik.
Dx Kep. Gangguan integritas kulit b.d prosedur invasif, faktor mekanik, ikterus
Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi dengan kriteria hasil
Perilaku untuk meningkatkan penyembuhan / mencegah kerusakan kulit.
Intervensi :
Observasi kulit, sclera dan perubahan warna urin. Rasional : Terjadinya icterik
mengindikasikan adanya obstruksi aliran empedu.
Berikan masase pada daerah kulit yang mengalami gangguan. Rasional : Bermanfaat
dalam menurukan iritasi kulit.
Pertahankan kelembaban (+/- 60%), gunakan alat pelembab. Rasional : Kelembaban
yang rendah, kulit akan kehilangan air.
Pertahankan lingkungan dingin. Rasional : Kesejukan mengurangi gatal
Mengoleskan lotion dan krim kulit segera setelah mandi. Rasional : Hidrasi yang
cukup pada stratum korneum mencegah gangguan lapisan barier kulit.
Menjaga agar kuku selalu terpangkas (pendek). Rasional : Mengurangi kerusakan kulit
akibat garukan
Dx Kep. Resiko tinggi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit b.d muntah berlebihan
Tujuan : Menunjukan cairan adekuat dengan kriteria hasil:
Tanda vital stabil,
membran mukosa lembab,
turgos kulit baik,
pengisian kapiler baik,
secara individu mengeluarkan urine cukup,
tidak ada muntah.
Intervensi :
Pertahankan masukan dan haluaran akurat, perhatikan haluaran kurang dari masukan,
peningkatan berat jenis urine. Kaji membrane mukosa/kulit, nadi perifer, dan
pengisian kapiler. Rasional : Memberikan informasi tentang status cairan/volume
sirkulasi dan kebutuhan penggantian.
Awasi tanda / gejala peningkatan/berlanjutnya mual/muntah, kram abdomen,
kelemahan, kejang, kejang ringan, kecepatan jantung tak teratur, parestesia, hipoaktif
atau tak adanya bising usus, depresi pernapasan. Rasional : Muntah bekepanjangan,
aspirasi gaster dan pembatasan pemasiukan oral dapat menimbulkan defisit natrium,
kalium dan klorida.
Hindarkan dari lingkungan yang berbau. Rasional : Menurunkan rangsangan pada
pusat muntah
Kaji perdarahan yang tidak biasa, contoh: perdarahan terus-menerus pada sisi injeksi,
mimisan, perdarahan gusi, ekimosis, petekie, hematemesis/melena. Rasional :
Protrombin darah menurun dan waktu koagulasi memanjang bila aliran empedu
terhambat, meningkatkan resiko perdarahan/hemoragi.
Kolaborasi : Berikan antimetik. Rasional : Menurunkan mual dan mencegah muntah
Kolaborasi : Berikan cairan IV, elektrolit, dan vitamin K. Rasional : Mempertahankan
volume sirkulasi dan memperbaiki ketidakseimbangan.
H. DAFTAR PUSTAKA