0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan24 halaman
1. Harga diri rendah (HDR) terjadi ketika seseorang mengalami evaluasi negatif terhadap diri sendiri, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, perubahan peran, dan tekanan lingkungan.
2. HDR situasional terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa negatif tiba-tiba seperti operasi, kecelakaan, atau perceraian yang mengubah evaluasi positif diri sebelumnya menjadi negatif.
3
1. Harga diri rendah (HDR) terjadi ketika seseorang mengalami evaluasi negatif terhadap diri sendiri, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, perubahan peran, dan tekanan lingkungan.
2. HDR situasional terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa negatif tiba-tiba seperti operasi, kecelakaan, atau perceraian yang mengubah evaluasi positif diri sebelumnya menjadi negatif.
3
1. Harga diri rendah (HDR) terjadi ketika seseorang mengalami evaluasi negatif terhadap diri sendiri, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma, perubahan peran, dan tekanan lingkungan.
2. HDR situasional terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa negatif tiba-tiba seperti operasi, kecelakaan, atau perceraian yang mengubah evaluasi positif diri sebelumnya menjadi negatif.
3
diri negatif tentang kemampuan diri (Carpenito, 2007) HDR : penilaian individu tentang nilai personal dengan menganalisis seberapa baik perilaku seseorang ssi dg ideal diri (Stuart dan Sundeen, 2007) Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005).
HDR Situasional terjadi bila sso mengalami trauma yang tejadi secara tiba- tiba misalnya harus dioperasi, kecelakaan, cerai, putus sekolah, PHK, perasaan malu krn sesuatu terjadi, misalnya korban pemerkosaan, dituduh KKN, dipenjara secara tiba-tiba (Dalami dkk, 2009) Rentang Respon Adaptif Maladaptif Aktualisasi diri Konsep diri (+) HDR Kerancuan Identitas Depersonalisasi Aktualisasi diri Pernyataan diri tentang konsep diri positif dengan latar belakang pengalaman yang sukses & diterima Konsep diri positif Pengalaman dalam mengaktualisasi diri HDR transisi antara respon adaptif & respon maladaptif Kerancuan identitas Individu mengalami kegagalan dalam mengintegrasikan aspek-aspek psikososial pada masa anak-anak ke dalam kematangan aspek psikososial dalam kepribadian masa dewasa Depersonalisasi Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap dirinya sendiri yang berhubungan dg kecemasan, kepanikan serta tidak dp membedakan dirinya dg orang lain. 7 1. Faktor Predisposisi Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistik.
8 2. Faktor presipitasi (Pencetus) Faktor presiptasi harga diri rendah menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 : 232 233 ) adalah : 1).Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan. 2).Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. 9 Ada 3 jenis transisi peran yaitu : Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma norma budaya, nilai nilai dan tekanan untuk penyesuaian diri.
10 Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran / kematian. Transisi peran sehat - sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh : 1. Kehilangan bagian tubuh. 2. Perubahan ukuran bentuk penampilan dan fungsi tubuh. 3. Perubahan fisik berhubungan dengan tumbuh kembang normal. 4. Prosedur medis dan keperawatan.
1. Mengungkapkan rasa malu/bersalah 2. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri 3. Mengungkapkan hal-hal yang negatif tentang diri (misalnya, ketidakberdayaan dan ketidakbergunaan) 4. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif 5. Kesulitan dalam membuat keputusan
Intervensi Generalis Pada Pasien Tujuan 1. Klien mampu meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif 2. Klien mampu melakukan keterampilan positif untuk meningkatkan harga diri 3. Klien mampu melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang efektif 4. Klien mampu menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan fisik
Tindakan Keperawatan 1. Mendiskusikan harga diri rendah : penyebab, proses terjadinya masalah, tanda dan gejala dan akibat 2. Membantu pasien mengembangkan pola pikir positif 3. Membantu mengembangkan kembali harga diri positif melalui kegiatan positif
SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan kegiatan positif: 1.Bina hubungan saling percaya Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian ansietas agar proses penyembuhan lebih cepat 2. Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian ansietas
3. Bantu pasien mengenal harga diri rendah: a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya. b) Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah c) Bantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah d) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu 4. Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang lalu, kekuatan, keterbatasan serta potensi yang dimiliki 5. Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan kemampuan pemecahan masalah yang efektif 6. Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan 7. Latih satu kemampuan positif yang dimiliki 8. Latih satu kemampuan positif Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan harga diri positif
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen harga diri rendah, manfaat latihan melakukan kemampuan positif 1, melatih kemampuan positif 2
1. Pertahankan rasa percaya pasien Mengucapkan salam dan memberi motivasi Asesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan melakukan kegiatan positif 2. Membuat kontrak ulang: cara mengatasi harga diri rendah
3. Latih satu kemampuan positif ke 2 4. Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk meningkatkan harga diri 5. Tekankan kembali bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan harga diri
Intervensi Generalis Pada Keluarga a. Tujuan 1. Keluarga mampu mengenal masalah harga diri rendah pada anggota keluarganya 2. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami harga diri rendah 3. Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami harga diri rendah
b. Tindakan Keperawatan 1) Mendiskusikan kondisi pasien: keputusasaan, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat 2) Melatih keluarga merawat pasien dengan harga diri rendah 3) Melatih keluarga melakukan follow up
SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara merawat: 1. Bina hubungan saling percaya 1. Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri 2. Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan keputusasaan pasien dan cara merawat agar proses penyembuhan lebih cepat 2. Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
3. Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien: a. Menjelaskan harga diri rendah, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya b. Menjelaskan cara merawat pasien dengan harag diri rendah: menumbuhkan harga diri positif melalui melakukan kegiatan positif c. Sertakan keluarga saat melatih latihan kemampuan positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan follow up 1. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi pasien 2. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up 3. Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih kemampuan positif ke 2 4. Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu dirujuk (kondisi pengabaian diri dan perawatan dirinya) dan cara merujuk pasien