Anda di halaman 1dari 10

HARGA DIRI RENDAH ( HDR )

O L E H:

NURLIANTI

020021090

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2020/2021
HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan. (Townsend,
1998)
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan
(Keliat, B., 1999)

B. Penyebab Harga Diri Rendah


Menurut kelliat, gangguan harga diri rendah disebabkan secara :
1. Situasianal
Yaitu terjadi secara tiba-tiba,misalnya pemerkosaan di tuduh KKN, harus operasi,
kecelakaan, dicerai pasangannya, putus hubungan kerja, dipernjara secara tiba-tiba.
Klien yang dirawat dapat terjadi harg diri rendah karena:
a. Privacy yang kurang diperhatikan. Misalnya pemeriksaan yang sembarangan
pemasangan alat yang tidak sopan.
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang yang tidak tercapai karena
dirawat / penyakit / sakit.
c. Perlakuakn petugas yang tidak menghargai. Misalnya berbagai pemeriksaan
dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan yang dilakukan tanpa persetujuan.
2. Kronik.
Yaitu parasaan negatif terhadap diri yang telah berlangsung lama yaitu sebelum
sakit dirawat di rumah sakit.
Kejadian sakit akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya sendiri.

C. Tanda dan gejala


1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktifitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri
6. Kurang memperhatikan perawatan diri
7. Berpakaian tidak rapi
8. Kontak mata kurang
9. Lebih banyak menunduk dan bicara lambat dengan nada lemah

D. Pengkajian Fokus
1. Keluhan utama:
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
3. Konsep diri
a. Gambaran diri:
 Gambaran diri adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaaan
tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa
lalu yang secara berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru
setiap individu. ( Stuart dan Sundeen, 1998
 Gambaran diri ( body image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu
memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek
psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan
mengukur bagian tubuhnya akan merasa lebih aman, sehingga terhindar dari
rasa cemas dan meningkatkan harga diri. ( Keliat, 1992 )
 Tanyakan persepsi klien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan
tidak disukai.
b. Ideal diri:
 Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. ( Stuart
dan Sundeen, 1998 ).
 Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau
sejumlah aspirasi, cita – cita, nilai – nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujudkan cita – cita dan harapan, nilai – nilai yang ingin dicapai
berdasarkan norma sosial ( keluarga, budaya) dan kepada siapa ingin
dilakukan.
 Harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.
 Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat)
 Harapan klien terhadap penyakitnya.
c. Peran:
 Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan
sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok sosial. Peran
yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak mempunyai pilihan.
Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. (
Stuart dan Sundeen, 1998 )
 Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. ( Keliat, 1992 )
 Tugas/peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat.
 Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut.
d. Identitas:
 Identitas adalah pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu.
Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan seterusnya berlangsung
sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja (Stuart
dan Sundeen, 1998)
 Status dan posisi klien sebelum dirawat.
 Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja,
kelompok).
 Kepuasan klien sebagai laki-laki/perempuan.
e. Harga diri:
 Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan
kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga. (Stuart
dan Sundeen, 1998)
 Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. a, b, c, d.
 Penilaian/penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
4. Alam perasaan:
( ) sedih ( ) putus asa
( ) ketakutan ( ) gembira berlebihan
5. Interaksi selama wawancara:
( ) bermusuhan
( ) mudah tersinggung
( ) kontak mata kurang
( ) tidak kooperatif
( ) defensif
6. Penampilan:
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.
a. Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapih. Misalnya: rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya: pakaian dalam dipakai diluar baju.
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya, jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi).
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum.
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

E. Tujuan Keperawatan Pada Pasien


Pasien dapat :
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
4. Melatih kegiatan yang dipilih sesuai dengan kemampuan
5. Melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal

F. Tindakan Keperawatan Pasien


1. Identifikasi keampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
2. Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan
3. Membantu pasien untuk memilih/ menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Latih kemampun yang dipilih pasien
5. Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
G. Tujuan Keperawatan Keluarga
Keluarga dapat :
1. Membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2. Memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3. Memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan
pujian atas keberhasilan pasien
4. Menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

H. Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merat pasien
2. Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang dialami pasien
3. Diskusi dengan keluarga mengenai kemampuan yg dimiliki pasien dan puji pasien
atas kemampuannya
4. Jelaskan cara merawat pasien harga diri rendah
5. Demontrasikan cara merawat pasien harga diri rendah
6. Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat pasien harga
diri rendah seperti yang telah perawat demontrasikan sebelumnya
7. Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

8. SPTK Pasien
SP 1 Pasien
1 Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
2 Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan
3 Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
4 Melatih pasien sesuai dengan kemampuan yang dipilih
5 Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 1 Pasien
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2 Melatih kemampuankedua
3 Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
9. SPTK Keluarga
SP 1 Keluarga
1 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien
beserta proses terjadinya
3 Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP 2 Keluarga
1 Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat pasien harga diri rendah
2 Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pada pasien harga diri rendah
SP 3 Keluarga
1 Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas di rumah termasuk minum obat
(perecanaan pulang)
2 Menjelaskan tindakan tindak lanjut pasien setelah pulang
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP 1 KELUARGA

Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien dirumah, menjelaskan
tentang pengertian, tanda da gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah, medemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
dan memberi kesempatan keluarga umtuk memperaktikkan cara merawat.

Orientasi :
Perawat: “ Assalammu’ alaikum, selamat pagi !”
keluarga: pagi
Perawat: Perkenalkan nama saya Sri Murniati,bisa dipanggil sri. saya perawat yang dinas
diruangan ini dan sedang merawat Nn.Y.
Perawat: Nama ibu sipa?
keluarga: menjawab nama
Perawat: Ibu senangnya dipanggil apa?
Perawat: Apa hubungan ibu dengan Nn.Y?
keluarga: saya kakak Nn. Y
Perawat: “ Bagaimana perasaan Ibu saat ini ?”
keluarga: saya khawatir mengenai kondisi adik saya
Perawat: “ Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang kondisi
kesehatan dan cara merawat adik ibu?apakah ibu bersedia?
keluarga: iya
Perawat: Berapa lama waktu yang ibu miliki untuk berbincang-bincang dengan saya?
Perawat: Bagaimana jika 20 menit?
keluarga: Baiklah
Perawat: Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”

Kerja :
Perawat: Kesulitan seperti apa yang ibu rasakan dalam merawat adik ibu?
keluarga: saya bingung dan tidak tahu cara merawat adik saya
Perawat: “ Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah adik ibu?
keluarga: adik saya gagal dalam ujian masuk perguruan tinggi, sehiingga dia merasa malu
dan tidak percaya diri
Perawat:” i y a m e m a n g b e n a r s e k a l i B u , adik ibu memang terlihat tidak
p e r c a y a d i r i d a n s e r i n g menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya adik ibu
sering mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia.
D e n g a n k a t a l a i n , a d i k B a p a k / I b u m e m i l i k i masalah harga diri rendah yang
ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negative terhadap diri sendiri. Bila
keadaan adik ibu ini terus menerus seperti itu. Adik ibu bisa mengalami masalah yang lebih
berat lagi. misalnya malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri. Sampai
disini, apakah bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
keluarga: iya,berfikir negative terhadap diri sendiri
Perawat: “ Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
Perawat: “ s e t e l a h kita menge rti b a h wa masalah adik ibu dapat
m e n j a d i m a s a l a h s e r i u s , m a k a k i t a p e r l u memberikan perawatan yang baik
untuk adik ibu”
Perawat:” B p k / I b u , a p a s a j a k e m a m p u a n y a n g d i m i l i k i a d i k i b u ?
keluarga: a d i k s a y a b i s a m e m a s a k , m e n y a p u , m e m b e r s i h k a n r u m a h
Perawat: ” di sini, adik ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapikan tempat
tidur dan menyapu, serta telah dibuatkan jadual untuk
melakukannya . untuk itu,Bapak/Ibu dapat mengingatkan adik
i b u u n t u k melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. T'olong bantu menyiapkan alat-
alatnya, ya Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian setelah dia melakukan kegiatan
tersebut agar harga dirinya meningkat.
Perawat:” Selain itu, bila adik ibu sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit,
bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan adik ibu, jika masalah harga
dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa adik ibu ke
puskesmas”
Perawat: ” Nah" bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada adik ibu”
Perawat: ” Temui adik ibu dan tanyakan kegiatan yang sudah dia
lakukan lalu b e r i k a n p u j i a n y a n g mengatakan, Bagus sekali, kamu sudah
semakin terampil merapikan tempat tidur, tempat tidurnya jadi rapi sekali”
Perawat: ” coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang.
keluarga: (memperaktekkan)
Bagus ibu”

Terminasi :
Perawat: ” Bagaimana perasaan Bapak/bu setela" percakapan kita ini?”
keluarga: saya merasa senang bisa berlatih cara merawat adik saya,)
Perawat: “ D a p a t k a h Bapak/Ibu jelaskan kembali bagaimana cara
merawat adik ibu?”
keluarga: saya bisa mengingatakan adik saya untuk melakukan kegiatan yang telah dibuat
sesuai jadwal dan memberikan pujian setelah dia melakukan kegiatan tersebut)
Perawat: “ Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik.
Perawat: “ Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan
cara memberi pujian langsung kepada adik ibu”
Perawat: “ Jam berapa Bp/Ibu bisa datang?
keluarga: kira-kira jam 10.00)
Perawat: Baik saya tunggu.
Perawat: Terimakasih, sampai jumpa”

Anda mungkin juga menyukai