Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

Disusun oleh :
Ayu Kamalin
4090210004

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2023
A. Definisi
Harga diri rendah kronik merupakan perasaan tidak berarti, tidak berharga, dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat penilaian yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Harga diri rendah sendiri terdiri dari dua yakni harga diri rendah
situasional dan harga diri rendah kronis.
Harga Diri Rendah Situasional Persepsi negative terhadap diri sendiri, disebabkan
oleh bergesernya penilaian diri dari yang tadinya posistif menjadi negative. Harga
Diri Rendah Kronis Perasaan yang tidak berarti, tidak berharga dan rendah diri
memanjang karena adanya penilaian negatif kemampuan diri.

B. Proses terjadinya masalah


1. Kasus (masalah utama)
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
2. Tanda dan gejala
 Hdr situasional antara lain : menyatakan rasa malu dan perasaan
bersalah, sering mengatakan dirinya jelek, mengatakan bahwa dirinya
lemah (tidak berguna), tindakan menyalahkan dirinya sendiri secara
terus menerus, sangat sulit dalam menetapkan keputusan
 Hdr kronis antara lain : bergantung pada pendapat orang lain, merasa
dirinya tidak mampu, memiliki pandangan hidup pesimis, kurang
percaya diri, ragu untuk mencoba sesuatu yang bar, nada suara lemah,
bicara lambat
3. Penyebab hdr
Faktor yang mempengaruhi harga diri yakni penolakan orang tua dan harapan
orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali dan kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan
ideal diri yang tidak realistik, stressor pencetus mungkin ditimbulkan dari
sumber internal dan eksternal, seperti : trauma fisik maupun psikis,
ketegangan peran, transisi peran situasi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian, serta transisi peran sehat
sakit sebagai transisi dari keadaan sehat dan keadaan sakit
4. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan
gangguan interaksi sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku
kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

C. Pengkajian
1. Identitas
2. Alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Fisik
5. Psikososial
6. Status memtal
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medis
12. Analisa data
13. Daftar masalah
14. Pohon masalah
15. Diagnosa keperawatan
16. Intervensi
17. Implementasi
18. Evaluasi

D. Pohon masalah
Isolasi sosial : menarik diri perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Berduka fungsional

E. Diagnosa keperawatan
Harga diri rendah situasional

F. Rencana tindakan keperawatan


Diagnosa I : Harga Diri Rendah Situasional
Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan
dengan orang lain dan lingkungan
Tujuan Khusus :
1) Klien sadar akan pentingnya harga diri positif
2) Klien dapat menaikkan harga diri dengan kemampuan postif yang masih
dimilikinya
3) Klien bisa menyelesaikan problemnya
4) Klien dapat mengetahui keterkaitan antara kesehatan fisik dengan harga diri
Tindakan keperawatan antara lain:
1) Mengupas penyebab, tanda dan gejala, serta akibat yang bisa ditimbulkan
dari masalah harga diri rendah
2) Memotivasi klien untuk bermindset positif
3) Memotivasi klien untuk meningkatkan harga diri dengan melakukan
asktivitas positif

SP I P : Menilai harga diri rendah dan berlatih dengan beraktivitas postif.

 Bangun trust : salam, perkenalan dan menyapa pasien dengan nama


kesukaan, menjelaskan maksud berkomunikasi
 Melakukan perjanjian ulang (inform consent) menetapkan dua kali
pertemuan untuk berlatih cara mengontrol cemas
 Fasilitasi klien untuk memahami masalah harga diri rendah
 Fasilitasi klien untuk mengetahui strategi koping efektif dalam
menghadapi HDR
 Menerangkan keterkaitan antara HDR dengan problem solving
 Lakukan sharing terkait potensi diri, keluarga dan lingkungan yang
mendukung
 Ajari aktivitas positif yang masih di punyai
 Ajari untuk melakukan aspek positif walaupun satu

SP II P : Mengevaluasi assessmen HDR serta mengetahui faidah berlatih hal


positif l dan berlatih hal postif 2

 .Jaga trust klien

 Lakukan reassessmen harga diri dan berlatih hal postif

 Ajarkan berlatih hal postif 2

 Penilaian efektif atau tidaknya berlatih hal positif

 Tandai kija berlatih hal positif bermanfaat dalam menaikkan harga diri

SP I K : menerangkan keadaan klien dan bagaimana cara merawatnya

 Bina trust
 Lakukan perjanjian ulang (inform consent) menetapkan dua kali
pertemuan untuk belajar merawat klien HDR
 Fasilitasi keluarga mengetahui permasalahan HDR : menerangkan tanda
dan gejala, penyebab dan akibat masalah HDR, menerangkan cara
merawat klien dengan HDR : lakukan aktivitas positif untuk menaikkan
harga diri klien, ajarkan keluarga untuk berlatih melakukan hal positif

SP II K : Penilaian terkait tugas keluarga terhadap klien, cara merawat dan


memfollow up klien
 Jaga trust, sampaikan salam, tanyakan pada keadaan klien dan tugas
keluarga selama ini
 Memperarui perjanjian : untuk berlatih cara merawat klien dan
memfollow up
 Mengajak keluarga saat sedang mengajari klien berlatih hal positif ke 2
 Perbincangkan pada keluarga bagaimana cara memfollow up klien dan
mengetahui hal terkait klien jika memerlukan rujukan

Anda mungkin juga menyukai