Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN
“HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL”

OLEH:
RAI ROSITA CANDRA DEWI
NIM.2102621036

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI


NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
LAPORAN PENDAHULUAN
RISIKO HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

I. Kasus (Masalah Utama)


A. Definisi
Menurut klasifikasi Diagnostic and Statisyical Manual of Mental Disorder Text Revision,
harga diri rendah merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang dikategorikan sebagai gangguan
kepribadian (Videbeck, 2008 dalam Rusli, 2017). Pasien yang mengalami harga diri rendah
umumnya merasa bahwa dirinya tidak mampu melakukan sesuatu, merasa kurang percaya diri,
serta merasa gagal dalam mencapai harapannya (Keliat, 1998 dalam Rusli, 2017). Harga diri
rendah dapat dibedakan berdasarkan lama berlangsungnya. Harga diri rendah (HDR) yang
berlangsung kurang dari 3 bulan disebut HDR situasional dan HDR yang dirasakan lebih dari 3
bulan disebut HDR kronik.
Definisi harga diri rendah situasional merupakan mengalami evaluasi atau perasaan negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini (PPNI, 2016).
Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif
kemudian berpeluang mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespons terhadap suatu
kejadian seperti kehilangan dan perubahan (Carpenito, 2000). Harga diri rendah situasional
merupakan suatu keadaan episodik, kekambuhan berulang dan/atau penghargaan diri negatif
berkelanjutan dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala Mayor harga diri rendah situasional menurut PPNI (2016) adalah:
 Menilai diri negative (misalnya: tidak berguna, tidak tertolong)
 Merasa malu/ bersalah
 Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
 Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
 Berbicara peln dan lirih
 Menolak berinteraksi dengan orang lain
 Berjalan menunduk/postur tubuh menunduk
Tanda-gejala Minor harga diri rendah situasional adalah:
 Sulit berkonsentrasi
 Kontak mata kurang
 Lesu dan tidak bergairah
 Pasif
 Tidak mampu membuat keputusan

II. Proses Terjadinya Masalah


Seseorang dapat berisiko mengalami harga diri rendah situasional karena terjadi trauma yang
tiba-tiba seperti harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah atau hubungan kerja, dan
dipenjara. Pada pasien yang dirawat, harga diri rendah dapat terjadi karena privasi pasien yang
kurang diperhatikan seperti pemasangan alat yang tidak sopan, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena penyakit dan perlakuan petugas yang tidak menghargai (Azizah, Zainuri & Akbar,
2016).
Menurut PPNI (2016), faktor risiko terjadinya harga diri rendah situasional adalah sebagai
berikut:
a. Gangguan gambaran diri h. Perilaku tidak sesuai dengan nilai
b. Gangguan fungsi setempat
c. Gangguan peran sosial i. Kegagalan
d. Harapan tidak realistis j. Perasaan tidak berdaya
e. Kurang pemahaman terhadap k. Riwayat kehilangan
situasi l. Riwayat pengabaian
f. Penurunan kontrol terhadap m. Riwayat penolakan
lingkungan n. Riwayat penganiayaan (baik fisik,
g. Penyakit fisik psikologis ataupun seksual)
o. Transisi perkembangan
III. Rentang Respon
Respon konsep diri sepanjang rentang sehat – sakit berkisar dari status aktualisasi diri (paling
adaptif) sampai pada keracunan identitas/depersonalisasi (maladaptif) (Azizah, Zainuri & Akbar,
2016).
Adaptif Maladaptif
Aktualisasi Konsep Harga diri Kerancuan Depersonalisasi
diri diri positif rendah identitas
Respon adaptif adalah respon seseorang dalam menghadapi suatu masalah dimana orang tersebut
dapat menyelesaikan masalahnya secara baik. Respon adaptif terdiri dari:
a. Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi masalalu akan
diri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah.
Respon maladaptif adalah respon seseorang dalam menghadapi masalah dimana orang tersebut
tidak mampu memecahkan masalah. Respon maladaptif terdiri dari:
a. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri positif dan mal adaptif.
b. Kekacauan identitas
Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam
mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri)

Tidak mengenal diri yaitu kondisi seseorang yang mempunyai kepribadian yang kurang
sehat, tidak ada rasa percaya diri, dan tidak mampu berhubungan dengan orang lain
secara intim.
IV. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji
A. Masalah keperawatan yang mungkin muncul yaitu:
1. Risiko Harga diri rendah situasional
2. Harga diri rendah situasioal
3. Gangguan Citra tubuh
4. Menarik diri: isolasi sosial
5. Koping individu tidak efektif
B. Data Yang Perlu Dikaji menurut Azizah, Zainuri, & Akbar (2016) adalah:
Konsep diri
a. Gambaran diri
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai, reaksi klien
terhadap bagian tubuh yang tidak disukai. Pada klien harga diri rendah klien cenderung
merendahkan dirinya sendiri, perasaan tidak mampu dan rasa bersalah terhadap diri
sendiri.
b. Identitas diri
Status dan posisi klien sebelum klien dirawat, kepuasan klien terhadap status dan
posisinya, kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan, keunikan yang dimiliki
sesuai dengan jenis kelamin dan posisinya. Klien dengan harga diri rendah klien lebih
banyak menunduk, kurang percaya diri, dan tidak berani menatap lawan bicara.
c. Fungsi peran
Tugas atau peran klien dalam keluarga/pekerjaan/kelompok masyarakat, kemampuan
klien dalam melaksanakan fungsi atau perannya, perubahan yang terjadi saat klien sakit
dan dirawat, bagaimana perasaan klien akibat perubahan tersebut. Pada klien dengan
harga diri rendah, klien tidak mampu melakukan perannya secara maksimal hal ini
ditandai dengan kurang percaya diri dan motivasi yang kurang dari individu tersebut.
d. Ideal diri
Harapan klien terhadap keadaan tubuh yang ideal, posisi, tugas, peran dalam keluarga,
pekerjaan atau sekolah, harapan klien terhadap lingkungan, harapan klien terhadap
penyakitnya, bagaimana jika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya. Pada klien
dengan harga diri rendah klien cenderung percaya diri kurang, selalu merendahkan
martabat, dan penolakan terhadap kemampuan dirinya.
e. Harga diri
Penilaian tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik
perilaku seseorang sesuai dengan ideal dirinya. Pada klien dengan harga diri rendah,
klien merasa malu terhadap dirinya sendiri, rasa bersalah terhadap dirinya sendiri,
merendahkan martabat, pandangan hidup yang pesimis, penolakan terhadap
kemampuan diri, dan percaya diri kurang.
C. Pohon Masalah

Isolasi Sosial : Efek

HDR Situasional : Core Problem

Gangguan Konsep Diri : Etiologi


V. Diagnosa Keperawatan
Risiko harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan ideal diri

VI. Rencana Tindakan Keperawatan

Menurut Yusuf, Fitryasari, dan Nihayati (2015), rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan harga diri rendah adalah sebagai berikut
1. Intervensi Keperawatan Untuk Pasien
Tujuan:
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
e. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
Tindakan Keperawatan:
a. Bina Hubungan Saling Percaya
 Mengucapkan salam terapiutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai
nama panggilan yang disukai
 Menjelaskan tujuan interaksi
 Membuat kontrak waktu
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
 Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan
aspek positif
 Beri pujian yang realistik
c. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
 Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang dapat digunakan saat ini
 Bantu pasien menyebutkan kemampuannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
 Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai dengan kemampuan
 Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari
 Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat dilakukan secara mandiri,
aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga, dan aktivitas yang
perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Susun
bersama pasien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari pasien
e. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan
 Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan yang akan
dilatihkan
 Memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien
 Berikan dukungan dan pujian pada setiap kemajuan yang diperlihatkan oleh
pasien
f. Membantu pasien dalam merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya
 Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih
 Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap
aktivitas
 Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga
 Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan
 Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien.

2. Intervensi Keperawatan Untuk Keluarga


Tujuan:
a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
b. Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien yang sesuai kemampuan
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan
yang dilakukan
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien
c. Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang dimiliki
d. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan kegiatan yang
sudah dilatihkan pasien dengan perawat
e. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku pasien
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L.M., Zainuri, I., & Akbar, A. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan
Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
Carpenito, L.J. (2000). Handbook of Nursing Diagnosis. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins Inc.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnosis, Edisi
1. Jakarta: DPP PPNI.
Rusli, R. D. (2017). Gambaran karakteristik penderita harga diri rendah yang rawat inap di RSKD
Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 5(4), 449-453.
Yusuf, A., Fitryasari, R., & Nihayati, H.E. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Buku
Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai