Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN HDR (HARGA DIRI RENDAH)

DISUSUN OLEH
VERA MAIFITA JULIYANTI
(1807031)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


2021/2022
A. KASUS
Harga diri rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian

Harga diri rendah adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Perasaan tidak

berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi

negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Fajariyah, 2012).

Harga diri merupakan pandangan seseorang tetang dirinya secara

keseluruhan berupa positif atau negatif (Kusumawati & Hartono, 2011).

Harga diri adalah penilaian pribadi seseorang berdasarkan seberapa baik

perilakunya cocok dengan ideal diri (Stuart, 2013).

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri, ( Keliat, 2010).

Harga diri rendah kronis adalah evaluasi atau perassan negatof terhadap diri

sendiri atau krmampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak

berdaya yang berangsur terus menerus dan waktu lama.

Harga diri rendah situasional adalah perassan negative terhadap diri sendiri

atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.


2. ETIOLOGI

1. Faktor Predisposisi
a. Yang mempengaruhi harga diri : penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
b. Yang mempengaruhi performa peran : sterotip peran gender, tuntutan
peran kerja dan harapan peran budaya
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma : misal penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan yang mengancam kehidupan
b. Ketegangan peran : hubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi : Ada 3
transisi peran yaitu transisi perkembangan seperti perubahan normatif
yang berkaitan dengan pertumbuhan. Transisi peran situasi, terjadi
dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota keluarga melalui
kelahiran dan kematian. Transisi peran sehat sakit, terjadi akibat
pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.(Stuart GW, Sundeen
S.J.2005)
3. TANDA GEJALA
SUBJEKTIF
- Mengungkapkan rasa malu / bersalah
- Mengungkapkan/menjelek-jelekan diri
- Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri
- menolak penilaian positif terhdap dirinya
Tidak mampu melakukan apapun.
OBJEKTIF
- Enggan mencoba hal baru
- Berjalan menunduk
- Postur tubuh menunduk
- Bicara pelan dan lirih
- Mrnolak berinteraksi dengan orang lain
4. AKIBAT

Menurut Karika (2015) harga diri rendah dapat berisiko terjadinya isolasi
sosial : menarik diri, isolasi soasial menarik diri adalah gangguan
kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif
mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.

C. POHON MASALAH

Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri

HARGA DIRI RENDAH

Koping Individu Tidak Efektif

D. MASALAH KEPERAWAAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis
Data sujektif
 Menilai diri negative (tidak berguna,tidak tertolong)
 Merasa malu / bersalah
 Merasa tidak mampu melakukan apapun
 Meremehkan kemampuan mengatasi masalah
 Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan positif
 Melebih lebihkan penilaian negative tntang diri sendiri
 Menolak penilaian positif tentang diri sendiri

Data obyektif

 Enggan mencoba hal baru


 Berjalan menunduk
 Postur tubuh menunduk

Gangguan konsep diri : harga diri situasional

Data subjektif

 Menilai diri negative ( missal tdak berguna, tidak tertolong)


 Merasa malu/ bersalah
 Melebih-lebihkan penilaian negative tentang diri sendiri
 Menolak penilaian tentang diri sendiri

Data objektif

 Berbicara pelan dan lirih


 Menolak berinteraksi dengan orang lain
 Berjalan menunduk
 Postur tubuh menunduk

Isolasi sosial
Data subjektif
 Merasa ingin sendiri
 Merasa tidak aman ditempat umum

Data objektif

 Menarik diri
 Tidak berminat/ menolak berinteraksi dengan orang lain
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis
2. Harga diri rendah situasional
3. Isolasi social
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah kronis
Intervensi utama
o Bina hubungan saling percaya
o Manajemen perilaku
o Membantu pasien menilai kemampuan yang masih bisa digunakan
o Mengidentifikas kemampuan dan askpek positif yang dimiliki pasien
o Membantu pasien melatih kemampuan positif yang akan dilatih
o Melatih pasien sesuai kemampuan
o Memberikan pujian
o Edukasi manajemen stress
o Dukungan penampilan peran
o Dukungan pengambilan keputusan
2. Harga diri rendah situasional
o Manajemen prilaku
o Bina hubungan saling percaya
o Promosi harga diri
o Mengidentifikas kemampuan dan askpek positif yang dimiliki pasien
o Membantu pasien menilai kemampuan yang masih bisa digunakan
o Membantu pasien melatih kemampuan positif yang akan dilatih
o Melatih pasien sesuai kemampuan
o Memberikan pujian
o Dukungan emasional
o Manajemen stress
o Manajemen perilaku
o Dukungan perasaan bersalah
3. Isolasi social
o Promosi sosialisasi
o Diskusikan penyebab menarik diri
o Menanyakan keuntungan dan kerugian dari isolasi social
o Beri motifasi dan bantu untuk berkenalan
o Terapi aktivitas
o Dukungan kelompok
o Manajemen lingkungan
o Manajemen mood
o Promosi citra tubuh
o Promosi dukungan keluarga
o Promosi harga diri
o Terapi kelompok
o Terapi keluarga
o Terapi rekreasi

G. DAFTAR PUSTAKA

1. (Fajariyah, 2012). Pngertian harga diri rendah.


2. (Kusumawati & Hartono, 2011). Pngertian harga diri rendah.
3. (Stuart, 2013). Pngertian harga diri rendah.
4. ( Keliat, 2010). Pngertian harga diri rendah.
5. SDKI. Pengertian harga diri rendah kronis
6. SDKI . pengertian harga diri renadh situasional
7. (Stuart GW, Sundeen S.J.2005) etiologi harga diri rendah.
8. SDKI. Diagnosa keperawatan harga diri rendah.
9. SIKI. Intervensi diagnose keperawatan.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Pertemuan Ke :

Kondisi klien :Berisi data focus atau data hasil wawancara maupun
observasi

Diagnose Keperawatan : Harga diri rendah

Tujuan (TUK / SP) : 1. Bina hubungan saling percaya

2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.

- Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

3. Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

- Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.

- Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri


yang diungkapkan pasien

4. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih,

- Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan


dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.

5. Melatih kemampuan yang dipilih

- Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

- Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

- Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan pasien.

6. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih.


- Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

SP 1 : MENGIDENTIFIKASI HARGA DIRI RENDAH

A. Fase Orientasi

1. Salam terapeutik

- Memberi salam

- Mengingatkan nama perawat dan pasien

- Memanggil nama pasien yang disukai

- Menyampaikan tujuan tindakan

2. Melakukan evaluasi / validasi data

- menanyakan perasaan klien hari ini

- memvalidasi/ evaluasi perasaan klien

3. Kontrak :

- Waktu

- Tempat

- topik

B. Fase Kerja

1. Membantu mengenalkan harga diri dengan cara

- Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

- Menilai kemampuan yang masih dapat digunakan

- Memilih/ menetapkan kemampuan yang akan digunakan

- Membantu pasien melatih kemampuan yang sudah dipilih

2. Memberikan Reinformation positif secara tepat


C. Fase Terminasi

1. Mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan

a. Data subjektif

b. Data objektif

2. Melakukan rencana tindak lanjut

a. Membuat jadwal kemampuan yang dipilih

b. Menganjurkan klien mempraktkkan kemampuan yang dipilih

3. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya

a. Waktu

b. Tempat

c. Topic
SP 2 : MELATIH KEMAMPUAN HARGA DIRI RENDAH

A. TAHAP ORIENTASI

1. Salam terapeutik

- Memberi salam

- Mengingatkan nama perawat dan pasien

- Memanggil nama pasien yang disukai

- Menyampaikan tujuan tindakan

2. Melakukan evaluasi / validasi data

- menanyakan perasaan klien hari ini

- memvalidasi/ evaluasi perasaan klien

3. Kontrak :

- Waktu

- Tempat

- topic

B. Fase Kerja

1. Melatih kemampuan kedua yang dipilih

2. Memberikan Reinformation positif secara tepat

C. Fase Terminasi

1. Mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan

a. Data subjektif

b. Data objektif
2. Melakukan rencana tindak lanjut

a. Membuat jadwal latihan kemampuan kedua yang dipilih

b. Menganjurkan klien mempraktkkan kemampuan kedua yang dipilih

3. Melakukan kontrak untuk pertemuan berikutnya

a. Waktu

b. Tempat

c. Topic
LAPORAN PENDAHULUAN KECEMASAN

A. KASUS
Kecemasan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Definisi Ansietas

Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir,atau tidak nyaman seakan-akan akan


terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman Ansietas berbeda dengan rasa
takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap ssuatu yang berbahaya,
sedangkan ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Keliat,
2012).
Sedangkan menurut (Riyadi&Purwanto,2010) Ansietas adalah suatu perasaan takut
yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai gejala
fisiologis, sedangkan pada gangguan ansietas terkandung unsur penderitaan yang
bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut.
Ansietas adalah respon seseorang berupa rasa khawatir , was-was dan tidak
nyaman dalam menghadapi suatu hal tanpa objek yang jelas.
Kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhada[ objek yang tidak jelas
atau spesifik akibat antisipasi bahaya yang kemungkinan individu meakukan
tindakan untuk mengatasi masalah. (SDKI).

2. Etiologi
a. Faktor predisposisi

Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang yang dapat

menimbulkan kecemasan (Suliswati,2005).

Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa :

1) Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan


berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis

perkembangan atau situasional

2) Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikan

dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan

kenyataan yang menimbulkan kecemasan pada individu

3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidak mampuan

individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan

kecemasan

4) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan untuk

mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego

5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan

ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep

diri individu

Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress

akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang

dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari

dalam keluarga

6) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi

respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi

kecemasan
7) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah

pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzodizepin

dapat menekan neurotransmiter gama amino butyric acid (GABA)

yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab

menghasilkan kecemasan.

b. Faktor Presipitasi

Stressor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat

mencetuskan tibulnya kecemasan. Stressor presipitasi kecemasan

dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Ancaman terhadap intregitas fisik.Ketegangan yang mengancam

integritas fisik yang meliputi :

a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem

imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya

hamil).

b) Sumber eksternal meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,

polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya

tempat tinggal

2). Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber eksternal dan internal
- Sumber internal, kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah

dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman

terhadap intergritas fisik juga dapat mengancam harga diri.

- Sumber eksternal: kehilangan orang yang dicintai, perceraian,

perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya . (Eko

Prabowo, 2014).

Penyebab :

- Krisis situasional

- Kebutuhan tidak terpenuhi

- Ancaman terhadap konsep diri

- Ancaman terhadap kematian

- Kehawatiran mengalami kegagalan

- Hubungan anak orang tua tidak memuaskan

- Kurang terpapar informasi

3. Tanda dan Gejala

Gejala dan tanda mayor

i. Merasa binggung

ii. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi

iii. Sulit berkonsentrasi


iv. Tampak gelisah

v. Tampak tegang

vi. Sulit tidur

Gejala dan tanda minor

- Mengeluh pusing
- Anoreksia
- Palpitasi
- Merasa tidak berdaya
- Frekuensi nafas meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Tremor
- Muka tampak pucat
- Suara bergetar
- Montak mata buruk

4. AKIBAT

Ansietas dalam jangka pendek dapat meningkatkan respon sistem


kekebalantubuh, namun kecemasan dalam jangka panjang dapat memiliki
efek sebaliknya yaituseperti depresi, gangguan pola tidur, nyeri kronis,
kehilangan minat dalam seksual, pikiran untuk bunuh diri (Pieter, Lubis, &
Lumongga, 2012)

C. POHON MASALAH
D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DI KAJI
Pengkajian Fokus
1. Data Yang Perlu Dikaji
a. Perilaku
Produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak mata, jelek,
gelisah, melihat sekilas sesuatu , pergerakan berlebihan (seperti; foot
shuffling, pergerakan lengan/tangan), Ungkapan perhatian berkaitan
dengan merubah peristiwa dalam hidup, insomnia, perasaan gelisah
b. Afektif
Menyesal, iritabel,kesedihan mendalam, takut, gugup, suka cita
berlebihan, nyeri dan ketidak berdayaan meningkat secara menetap,
gemertak, ketidak pastian, kekhawatiran meningkat, fokus pada diri
sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan, distressed, khawatir, prihatin
dan mencemaskan
c. Fisiologis
Suara bergetar, gemetar/tremor tangan, bergoyang-goyang, respirasi
meningkat, kesegeraan berkemih ( parasimpatis), nadi meningkat, dilasi
pupil, refleks-refleks meningkat, nyeri abdomen, gangguan tidur,
perasaan geli pada ekstrimitas, eksitasi kardiovaskuler, peluh
meningkat, wajah tegang, anoreksia, jantung berdebar-debar , diarhea,
keragu-raguan berkemih kelelahan, mulut kering, kelemahan, nadi
berkurang, wajah bergejolak, vasokontriksi supervisial, berkedutan,
tekanan darah menurun mual, keseringan berkemih, pingsan, sukar
bernafas, tekanan darah meningkat .
d. Kognitif
Hambatan berfikir, bingung, preokupasi, pelupa, perenungan, perhatian,
lemah, lapang persepsi menurun, takut akibat yang tidak khas,
cenderung menyalahkan orang lain, sukar berkonsentrasi, kemampuan
berkurang terhadap:( memecahkan masalah dan belajar) , kewaspadaan
terhadap gejala fisiologis .
e. Faktor yang berhubungan
Terpapar toksin, konflik tidak disadari tentang pentingnya nilai-nilai /
tujuan hidup, hubungan kekeluargaan / keturunan, kebutuhan yang
tidak terpenuhi, interpersonal-transmisi/penularan, krisis situasional,
maturasi, ancaman terhadap konsep diri, stress, penyalah gunaan
zat,ancaman terhadap atau perubahan dalam : status peran status
kesehatan , pola interaksi, fungsi peran, lingkungan , status ekonomi

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ANSIETAS
2. ISOLASI SOSIAL ; MENARIK DIRI
3. HARGA DIRI RENDAH

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Ansietas
- Terapi relaksasi nafas dalam
- Terapi hipnotis 5 jari
- Bantu kontrol marah
- Dukungan keyakinan
- Terapi distraksi
- Terapi hipnotis
- Tehnik imajinasi terbimbing
- Terapi musik
2. Isolasi sosial
- Terapi aktivitas
- Dukungan kelompok
- Manajemen mood
- Manajemen lingkungan
- Promosi citra tubuh
- Promosi dukungan keluarga
- Promosi harapan
- Promosi harga diri
- Terapi relaksasi
- Terapi keluarga
- Terapi seni
3. Harga diri rendah
- Manajemen perilaku
- Dukungan keyakinan
- Dukungan penampilan peran
- Dukungan spritual
- Edukasi manajemne stres
- Kontrak perilaku positif
- Manajemen perilaku

G. DAFTAR PUSTAKA
1. (Keliat, 2012). Definisi ansietas
2. (Riyadi&Purwanto,2010). Definisi ansietas
3. SDKI. Definisi ansietas
4. (Suliswati,2005). Faktor predosposisi
5. (Eko Prabowo, 2014). Faktor presipitasi
6. SDKI. Penyebab ansietas
7. SDKI tanda gejala ansietas
8. SDKI diagnosa keperawatan
9. SIKI intervensi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai