IR
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA
TANGGAL 01-APRIL-02 APRIL 2020
OLEH :
NAMA : APRIANA HIJRIATUN HASANAH
NIM : P07120317003
Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus ini telah disahkan dan disetujui oleh pembimbing lahan dan pembimbing
akademik pada :
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
A. Pengertian
Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak,
dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan (Coopersmith, 2002).
Coopersmith (2002) membagi harga diri kedalam empat aspek yaitu:
a. Kekuasaan (power)
Kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan
rasa hormat yang diterima individu dari orang lain.
b. Keberartian (significance)
Adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain.
c. Kebajikan (virtue)
Ikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
d. Kemampuan (competence)
Sukses memenuhi tuntutan prestasi.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perlakuan orang lain yang mengancam dan
hubungan interpersonal yang buruk.
Harga diri meningkat bila diperhatikan atau dicintai dan dihargai atau dibanggakan. Tingkat harga diri seseorang berada
dalam rentang tinggi sampai rendah. Harga diri tinggi atau positif ditandai dengan ansietas yang rendah, efektif dalam kelompok
dan diterima oleh orang lain. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu
beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman sedangkan individu yang memiliki harga diri rendah
melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman (Yosep, 2009).
Dalam Purba, dkk (2008), ada empat cara dalam meningkatkan harga diri yaitu:
a. Memberikan kesempatan berhasil
b. Menanamkan gagasan
c. Mendorong aspirasi
d. Membantu membentuk koping
Sementara menurut Purba, dkk (2008) gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional dan kronik. Gangguan
harga diri yang terjadi secara situasional bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi,
mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu, dirawat di
rumah sakit juga menyebabkan rendahnya harga diri seseorang diakibatkan penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat
pasien tidak nyaman, harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh, serta perlakuan petugas kesehatan yang
kurang mengharagai pasien dan keluarga. Sedangkan gangguan harga diri kronik biasanya sudah berlangsung sejak lama yang
dirasakan pasien sebelum sakit atau sebelum dirawat dan menjadi semakin meningkat saat dirawat.
Menurut Peplau dan Sulivan dalam Yosep (2009) mengatakan bahwa harga diri berkaitan dengan pengalaman interpersonal,
dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti good me, bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan
sehingga perasaan amannya tidak terpenuhi dan merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang digunakan tidak efektif
akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut Caplan, lingkungan sosial akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang
dan adanya perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress
dan menimbulkan penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.
B. Tanda dan gejala
Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis.
d. Penurunan produktivitas.
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan seseorang dengan harga diri rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan
diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara lambat
dengan nada suara lemah.
C. Penyebab
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga
serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, 2005).
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Faktor persipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan atau bentuk
tubuh, kegagalan atau produktifitas menurun.
Selain itu, faktor presipitasi dapat pula berupa:
1) Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi
2) Konflik peran Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
3) Peran yanG tidak jelasKurangnya pengetahuan individu tentang peran
4) Peran yang berlebihan Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
5) Perkembangn transisi Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
6) Situasi transisi peran Bertambah atau berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
7) Transisi peran sehat-sakit Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan
perawatan.
D. Pohon Masalah
Isolasi social
f. Diagnosa Keperawatan
G. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
Harga diri Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
1 rendah kronik Pasien memiliki pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk
konsep diri yang eskpresi wajah terapeutik : hubungan interaksi
positif bersahabat, ada kontak 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal selanjutnya.
mata, mau berjabat maupun non verbal.
Tujuan khusus: tangan, , mau menjawab 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
1. Pasien dapat salam, pasien mau duduk 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
membina berdampingan dengan panggilan yang disukai pasien.
hubungan perawat, mau 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
saling percaya mengutarakan masalah 5. Jujur dan menepati janji.
dengan yang dihadapi. 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
perawat. pasien apa adanya.
7. Beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan dasar pasien.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
2. Pasien dapat pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
mengidentifika 1. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
si aspek positif kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya,
dan dimiliki pasien. 2. Bersama pasien buat daftar tentang: reinforcement positif akan
kemampuan 2. Aspek positif keluarga. a. Aspek positif pasien, keluarga, meningkatkan harga diri
yang dimiliki. 3. Aspek positif lingkungan. pasien, dan pujian yang
lingkungan pasien. b. Kemampuan yang dimiliki pasien. realistik tidak menyebabkan
3. Beri pujian yang realistis, hindarkan pasien melakukan kegiatan
memberi penilaian negatif. hanya karena ingin
mendapatkan pujian.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
3. Pasien dapat pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
menilai kemampuan yang dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat memotivasi
kemampuan dilanjutkan pelaksanaannya. pasien untuk tetap
dilaksanakan dan
yang dimiliki 3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
mengikuti rehabilitasi
untuk mengikuti rehabilitasi penggunaannya
dilaksanakan
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 08 Desember 2014 Pasien adalah individu yang
4. Pasien dapat pasien membuat 09.00 WIB bertanggung jawab terhadap
merencanaka rencana kegiatan harian 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas dirinya sendiri, pasien perlu
n kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertindak secara realistis
sesuai dengan kemampuan pasien: dalam kehidupannya, dan
kemampuan a. Kegiatan mandiri. contoh peran yang dilihat
yang dimiliki b. Kegiatan dengan bantuan. pasien akan memotivasi
2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi pasien untuk melaksanakan
pasien. kegiatan.
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang dapat pasien lakukan.
\
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
5. Pasien dapat pasien melakukan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
melakukan kegiatan sesuai jadwal 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
kegiatan pasien. kepada pasien untuk tetap
yang dibuat
sesuai 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang
rencana pasien. biasa dilakukan
Tujuan khusus: Setelah 1 kali interaksi 1. Bantu keluarga memberikan dukungan Mendorong keluarga akan
6. Pasien dapat pasien memanfaatkan selama pasien di rawat sangat berpengaruh dalam
memanfaatka sistem pendukung yang 2. Beri pendidikan kesehatan pada mempercepat proses
n sistem keluarga tentang cara merawat pasien penyembuhan pasien dan
ada di keluarga
pendukung dengan harga diri rendah meningkatkan peran serta
yang ada. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan keluarga dalam merawat
di rumah pasien di rumah.
\
2. Isolasi sosial Tujuan Umum: 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Dengan terbinanya
1. Setelah 2x interaksi a. Beri salam setiap interaksi
Pasien dapat pasien menunjukkan b. Perkenalkan nama, nama panggilan hubungan saling percaya
berinteraksi tanda-tanda percaya perawat, dan tujuan perawat merupakan dasar untuk
dengan orang kepada atau terhadap berkenalan interaksi perawat dengan
perawat: c. Tanyakan dan panggil nama
lain. pasien dan dasar untuk
a. Wajah cerah, kesukaaan pasien
merencanakan
tersenyum d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
Tujuan Khusus: perencanakan selanjutnya.
b. Mau berkenalan janji
1. Pasien dapat
c. Ada kontak mata e. Tanyakan perasaan pasien dan
membina
d. Bersedia masalah yang dihadapi pasien
hubungan
menceritakan f. Buat kontrak interaksi yang jelas
saling percaya
perasaan 2. Dengarkan dengan penuh perhatian
\
ekspresi perasaan pasien
Tujuan khusus : Setelah 1x interaksi - Tanyakan pada pasien tentang: Diketahuinya penyebab
2. Pasien pasien dapat a. orang yang tinggal serumah atau akan dapat dihubungkan
mampu menyebutkan minimal teman sekamar pasien dengan faktor presipitasi
menyebutkan b. orang yang paling dekat dengan
satu penyebab menarik yang dialami pasien
penyebab pasien di rumah atau di ruang
diri dari:
menarik diri perawatan
1. Diri sendiri
c. Apa yang membuat pasien dekat
2. Orang lain
dengan orang tersebut
3. Lingkungan
d. Orang yang tidak dekat dengan
\
pasien di rumah atau di ruang
perawatan
e. Apa yang membuat pasien tidak
dekat dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
- Diskusikan dengan pasien penyebab
menarik diri
- Beri pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya
- Pasien Setelah 1x interaksi 1. Tanyakan pada pasien tentang: Dengan mengetahui
mampu dengan pasien dapat a. Manfaat hubungan sosial keuntungan dari berinteraksi
menyebutkan menyebutkan b. Kerugian menarik diri pasien diharapkan
keuntungan 2. Diskusikan bersama pasien tentang
keuntungan terdorong untuk berinteraksi
berhubungan manfaat berhubungan sosial dan
berhubungan sosial,
sosial dan kerugian menarik diri
misalnya:
kerugian 3. Beri pujian terhadap kamampuan pasien
1. Banyak teman
menarik diri. mengungkapkan perasaannya
2. Tidak kesepian
3. Bisa diskusi
4. Saling menolong
Dan kerugian menarik
diri, misalnya:
1. Sendiri
2. Kesepian
3. Tidak bisa diskusi
Coopersmith. 2002. The Antecedent Of Self Esteem. San Fransisco: W. H. Freeman & Company
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC
Purba, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU
Press
Townsend, M.C. 2005. Essentials of psychiatric mental health nursing 3rd edition. Philadelphia: F.A. Davis Company
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA NY.IR
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH
DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA
TANGGAL 01-APRIL-04 APRIL 2020
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. Ir (P) Tanggal Pengkajian : 01 April 2020
Umur : 30 tahun No.RM : 123456
Informan : Keluarga dan Pasien
B. ALASAN MASUK
Pasien dibawa oleh keluarganya untuk ketiga kalinya karena tampak gelisah, bicara tidak nyambung, lebih banyak mengeluh tentang
ketidakmampuannya dalam melakukan sesuatu, menyatakan diri tidak berharga, Pasien jarang keluar kamarnya,tidak mau bergaul dengan orang
lain, pasien tidak pernah mau meminum obatnnya dan kontrol ke rumah sakit.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? √ Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil √ kurang berhasil tidak berhasil
Aniaya fisik
tk 45 ir 30 - -
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 : Pasien sebelumnya pernah mengalami ganggaun jiwa dimasa lalu dan pengobatannya masih kurang
berhasil, masalah sebelumnya adalah aniaya seksual oleh tn,tk.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami pemerkosaan pada saat usia 17 tahun, pasien pernah batal menikah karena keluarga
calon suami yang tidak mau menerima riwayat pemerkosaan yang dialaminya.
D. FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/70 mmHg N : 86x/menit S : 36,3◦C P : 20x/menit
2. Ukur : TB : 159 cm BB : 50 kg
1. Genogram
Keterangan : Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: pasien
Jelaskan: Pasien adalah 3 bersaudara, saudaranya peempuan semua dan sudah menikah, pasien adalah anak terkecil dari 3 bersaudara.
Masalah Keperawatan :-
2. Konsep diri
a Gambaran diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berharga, tidak mampu melakukan sesuatu
b. Identitas : Pasien mengatakan dirumahnya tidak memilikim posisi apapun dan tidak pernh merasa puas dengan dirinya karna
merasa dirinya tidak berguna.
c. Peran : Pasien mengatakan dirinya dirumah tidak memiliki peran apapun dan tidak berarti,tidak bisa melakukan pekerjaan
apapun.
d. Ideal diri : Pasien mengatakan dia tidak mau bertemu dengan siapapun dan tidak mau meminum obatnya
e. Harga diri : Pasien mengatakan merasa malu dengan dirinya dan merasa tidak berguna.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Pasien mengatakan orang yang paling berarti dalam hidupnya adalah calon suaminya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien mengatakan dirinya tidak pernah mau keluar kamarnya apalagi berinteraksi
dengan orang banyak.
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain; pasien mengatakan tidak mau berhubungan dengan orang lain karena merasa malu degan
dirinya sendiri.
Masalah keperawatan: Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Pasien mengatakan agamanya islam tetapi tidak pernah mau melaksanakan shalat 5 waktu dan ajaran lainnya.
b. Kegiatan ibadah : -
Masalah Keperawatan :
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
2. Pembicaraan
4. Alam perasaaan
√ √
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira berlebihan
Jelaskan : pasien mengatakan merasa sedih dan putus asa pada dirinya sendiri.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
5. Afek
Jelaskan : ekspresi pasien hanya datar saja saat bercerita karna merasa malu dan tidak berguna.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
Jelaskan : selama pengkajian kontak mata dengan pasien kurang karena pasien terus menunduk saat ditanya.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
7. Persepsi
Pengecapan Penghidu
Kee
Jelaskan : Pasien tidak mengalami gangguan pada keenam indranya
Masalah Keperawatan : -
8. Proses Pikir
Jelaskan : pasien terus mengatakan bahwa dirinya kotor dan tidak berguna
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
9. Isi Pikir
Waham
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada yang ada dalam pikirannya kecuali dirinya yang kotor dan tidak berguna pasien juga tidak mengalami
waham.
Masalahk Keperawatan :
Disorientasi
waktu tempat orang
Jelaskan : Tingkat Kesadaran Pasien sadar sepenuhnya dan tidak mengalami disorientasi.
Masalah Keperawatan : -
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : Pasien terkadang tidak mampu berkontsentrasi dan terus berbicara bahwa dirinya kotor dan tidak berguna.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
1. Makan
2. BAB/BAK
Jelaskan : Pasien bisa melakukan kebutuhan sehari-harinya secara mandiri atau tanpa bantuan orang lain.
Masara Keperawatan :-
3. Mandí
4. Berpakaian/berhias
√
Tidur malam lama : …………4………s/d……5 jam……………………
6. Penggunaan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Belanja Ya √ tidak
Transportasi Ya √ tidak
Lain-lain Ya √ tidak
Jelaskan : pasien tidak pernah melakukan kegiata diluar rumah ataupun didalam rumah karna pasien hanya diam didalam kamarnya.
Masalah Keperawatan :isolasi sosial
H. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: pasien tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
√ √
Koping obat-obatan
Lainnya :
Masalah Keperawatan : kurang pengetahuan
H. Pohon Masalah
Isolasi social
Do :
- Pasien tampak gelisah dan
berbicara tidak nyambung Ketidakefektifan
- Kontak mata (-) koping individu
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
Harga diri rendah Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
1 kronik Pasien memiliki pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik merupakan dasar untuk
konsep diri yang eskpresi wajah bersahabat, : hubungan interaksi selanjutnya.
positif ada kontak mata, mau 8. Sapa pasien dengan ramah baik verbal
berjabat tangan, , mau maupun non verbal.
Tujuan khusus: menjawab salam, pasien 9. Perkenalkan diri dengan sopan.
7. Pasien dapat mau duduk berdampingan 10. Tanyakan nama lengkap dan nama
membina dengan perawat, mau panggilan yang disukai pasien.
hubungan mengutarakan masalah 11. Jelaskan tujuan pertemuan.
saling percaya yang dihadapi. 12. Jujur dan menepati janji.
dengan 13. Tunjukan sikap empati dan menerima
perawat. pasien apa adanya.
14. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan
dasar pasien.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 4. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
8. Pasien dapat pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
mengidentifik 4. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
asi aspek kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya, reinforcement
positif dan dimiliki pasien. 5. Bersama pasien buat daftar tentang: positif akan meningkatkan
kemampuan 5. Aspek positif keluarga. c. Aspek positif pasien, keluarga, harga diri pasien, dan pujian
yang dimiliki. 6. Aspek positif lingkungan. yang realistik tidak
lingkungan pasien. d. Kemampuan yang dimiliki pasien. menyebabkan pasien
6. Beri pujian yang realistis, hindarkan melakukan kegiatan hanya
memberi penilaian negatif. karena ingin mendapatkan
pujian.
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 4. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
9. Pasien dapat pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
menilai kemampuan yang dapat 5. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat memotivasi
kemampuan dilaksanakan dan dilanjutkan pelaksanaannya. pasien untuk tetap
yang dimiliki mengikuti rehabilitasi 6. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
untuk mengikuti rehabilitasi penggunaannya
dilaksanakan
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi pasien adalah individu yang
10. Pasien dapat pasien membuat rencana 4. Rencanakan bersama pasien aktivitas bertanggung jawab terhadap
merencanakan kegiatan harian yang dapat dilakukan setiap hari sesuai dirinya sendiri, pasien perlu
kegiatan kemampuan pasien: bertindak secara realistis dalam
sesuai dengan a. Kegiatan mandiri. kehidupannya, dan contoh
kemampuan b. Kegiatan dengan bantuan. peran yang dilihat pasien akan
yang dimiliki 5. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi memotivasi pasien untuk
pasien. melaksanakan kegiatan.
6. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
yang dapat pasien lakukan.
\
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 5. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
11. Pasien dapat pasien melakukan kegiatan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
melakukan sesuai jadwal yang dibuat 6. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
kegiatan pasien. kepada pasien untuk tetap
sesuai rencana 7. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang biasa
\ pasien. dilakukan
8. Diskusikan dengan pasien kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
6. Pasien Setalah 3x interaksi pasien 3. Diskusikan dengan pasien tentang Mengungkapkan perasaan akan
mampu dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial membantu pasien menilai
menjelaskan perasaannya setelah dengan: keuntungan berinteraksi
perasaannya berhubungan sosial c. Orang lain dengan orang lain.
setelah dengan: d. kelompok
berhubungan 3. Orang lain 4. Beri pujian terhadap kemampuan
sosial. 4. Kelompok pasien mengungkapkan perasaannya
7. Pasien Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan pentingnya peran serta Keterlibatan keluarga sangat
mendapat keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk mendukung terhadap proses
dukungan mempraktekan cara mengatasi perilaku menarik diri perubahan perilaku pasien.
keluarga merawat pasien menarik 2. Diskusikan potensi keluarga untuk
dalam diri dan menjelaskan membantu pasien mengatasi perilaku
memperluas tentang: menarik diri
hubungan 5. Pengertian menarik diri 3. Jelaskan pada keluarga tentang:
sosial 6. Tanda dan gejala e. Pengertian menarik diri
menarik diri f. Tanda dan gejala menarik diri
7. Penyebab dan akibat g. Penyebab dan akibat menarik diri
menarik diri h. Cara merawat pasien menarik diri
8. Cara merawat pasien 4. Latih keluarga cara merawat pasien
menarik diri menarik diri
5. Tanyakan perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang dilatihkan
6. Beri motivasi keluarga agar membantu
pasien untuk bersosialisasi
7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatnnya merawat pasien di rumah
sakit
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
P : Intervensi Dilanjutkan.
I : Intervensi 1-6
1 Selasa, 02 Harga Diri Rendah 1. Membina Hubungan S : Apriana
april 2020 saling Percaya. - pasien mengtakan dia
2. Menganjurkan pasien trauma bertemu dengan
terus melakukan kegiatan orang banyak karna
yang telah direncanakan. takut di tertawakan
3. Memantau kegiatan yang karna peristiwa yang
dilaksanakan pasien. dialamninya.
4. Mendiskusikan dengan - Pasien mengatakan
pasien kemungkinan dulu dia senang sekali
pelaksanaan kegiatan pergi jalan-jalan
setelah pulang. bersama teman-
5. Memberi pujian atas temannya dan senang
usaha yang telah sekali memasak.
dilakukan pasien. - Pasien mengatakan
nanti setelah pulang
dari rumah sakit dia
ingin bermpul dan
makan bersama orang
tua dan dua saudara
perempuannya.
O:
- Pasien tampak sudah
mau membuka diri dan
bercerita.
- Kontak mata (+)
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I : Intervensi 1,2,3 dan 5
2 Selasa, 02 Isolasi sosial 1. Membina hubungan S : Apriana
april 2020 saling percaya. - Pasien mengatakan dia
2. Menganjurkan dan mau mencoba
mengobervasi pasien berkenalan dengan
berkenalan dengan orang orang lain.
lain. - Pasien mengatakan
3. Mendiskusikan ternyata berkenalan dan
bagaimana perasaan berinteraksi dengan
pasien setelah orang lain itu sedikit
berinteraksi dengan menyenangkan.
orang lain. O:
4. Memberikan pujian atas - Pasien masih sedikit
usaha yang telah malu tapi sudah mau
dilakukan pasien. berkenalan dengan
orang lain.
- Kontak mata (+)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan.