Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA) : WAHAM


A. Definisi
 Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya klien (Aziz R, 2003).
Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi
pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia
dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh
dan tidak dapat diubah-ubah.
 Tanda dan Gejala
Penyebab

Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi mereka
yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa
dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006: 147)

Akibat
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya
adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

 Klasifikasi
Klasifikasi HDR berdasarkan teori penyebab, yaitu:
1. HDR Situasional
Yaitu HDR yang terjadi karena trauma secara tiba-tiba, misalnya pasca operasi,
kecelakaan, cerai, putus sekolah, PHK, perasaan malu (korban perkosaan, dipenjara,
dituduh KKN) dan sebagainya.
HDR terjadi disebabkan oleh:
- Privacy yang kurang diperhatikan
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat atau sakit
- Perlakuan yang tidak menghargai
2. HDR Kronik
Yaitu perasaan negative terhadap diri yang sudah berlangsung lama, klien
mempunyai cara berfikir yang negative. Kejadian sakit yang dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya.

B. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaftif

Aktualisasi konsep diri harga diri keracunan


depersonalisasi
Diri positif rendah identitas

 Aktualisasi diri : pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif
 Konsep diri positif : dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya
dan sesuai dengan kenyataan
 Harga diri rendah : perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayan diri,
merasa gagal mencapai tujuan
 Keracunan identitas : ketidak mampuan individu mengidentifikasi aspek psikologis
pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaanhampa, dan lain-lain.
 Depersonalisasi : merasa asing terhadap diri snediri, kehilangan identitas misalnya malu
dan sedih karena orang lain.

C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen (1998) sebagai berikut :
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi :
a. Penolakan orang tua,
b. Harapan orang tua yang tidak realistis,
c. Kegagalan yang berulang,
d. Kurang mempunyai tanggung jawab yg personal,
e. Ketergantungan pada orang lain,
f. Ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Meliputi sreotif peran gender, terutama peran kerja dan harapan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri meliputi :
a. Ketidakpercayaan orang tua,
b. Tekanan dari kelompok sebaya,
c. Perubahan struktur sosial.

D. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi menurut Stuart & Sundeen (1998) dapat berasal dari sumber
internal dan eksternal yaitu :
1. Trauma
Seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
2. Ketegangan peran
Berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya
sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran, yaitu :
 Transisi peran perkembangan
Adalah perubahan normative yang berkaitan dengan pertumbuhan.Perubahan ini
termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
 Transisi peran situasi
Terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran
atau kematian.
 Transisi peran sehat-sakit
Terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat kekeadaan sakit, transisi ini dicetuskan
oleh :
- Kehilangan anggota tubuh
- Perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh
- Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
- Prosedur medis dan keperawatan.

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping pada HDR yaitu pertahanan jangka pendek dan jangka penjang serta
penggunaan mekanisme bertahan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi diri yang meyakinkan.
Pertahanan jangka pendek yaitu :
- Aktivitas dapat memberikan pelarian sementara dari lensia identitas
- Aktivitas garis dapat memberikan identitas sementara
- Aktivitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri
- Aktivitas yang mewakili upaya jangka pendek untuk membuat masalah identitas yang
kurang berarti dalam kehidupan individu.
Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut :
- Penutupan identitas dan Identitas negatif.
II. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATAFOKUS PENGKAJIAN
A. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan harga diri rendah menurut
Yoedhas (2010) adalah :
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Resiko isolasi sosial : Menarik diri
3. Perubahan penampilan peran
4. Keputusasaan
5. Berduka disfungsional
6. Kerusakan komunikasi verbal
7. Resiko tinggi intoleransi aktivitas
8. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : Halusinasi
9. Defisit perawatan diri
10. Resiko perilaku kekerasan.

B. Data Fokus Pengkajian

Data Subjektif Data Objektif


 Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya  Merusak diri sendiri
 Mengungkapkan tidak ada lagi yang  Merusak orang lain
perduli  Menarik diri dari hubungan sosial
 Mengungkapkan tidak bias apa-apa  Tampak mudah tersinggung
 Mengungkapkan dirinya tidak berguna  Tidak mau makan dan tidak tidur
 Mengkritik diri sendiri  Perasaan malu
 Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian

III.POHON MASALAH

(EFFECT) PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI

ISOLASI SOSIAL

(CORE PROBLEM) HARGADIRI RENDAH

(CAUSA) KOPING INDIVIDU TIDAK EFEKTIF

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul, yaitu :
1. Harga diri rendah
2. Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
4. Deficit perawatan diri
5. Intoleransi aktifitas
V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa : Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Gangguan konsep Pasien mampu : Setelah … kali pertemuan, SP 1
diri : Harga diri pasien mampu :  Identifikasi kemampuan positif yang dimiliki:
rendah  Mengidentifikasi  Mengidentifikasi - Diskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah
kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan
positif yang dimiliki, positif yang dimiliki, pasien dirumah, adanya keluarga dan lingkungan
 Menilai kemampuan  Menilai kemampuan terdekat pasien.
yang dapat digunakan, yang dapat digunakan, - Beri pujian yang realistis dan hindarkan setiap kali
 Menetapkan atau  Menetapkan atau bertemu dengan pasien penilaian yang negatif.
memilih kegiatan yang memilih kegiatan yang  Nilai kemampuan yang dapat dilakukan saat ini
sesuai dengan sesuai dengan - Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih
kemampuan, kemampuan, digunakan saat ini
 Melatih kegiatan yang  Melatih kegiatan yang - Bantu pasien menyebutkannya dan member
sudah dipilih sesuai sudah dipilih sesuai penguatan terhadap kemampuan diri yang
kemampuan, kemampuan, diungkapkan pasien
 Merencanakan  Merencanakan kegiatan - Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi
kegiatan yang sudah yang sudah dilatihnya. pendengar yang aktif.
dilatihnya.  Pilih kemampuan yang akan dilatih
Keluarga mampu  Diskusikan dengan pasien beberapa aktifitas yang
merawat pasien dengan dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang
DHR di rumah dan akan pasien lakukan sehari-hari
menjadi sistem  Bantu pasien menetapkan aktifitas mana yang dapat
pendukung yang efektif pasien lakukan secara mandiri
bagi pasien. - Aktifitas yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga
- Aktifitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan terdekat pasien
- Beri contoh cara pelaksanaan aktifitas yang dapat
dilakukan pasien
- Susun bersama pasien aktifitas yang dapat
dilakukan pasien
 Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
 Memastikan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 2
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
 Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
 Latih kemampuan yang dipilih
 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1 & SP 2)
 Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
 Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah … kali pertemuan, SP 1
keluarga mampu :  Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat
 Mengidentifikasi pasien
kemampuan yang  Jelaskan proses terjadinya HDR
dimiliki pasien  Jelaskan tentang cara merawat pasien
 Menyediakan pasilitas  Main peran dalam merawat pasien HDR
untuk pasien  Susun RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
melakukan kegiatan merawat pasien
 Mendorong pasien SP 2
melakukan kegiatan  Evaluasi kemampuan SP 1
 Memuji pasien saat  Latih keluarga langsung ke pasien
pasien dapat melakukan
 Menyusun RTL keluarga/ jadwal kegiatan untuk
kegiatan
merawat pasien
 Membantu melatih SP 3
pasien
 Evaluasi kemampuan keluarga
 Membantu menyusun
 Evaluasi kemampuan pasien
jadwal kegiatan pasien
 RTL keluarga
 Membantu
- Follow up
perkembangan pasien
- Rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Yoedhas, 2010.Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri


Rendah.http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3.Jakarta : EGC. 1998
Townsend. (1998). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care Plan
Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai